cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Sahafa Journal of Islamic Communication
ISSN : 26223449     EISSN : 26224313     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2021): Sahafa : Journal of Islamic Communication" : 8 Documents clear
Penerapan fungsi manajemen dalam melaksanakan konvergensi media Abdurrahman Rahman Bayhaqi
Sahafa Journal of Islamic Communication Vol 4, No 1 (2021): Sahafa : Journal of Islamic Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/sjic.v4i1.6044

Abstract

Tren usaha penyiaran radio yang semakin menurun disikapi radio Songgolangit dengan menerapkan konvergensi dalam penyiarannya. Untuk mewujudkan tujuan organisasi, penting bagi radio Songgolangit untuk melaksanakan konvergensi dengan manajemen yang tepat. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana radio Songgolangit menerapkan fungsi manajemen dalam melaksanakan konvergensi. Dengan menggunakan metode kualitatif peneliti mengumpulkan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi-fungsi manajemen telah diterapkan dalam pelaksanaan konvergensi di radio Songgolangit meski masih memiliki beberapa kelemahan.Fungsi perencanaan dilaksanakan dengan menetapkan tujuan, SDM dan metode. Pada fungsi pengorganisasian, secara formal belum ada struktur organisasi dan pembagian tugas khusus terkait konvergensi media. Selanjutnya pada fungsi pengarahan, motivasi tidak hanya dilaksanakan pimpinan pada bawahannya namun antar karyawan juga saling memotivasi, komunikasi pimpinan dilakukan melalui tatap muka dan menggunakan media sosial, pemimpin mengakui andil karyawan dengan menerima masukan-masukan, kepemimpinan dijalankan dengan menggunakan teknik penyiapan dan pematangan pengikut, teknik human relations, teknik kebutuhan, teknik menjadi teladan, teknik persuasi dan pemberian perintah, teknik penggunaan sistem komunikasi dan teknik penyediaan. Teknik human relation dan teknik persuasi merupakan teknik yang cukup sering digunakan pimpinan, sedangkan masih terdapat kelemahan pada teknik kebutuhan, teknik menjadi teladan, teknik penggunaan sistem komunikasi. Sementara itu, fungsi pengawasan yang terdiri dari efektifitas dan efisiensi belum sepenuhnya dijalankan karena radio Songgolangit belum menetapkan target-target jangka pendek terkait pelaksanaan konvergensi, belum memiliki ukuran atau indikator efektifitas dan efisiensi kerja, termasuk belum memiliki standart operational procedure (SOP) dalam melaksanakan konvergensi.  
Strategi Komunikasi Dalam Penegakan Disiplin di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 Bagus Setiawan; Mohamad Luthfi
Sahafa Journal of Islamic Communication Vol 4, No 1 (2021): Sahafa : Journal of Islamic Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/sjic.v4i1.6131

Abstract

Disiplin merupakan faktor utama eksistensi dan kemajuan Pondok Modern Darussalam Gontor di dunia pendidikan. Disiplin menjadikan segala aktifitas di Gontor berjalan sesuai dengan seharusnya. Namun, pada kenyataannya disiplin di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 mengalami penurunan yang signifikan dalam hal disiplin mulai tahun 2018 hingga 2020, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 dalam meningkatkan disiplin santri. Penelitian ini menggunakan 4 indikator untuk menyusun strategi komunikasi Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 dalam meningkatkan disimplin santri, yaitu mengenali sasaran komunikasi, pemilihan media komunikasi, tujuan pesan komunikasi, peran komunikator dalam komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang di gunakan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian ini terdiri dari 2 kategori informan, yaitu 2 staf pengasuhan santri, 2 staf bagian keamanan, 2 orang pengurus rayon bagian disiplin sebagai informan utama dan 2 santri sebagai informan pendukung. Peneliti menganalisis data dengan menggunakan model teknik analisis data lapangan miles dan huberman. Peneliti menggunakan metode triangulasi untuk menguji kredibilitas data. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi komunikasi Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 dalam meningkatkan disiplin, di lakukan melalui pengenalan terhadap komunikan dengan cara pemetaan berdasarkan latar belakang santri. Pemilihan media disesuaikan dengan tujuan pesan sehingga media yang digunakan seperti ht, buku blacklist, perkumpulan mingguan, tengko, banner, pesan yang disampaikan dalam bentuk tulisan, tulisan motivasi disiplin, pergerakan, aturan-aturan disiplin dapat disampaikan dengan baik. Penunjukan komunikator yang berperan sebagai penegak disiplin, adalah staf pengasuhan, keamanan, pengurus rayon yang dipilih berdasarkan integritas, akhlaq, dan nilai akademik yang mencukupi. Kendala pondok dalam meningkatkan disiplin adalah kurangnya kesadaran pengurus asrama sebagai figur teladan yang menegakan disiplin. Diharapkan, penelitian ini dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu komunikasi, khususnya strategi komunikasi Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 dalam meningkatkan kedisiplinan santri.
PERAN DA’I DALAM MENJAGA KELESTARIAN ALAM (Studi Kasus Penanggulangan Bencana Banjir di Desa Tempursari Kabupaten Madiun) Laily Bunga Laily Bunga Rahayu
Sahafa Journal of Islamic Communication Vol 4, No 1 (2021): Sahafa : Journal of Islamic Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/sjic.v4i1.5630

