cover
Contact Name
Rini
Contact Email
kindaietam@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kindaietam@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota banjarbaru,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi
ISSN : 25411292     EISSN : 26206927     DOI : -
Core Subject : Social,
indai Etam merupakan jurnal penelitian arkeologi yang diterbitkan oleh Balai Arkeologi Kalimantan Selatan sejak tahun 2015. Nama "Kindai Etam" berasal dari bahasa asli masyarakat Dayak Kalimantan, yaitu "kindai" yang berarti wadah dari kayu dan "etam" yang berarti kita. Secara harfiah, Kindai Etam berarti wadah kita, yang dapat dimaknai sebagai media kita bersama dalam menginformasikan hasil-hasil penelitian arkelogi.Tujuannya adalah memberikan ruang bagi peneliti arkeologi untuk mempublikasi hasil penelitiannya supaya dapat dinikmati sebagai media edukasi bagi masyarakat luas.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam" : 10 Documents clear
ARTEFAK BATU PALEOLITIK SITUS RANTAU BALAI, KALIMANTAN SELATAN: STUDI TENTANG KARAKTERISTIK DAN TEKNOLOGI PEMBUATANNYA Nia Marniati Etie Fajari
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.133 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.10

Abstract

Situs arkeologi dengan karakteristik budaya paleolitik di Kalimantan belum banyak diketahui keberadaannya. Awangbangkal yang berada di tepi aliran Sungai Riam Kanan menjadi satu-satunya situs yang diketahui memiliki ciri budaya paleolitik. Data dari Awangbangkal merupakan hasil temuan pada tahun 1939, 1958, dan 1970. Pembangunanwaduk Riam Kanan tahun 1973 telah mengubah bentanglahan dan menenggelamkan sebagian besar kawasan termasuk situs Awangbangkal. Pencarian budaya paleolitik kembali dilakukan pada tahun 2012 dengan menyusuri daerah hulu Sungai Riam Kanan di Desa Rantau Balai, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar. Survei arkeologi di lokasi tersebut menemukan sejumlah alat batu yang memiliki ciri teknologi budaya paleolitik. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tipologi alat batu paleolitik yang ditemukan di Rantau Balai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi dan tipologi alat batu di Rantau Balai. Metode penelitian dilakukan dengan klasifikasi berdasarkan parameter yang sudahditetapkan. Klasifikasi menghasilkan kelompok alat dengan ciri morfologi dan teknologi tertentu. Hal ini menjadi dasar untuk penentuan tipologi alat batu yang ditemukan di Rantau Balai.
POTENSI ARKEOLOGI PRASEJARAH DI KAWASAN KARST, KABUPATEN BALANGAN Bambang Sugiyanto
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.464 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.11

Abstract

Kabupaten Balangan mempunyai wilayah karst yang cukup potensial. Kawasan karst di Kabupaten Balangan berada pada bagian barat Pegunungan Meratus, berbatasan langsung dengan kawasan karst Kabupaten Tabalong di utara dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah di selatan. Kawasan karst ini mempunyai indikasi hunian prasejarah, sepertisitus Gua Babi dan Gua Tengkorak di Tabalong, serta Gua Pendalaman di Hulu Sungai Selatan. Letaknya yang berada di antara Tabalong dan Hulu Sungai Selatan ini yang mendasari munculnya permasalahan, yaitu bagaimanakah potensi arkeologi prasejarah di kawasan karst Kabupaten Balangan? Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan penalaran induktif. Pengumpulan data dilakukan dengan survei dan ekskavasi pada beberapa gua serta ceruk payung yang ada pada kawasan karst tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi gua-gua yang ada di wilayah Kabupaten Balangan. Hasil penelitian diharapkan menjadi pengetahuan dan informasi tentang budaya prasejarah pada kawasan karst Balangan.
PENINGGALAN TRADISI PENGUBURAN DAN BUKTI ASIMILASI BUDAYA DI MALINAU BAGIAN TIMUR Nugroho Nur Susanto
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.652 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.12

