cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering)
Published by Universitas Lampung
ISSN : 2302 559X     EISSN : 2549 0818     DOI : -
Jurnal Teknik Pertanian Lampung or Journal of Agricultural Engineering (JTEP-L) is a peer-reviewed open-access journal. The journal invites scientists and engineers throughout the world to exchange and disseminate theoretical and practice-oriented researches in the whole aspect of Agricultural Enginering including but not limited to Agricultural Mechanization, Irrigation, Soil and Water Engineering, Postharvest Technology, Renewable Energy, Farm Structure, and related fields. The first issue was published in October 2012 by Department of Agricultural Engineering, Faculty of Agriculture, University of Lampung. Jurnal Teknik Pertanian Lampung has ISSN number 2302 - 559X for print edition on October 10, 2012 then 2549 - 0818 for online edition on January 10, 2017. Jurnal Teknik Pertanian Lampung is issued periodically four times a year in March, June, September, and December. Jurnal Teknik Pertanian Lampung has been indexed by Google Scholar, Crossref, Directory Open Access Journals (DOAJ), and CABI. Since Volume 5 Issue 1 (2016) Jurnal Teknik Pertanian Lampung has been accredited as SINTA 3 by Directorate General of Higher Education (DIKTI). Starting Volume 10 Issue 3 (2021) the journal received accreditation SINTA 2.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2016)" : 7 Documents clear
APLIKASI SISTEM IRIGASI BAWAH TANAH (Sub-Irrigation) DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH CAIR PABRIK KARET SIR 20 SEBAGAI AIR IRIGASI PADA PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicum Esculentum Mill) Erma Yuswari
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.578 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan menganalisis pengaruh pemanfaatan Limcakar (limbah cair karet) sebagai air irigasi pada pertumbuhan tanaman tomat dengan sistem sub-irrigation, (2) mengetahui kebutuhan air irigasi pada pertumbuhan tanaman tomat dengan sistem sub-irrigation, (3) mengetahui pada kolam yang mana air limbah masih dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman tomat dengan sub-irrigation, dan (4) merekomendasikan penggunaan Limcakar sebagai air irigasi bagi tanaman tomat pada sistem sub-irrigation. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial acak lengkap, terdiri dari 2 faktor perlakuan dengan ulangan sebanyak 3 kali. Faktor yang pertama yaitu penggunaan air biasa sebagai kontrol (K0) dan Limcakar (K) terdiri dari kolam rubber trap (K1), kolam anaerob (K2), kolam fakultatif (K3), dan kolam aerob (K4). Faktor yang kedua yaitu pemberian dosis pupuk organik (P) terdiri dari ½ dosis rekomendasi (P1) dan full dosis rekomendasi (P2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Limcakar memberikan respon yang sama dengan penggunaan air biasa dan limcakar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman, sehingga keterbatasan air irigasi dapat disuplai dengan menggunakan Limcakar. Rata-rata hasil panen terbanyak pada perlakuan kolam fakultatif dengan dosis pupuk ½ rekomendasi yaitu 1,188 kg/tanaman dan kebutuhan air irigasi pada pertumbuhan tanaman tomat sebanyak 8,49 mm/hr. Kata kunci : Limbah cair karet, Sub-irrigation, Tomat
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMBERIAN HERBISIDA TERHADAP ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI PADA FASE GENERATIF TANAMAN SINGKONG (Manihot utilissima) Nanda Catur Pamungkas
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.357 KB)

Abstract

Aliran permukaan dan erosi merupakan penyebab kerusakan tanah yang paling besar akibatnya.  Curah hujan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya aliran permukaaan dan erosi.  Jika intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah atau telah melewati titik jenuhnya, maka sebagian besar kelebihan air tersebut akan mengalir menjadi aliran permukaan dan aliran tersebut akan menyebabkan terjadinya erosi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan pemberian herbisida terhadap aliran permukaan dan erosi pada fase generatif tanaman singkong.  Penelitian ini menggunakan Rancangan faktorial 2x2, dengan menggunakan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah sistem olah tanah yaitu pengolahan tanah minimum (M) dan pengolahan tanah penuh (F).  Faktor kedua yaitu pemberian herbisida (H1) dan tanpa pemberian herbisida (H0).  Pengukuran aliran permukaan dan erosi dilakukan dengan menggunakan metode petak kecil dengan ukuran 4x4 meter.  Pengolahan tanah tidak nyata mempengaruhi aliran permukaan dan erosi.  Pemberian herbisida nyata mempengaruhi erosi yang terjadi, tetapi tidak nyata mempengaruhi aliran permukaan.  Pengolahan tanah dan pemberian herbisida tidak nyata mempengaruhi tinggi tanaman, diameter batang, dan produksi umbi singkong. Kata Kunci:  sistem olah tanah, herbisida, aliran permukaan, erosi
PENGARUH PENAMBAHAN ARANG SEKAM PADI TERHADAP SIFAT KONDUKTIVITAS HIDROLIK PIPA MORTAR Made Suwito
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.891 KB) | DOI: 10.23960/jtep-l.v5i1.%p

