cover
Contact Name
Rini
Contact Email
kindaietam@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kindaietam@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota banjarbaru,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi
ISSN : 25411292     EISSN : 26206927     DOI : -
Core Subject : Social,
indai Etam merupakan jurnal penelitian arkeologi yang diterbitkan oleh Balai Arkeologi Kalimantan Selatan sejak tahun 2015. Nama "Kindai Etam" berasal dari bahasa asli masyarakat Dayak Kalimantan, yaitu "kindai" yang berarti wadah dari kayu dan "etam" yang berarti kita. Secara harfiah, Kindai Etam berarti wadah kita, yang dapat dimaknai sebagai media kita bersama dalam menginformasikan hasil-hasil penelitian arkelogi.Tujuannya adalah memberikan ruang bagi peneliti arkeologi untuk mempublikasi hasil penelitiannya supaya dapat dinikmati sebagai media edukasi bagi masyarakat luas.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM" : 9 Documents clear
PEMILIHAN LOKASI PABRIK GULA GUNUNGSARI OLEH HANDELSVEREENIGING AMSTERDAM (HVA): ANALISIS KERUANGAN SALAH SATU "SISTER FACTORY" PABRIK GULA JATIROTO Abednego Andhana Prakosajaya; Hot Marangkup Tumpal Sianipar; Ayu Nur Widiyastuti
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v6i2.67

Abstract

Pabrik Gula Gunungsari merupakan pabrik gula yang didirikan oleh Handels Vereeniging Amsterdam atau HVA pada awal abad ke-20 Masehi. Pabrik gula yang dimaksudkan untuk menjadi sister factory atau pabrik pendukung dari Pabrik Gula Jatiroto ini merupakan bagian dari rangkaian rencana percobaan HVA dalam merevolusi industri gula di Hindia Belanda. Penelitian bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat kesalahan dalam bidang perencanaan pemilihan lokasi pembangunan pabrik gula yang berkaitan dengan berhentinya operasi pabrik gula ini. Metode penelitian bersifat deskriptif dengan penalaran induktif. Data yang dianalisis secara spasial diperoleh dari hasil survei arkeologi di Pabrik Gula Gunungsari dan kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan yang sangat tinggi akan besarnya modal usaha serta anggapan dapat terpenuhinya target yang terlalu ambisius menyebabkan pemilihan lokasi pembangunan pabrik menjadi suatu hal yang merugikan bagi HVA sendiri. Gunungsari Sugar Factory had been established by Handels Vereeniging Amsterdam or HVA in the early of 20th century. The factory which was intended to be a sister of the Jatiroto Sugar Factory was part of a series of HVA trial plans to revolutionize the sugar industry in the Dutch East Indies. This paper aims to analyze whether there is a failure when selecting the location of the factory related to the cessation of its own operation. This method used is descriptive with inductive reasoning. The data analized in spatial were obtained from the survey conducted at the Gunungsari Sugar Factory and literature review. The results show that high dependence on the amount of venture capital, and the assumption that ambitious targets can be achieved, have made the selection of a factory construction location become a major weakness for HVA.
FUNGSI RAGAM HIAS TEMPAYAN MARTAVAN PADA MASYARAKAT TIONGHOA JAKARTA Diyah Wara Restiyati
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v6i2.68

Abstract

Tempayan martavan merupakan warisan budaya yang merepresentasikan identitas budaya Tionghoa terutama dengan ragam hias yang digambarkan pada permukaan wadah tersebut. Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang fungsi ragam hias tempayan martavan. Apakah masyarakat Tionghoa memfungsikan tempayan martavan sesuai dengan makna nilai-nilai luhur dari ragam hiasnya? Berdasarkan dari pertanyaan tersebut, penelitian dilakukan untuk mengetahui fungsi dan makna ragam hias yang terkait dengan kepercayaan leluhur masyarakat Tionghoa di Jakarta. Penelitian mengenai tempayan martavan ini menggunakan pendekatan antropologi simbolik untuk mengetahui motif, pola, ragam hias, nilai filosofi dan fungsi martavan di dalam masyarakat Tionghoa di Jakarta. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dan pengamatan terlibat serta kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat Tionghoa di Jakarta, ragam hias ini mengandung makna nilai-nilai luhur dalam kepercayaan, yaitu Buddha, Khong Hu Cu dan Tao (disebut dengan Tridharma/Sam Kauw). Martavan as a cultural heritage represent cultural identity of Chinese, mostly with the motifs in its surface. This research problem appoint the function of ornamental variety on martavan jars. Did the Chinese put into function the martavan jars according to the meaning of the noble values of the decoration? Based on these questions, the research was conducted to determine the function and meaning of decorative styles associated with the ancestral beliefs of the Chinese community in Jakarta. This research used a symbolic anthropological approach to confirm the motives, patterns, decorations, philosophical values and functions of martavan in Chinese society in Jakarta. The data collection technique in this study used in-depth interview, observation and literature review. The results showed that in the Chinese community of Jakarta, this decoration contains the meaning of noble values in belief, namely Buddha, Confucianism and Taoism (called Tridharma/Sam Kauw).
POTENSI LINGKUNGAN SEBAGAI DAYA DUKUNG KEBERADAAN SITUS NGALAU TOMPOK SYOHIAH I, TANAH DATAR Nenggih Susilowati -; Lismawaty
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v6i2.70

