cover
Contact Name
M. Syukri Ismail
Contact Email
msyukri_ismail@staiyasnibungo.ac.id
Phone
+6282278916431
Journal Mail Official
jurnalnurelislam@gmail.com
Editorial Address
Jl. Lintas Sumatera KM.04 Sungai Binjai Kec. Bathin III Kab. Bungo Provinsi Jambi Kode Pos 37211
Location
Kab. bungo,
Jambi
INDONESIA
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan
ISSN : 23377828     EISSN : 25276263     DOI : -
NUR EL-ISLAM Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan the journal is published by Institut Agama Islam Yasni Bungo Jambi Indonesia. It’s dedicated for the publication of scientific articles in Islamic Education, Islamic Economics and Religious Studies. The languages used in this journal are Indonesia, English and Arabic. This journal is published twice a year, April and October in printed and online version. The editors receive scientific articles of academics, lecturers, and researchers who have never been published by other Journals.
Articles 434 Documents
Kajian Filosofis atas Hak Asasi Alam Semesta (HAAS) dan Hak Asasi Manusia (HAM): Telaah Konsep Tafsir Terma Al-'Alamin's dalam Al-Qur'an
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol. 10 No. 2 (2023): (Oktober 2023)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v10i2.561

Abstract

This paper is intended to explore the holistic philosophy of al-ʿalamin in al-Qur’an as the basis for Universal Rights, Hak Asasi Alam Semesta (HAAS) for the lack of comprehensiveness of Human Rights, Hak Asasi Manusia (HAM) which tends to be anthropocentric-materialistic-secularistic. This research is a qualitative research that relies on the literature review method. The analytical tool used in this research is the Hermeneutical-philosophical paradigm of human rights and international law contained in the concept of al-ʿalamin. Al-ʿalamin, God Sustainer of Humans, has been, is, will always be translated and interpreted, with the embodiment in the form of HAM. Not only human rights, it also needs to be conceptualized and implemented in the discourse of HAAS, God is the Custodian of the Universe. HAM does not necessitate human religiosity. It is just the fulfillment of human rights to one creature, named human. HAI, in addition to fulfilling human rights religiously and spiritually, is also primarily a blessing for the universe, including the fulfillment of human rights for all forms of natural resources, such as plants, animals, jinn, earth, planets, galaxies and so on. Therefore, the five main things that make up maqashid al-shari'ah, namely protecting religion, soul, lineage, property and mind, which have an anthropocentric tendency, become more holistic when fulfilled by protecting the universe, hifz al-ʿalamin.
Kesiapan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol. 10 No. 2 (2023): (Oktober 2023)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v10i2.562

Abstract

Modul ajar merupakan alat yang digunakan dalam menerapkan kurikulum merdeka. Guru Pendidikan Agama Islam dituntut harus mampu menyusun dan mengembangkan modul ajar dengan baik. Proses pembelajaran yang tidak merencanakan modul ajar dengan baik sudah dapat dipastikan penyampaian konten kepada siswa tidak sistematis, sehingga pembelajaran terjadi tidak seimbang antara guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesiapan guru Pendidikan Agama Islam dalam Menyusun modul ajar pada pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian kepustakaan dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengeksplor data melalui review literature, membaca, mengkaji, menncatat dari berbagai sumber seperti jurnal, artikel, buku yang relevan dengan modul ajar. Adapun teknik analisis data yang digunakan content analysis. Temuan pada penelitian ini Kesiapan guru PAI dalam menyusun modul ajar kurikulum merdeka sudah cukup siap, hal yang dilakukan guru dalam menyusun modul ajar diantaranya menganalisis kondisi dan kebutuhan guru dan siswa Kemudian guru harus mengidentifikasi dan menentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila, menentukan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menyusun Modul Ajar berdasarkan komponen yang tersedia kemudian melakukan evaluasi mengenai efektivitas modul ajat yang digunakan sekaligus menentukan tindak lanjut pada pembelajaran berikutnya. Sekolah atau madrasah selaku pemangku kebijakan serta pelaksana dalam proses pembelajaran sehingga harus menfasilitasi kepada guru PAI untuk melakukan bimtek atau pelatihan berkala yang diadakan oleh kementerian agama maupun dari dinas luar serta guru melakukan belajar mandiri terkait kurikulum merdeka melalui beberapa platform yang sudah disediakan.
Analisis Konsep Manajemen Kurikulum Merdeka Belajar untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol. 10 No. 2 (2023): (Oktober 2023)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v10i2.564

