cover
Contact Name
Nurjazuli
Contact Email
nurjazulifkmundip@gmail.com
Phone
+6282133023107
Journal Mail Official
jkli@live.undip.ac.id
Editorial Address
Faculty of Public Health, Diponegoro University Jl. Prof. Soedarto, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Central Java, Indonesia 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Lingkungan indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124939     EISSN : 25027085     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (JKLI, p-ISSN: 1412-4939, e-ISSN:2502-7085, http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli) provides a forum for publishing the original research articles related to: Environmental Health Environmental Epidemiology Environmental Health Risk Assessment Environmental Health Technology Environmental-Based Diseases Environmental Toxicology Water and Sanitation Waste Management Pesticides Exposure Vector Control Food Safety
Articles 358 Documents
Penerapan Strategi Pemeliharaan Eliminasi Malaria Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Wahyudi Wahyudi; Mursid Raharjo; Sulistiyani Sulistiyani; Nurjazuli Nurjazuli; Suwito Suwito
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 23, No 1 (2024): Februari 2024 ( Issue in Progress)
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.23.1.10-18

Abstract

Latar belakang: Daerah yang sudah mencapai eliminasi malaria harus melakukan fase pemeliharaan untuk mempertahankan kasus tetap nol. Sebagai daerah wisata dan ibu kota, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memiliki mobilitas dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Daerah reseptif malaria yang masih ditemukan jentik nyamuk Anopheles spp. serta masih adanya kasus impor sangat berisiko terjadinya penularan kembali.Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari–Maret 2023 di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Informan berjumlah 15 orang yang dipilih langsung oleh peneliti dengan metode snowball sampling. Data penelitian disajikan dalam bentuk teks, tabel dan gambar yang diperoleh dari hasil observasi di lapangan.Hasil: Penerapan vektor terpadu di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu menunjukkan penguatan komitmen pemangku kepentingan dilakukan dengan komunikasi, advokasi, motivasi, dan sosialisasi pada masyarakat oleh pemerintah setempat. Penguatan kebijakan tertuang pada SK Bupati terbaru nomor 174 tahun 2023 dan keputusan Gubernur DKI jakarta Nomor 395 Tahun 2022. Penguatan surveilans dilakukan dengan deteksi dini, PE, pengobatan, pemantauan, survey kontak dan pemeriksaan laboratorium. Surveilans migrasi dilakukan dengan pendataan kepada nelayan. Surveilans faktor risiko dilakukan dengan penemuan daerah reseptif berdasarkan keberadaan jentik, pemantauan lingkungan dan perilaku masyarakat. Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan merupakan daerah reseptif malaria. Partisipasi masyarakat yang masih tinggi dalam mengikuti kerja bakti kebersihan lingkungan. Jejaring kemitraan perlu ditingkatkan. Koordinasi dilakukan apabila ditemukan masalah yang bersangkutan dengan dinas terkait. survei migrasi hanya difokuskan pada nelayan dan belum pada wisatawan yang datang.Simpulan: Aktualisasi strategi pemeliharaan eliminasi malaria di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu  belum maksimal. ABSTRACTTitle: Implementation of a malaria elimination maintenance strategy in Thousand Islands Administrative DistrictBackground: Regions that have achieved malaria elimination must carry out a maintenance phase to keep cases at zero. As a tourist area and capital city, the Thousand Islands Administration Regency has a fairly high mobility and population density. Malaria receptive areas that are still found by Anopheles mosquito larvae and imported cases are still at risk of retransmission.Method: This study was conducted in January–March 2023 in Thousand Island District, DKI Jakarta. This study used descriptive qualitative method. Data collection was conducted by in-depth interviews. The informants numbered 15 people who were directly selected by the researcher with snowball sampling method. The study data were presented in the form of text, tables and figures obtained from observations in the fieldResult: The implementation of integrated vectors in the Thousand Islands Administration District shows that strengthening stakeholder commitment is carried out by communication, advocacy, motivation, and socialization to the community by the local government. Policy strengthening is contained in the latest Regent Decree Number 174 of 2023 and DKI Jakarta Governor Decree Number 395 of 2022. Strengthening surveillance is carried out by early detection, PE, treatment, monitoring, contact surveys and laboratory tests. Migration surveillance is carried out by collecting data on fishermen. Risk factor surveillance is carried out by finding receptive areas based on the presence of larvae, environmental monitoring and community behavior. South Thousand Islands District is a malaria receptive area. Community participation is still high in participating in environmental hygiene service work. The partnership network needs to be improved. Coordination is carried out if problems are found related to related agencies. The migration survey is only focused on fishermen and not yet on incoming tourists.Conclusion: The actualization of the malaria elimination maintenance strategy in the Thousand Island Administrative District has not been maximized.
Rekayasa Pengolahan Air Limbah Domestik Dengan Metode Kombinasi Filtrasi Untuk Menurunkan Tingkat Polutan Air Rafida Faradila; Haryono Setiyo Huboyo; Abdul Syakur
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 22, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.22.3.342-350

