cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota madiun,
Jawa timur
INDONESIA
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP)
ISSN : 26154587     EISSN : 26206382     DOI : -
Core Subject : Education,
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) adalah Jurnal yang memuat karya ilmiah pendidik dan praktisi pendidikan sebagai hasil usaha dan kreatifitas mereka dalam mengembangkan pembelajaran. Karya ilmiah tersebut berupa artikel sepanjang 5 hingga 10 halaman yang merupakan hasil penelitian atau hasil kajian pustaka yang disusun berdasarkan kaidah artikel ilmiah. Jurnal ini diterbitkan dalam bentuk cetak dan online, memuat minimal 3 (tiga) artikel dari luar kota Madiun untuk memenuhi syarat sebagai jurnal tingkat provinsi.Terbit 4 (empat) bulan sekali.
Arjuna Subject : -
Articles 148 Documents
Peningkatan Keterampilan Membandingkan Dan Mengurutkan Bilangan Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Pendekatan Learning Expeditions Siswa Kelas II SDN Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Dwi Wahyuni Ari Supriatin
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 3 No 1 (2020): Volume 3 No.1 Tahun 2020
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.446 KB)

Abstract

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari daftar nilai diketahui bahwa keterampilan siswa untuk dalam bidang Matematika khususnya pada kompetensi dasar Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan 1 sampai 500 sangat rendah, yakni hanya 57,69% dari jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar dan nilai rerata yang dicapai hanya 64,52. Hal semacam ini jika dibiarkan, maka akan membawa dampak yang fatal. Peneliti menganggap masalah tersebut merupakan sesuatu yang urgen. Pada kesempatan ini peneliti menawarkan model pembelajaran Learning Expeditions. diharapkan minimal 75% dari jumlah siswa terampil dalam Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2x45 menit, yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrumen tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan 1 sampai 500 melalui metode Learning Expeditions pada siswa Kelas II SDN Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Peranan Model Pembelajaran Learning Expeditions dalam meningkatkan keterampilan Matematika materi ajar Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan 1 sampai 500 ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score) mulai dari siklus pertama sampai siklus terakhir, yakni : pada siklus I 71,92; siklus II 76,34, dan siklus III 81,53. Selain itu juga ditandai adanya peningkatan prosentasi ketuntasan belajar yaitu pada siklus I hanya 69,23%, siklus II meningkat menjadi 84,61%, pada siklus III terjadi peningkatan mencapai 96,15%. Kenyataan membuktikan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Learning Expeditions dalam proses pembelajaran dapat meningkatan keterampilan Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan 1 sampai 500 pada mata pelajaran Matematika.
Peningkatan Hasil Belajar PPKn Tentang Keberagaman Suku, Bangsa, Sosial Dan Budaya Di Indonesia Melalui Model Pembelajaran Bowling Kampus Siswa Kelas IV SDN Sawuh Kecamatan Siman Hari Mulyani
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 3 No 1 (2020): Volume 3 No.1 Tahun 2020
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.011 KB)

Abstract

Fenomena yang terjadi di Kelas IV SDN Sawuh Kecamatan Siman diperoleh data rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya pada kompetensi dasar Tentang bentuk keberagaman suku, bangsa, sosial dan budaya di Indonesia sangat rendah, yakni 38,46% dari jumlah 13 siswa memiliki nilai di bawah standar ketuntasan dengan nilai rerata yang dicapai 57,69. Masalah ini perlu segera ditangani agar tidak menimbulkan akibat yang fatal pada siswa. Penerapan model pembelajaran Bowling Kampus, merupakan sebuah penawaran peneliti dalam memecahkan masalah dengan harapan minimal 75% dari jumlah siswa memahami konsep pelajaran berkompetensi dasar Tentang bentuk keberagaman suku, bangsa, sosial dan budaya di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 35 menit yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrumen tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep pelajaran berkompetensi dasar tentang bentuk keberagaman suku, bangsa, sosial dan budaya di Indonesia pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui Model Pembelajaran Bowling Kampus Siswa Kelas IV SDN Sawuh Kecamatan Siman Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Peranan Model Pembelajaran Bowling Kampus dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi ajar berkompetensi dasar Tentang bentuk keberagaman suku, bangsa, sosial dan budaya di Indonesia ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score) yakni : pada siklus I 72,31; siklus II 76,93, dan siklus III 81,92. Selain itu ditandai pula adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar yaitu pada siklus I hanya 69,23%, siklus II menjadi 76,93%, pada siklus III mencapai 100%.
Peningkatan Hasil Belajar Mengidentifikasi Perubahan Yang Terjadi Di Alam Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Metode Smart Learning Siswa Kelas V SDN Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto Khoirunisak Khoirunisak
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 3 No 1 (2020): Volume 3 No.1 Tahun 2020
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.062 KB)