Abstract

                                                                                        AbstrakDesa Tempursari merupakan salah satu desa di kabupaten Madiun daerah rawan banjir karena pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya yang menyebabkan banjir dan pendakwah berperan untuk mengajak warga untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan ini merupakan dakwah berbasis lingkungan hidup ini sekaligus sebagai reaktualisasi dari ajaran Islam yang diwariskan, seiring dengan kompleksitasnya permasalahan lingkungan hidup dan berbagai masalah sosial. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui implementasi dakwah berbasis lingkungan hidup melalui metode dakwah persuasif dan partisipatif ini merupakan studi kasus yang menggunakan metode dekskriptif kualitatif, data yang diperoleh melalui wawancara, observasi serta dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Secara implementatif dakwah berbasis lingkungan hidup di desa Tempursari melalui dakwah bil al-Lisan dan dakwah bil al-Hal. Selanjutnya seorang pendakwah melakukan transformasi melalui dakwah interaktif dalam kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) untuk merealisasikan dalam bentuk keteladanan langsung. Dakwah partisipatif yang diurai dalam bentuk (1) Menjaga Kebersihan Lingkungan, (2) Membuat Tungku Pembakaran Sampah (3) Gerakan Peduli Lingkungan.Kata Kunci : Da'i, Dakwah, Peran Da’i, Kelestarian Alam. AbstractTempursari Village is one of the villages in Madiun district which is prone to flooding due to improper disposal of garbage which causes flooding and the role of preachers to invite residents to be more aware of the importance of protecting the environment. , along with the complexity of environmental problems and various social problems. The goal to be achieved is to determine the implementation of environment-based da'wah through persuasive and participatory da'wah methods. This is a case study using a qualitative descriptive method, the data obtained through interviews, observation and documentation. The analysis used is data reduction, data presentation, and drawing conclusions. In implementative environmental-based preaching in the village of Tempursari through preaching bil al-Lisan and preaching bil al-Hal. Furthermore, a preacher performs a transformation through interactive da'wah in Focus Group Discussion (FGD) activities to realize it in the form of direct modeling. Participatory da'wah is described in the form of (1) Maintaining Environmental Cleanliness, (2) Making Waste Burning Stoves (3) Environmental Care Movement.Keywords : Da'i, Da'wah, the Role of Da'i, Nature Conservation.
Dakwah Sebagai Model Komunikasi Gontor TV Dalam Menanamkan NIlai-Nilai Pendidikan Pesantren Mohammad Luthfi; Ilham Baheramsyah
Sahafa Journal of Islamic Communication Vol 4, No 1 (2021): Sahafa : Journal of Islamic Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/sjic.v4i1.6048