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai konduktivitas hidrolik jenuh (Ks) mortar arang sekam padi (ASP) sebagai sarana irigasi bawah permukaan tanah (subsurface irrigation).  Terdapat 2 perlakuan komposisi mortar ASP yaitu dengan perbandingan berbasis volume antara semen, pasir, ASP dan air masing-masing 1:3:3:5 (P1) dan 1:3:3:5,5 (P2). Mortar ASP yang dihasilkan berbentuk sislinder berlubang dengan diameter luar 10 cm, diameter dalam 7 cm dan panjang 20 cm.  Uji rembesan mortar ASP menggunakan alat berupa tabung mariot sebagai penyuplai air ke dalam mortar ASP. Pengujian rembesan dilakukan dengan menggunakan 6 taraf ketinggian (head) yaitu 0 cm (K1), 15 cm (K2), 30 cm (K3), 45 cm (K4), 60 cm (K5), 75 cm (K6). Hasil Penelitian menunjukkan nilai Ks untuk faktor perlakuan komposisi mortar P1 dan P2 masing-masing adalah 0,0035 cm/jam dan 0,0157 cm/jam.  Mortar ASP pada perlakuan P2 yang lebih efisien untuk kepentingan irigasi bawah permukaan tanah (subsurface irrigation) dikarenakan nilai Ks yang lebih tinggi dibandingkan dengan mortar pada perlakuan P1 Kata Kunci: mortar ASP, irigasi bawah permukaan tanah, konduktivitas hidrolik
PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN GLISEROLTERHADAP PERUBAHAN FISIK DAN KANDUNGAN KIMIA BUAH JAMBU BIJI VARIETAS “KRISTAL” SELAMA PENYIMPANAN Dwi Dian Novita
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.25 KB)

