cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara
ISSN : 25023896     EISSN : 25812254     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2017)" : 6 Documents clear
Pandangan Syafruddin Prawiranegara Terhadap Bunga Bank (Tinjauan Tafsir Kontekstual Indonesia Tentang Riba) Muhammad Mansur
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6892.002 KB) | DOI: 10.32459/nun.v3i1.18

Abstract

Syafruddin Prawiranegara adalah Ekonom Muslim unik, tidak pernah mengenyam madrasah, namun memiliki pandangan bahwa bunga Bank tidak bertentangan bahkan harus sesuai ajaran Islam. Pendapatnya ini menjadi pembeda dengan para ulama lain yang memandang bunga Bank itu riba. Menurutnya sistim ekonomi Islam dengan sistim ekonomi pada umumnya terdapat perbedaan. Perbedaannya terletak pada kebutuhan yang harus dipenuhi oleh ekonomi, perbedaan antara keperluan itu menyebabkan perbedaan pelaksanaan prinsip ekonomi, seperti adat kebiasaan, agama dan lain-lain. Motif ekonomi menurut Syafruddin adalah prinsip ekonomi itu relatif, maksudnya prinsip ekonomi bisa dipraktekkan sesuai dengan sebab tertentu yang mempengaruhinya. Pandangan Syafruddin terhadap bunga Bank dari kacamata modern-kontektualis, untuk mengidentifikasi makna sebuah lafal dalam sebuah ayat, dia perlu melihat lebih dulu kontek kata dan ayat tersebut, sehinga tidak terburu-buru mengidentifikasi riba sebagai bunga kredit atau pinjaman terutama oleh Bank. Menurutnya riba mirip dengan perdagangan, hanya saja karena terkandung kebatilan didalamnya maka ia diharamkan namun kata riba dalam ayat al-Qur’an tidak terkait dengan pinjaman dari lembaga keuangan seperti halnya Bank. Dengan kata lain, term riba lebih dekat dengan kontek transaksi jual beli ketimbang dengan transaksi pinjaman atau transaksi kredit dengan Bank yang notabene adalah lembaga keuangan modern. Pandangan Syafruddin ini banyak dipengaruhi oleh konsepsi kontektualis Fazlur Rahman dan Ahamad Hassan.
STUDI MUSHAF POJOK MENARA KUDUS: SEJARAH DAN KARAKTERISTIK Ahmad Nashih
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7038.842 KB) | DOI: 10.32459/nun.v3i1.13

Abstract

Tulisan ini mengkaji mushaf Alquran yang dicetak oleh salah satu penerbit mushaf tertua di Jawa Tengah, yang biasa dikenal dengan Mushaf Pojok Menara Kudus dari aspek sejarah penulisan dan karakteristik yang mencakup tanda baca, harakat, penentuan nama dan status surah, tanda waqf, dan lain-lain.Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data melalui wawancara, penelusuran referensi yang berkaitan langsung maupun tidak dengan objek penelitian, baik primer maupun sekunder,serta melakukan komparasi dengan mushaf lain guna mencari titik perbedaan. Pada akhir tulisanini penulis menyimpulkan tahun pasti penerbitan perdana, master mushaf yang digunakan dan beberapa karakteristik mushaf ini yang berbeda dengan Mushaf Standar Indonesia maupun Mushaf Madinah.
Resepsi Estetik Terhadap Alquran pada Lukisan Kaligrafi Syaiful Adnan Imas Lu’ul Jannah
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7527.788 KB) | DOI: 10.32459/nun.v3i1.14

Abstract

Artikel ini menjelaskan hasil sebuah penelitian dalam bidang resepsi Alquran. Menyingkap dan mengungkapkan bagaimana teks Alqurán diterima dan direspon oleh seorang seniman lukis Muslim yang bernama Syaiful Adnan. Syaiful Adnan menekuni dunia seni lukis dengan menempatkan kaligrafi Alquran sebagai tema sentral dalam lukisannya. Ayat Alquran merupakan sumber inspirasi artistik sekaligus estetis bagi Syaiful Adnan untuk melahirkan karya-karya masterpiece-nya.Teks Alquran sendiri menawarkan sebuah ruang interpretasi yang dialogis kepada pembaca. Interaksi antara keduanya merupakan proses reproduksi makna di mana dalam proses ini subjektifitas pembaca sangat mempengaruhi proses pembacaan, meski tetap tidak dapat lepas seutuhnya dari struktur teks yang telah disusun sedemikian rupa untuk mengantarkan pemahaman pembaca. Makna (meaning) teks yang diterima Syaiful Adnan dilokalisir dalam benak dan dikonkretisasikan berdasarkan aspek estetis yang dialaminya kemudian diaktualisasikan dalam bentuk karya lukisan kaligrafi Alquran.Secara praktis Syaiful Adnan menemui proses aktualisasinya terjadi secara internal dan eksternal.
Living Qur'an di Tanah Kaili (Analisis Interaksi Suku Kaili Terhadap Alquran dalam Tradisi Balia di Kota Palu, Sulawesi Tengah) Darlis Darlis Dawing
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6938.805 KB) | DOI: 10.32459/nun.v3i1.15