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi Gontor TV dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan pesantren. Penelitian dilaksanakan menggunakan studi deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Gontor TV dengan informan pendiri, CEO dan Kepala Bagian Produksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Verifikasi data menggunakan triangulasi metode dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi Gontor TV dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan pesantren melalui konten-konten dakwah yang tersedia di situs Youtube. Para penyiar Gontor TV adalah para asatidz dan santri yang memiliki keterampilan komunikasi. Media yang digunakan dalam menyampaikan konten dakwah adalah Youtube. Seluruh konten Gontor TV bermuatan dakwah yang dikemas dalam nilai-nilai pendidikan pesantren. Audiens Gontor TV adalah masyarakat Islam, khususnya penggelut bidang dakwah dan pendidikan. Penelitian ini memberikan kontribusi positif dalam kajian ilmu komunikasi khususnya Gontor TV dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan pesantren. Da’wah As Communication Model of Gontor TV In Instilling Islamic Boarding School ValuesAbstractThis research aims to determine the communication strategy of Gontor TV in instilling the values of Islamic boarding school education. The research was conducted using a qualitative descriptive study. The research location was conducted in Gontor TV with the founder, the CEO, and the Head of the Production Department as the informants. Data collection techniques are undertaken by observation, documentation, and interviews. Data analysis used Miles and Huberman's model, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Data verification used method and source triangulation. The results showed that the communication strategy of Gontor TV in instilling the values of Islamic boarding school education through da'wah content available on the Youtube site. The broadcasters of Gontor TV are asatidz and santri who have communication skills. The media used in delivering da'wah content is Youtube. All Gontor TV content contains da'wah which is packaged in the values of Islamic boarding school education. Gontor TV's audience is an Islamic community, especially those who work in the fields of da'wah and education. This research makes a positive contribution to the study of communication science, especially Gontor TV in instilling the values of Islamic boarding school education.
Komunikasi Interpersonal Majelis Pembimbing Koordinator Harian Terhadap Santri Dalam Menegakkan Disiplin Kepramukaan Pondok Modern Darussalam Gontor 2 Alfed Basam Wajdi; Rila Setyaningsih
Sahafa Journal of Islamic Communication Vol 4, No 1 (2021): Sahafa : Journal of Islamic Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/sjic.v4i1.6982

Abstract

            Disiplin dalam dunia pendidikan merupakan hal yang sangat penting di kembangkan pada setiap lembaga pendidikan. Termasuk dalam disiplin kepramukaan di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2. Dalam proses pengembangn disiplin diperlukan komunikasi interpersonal yang terdiri dari keterbukaan (openess), empati (empathy), sikap mendukung (supportive-ness), sikap positive (positiveness), dan kesetaraan (equality). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi interpersonal majelis pembimbing koordinator harian terhadap santri dalam menegakkan disiplin kepramukaan di Pondok Modern Darussalam Gontor 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analiysis interactive model menurut Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal antara Staff Kepramukaan dengan santri dalam pendisiplinan kepramukaan di PMDG Kampus 2 dilakukan sebagai berikut: a) Sikap keterbukaan ditunjukkan dengan penyampaian permasalahan santri dengan keseluruhan tanpa ada yang di sembunyikan, b) Sikap empati ditunjukkan dengan sikap menahan diri untuk langsung mengevaluasi, menilai, menafsirkan, dan mengkritik dan bisa merasakan apa yang sedang dirasakan komunikan, c) Sikap mendukung ditunjukkan dengan staff mabikori yang mendengarkan kepastian atau penjelasa anak terlebih dahulu tanpa langsung mengevaluasi, maka mereka berperan penting dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal tersebut, d) Sikap positif menyatakan sikap positif kepada anak didik untuk menyalurkan sifat-sifat positif dalam diri santri, e) Kesetaraan ditunjukkan dengan saling menghargai satu dama lain, dan memahami posisi amanat Staf Mabikori dalam menegakkan disiplin kepramukaan. 
Manajemen komunikasi Biro Alumni dan Kerjasama Universitas Darussalam Gontor Dalam Melaksanakan Tracer Study Syaiful Ulum; Rila Setyaningsih
Sahafa Journal of Islamic Communication Vol 4, No 1 (2021): Sahafa : Journal of Islamic Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/sjic.v4i1.6050