Abstract

Latar Belakang: Jumlah limbah cair meningkat sebagai akibat dari meningkatnya aktivitas manusia di rumah-rumah. Sumber limbah cair rumah tangga adalah organik, khususnya dari sisa-sisa makanan dan deterjen dengan tingkat Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan total padatan tersuspensi fosfor (TSS) yang tinggi, yang mengganggu kehidupan di saluran air yang membutuhkan oksigen. Tujuan dari media filter pada unit filtrasi adalah untuk menghilangkan kontaminan dari air sehingga air keluaran dapat memenuhi persyaratan Permen LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan Rekayasa pengolahan air limbah domestik dengan metode filtrasi untuk menurunkan tingkat polutan, dimana polutan tersebut dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit seperti tifus, kolera, hepatitis dan penyakit lainnya.Metode: Penelitian ini dilakukan untuk mengolah air limbah domestik dengan parameter penurunan kadar polutan air yakni COD, BOD, TSS, pH, Amonia, Minyak Lemak, serta Total Coliform, selain untuk mengolah air limbah domestik penelitian ini juga untuk mengetahui berapa tingkat efisiensi penurunan polutan air limbah dengan menggunakan metode filtrasi. Penelitian ini dilakukan dengan variabel tetap polutan air limbah 15 L dan sumber air limbah yaitu selokan sekitar Kost Dua Putri, jln. Tunjungsari II, Tembalang, Semarang. Variabel berubahnya adalah kombinasi filtrasi. Dari penelitian ini dapat dilihat pengaruh kombinasi filtrasi terhadap penurunan kadar polutan air limbah domestik.Hasil: Hasil penyisihan terbaik konsentrasi TSS, pH, BOD, COD, Ammonia, Miyak Lemak dan Total Coliform dengan metode filtrasi variasi media filter yakni terdapat pada wadah 3 dengan efisiensi penyisihan TSS 0,89%, BOD 69,11%, COD 87%, Ammonia 18,35%, Minyak Lemak 95,16%, Total Coliform 0, dan pH naik menjadi 21,08%Simpulan: Hasil penelitian dan analisa data dapat diperoleh kesimpulan diantaranya proses filtrasi efektif untuk menurunkan polutan air limbah diantaranya, TSS 0,89%, BOD 69,11%, COD 87,24%, Amonia 18,35%, Minyak dan Lemak 95,16%, kenaikan pH mencapai 21,08%. ABSTRACTTitle: Engineering Domestic Wastewater Treatment with Filtration Combination Method to Lower Water Pollutant LevelsBackground: The amount of liquid waste is increasing as a result of increased human activities in homes. The source of household liquid waste is organic, particularly from food scraps and detergents with high levels of Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), and total phosphorus suspended solids (TSS), which disrupt life in waterways that require oxygen. The purpose of the filter media in the filtration unit is to remove contaminants from the water so that the output water can meet the requirements of Permen LHK No. 68 of 2016 concerning Domestic Wastewater Quality Standards. Therefore, in this study, domestic wastewater treatment engineering was carried out using the filtration method to reduce the level of pollutants, where these pollutants can pollute the environment and cause diseases such as typhoid, cholera, hepatitis and other diseases.Methods: This research was conducted to treat domestic wastewater with the parameters of reducing water pollutant levels namely COD, BOD, TSS, pH, Ammonia, Fatty Oil, and Total Coliform, in addition to treating domestic wastewater this research was also to find out what the efficiency level of pollutant reduction was waste water using the filtration method. This research was conducted with a fixed variable of 15 L of wastewater pollutant and the source of the wastewater, namely the ditches around the Dua Putri boarding house, jln. Tunjungsari II, Tembalang, Semarang. The changing variable is the filtration combination. From this study it can be seen the effect of the combination of filtration on reducing pollutant levels of domestic wastewater.Results: The best removal results for concentrations of TSS, pH, BOD, COD, Ammonia, Fatty Oil and Total Coliform with the filter media variation filtration method were found in container 3 with TSS removal efficiency of 0.89%, BOD 69.11%, COD 87% , Ammonia 18.35%, Fatty Oil 95.16%, Total Coliform 0, and pH increased to 21.08%Conclusion: The results of research and data analysis can be obtained conclusions including the filtration process is effective for reducing wastewater pollutants including, TSS 0.89%, BOD 69.11%, COD 87.24%, Ammonia 18.35%, Oil and Fat 95.16%, pH increase reached 21.08%.
Strategi Administrasi dan Lingkungan Pengelolaan Limbah Medis Berdasarkan Kinerja Petugas di Puskesmas Kabupaten Jember Nur Malika Jamil; Ari Tri Wanodyo Handayani; Dewi Junita Koesoemawati
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 23, No 1 (2024): Februari 2024 ( Issue in Progress)
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.23.1.41-49