Abstract

Sumber daya alam nirhayati, hayati, dan sumber air pada kawasan karst merupakan daya tarik yang mendorong manusia untuk memanfaatkan gua-gua (cave) dan ceruk-ceruk alam (rock shelter) seperti yang terdapat di Nagari Situmbuk. Keberadaan sebagian gua dan ceruk menyimpan jejak budaya manusia ketika memanfaatkannya. Sisa-sisa budaya itulah yang menjadi penanda kehidupan manusia dalam memanfaatkan lingkungan alamnya di masa lalu hingga kini. Tujuan penelitian di Ngalau Tompok Syohiah I adalah untuk menggambarkan pemanfaatan ruang gua dan kronologinya, dan mengetahui faktor-faktor lingkungan sebagai pendukung keberadaan situs tersebut. Metode penelitian bersifat eksploratif – deskriptif menggunakan alur penalaran induktif (khusus ke umum) dengan melakukan survei dan ekskavasi. Hasil penelitian arkeologi dan geologi di Ngalau Tompok Syohiah I menjelaskan pemanfaatan ruang gua oleh manusia yang menghuni sementara di gua itu pada sekitar abad ke-16 hingga abad ke-20 M. Perlakuan meratakan bagian permukaan tanah di dalam ruangan ditunjukkan oleh stratigrafi pada kotak-kotak ekskavasi yang menggambarkan bahwa kondisi awalnya miring ke arah utara. Perlakuan istimewa pada stalagmit, hingga membuat makam semu, serta simbol-simbol yang digambarkan pada dinding gua dikaitkan dengan religi lama yang berlatar belakang pada kegiatan pertanian, hingga kegiatan lainnya. Aktivitas tersebut sangat didukung oleh kondisi lingkungan yang dekat dengan sumber air, dan lahan yang subur. Natural resources, including water sources in the karst area attract and encourage human to take advantages of caves and rock shelters such as those found in Nagari Situmbuk. Some caves and niches have kept the traces of human culture during their inhabitation. Those cultural remnants are the mark of human life in utilizing their natural environment from the past to the present. The purpose research at Ngalau Tompok Syohiah I is to describe the cave space used and its chronology, and to determine the environmental factors that support the site's existence. The research method is exploratory-descriptive using inductive reasoning lines (specific to the general) by conducting surveys and excavations. The results of archaeological and geological research in Ngalau Tompok Syohiah I explained the use of cave space by humans who had temporarily inhabited around the 16th to the 20th centuries. The treatment of flattening the soil surface in the room showed by the stratigraphy of the excavation boxes depicts the initial condition was tilted to the north. The special treatment of stalagmites, the creation of fake tombs, and the symbols depicted on the cave walls are associated with old religions with a background of agricultural activities and other activities. These activities were strongly supported by environmental conditions that are close to water sources and fertile land.
PENEMUAN ROCK ART BARU DI KAWASAN KARST DESA REJOSARI, KECAMATAN MANTEWE, KABUPATEN TANAH BUMBU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Bambang Sugiyanto
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v6i2.71