Abstract

Artikel ini mengelaborasi tentang living qur’an di Tanah Kaili dengan fokus kajian analisis interaksi masyarakat suku Kaili dengan Alquran dalam tradisi pengobatan Balia. Kajian ini sangat penting karena tradisi Balia merupakan ritual lokal suku Kaili yang sangat kental dengan nuansa mistis dan animisme. Di sisi lain, Alquran dalam prosesi Balia tersebut mengambil peran yang sangat besar. Melalui penelitian kualitatif, penulis ingin mendalami bagaimana bentuk interaksi mereka serta apa motivasi di balik perilaku tersebut. Dengan demikian, penulis menganalisis perilaku masyarakat dengan teori sosial seperti teori polarisasi interaksi Farid Esack, teori mitos M. Arkoun, serta teori van Voorst. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi masyarakat Kaili dengan Alquran dalam tradisi Balia nampak dalam tiga fase, yaitu di awal Balia, di tengah dan di akhir Balia. Sementara interaksi tersebut selain didasari semangat keislaman, juga acapkali sebagai bentuk adaptasi dan asimilasi nilai-nilai Alquran ke dalam tradisi. Adapun ketegorisasi mereka dari pemahaman dan perilaku terhadap kitab suci Alquran termasuk pencinta tidak kritis (the uncritical lover) dalam konsep Farid Esack, serta termasuk pengguna kognitif dalam kondisi tertentu dan di saat yang lain ia termasuk pengguna non-kognitif dalam teori van Voorst.
Hubungan Kebudayaan Tafsir Indonesia Analisis Kisah Ibrahim dan Musa dalam Tafsir karya) )Mahmud Yunus, Hamka, dan M. Quraish Shihab Anwar Mujahidin
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6932.858 KB) | DOI: 10.32459/nun.v3i1.16

Abstract

This study aims to reveal the relationship between cultural background of interpreter with the world of Alquran that is reflected in the interpretation of the story of Abraham and Moses. the research object are three interpretations Indonesia representing the first, second, and contemporary generation, namely The Interpretation of The Koran Karim works of Mahmud Yunus, Tafsir al-Azhar works of Hamka, and Tafsir al-Mishbāh works of M. Quraish Shihab. The methods to analyze the data used text analysis with explanatory analysis approach which describe the structure of the story in the books of tafsir studied and analyzed the correlation structure of the story to the cultural background of the interpreter. The results showed that all three books of commentary which analyzed had different patterns of cultural relations. Tafsir al-Azhar and the interpretation of the Koran Karim more often mentioned stories, religious system, and experiences pointing Indonesian background, while the al-Mishbāh interpretation is that at least mention the background of Indonesian cultural. In addition Tafsir al-Mishbāh also more just describe the common theme groups of verses by absurd and interesting contextuality at the Time of the Prophet, so that the story of Abraham and Moses are less contextual today.
Potret Tafsir Ideologis di Indonesia; Kajian Atas Tafsir Ayat Pilihan Al-Wa'ie Farah Farida
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7067.041 KB) | DOI: 10.32459/nun.v3i1.17

Abstract

Kajian tafsir di Indonesia selalu mengalami perkembangan. Berbagai karya tafsir dengan variasi metode hingga coraknya lahir di Nusantara.Tafsir Ayat Pilihan al-Wa’ie merupakan tafsir yang ditulis oleh seorang aktivis Hizbut Tahrir; sebuah gerakan yang mengusung misi penegakan kembali khilafah Islamiyyah, sehingga tafsir ini banyak mengangkat  tema-tema yang bersinggungan dengan misi penegakan khilafah Islamiyyah, dan cenderung sangat ideologis.Penulis menggunakan pendekatan tekstual dalam memahami ayat-ayat Alquran dan cenderung anti realitas.Di antara tujuan penulisan tafsir ini adalah mengkritisi pemahamanpemahaman orang Islam mengenaiayat-ayat Alquran, yang dinilainya sudah terkontaminasi dengan gagasan-gagasan barat yang merusak, seperti gagasan HAM, pluralisme agama, kebebasan beragama, dan lain-lain. Berdasarkan struktur epistemologinya, tafsir ini tergolong tafsir era afirmatif dengan nalar ideologis.

Page 1 of 1 | Total Record : 6