Abstract

Latar Belakang: Hasil survei dan data Dinas Kesehatan tahun 2021 menyatakan bahwa Puskesmas Kabupaten Jember memiliki perawatan rawat inap yang dapat menghasilkan timbulan limbah sebanyak 15-70,5kg setiap minggu. Pengelolaan limbah medis di Puskesmas Kabupaten Jember masih belum memenuhi standar mulai dari pemilahan hingga penyimpanan di tempat penampungan sementara. Permasalahan yang ditemukan, masih terdapat petugas Puskesmas yang membuang limbah medis tidak sesuai fungsinya, pengangkutan limbah medis tidak dilakukan 1x24 jam dan penyimpanan limbah medis di TPS lebih dari 2x24 jam. Pengelolaan limbah apabila tidak dilakukan dengan optimal dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama infeksi nosokomial. Pengelolaan limbah padat di Puskesmas harus dilakukan dengan benar, efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi, sehingga perlu adanya strategi dalam pengelolaan limbah medis di Puskesmas.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian  analitik observasional dengan  desain  rancang cross sectional di 11 Puskesmas Kabupaten Jember. Populasi dan sampel sebanyak 90 responden yaitu petugas kebersihan, dokter, bidan, perwat, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian (TTK), dengan mengamati variabel bebas sumber daya, kepemimpinan, struktur, design pekerjaan, imbalan dan variabel terikat yaitu pengelolaan limbah medis. Data  hasil  kuesioner dianalisis menggunakan uji Rank Spearman’s dan dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasil: Hasil analisis administrasi diketahui perlu adanya peningakatan pemanfaatan struktur organisasi mandiri, meningkatkan dan mengoptimalkan penambahan anggaran sarana dan prasarana, implementasi Dinas kesehatan membuat MOU dengan pihak ke 3 terkait pengelolaan limbah medis untuk wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Jember. Hasil strategi lingkungan perlu adanya promosi peningkatan kinerja petugas guna meningkatkan PHBS lingkungan, Puskesmas memaksimalkan penyimpanan limbah medis guna meningkatkan kualitas penyimpanan dan mendesain ulang tempat penyimpanan sementara limbah medis.Simpulan: Sumber daya, kepemimpinan, desain pekerjaan dan struktur berhubungan dengan pengelolaan limbah medis sedangkan, imbalan tidak berhubungan dengan pengelolaan limbah medis. sumber daya, kepemimpinan, desain pekerjaan, struktur organisasi dan imbalan berperan penting dalam peningkatan kinerja pengelolaan limbah medis di Puskesmas Kabupaten Jember. ABSTRACT Title: Administrative and Environmental Strategy for Medical Waste Management Based on the Performance of Jember District Health Center OfficersBackground: Survey results and data from the Health Office in 2021 stated that the Jember Regency Health Center has inpatient care which can produce waste generation of 15-70.5kg every week. Medical waste management at the Jember Regency Health Center still does not meet the standards starting from sorting to storage in temporary shelters. Problems found, there are still health center officers who dispose of medical waste not according to its function, transportation of medical waste is not carried out 1x24 hours and storage of medical waste in TPS for more than 2x24 hours. Waste management if not done optimally can cause various diseases, especially nosocomial infections. Solid waste management at the health center must be carried out correctly, effectively and meet sanitation requirements, so it is necessary to have a strategy in managing medical waste at the health center.Method: This study is a quantitative study. Type of observational analytic research with cross sectional design in 11 health centers in Jember Regency. The population and sample were 90 respondents, namely janitors, doctors, midwives, nurses, pharmacists and pharmaceutical technical personnel (TTK), by observing the independent variables of resources, leadership, structure, job design, rewards and the dependent variable, namely medical waste management. The data from the questionnaire was analyzed using Spearman's Rank test and analyzed using SWOT analysis.Result: The results of the administrative analysis showed that it is necessary to increase the utilization of an independent organizational structure, improve and optimize the additional budget for facilities and infrastructure, implement the health office to make an MOU with a third party related to medical waste management for the Jember Regency Puskesmas work area. The results of the environmental strategy need to promote increased officer performance to improve environmental PHBS, Puskesmas maximize medical waste storage to improve storage quality and redesign temporary storage of medical waste.Conclusion: Resources, leadership, job design and structure are related to medical waste management whereas, rewards are not related to medical waste management. resources, leadership, job design, organizational structure and rewards play an important role in improving the performance of medical waste management in the Puskesmas of Jember Regency.
Prevalensi dan Faktor Risiko Infeksi TB Laten pada Anggota Keluarga Kontak Serumah dengan Pasien TB Aktif Karbito Karbito; Siti Maisaroh
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 22, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.22.3.351-358