Abstract

Berdasarkan kenyataan yang ada, hasil belajar siswa Kelas V dalam hal menguasai materi Mengidentifikasi perubahan yang terjadi di alam dalam kategori kurang. Hal ini didukung adanya mean skor hanya mencapai 54,74. Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM 47,37% atau 9 siswa saja dari KKM yang telah ditetapkan 75. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 35 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrument tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi dasar Mengidentifikasi perubahan yang terjadi di alam melalui strategi pembelajaran SMaRT Learning pada siswa Kelas V, SDN Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Peranan model pembelajaran SMaRT Learning dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada kompetensi dasar Mengidentifikasi perubahan yang terjadi di alam ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score), yakni : siklus I 71,32; siklus II 75,79; dan siklus III 81,84. Selain itu juga ditandai adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar, yaitu pada siklus I 68,42%, siklus II 78,95%, siklus III terjadi peningkatan mencapai 100%. Kenyataan membuktikan bahwa penggunaan metode pembelajaran SmaRT Learning dalam proses pembelajaran dapat meningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada kompetensi dasar Mengidentifikasi perubahan yang terjadi di alam.
Peningkatan Hasil Belajar Mengelas Tingkat Lanjut Dengan Proses Las Mig (GMAW) Dengan Metode Smart Learning Siswa Kelas XII TPK SMK Negeri 3 Buduran Titok Heru Rusfianto
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 3 No 1 (2020): Volume 3 No.1 Tahun 2020
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.614 KB)

Abstract

Berdasarkan kenyataan yang ada, hasil belajar siswa Kelas XII TPK dalam hal menguasai materi Memeriksa Pengelasan dan Memperbaiki Kerusakan/Cacat Pengelasan dalam kategori kurang. Hal ini didukung adanya mean skor hanya mencapai 54,41. Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM 52,94% atau 18 siswa saja dari KKM yang telah ditetapkan 75. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 45 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrument tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Mengelas Tingkat Lanjut Dengan Proses Las MIG (GMAW) kompetensi dasar Memeriksa Pengelasan dan Memperbaiki Kerusakan/Cacat Pengelasan melalui strategi pembelajaran SMaRT Learning pada siswa Kelas XII TPK, SMK Negeri 3 Buduran Kabupaten Sidoarjo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Peranan model pembelajaran SMaRT Learning dalam meningkatkan hasil belajar Mengelas Tingkat Lanjut Dengan Proses Las MIG (GMAW) pada kompetensi dasar Memeriksa Pengelasan dan Memperbaiki Kerusakan/Cacat Pengelasan ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score), yakni : siklus I 72,35; siklus II 75,62; dan siklus III 83,59. Selain itu juga ditandai adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar, yaitu pada siklus I 70,59%, siklus II 79,41%, siklus III terjadi peningkatan mencapai 100%.
Peningkatan Hasil Belajar Menyebutkan Contoh Organisasi Di Sekolah Dan Masyarakat Mata Pelajaran PPKn Dengan Pembelajaran Certainly Of Response Index (CRI) Siswa Kelas V SDN Purworejo Kecamatan Balong Retno Sujarwatiningsih
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 3 No 1 (2020): Volume 3 No.1 Tahun 2020
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.085 KB)