Abstract

>Kawasan karst di Desa Rejosari, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, merupakan bagian dari gugusan karst Mantewe yang membentang luas. Penelitian arkeologi prasejarah pada kawasan karst ini sudah dimulai sejak tahun 2008, di wilayah Desa Mantewe, Desa Bulurejo, Desa Dukuhrejo, dan Desa Rejosari. Potensi budaya prasejarah yang ada pada kawasan karst Mantewe, sangat bagus, seperti situs Gua Sugung (Desa Mantewe), Gua Payung (Desa Bulurejo), dan Gua Bangkai (Desa Dukuhrejo), serta gambar cadas dengan warna hitam pada beberapa gua dan ceruk terutama pada kawasan karst Desa Dukuhrejo. Permasalahan dalam penenelitian ini adalah apakah budaya rock art itu juga ada pada kawasan karst di Desa Rejosari. Metode survei dan ekskavasi dilakukan dalam proses pengumpulan data. Hasil penelitian memperlihatkan adanya kekayaan lukisan dinding gua di Rejosari, yang dapat digunakan untuk melengkapi data arkeologi prasejarah yang ada pada kawasan karst Mantewe secara umum, termasuk budaya rock art yang ada di dalamnya. The karst area in Rejosari Village, Mantewe District, Tanah Bumbu Regency, South Kalimantan Province, is the stretches out wide part of Mantewe karst cluster. Prehistoric archaeological researches on this karst area have been conducted since 2008, starting from the karst area of Mantewe Village, Bulurejo Village, Dukuhrejo Village, and in 2018 was entering Rejosari Village area. The potential of prehistoric culture in the karst is remarkable, such as the existences of Sugung Cave (Mantewe Village), Payung Cave (Bulurejo Village), and Bangkai Cave (Dukuhrejo Village), and also the black of rock art or rock drawings in some caves and niches, especially in Dukuhrejo Village. An interesting issue is filed in this research is whether the rock art culture also exists in Rejosari Village. The method of survey and excavation were used for collecting data in Rejosari karst area. The results suggest that rock art at Rejosari are treasure, that can be complement the existing prehistoric archaeological data in the Mantewe karst area in general, including the rock art culture that exists therein.
DUA PENINGGALAN ARKEOLOGI DI KABUPATEN BULUNGAN: TELAAH MATERIALISME DAN UNSUR ENIGMA Nugroho Nur Susanto
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v6i2.77

Abstract

Mengaitkan tinggalan arkeologi dengan humanisme bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi menyadari bahwa arkeologi dekat dan bagian dari humanisme adalah suatu keniscayaan. Ada dua peninggalan arkeologi yang memiliki kesamaan yaitu dikenal kerena memiliki cerita yang bercampur dengan mitos, kepercayaan yang tak masuk akal atau dikenal dengan istilah misterius atau enigma. Peninggalan itu adalah batu tegak Lahaibara di Sungai Kayan, dan peninggalan Makam Syeh Maulana Maghribi di Sungai Pimping. Secara administratif kedua peninggalan arkeologi tersebut terletak di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Melalui metode observasi dan berpikir kontemplasi filsafat perennial digunakan untuk menjelaskan kemisteriusan atau enigma dari peninggalan-peninggalan tersebut. Pesan humanis yang bisa diperoleh bersifat hakiki menyangkut kearifan yang diperlukan dalam menjalankan hidup yang menjadi hakekat dari seluruh agama-agama dan tradisi–tradisi besar spiritualitas manusia. Peninggalan arkeologi ini perlu dihadirkan dalam rangka mengupas aspek meterialismenya dan berusaha mengulik aspek didaktiknya. Spiritualisme tampaknya dapat menyatu dengan material peningalan arkeologi. Associating archaeological remains with humanism is not an easy matter, realizing how close archeology is as the part of humanism, however, is a necessity. There are two archaeological relics that have something in common, known for having stories mixed with myths, an absurd beliefs or known as mysterious or enigmatic terms. The relics are Lahaibara upright stone in Kayan River, and tomb of Syeh Maulana Maghribi in Pimping River. Administratively, those archaeological remains are located in Bulungan Regency, North Kalimantan Province. The method of observation and contemplative thinking of perennial philosophical were used to illustrate the mysterious or enigmatic terms of the relics. The humanist message that can be obtained is essential regarding the wisdom needed in living a life which is the essence of all major religions and traditions of human spirituality. These archaeological heritages need to be presented in order to explore its materialistic and didactic aspects. Spiritualism seems to be able to unite with archaeological remains.
SAMPUL DEPAN KINDAI ETAM VOLUME 6 NOMOR 2 NOVEMBER 2020 KINDAI ETAM
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SAMPUL DEPAN KINDAI ETAM VOLUME 6 NOMOR 2 NOVEMBER 2020
PREFACE KINDAI ETAM VOLUME 6 NOMOR 2 NOVEMBER 2020 KINDAI ETAM
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PREFACE KINDAI ETAM VOLUME 6 NOMOR 2 NOVEMBER 2020
APPENDIX KINDAI ETAM VOLUME 6 NOMOR 2 NOVEMBER 2020 KINDAI ETAM
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

APPENDIX KINDAI ETAM VOLUME 6 NOMOR 2 NOVEMBER 2020
SAMPUL BELAKANG KINDAI ETAM VOLUME 6 NOMOR 2 NOVEMBER 2020 KINDAI ETAM
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SAMPUL BELAKANG KINDAI ETAM VOLUME 6 NOMOR 2 NOVEMBER 2020

Page 1 of 1 | Total Record : 9