Abstract

Latar belakang : Menurut WHO, seperempat penduduk dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M.tb), 10% akan berkembang menjadi TB aktif, dan 90% dalam bentuk infeksi TB laten. Sekitar 5-10% infeksi TB laten akan berkembang menjadi TB aktif. Anggota keluarga kontak serumah mempunyai risiko tinggi terjadi infeksi TB laten. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi dan menganalisis faktor risiko infeksi TB laten pada anggota keluarga kontak serumah pasien TB aktif.Metode : Menggunakan desain cross sectional melalui pelacakan anggota keluarga kontak serumah pasien TB aktif. Sebanyak 138 dari 241 anggota keluarga kontak serumah 112 indeks kasus TB aktif yang tercatat di Puskesmas Kedungmundu mengikuti Tuberculin Skin Test (TST) menggunakan 2 Tuberculin Unit (TU) Purified Protein Derivative (PPD) 0,1 ml. Faktor risiko infeksi TB laten dikumpulkan saat melakukan kunjungan rumah. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil : Sebanyak 63,8% anggota keluarga kontak serumah mengalami infeksi TB laten. Secara simultan, variabel yang signifikan terkait dengan infeksi TB laten yaitu jenis pekerjaan (p=0,024) - buruh/petani/nelayan (p=0,007; aOR=7,04; 95%CI=1,70–29,02), pedagang/wirausaha (p=0,021; aOR=4,29; 95%CI=1,25–14,76), karyawan/ASN/TNI/POLRI (p=0,009; aOR=4,55; 95%CI=1,46–14,15), pelajar/mahasiswa (p=0,014; aOR=5,27; 95%CI=1,40–19,83) dibandingkan ibu rumah tangga (IRT)/tidak bekerja, lama kontak (p=0,016; aOR=4,70; 95%CI=1,33–16,66) dan kepadatan kamar tidur (p<0,001; aOR=5,33; 95%CI=2,24–12,71).Simpulan : Prevalensi infeksi TB laten pada anggota keluarga kontak serumah pasien TB aktif cukup tinggi. Jenis pekerjaan merupakan variabel paling dominan secara signifikan terkait risiko terjadinya infeksi TB laten pada anggota keluarga kontak serumah pasien TB aktif setelah dikontrol variabel kepadatan kamar tidur dan lama kontak. ABSTRACTTitle: Prevalence and Risk Factors for Latent TB Infection in Family Members Who Live in Contact With Active TB PatientsBackground: According to WHO, a quarter of the world's population has been infected with Mycobacterium tuberculosis (M.tb), 10% will develop into active TB, and 90% in the form of latent TB infection. Approximately 5-10% of latent TB infections will develop into active TB. Household contact family members have a high risk of developing latent TB infection. This study aims to determine the prevalence and analyze the risk factors for latent TB infection in family members who live in contact with active TB patients.Methods: Using a cross-sectional design through tracing family members of active TB patients' household contacts. As many as 138 out of 241 family members who lived with 112 index active TB cases recorded at the Kedungmundu Health Center took the Tuberculin Skin Test (TST) using 2 Tuberculin Units (TU) Purified Protein Derivative (PPD) 0.1 ml. Risk factors for latent TB infection were collected during home visits. Data were analyzed using the chi-square test and multiple logistic regression.Results: As many as 63.8% of household contact family members had latent TB infection. Simultaneously, significant variables related to latent TB infection were occupation (p=0.024) - labourers/farmers/fishermen (p=0.007; aOR=7.04; 95% CI=1.70–29.02), traders / entrepreneur (p=0.021; aOR=4.29; 95%CI=1.25–14.76), employee/ASN/TNI/POLRI (p=0.009; aOR=4.55; 95%CI=1, 46–14.15), student/student (p=0.014; aOR=5.27; 95% CI=1.40–19.83) compared to housewives (IRT)/not working, length of contact (p=0.016 ; aOR=4.70; 95%CI=1.33–16.66) and bedroom density (p<0.001; aOR=5.33; 95%CI=2.24–12.71).Conclusion: The prevalence of latent TB infection in family members of household contacts of active TB patients is quite high. Type of work is the most dominant variable that is significantly related to the risk of latent TB infection in family members who live in contact with active TB patients after controlling for bedroom density and length of contact.
Potensi Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) Sebagai Biolarvasida Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti Nurullia Arisandy; Dwi Wahyuni; Nuri Nuri
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 23, No 1 (2024): Februari 2024 ( Issue in Progress)
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.23.1.34-40