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk bertahan hidup agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman yang begitu pesat. Pendidikan yang ada di Indonesia tercantum pada UU No. 20 Tahun 2003. Supaya tercapainya suatu tujuan pendidikan, dibutuhkan kurikulum yang mempermudah proses pendidikan degan demikian tujuan penelitian ini untuk menganalisis pelaksanaan konsep manajemen kurikulum merdeka belajar di Madrasah Ibtidaiyah. Metode yang digunakan penelitian studi literatur, penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sumber data dalam penulisan ini menggunakan sumber data sekunder yaitu Artikel, Jurnal, dan Buku. Dalam penulisan ini sumber tertulis berdasarkan dokumen yang ada berupa dokumen-dokumen atau data yang berkaitan dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Hasil penelitian ini adalah Kebijakan kurikulum merdeka belajar sebagai strategi peningkatan mutu di Madrasah Ibtidaiyah dan tingkat sekolah lainnya, pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses pembelajaran, partisipasi guru, kepemimpinan kepala sekolah dan pengelolaan program pendidikan, dapat menciptakan pendidikan bermutu yang mampu menjawab berbagai tantangan. Kebutuhan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan zaman, teknologi dan perubahan kehidupan, maka pendidikan harus berlangsung secara berorientasi, terstruktur, terencana, dan berkelanjutan untuk menciptakan generasi lulusan terbaik dengan mutu pendidikan yang terjamin. Pembentukan kemandirian berpikir siswa adalah ide di balik kurikulum merdeka belajar. Guru menentukan kebebasan berpikir. Dengan demikian, guru memainkan peran penting dalam mendorong keberhasilan pendidikan.
Asafa dalam Al-Qur’an (Kajian Semantik Toshihiko Izutsu)
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol. 10 No. 2 (2023): (Oktober 2023)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v10i2.570

Abstract

Terdapat banyak istilah dalam Al-Qur’an sebagai media mengungkapan pesan yang terkandung di dalamnya diantaranya adalah kata asafa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsep kata asafa yang terdapat dalam Al-Qur’an berdasarkan tinjauan semantik Toshihiko Izutsu. Penellitian inli menggulnkan metode libralry research dengan deskriptif-analitlis kemudian dianalisis menggunakan teori semantik Tosihiko Izutsu. Adaplun langkah yang dilakukan yaitu melnentukan kata kunlci, mencari makna dasar daln makna relasional yang meliputi analisis sintagmaltik dan paradigmatik. Kemludian mencari makna sinkronik dlan diakronik yang meliputi, pra Qur’anik, era Qlur’anik dan post Qur’anik, lalngkah terakhir menentukan weltansclhouung. Denlgan langkah-langkah tersebut malka didapatkan bahwla makna kata asafa dan derivasinya menyatakan beberapa hasil yaitu, kata asafa daln derevasinya diselbutkan sebanyak 5 kali yang tersebar dalam 5 surah dengan 4 bentuk kata yakni , آَسَفُو, أَسِفًا, أَسَفًا, dan يَٰٓأَسَفَىٰ . Jika dilihat dari diakroniknya, kata asafa pada masa pra Qur’anik bermakna kesedihan hati, dan masa Qur’aniknya kata asafa mempunyai makna amarah dan kesedihan, sampai saat ini para mufasir memaknai asafa dengan persaan sedih yang bercampur amarah. Weltanschouung penggunaan kata asafa dalam Al-Qur’an disebabkan : 1) Perilaku orang kafir, 2) kehilangan.