Abstract

 Tracer study merupakan hal yang wajib dilaksanakan oleh setiap perguruan tinggi untuk mengetahui informasi tentang lulusan. Pelaksanan tracer study dilakukan 2-3 tahun setelah lulus dari perguruan tinggi. Tracer study di Universitas Darussalam Gontor pada tahun 2014 -2017 dilaksanakan oleh masing-masing program studi dan belum pada tingkat perguruan tinggi. Pada tahun 2020 sudah dilakukan tracer study pada tingkat perguruan tinggi dan bekerjasama dengan masing-masing program studi untuk mendata lulusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis manajemen komunikasi pelaksanaan tracer study di Universitas Dasrussalam Gontor. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui tiga teknik koleksi data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, dan menyusun hipotesis kerja. Keabsahan data menggunakan triangulasi metode dan sumber Hasil penelitian menunjukan bahwa tracer study di UNIDA Gontor belum sesui dengan standar tracer study Ditjen Bemawa Ristekdikti. Mulai tahun  2020 metode pelaksanaan tracer study di UNIDA Gontor mulai disesuaikan dengan standar Ditjen Belmawa Ristekdikti. Biro Alumni UNIDA Gontor melalui Student and Alumni Development Center telah melakukan manajemen komunikasi dalam pelaksanaan tracer study meskipun belum dilaksanakan secara optimal. 1) Mendefinisikan masalah sebagai dasar dalam pelaksanaan tracer study mulai tahun 2020 yaitu tracer study yang selama ini dilakukan belum sesuai standar Ditjen Belmawa Ristekdikti. 2) Dalam merencanakan kegiatan tracer study, SADC menyusun kosioner yang bersisi tentang pertanyan-pertanyaan untuk mengetahui kondisi lulusan yang kemudian di upload dalam google form, unida Gontor sudah memiliki sistem tracer study berbasis website tetapi belum siap untuk digunakan. 3) Melakukan tindakan aksi dan berkomunikasi dilakukan melalui sosialisasi program tracer study  kepada pimpinan dan para penanggung jawab tracer study masing-masing prodi, termasuk koordinasi dengan BAAK dan PPTIK, 4) Evaluasi program sebatas pada menerima masukan-masukan  dari penanggung jawab tracer study masing-masing prodi.
COMMUNICATION STRATEGY OF LAZISWAF IN INCREASING FUNDRAISING CHARITY AT MAIN CAMPUS SIMAN buyung nugra askiya'
Sahafa Journal of Islamic Communication Vol 4, No 1 (2021): Sahafa : Journal of Islamic Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/sjic.v4i1.7510

Abstract

This study focuses on examining how LAZISWAF's in increasing fundraising charity is to attract the interest of target donors in giving charity.This research was carried out at the LAZISWAF office, Siman Central campus, the main building, 2nd floor, Siman Campus, Darussalam University (UNIDA). The research method uses a descriptive qualitative approach in the form of words, written, or oral from informants and data from LAZISWAF as a form of credibility.The results showed that LAZISWAF's communication strategy to attract target donors' interest in giving charity consisted of four indicators, namely, (1) selecting and assigning communicators; (2) determine the audience; (3) message composing techniques; (4) select media . Analyzed based on data obtained in the field using the communication formula theory of Hafied Cangara. In addition to this, LAZISWAF communicators must have the power to attract target donors at UNIDA using French and Raven theory (critical resources) which are proven to be efficient. Prospective muzakki or target donors can easily get information about the importance of paying zakat and LAZISWAF is more concerned with delivering messages with powers, including, (1) coercive power; (2) Expert power (expert power); (3) Informational Power; (4) Referent Power; and (5) Legitimate Power.
Tindak Tutur Pemimpin dalam Rapat Manajemen: Kajian Pragmatik Konsep Gender dalam Perspektif Budaya dan Bahasa Yovi - Andriani
Sahafa Journal of Islamic Communication Vol 4, No 1 (2021): Sahafa : Journal of Islamic Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/sjic.v4i1.8331

Abstract

IAbstractIn an organization the leader has an important role as an agent of change. This is also reflected in speech acts that have an intersection with culture and the use of language in conveying messages. This study aims to explain the differences in the use of language forms of speech between male and female leaders in official meetings, BKD management meetings in Banjarnegara Regency. The paradigm used is constructivist, with a qualitative approach and case study method. The informants who become the data sources are the echelon IV-II leaders in the BKD Banjarnegara Regency who occupy positions as structural officials, selected based on purposive sampling and criterion based selection. The research data is in the form of lingual units of speech acts used by female and male leaders in management meeting discourse. The technique of collecting data was by recording, listening, taking notes, observing (observation) and interviewing techniques. The analysis refers to pragmatic analysis which emphasizes means-end analysis and heuristics. The results show that culture and language cannot be separated and culture is always attached, integrated in the context of language. All cultures have a set of perceptions, behaviors, and values that are related to many things, one of which is gender roles and authority. The speeches conveyed by female leaders in management meetings tend to be expressive, sympathetic and negative, while the speeches of male leaders tend to be directive. Expressive and sympathetic speech is intended to please others because it does not address the needs of the speaker but rather the needs of the listener. Meanwhile, directive utterances tend to be confrontational and competitive and lead to the needs of speakers rather than listeners. The negative utterances spoken by female leaders tend to be in the form of questions, doubtful whether the choice of words they use is wrong or less acceptable to the listeners by using non-literal, indirect techniques. However, negative utterances at male leaders tend to get to the heart of the problem, in the form of asking something literal, rational and direct.

Page 1 of 1 | Total Record : 8