Abstract

 Latar Belakang: Nyamuk merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat terutama di wilayah iklim tropis seperti Indonesia. Salah satu spesies nyamuk yang menjadi vektor penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti. Penggunaan larvasida kimia sebagai upaya pengendalian larva dapat meninggalkan residu dan resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan efek toksik ekstrak dan fraksi daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) sebagai biolarvasida pada larva nyamuk Aedes aegypti.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2023. Data penelitian diolah menggunakan aplikasi SPSS, analisis data menggunakan ANOVA dilanjut uji Duncan. Tahapan penelitian dimulai dengan pembuatan ekstrak dan fraksi menggunakan pelarut methanol, n-heksana dan etil asetat dilanjutkan dengan pembuatan konsentrasi 500ppm, 1000ppm, 2000ppm, 3000ppm, 4000ppm. Uji larvasida dilakukan dengan menggunakan 20 ekor larva nyamuk Aedes aegypti dengan 3 kali pengulangan kemudian menghitung jumlah larva yang mati setelah 24jam pada setiap perlakuanHasil: Variabel dependen pelarut ekstrak dan fraksi daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus)  menunjukkan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 nilai ini menunjukkan bahwa pelarut yang digunakan memiliki pengaruh signifikan terhadap kematian larva Aedes aegypti..Berdasarkan uji Duncan menunjukkan ekstrak methanol daun kumis kucing memiliki efektivitas paling tinggi terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti.Simpulan: Daun kumis kucing memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai biolarvasida pada larva nyamuk Aedes aegypti. Efektivitas larvasida tertinggi secara berurutan ditemukan pada ekstrak methanol, fraksi etil asetat, fraksi n-heksana. ABSTRACTTitle: Potential of Cat's Whisker Leaves (Orthosiphon aristatus) as Biolarvicidal Against Aedes aegypti Mosquito LarvaeBackground: Mosquitoes are a public health problem, especially in tropical climates such as Indonesia. One of the mosquito species that is a vector of disease is the Aedes aegypti mosquito. The use of chemical larvicides as an effort to control larvae can leave residues and resistance. This study aims to determine the potential and toxic effects of extracts and fractions of cat's whiskers (Orthosiphon aristatus) leaves as biolarvicides on Aedes aegypti mosquito larvae.Methods: This research is a true experimental study with a RAL research design. The research was conducted in March-May 2023. Research data was processed using the SPSS application, data analysis used ANOVA followed by the Duncan test. The stages of the research began with the preparation of extracts and fractions using methanol, n-hexane and ethyl acetate solvents followed by making concentrations of 500ppm, 1000ppm, 2000ppm, 3000ppm, 4000ppm. The larvicidal test was carried out using 20 Aedes aegypti mosquito larvae with 3 repetitions and then counting the number of dead larvae after 24 hours in each treatment.Result: The solvent dependent variable of the extract and fraction of the cat’s whiskers leaves (Orthosiphon aristatus) showed a significance value of 0.00 <0.05. This value indicated that the solvent used had a significant effect on the mortality of Aedes aegypti larvae. Based on Duncan's test, the methanol extract of Kumis Kucing leaves had a significant the highest effectiveness against the death of Aedes aegypti mosquito larvae..Conclusion: Cat's whiskers leaves have the potential to be used as a biolarvicidal in Aedes aegypti mosquito larvae. The highest larvicidal effectiveness was sequentially found in methanol extract, ethyl acetate fraction, n-hexane fraction
Literature Review: Penggunaan Bahan Berbasis Limbah Sebagai Adsorben untuk Degradasi Zat Warna pada Air Limbah Septi Fatimatus Zahro; Sandyanto Adityosulindro
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 22, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.22.3.359-368