Abstract

Aplikasi edible coating berfungsi untuk menggantikan lapisan lilin alami pada buah yang hilang akibat penanganan pascapanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi karagenan dan gliserol dalam larutan edible coating terhadap perubahan fisik dan kandungan kimia buah jambu kristal selama penyimpanan.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial.  Faktor pertama adalah konsentrasi karagenan yang terdiri dari 5 level yaitu 1% (b/v), 1,5% (b/v), 2% (b/v), 2,5 (b/v) dan 3% (b/v).  Faktor kedua adalah konsentrasi gliserol yang terdiri dari 2 level yaitu 1% (v/v) dan 2% (v/v). Hasil analisis sidik ragam pada taraf 5% menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi karagenan dan gliserol hanya berpengaruh nyata terhadap 3 parameter yaitu susut bobot, kekerasan, dan total asam buah jambu kristal.  Perlakuan K5G2 (konsentrasi karagenan 3% dan gliserol 2%) adalah yang terbaik pada penelitian ini.  Perlakuan edible coating dapat menekan perubahan susut bobot dan kekerasan buah serta mempertahankan kandungan total asam pada buah jambu kristal selama penyimpanan. Kata kunci:  jambu kristal, edible coating, karagenan, gliserol.
PENGGUNAAN MODEL CROPWAT UNTUK MENDUGA EVAPOTRANSPIRASI STANDAR DAN PENYUSUNAN NERACA AIR TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L)Merrill) DI DUA LOKASI BERBEDA Danny Riandika Prastowo
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.085 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menduga evapotranspirasi standar (ET) untuk menyusun neraca air tanaman kedelaisebagai dasar rekomendasi jadwal tanam di wilayah Masgar dan Terbanggi Besar berdasarkan CROPWAT.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 - Januari 2015 di Jurusan Teknik Pertanian FakultasPertanian Universitas Lampung, Stasiun Klimatologi Masgar Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung dan  StasiunMeteorologi Pertanian Khusus PT. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah ProvinsiLampung. Data iklim dari wilayah Masgar dan Terbanggi Besar dianalisis dengan CROPWAT untuk menghitungevapotranspirasi standar (ETo). Nilai evapotranspirasi standar (ETo), koefisien tanaman (K) dan sifat fisik tanahdigunakan untuk menyusun neraca air tanaman kedelai dengan CROPWAT dan kemudian dibandingkan denganmetode Thornthwite and Mather. Neraca air tanaman digunakan untuk menentukan rekomendasi jadwal tanamkedelai. Rata-rata evapotranspirasi standar (ET) harian di wilayah Masgar sebesar 3,7 mm dan rata – rata bulanansebesar 111,1 mm. Sedangkan rata – rata ETooharian di wilayah Terbanggi Besar sebesar 3,4 mm dan rata – rata bulanan sebesar 102,7 mm. Jadwal tanam kedelai berdasarkan CROPWAT untuk wilayah Masgar dan TerbanggiBesar pada periode bulan Februari-April dengan masing – masing evapotranspirasi tanaman (ETcc) rata – rata sebesar 260 mm dan 223,2 mm. Rata – rata evapotranspirasi tanaman (ET) kedelai berdasarkan CROPWAT lebih rendah dari pada metode Thornthwite and Mather dalam satu periode tanam. Untuk memanfaatkan lahan, maka dapat dikombinaskian dengan komoditas lain. Di wilayah Masgar dan Terbanggi Besar dapat diterapkan pola tanam Jagung-Kedelai.
PENGARUH FRAKSI PENIPISAN (p) AIR TANAH TERSEDIA PADA BERBAGAI FASE TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L] Merr.) Anna Ditia
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.895 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi penipisan (p) air tanah tersedia pada berbagai fase tumbuh terhadap pertumbuhan dan efisiensi penggunaan air tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di dalam rumah plastik, laboratorium lapang  terpadu, Universitas Lampung pada bulan Oktober 2015 sampai dengan Januari 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan Faktorial dalam Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan, yaitu faktor I (Fraksi penipisan air tanah tersedia, p) dan faktor II (fase tumbuh, F). Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 taraf, yaitu faktor I terdiri dari P1(0,2), P2(0,4) dan P3(0,6) dari penipisan air tanah tersedia, dan faktor II terdiri dari fase vegetatif aktif (F1), fase pembungaan (F2), dan fase pembentukan polong (F3), dengan ulangan sebanyak 3 kali. Pengukuran evapotranspirasi tanaman acuan dilakukan pada fraksi penipisan 0,2 dari air tanah tersedia dengan  menggunakan tanaman rumput. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perlakuan fraksi penipisan (p) air tanah tersedia pada berbagai fase tumbuhtidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan efisiensi penggunaan air tanaman kedelai.Tanaman kedelai pada perlakuan fraksi penipisan (p) air tanah tersedia tidak mengalami cekaman air pada semua perlakuan, karena tanaman sebelum mendekati batas bawah perlakuan segera diberi irigasi dan dikembalikan ke kondisi kapasitas lapang. Produksi tertinggi  dengan nilai efisiensi penggunaan air tertinggi dicapai oleh perlakuan fraksi penipisan (0-0,2) air tanah tersedia pada perlakuan fase pembungaan (F2). Tanaman kedelai menghasilkan produksi yang tinggi pada fraksi penipisan 0,4 untuk perlakuan fase pertumbuhan aktif dan fraksi penipisan 0,2 untuk perlakuan fase pembungaan dan fase pengisian polong. Kata Kunci : fraksi penipisan, fase tumbuh, kedelai, dan efisiensi.
PENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA WARNA LAMPU NEON TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae) PADA SISTEM HIDROPONIK INDOOR Dea Gusti Dini Alhadi; Sugeng Triyono; Nugroho Haryono
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.692 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa warna lampu neon terhadap pertumbuhantanaman kailan dengan menggunakan sistem hidroponik indoor.  Penelitian ini menggunakan lima level perlakuandengan faktor tunggal yaitu satu perlakuan dilakukan di dalam greenhouse dengan penyinaran cahaya mataharialami, dan 4 perlakuan dilakukan di dalam ruang penanaman di bawah cahaya buatan dari lampu neon.  Warnalampu neon yang digunakan untuk 4 perlakuan yaitu merah, biru, kuning, dan putih.  Di dalam ruang penanamanlampu harus selalu menyala untuk menyinari tanaman tanpa masa gelap.  Setiap perlakuan terdiri dari 3 tanaman,total 15 tanaman.  Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan vegetatif dan hasil panen tanaman kailan untukperlakuan lampu neon berwarna putih lebih baik dibandingkan dengan hasil perlakuan lampu neon berwarnakuning, lampu neon berwarna biru dan lampu neon berwarna merah yang berada di dalam ruangan, tetapi masihbelum cukup optimal jika dibandingkan dengan perlakuan di greenhouse (penyinaran cahaya matahari).Kata Kunci: Warna lampu neon, sistem hidroponik dalam ruangan, kailan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7