Abstract

Di bagian wilayah Malinau, aliran Sungai Sesayap disebut sebagai Sungai Malinau. Di sepanjang aliransungainya bermukim berbagai komunitas dengan kepercayaan tradisonal. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana persebaran dan relasi antarsuku di aliran Sungai Sesayap. Aspek penguburan dipilih karena mewakili bagian dari bukti permukiman sebagai bukti budaya lama, ketika daerah belum mengenal pengaruh agama baru,yaitu Kristen dan Islam. Peninggalan arkeologi tersebut menjadi bukti kuat adanya peranan sungai dalam pola perpindahan komunitas tradisional, kepercayaan dunia sakral sebelum mengenal agama baru, dan ragam budaya penguburan. Peninggalan-peninggalan tersebut menjelaskan hubungan antara artefak dengan konteks kepercayaan, dan daya dukung lingkungan sekitar dengan perubahan budayanya.
KUTA HANTAPANG, BENTENG MASYARAKAT NGAJU DI KALIMANTAN TENGAH Sunarningsih Sunarningsih
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1263.28 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.13

Abstract

Ngaju adalah salah satu penduduk asli Kalimantan yang tinggal di sepanjang sungai Barito, Kapuas, danKahayan, di Provinsi Kalimantan Tengah. Kuta adalah benteng yang dibangun untuk pertahanan selama periode pengayauan. Kuta Hantapang terletak di pemukiman tua (kaleka) masyarakat Dayak Ngaju di Desa Hantapang, Kabupaten Rungan Hulu, Kabupaten Gunungmas, Provinsi Kalimantan Tengah. Situs ini penting karena relatif lebih utuh dibandingkan denganyang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembagian ruang di dalam kuta, dan untuk mengetahui kronologinya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah survei, ekskavasi (test pit), wawancara, dan studi kepustakaan, sedangkan jenis analisis data yang dilakukan adalah analisis artefak, analisis spasial, dan analisis pertanggalan (relatif dan absolut). Hasilnya memberikan informasi tentang ragam data arkeologi yang tersedia di situs tersebut, dandeskripsi tentang pembagian ruang dalam kuta. Berdasarkan hasil duabelas kotak uji (TP I — TP XII) yang dibuka selama penelitian, dapat diketahui ukuran pagar dan bentuknya, yaitu persegi empat. Artefak yang ditemukan dapat menggambarkankegiatan penduduknya, seperti fragmen keramik asing yang terbuat dari porselen dan stoneware (kebanyakan dari Dinasti Qing dan Ming Akhir), manik-manik kaca dan batu dengan berbagai warna (kebanyakan manik-manik kaca berwarna birutua dan Indo-Pasifik) , botol kaca hijau (berbentuk bulat dan persegi), alat tulis (pensil/garip), alat logam (terutama dari besi seperti paku, pisau kecil, parang, wajan, kuningan seperti gelang dan jepit rambut), dan alat batu (batu asah). Hasil analisis absolut untuk lima sampel pilar kayu dan sampel arang menunjukkan bahwa umur tiang berasal dari kisaran 1300 s.d. 1400 M, hanya sampel arang yang menunjukkan usia termuda dari tahun 1800 Masehi. Dapat disimpulkan bahwa awal berdirinya Kuta Hantapang sekitar tahun 1300 Masehi - 1400 Masehi, dan terus dihuni sampai tahun 1800 M, bahkansampai tahun 1932 sebagai tahun tiwah (upacara kematian) yang terakhir diadakan di benteng, periode hunian yang cukup panjang.
SITUS BENTENG TATAS DI BANJARMASIN DAN CARA PELESTARIANNYA Wasita Wasita
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1449.371 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.14