Abstract

Latar belakang: Penggunaan adsorben bahan limbah dari limbah pertanian, industri maupun bahan alam menjadi alternatif baru dalam pengolahan air limbah yang mengandung zat warna. Limbah ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi makhluk hidup mulai dari alergi, cidera permanen, asma, bahkan kanker. Tujuan review artikel ini adalah untuk memberikan informasi tren penelitian penggunaan adsorben dari bahan limbah dalam penyisihan zat warna serta informasi mengenai komposisi bahan, dan pengaplikasiannya sebagai potensi alternatif baru bahan adsorben dalam pengolahan limbah.Metode: Metode dalam penulisan review artikel ini dengan metode PRISMA 2020 menggunakan  PRISMA checklist melalui 27 identifikator yang telah disediakan. Seleksi artikel dilakukan dengan beberapa kriteria dari tahun publikasi, kata kunci, klasifikasi bahan adsorben, serta artikel tentang adsorpsi secara umum sebagai pendukung. Artikel jurnal terpilih dan sesuai dengan kebutuhan sebanyak 28 artikel kemudian dilakukan pengkajian serta pembahasan lebih lanjut.Hasil: Hasil review artikel yang dikaji sebanyak 50% artikel yang memanfaatkan limbah pertanian sebagai adsorben, 18% artikel memanfaatkan limbah industri, dan 32% artikel memanfaatkan bahan alam. Pengkajian dilakukan menyeluruh mengenai metode pembuatan adsorben, komposisi bahan adsorben, kemampuan adsorpsi, studi kinetika dan studi isotherm adsorpsi. Hasil kajian menunjukkan kemampuan adsorben bahan limbah sangat baik dengan efisiensi tertinggi hingga 99,95%. Metode pembuatan adsorben yang paling umum digunakan dengan aktivasi fisika. Model isotherm yang digunakan sebagian besar adalah Langmuir dengan kinetika adsorpsi pseudo orde kedua.Simpulan: Potensi pemanfaatan adsorben dari bahan limbah sangat besar, ditinjau dari persentase efisiensinya dan kelimpahan bahan baku. Dalam proses adsorpsinya dipengaruhi oleh kandungan bahan, luas permukaan, dan metode pembuatan adsorben. ABSTRACT Title: Literature Review:  The Use of Waste Materials as Adsorbent for Degradation Dyes in WastewaterBackground: Industrial, agricultural, and natural dyes can now be treated with adsorbents. This wastewater can cause allergies, serious wounds, asthma, and cancer. This article review discusses current research trends in using waste materials as dye removal adsorbents and their composition and possible usage as new, alternative adsorbents in the waste treatment sector.Method: This article review used PRISMA 2020 with 27 identifiers and the checklist. Articles were selected by year, keywords, adsorbent material categorization, and adsorption in general. Following 28 article requirements, selected journal articles were researched and discussed.Result: The analysis of the articles found that 32% of the articles used natural materials, 18% of the articles used industrial waste, and 50% of the articles used agricultural waste as an adsorbent. The process for creating adsorbents, the make-up of adsorbent materials, adsorption capacity, kinetic studies, and adsorption isotherm studies were all thoroughly evaluated. The study's findings demonstrate that waste materials have excellent adsorbent properties, with the highest efficiency reaching up to 99.95%. Physical activation is the most widely used adsorbent preparation technique. Most of the isotherm models in use have pseudo-second order adsorption kinetics and are Langmuir.Conclusion: Given the percentage of efficiency and the abundance of raw materials, there is a very large potential for using adsorbents made from waste materials. The adsorbent's surface area, material composition, and manufacturing process all have an impact on the adsorption process. 
Pengetahuan, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Dalam Penerapan Kebijakan Pengurangan Kantong Plastik sebagai Upaya Mengurangi Sampah Plastik di Kota Padang Novia Wirna Putri; Fitriyani Fitriyani; Trif Vando Rahmalber; Dea Devina Falikha; Syafa Indah Tafsia; Suci Dwi Setiawati
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 22, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.22.3.259-267

Abstract

Latar belakang: Jumlah timbulan sampah di Kota Padang pada tahun 2019 adalah sebesar 624,24 ton/ hari. Berdasarkan data tersebut sebesar 62,42 ton/hari sampah tidak terkelola. Jumlah sampah yang diangkut ke TPA setiap hari sekitar 400 sampai 600 ton, dan sekitar 15 % nya merupakan sampah plastik. Pembatasan penggunaan kantong plastik sekali pakai di Kota Padang mengacu kepada Perwaliko nomor 36 tahun 2018. Hasil survei awal menunjukkan bahwa sebanyak 50 % responden memiliki pengetahuan rendah dan 60 % sikap negatif dan 60 % responden memiliki partisipasi rendah mengenai penerapan kebijakan pengurangan kantong plastik di Kota Padang. Untuk mencapai keberhasilan penerapan kebijakan ini diperlukan partisipasi masyarakat dalam penanganan sampah plastik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan partisipasi masyarakat dalam penerapan kebijakan pengurangan kantong plastik sebagai upaya mengurangi sampah plastik di Kota Padang.Metode: Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Jumlah sampel adalah 180 responden dengan lokasi penelitian yaitu di pusat perbelanjaan modern (Transmart Padang), toko modern (Minimarket Budiman) dan pasar tradisional (Pasar Raya Padang). Lokasi dipilih sesuai dengan Peraturan Walikota Padang terkait penerapan kebijakan penggunaan kantong plastik di Kota Padang. Pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat.Hasil: Sebanyak 51,1 % responden memiliki partisipasi masyarakat yang kurang baik, 34,4 % responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik, 41,1 % responden memiliki sikap yang negatif terhadap kebijakan penggunaan kantong plastik.. Terdapat hubungan pengetahuan (p=0,006), sikap (0,043) dengan partisipasi masyarakat dalam penerapan kebijakan pengurangan kantong plastik sebagai upaya mengurangi sampah  plastik di Kota Padang.Simpulan: Terdapat hubungan pengetahuan dan sikap dengan partisipasi masyarakat dalam penerapan kebijakan pengurangan kantong plastik sebagai upaya mengurangi sampah  plastik di Kota Padang. ABSTRACT Title: Knowledge, Attitude, and Public Participation in The Implementation of Plastic Bag Reduction Policies as an Effort to Reduce Plastic Waste in Padang CityBackground: The amount of waste generated in Padang City in 2019 was 624.24 tons/day. Based on these data, 62.42 tons/day of unmanaged waste. The amount of waste that is transported to landfills is around 400 to 600 tons/day, and about 15% of it is plastic waste. Restrictions on the use of single-use plastics bags in the city of Padang refer to Perwaliko number 36 of 2018. To achieve the successful implementation of this policy, community participation in handling plastic waste is required. Establish the correlation between knowledge and attitudes with community participation in implementing plastic bag reduction policies as an attempt to minimize plastic waste in the city of Padang is the aim of this studyMethod: The type of research is analytic observational with a cross-sectional design. The number of samples was 180 respondents with the research locations being in modern shopping centers (Transmart Padang), modern shops (Minimarket Budiman), and traditional markets (Pasar Raya Padang). The choice of location was in accordance with the Mayor of Padang Regulation regarding the implementation of the policy of using plastic bags in the City of Padang. The sampling used was accidental sampling. Data analysis using univariate and bivariate analysis.Result: 51.1% of respondents had poor community participation, 34.4% of respondents had low knowledge, and 41.1% of respondents had negative attitudes. As many as 38% of respondents stated that plastic waste can cause pollution, and 22% can release toxic substances into the environment. There is a relationship between knowledge (p = 0.006), and attitude (0.043) with community participation in the application of plastic bag reduction policies as an attempt to minimize plastic waste in the city of Padang.Conclusion: There is a relationship between knowledge and attitudes with community participation in the implementation of plastic bag reduction policies as an attempt to minimize plastic waste in the city of Padang.
Faktor-faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA di Permukiman Sekitar Bandara Sri Slamet Mulyati; Redi Yudha Iriantoi; Nurul Hidayah
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 23, No 1 (2024): Februari 2024 ( Issue in Progress)
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.23.1.67-72