Abstract

Benteng Tatas merupakan situs arkeologi dari periode kolonial. Situs ini berada di tengah Kota Banjarmasin.Secara kasat mata situs ini tidak kelihatan, karena tidak ada bekas-bekasnya di atas permukaan tanah. Akan tetapi, hasil penggalian jalan Jenderal Sudirman dalam rangka renovasi, telah menemukan bagian dari sisa-sisa benteng tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap lokasi situs beserta batas- batasnya dan nilai pentingnya sehingga diperolehalasan untuk melestarikannya. Tipe penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif diimplementasikan dengan cara memerikan temuan, menggambarkan situasi (temuan arkeologi), dan menjelaskan fenomenaobjek penelitian yang dibahas. Hal itu dilakukan untuk dapat menggambarkan seluruh temuan guna memberikan penjelasan atas data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan temuan hasil penelitian, diketahui bahwa benteng bagian depan ada ditepian Sungai Martapura. Sementara itu, berdasarkan analisis peta dengan menggunakan ArcView, benteng juga meliputi areal kompleks Masjid Sabilal Muhtadin. Berdasarkan ukurannya yang luas dan perannya yang strategis, diketahui bahwa nilai penting situs ini berkaitan dengan sejarah lokal Kalimantan dalam menanggapi hadirnya kolonial di Indonesia dan jugaberkaitan dengan sejarah perkembangan kota. Atas dasar alasan inilah maka situs Benteng Tatas perlu dilestarikan. Hasil yang demikian ini menegaskan bahwa pelestarian situs ini tidak saja bermanfaat bagi arkeologi dalam menghadirkan objek, tetapi juga penyebaran informasi beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya karena cara pelestarian yang dipilih memang memungkinkan untuk itu.
KETERBATASAN DATA DALAM PENELITIAN ARKEOLOGI: EVALUASI PADA PENELITIAN VERIFIKASI CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN BANJAR Hartatik Hartatik
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.037 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.15

Abstract

Arkeologi identik dengan budaya bendawi kuno yang terdiri atas artefak, ekofak, fitur serta bentang lahan tempat data arkeologi berada. Dalam beberapa situs, seringkali data artefaktual dan kontekstual banyak yang tidak utuh lagi atau bahkan hilang. Beberapa data arkeologi yang sudah didaftar oleh Dinas Kebudayaan dan disebut sebagai cagar budaya,ternyata tidak mempunyai bentuk fisik yang asli karena sudah dirombak total dengan bentuk, warna, dan bahan yang baru. Hal tersebut sering ditemui di lapangan, terutama pada kegiatan penelitian pengkajian (verifikasi) cagar budaya yang telahdiregister oleh Pemerintah Daerah. Berdasarkan fakta tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana cara mengatasi keterbatasan data dalam penelitian arkeologi. Bagaimanakah peran informan dan cara memperlakukan informasi yang disampaikan oleh masyarakat sekarang? Tujuan dari penulisan artikel ini adalah membuat strategi mengatasi keterbatasan data dalam penelitian arkeologi dan mengoptimalkan peran informan dan informasinya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan penalaran induktif. Data primer diperoleh dari penelitian verifikasi cagar budaya tahun 2012 dan 2013 di Kabupaten Banjar yang pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi dan wawancara, didukung dengan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu strategi dalam mengatasi keterbatasandata dengan menggunakan informan kunci, tetapi peneliti perlu memahami karakter masyarakat dan melakukan triangulasi (pengecekan data) dengan berbagai sumber tekstual.
COVER DEPAN KINDAI ETAM VOLUME 3 NOMOR 1 NOVEMBER 2017 Kindai Etam
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v3i1.27

Abstract

COVER DEPAN KINDAI ETAM VOLUME 3 NOMOR 1 NOVEMBER 2017
PREFACE KINDAI ETAM VOLUME 3 NOMOR 1 NOVEMBER 2017 Kindai Etam
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1149.099 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.28

Abstract

PREFACE KINDAI ETAM VOLUME 3 NOMOR 1 NOVEMBER 2017
APPENDIX KINDAI ETAM VOLUME 3 NOMOR 1 NOVEMBER 2017 Kindai Etam
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.6 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.29

Abstract

APPENDIX KINDAI ETAM VOLUME 3 NOMOR 1 NOVEMBER 2017
COVER BELAKANG KINDAI ETAM VOLUME 3 NOMOR 1 NOVEMBER 2017 Kindai Etam
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v3i1.30

Abstract

COVER BELAKANG KINDAI ETAM VOLUME 3 NOMOR 1 NOVEMBER 2017

Page 1 of 1 | Total Record : 10