Abstract

Latar Belakang : Bandara udara merupakan salah satu fasilitas umum. Fungsi bandara adalah sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Wilayah bandara idealnya harus bersih, aman, nyaman, dan sehat. Kondisi ini berlaku untuk komunitas pekerja dan masyarakat bandara dalam melaksanakan aktivitasnya. Penyelengaaraan kesehatan lingkungan di bandara merupakan tanggung jawab setiap intansi atau badan usaha yang berada di lingkungan bandara. Apabila penyelengaarann kesehatan bandara tidak dilaksanakan dengan baik, maka bandara dapat menjadi tempat yang menimbulkan risiko kesehatan masyarakat. Tujuan : Mengetahui gambaran kejadian ISPA di wilayah buffer Bandara X dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Metode : Penelitian ini adalah deskriptif dengan desain crosssectional. Responden adalah kepala keluarga atau anggota keluarga yang sudah dewasa ± 17 tahun atau sudah menikah, dan tinggal di wilayah buffer Bandara X. Analisis yang dilakukan adalah secara univariat dan bivariat.  Hasil : Uji statistik menunjukkan bahwa kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, pencahayaan alami, kepadatan hunian, dan ventilasi tidak berhubungan dengan kejadian ISPA penduduk sekitar bandara (p.value > 0,05). Sebanyak 65% responden termasuk katagori kurang tingkat pengetahuannya terkait ISPA. Sebanyak 25% responden termasuk katagori kurang baik perilakunya dalam upaya pencegahan faktor risiko. Sebanyak 44% responden termasuk katagori kurang dalam hal sarana-prasarana yang dapat menjadi faktor protektif.Simpulan : Kejadian ISPA di wilayah buffer Bandara X sebesar 26,7%. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya adalah lingkungan, tingkat pengetahuan, perilaku, dan sarana prasarana.  ABSTRACT: Title: Risk Factors Associated with Acute Respiratory Infections in Residents Around The Airport Background: Airports are essential public facilities. Airports serve various functions, such as facilitating the landing and takeoff of aircraft, passenger embarkation and disembarkation, cargo handling, and transfer points serving intra- and intermodal transportation. An ideal airport environment should be clean, safe, comfortable, and healthy, serving the needs of both airport employees and the surrounding community. Environmental health management at airports is the responsibility of the relevant authorities and businesses operating within the airport's vicinity. Failure to adequately manage airport environmental health can result in health risks for the community.Objective: To provide an overview of Acute Respiratory Infection (ARI) occurrences in the buffer zone of Airport X and identify influencing factors. Methods: This study employs a descriptive cross-sectional design. The respondents consist of household heads or adult family members aged approximately a minimum of 17 years old who reside in the buffer zone of Airport X. Data analysis includes both univariate and bivariate methods.Results: Statistical tests indicate that environmental conditions such as temperature, humidity, natural lighting, housing density, and ventilation are not significantly associated with ARI occurrences among the population residing around the airport (p-value > 0.05). Approximately 65% of respondents fall into the category of having limited knowledge about ARI. Additionally, 25% of respondents exhibit suboptimal behavior in preventing risk factors. Around 44% of respondents categorized as lacking inadequate access to facilities and infrastructure that could serve as protective factors. Conclusion: The ARI occurrence in the buffer zone of Airport X is approximately 26.7%. Its influencing factors include environmental conditions, knowledge level, behavior, and access to facilities and infrastructure.