Abstract

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari daftar nilai diketahui bahwa kemampuan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya pada kompetensi dasar Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat sangat rendah, yakni hanya 55,56% dari 17 siswa memenuhi standar ketuntasan dalam belajar. Hal semacam ini jika dibiarkan, maka akan membawa dampak yang fatal. Peneliti menganggap masalah tersebut merupakan sesuatu yang urgen. Pada kesempatan ini peneliti menawarkan strategi pembelajaran Certainly of Response Index (CRI) dengan harapan minimal 75% dari jumlah siswa memahami konsep Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 35 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrumen tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat melalui strategi pembelajaran Certainly of Response Index (CRI) pada siswa Kelas V SDN Purworejo Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019. Peranan strategi pembelajaran Certainly of Response Index (CRI) dalam meningkatkan kemampuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi ajar Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score), yakni : pada siklus I 70,89; siklus II 75,29, dan siklus III 81,76. Selain itu juga ditandai adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar, yaitu siklus I hanya 64,71%, siklus II 82,35%, siklus III mencapai 100%.
Peningkatan Hasil Belajar Menjelaskan Politik Luar Negeri Indonesia Melalui Strategi Pembelajaran Synergetic Teaching Siswa Kelas VI SDN Purworejo Kecamatan Balong Rumitun Rumitun
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 3 No 1 (2020): Volume 3 No.1 Tahun 2020
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.708 KB)

Abstract

Kemampuan siswa untuk dalam bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya pada kompetensi dasar Menjelaskan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif sangat rendah, yakni 50,00% dari jumlah siswa memiliki nilai di bawah standar ketuntasan dengan nilai rerata yang dicapai 59,00. Hal semacam ini jika dibiarkan, maka akan membawa dampak yang fatal. Pada kesempatan ini peneliti menawarkan model pembelajaran Synergetic Teaching dengan harapan minimal 75% dari jumlah siswa memahami konsep Menjelaskan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 35 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrument tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan Menjelaskan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif melalui metode Synergetic Teaching pada siswa Kelas VI SDN Purworejo Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019. Peranan Model Pembelajaran Synergetic Teaching dalam meningkatkan kemampuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi ajar Menjelaskan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score) mulai dari siklus pertama sampai siklus terakhir, yakni : pada siklus I 71,88; siklus II 78,75, dan siklus III 85,00. Selain ditandai adanya peningkatan mean skor juga ditandai adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar dari siklus pertama hingga siklus terakhir, yaitu pada siklus I hanya 62,50%, siklus II meningkat menjadi 75,00%, pada siklus III menjadi 100%.
Peningkatan Hasil Belajar Menyajikan Teks Laporan Buku Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples Siswa Kelas V SDN 7 Sawoo Kecamatan Sawoo Siti Khotijah
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 3 No 1 (2020): Volume 3 No.1 Tahun 2020
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.709 KB)

Abstract

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari daftar nilai diketahui bahwa kemampuan siswa dalam bidang Bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku sangat rendah, yakni 42,86% dari jumlah siswa memiliki nilai di bawah standar ketuntasan dengan nilai rerata yang dicapai 57,86. Hal semacam ini jika dibiarkan, maka akan membawa dampak yang fatal. Peneliti menganggap masalah tersebut merupakan sesuatu yang urgen. Pada kesempatan ini peneliti menawarkan model pembelajaran Examples Non Examples. Apabila guru menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples diharapkan minimal 75% dari jumlah siswa memahami konsep Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 35 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrument tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku melalui metode Examples Non Examples pada siswa Kelas V SDN 7 Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Peranan Model Pembelajaran Examples Non Examples dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Indonesia ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score), yakni : siklus I 73,57; siklus II 80,00; dan siklus III 84,29. Selain itu juga ditandai adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar, yaitu pada siklus I 71,43%, siklus II 85,71%, siklus III terjadi peningkatan mencapai 100%.
Peningkatan Hasil Belajar Mendeskripsikan Isi Puisi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Strategi Pembelajaran Inquiry Siswa Kelas II SDN Bajang Kecamatan Balong Yunani Yunani
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 3 No 1 (2020): Volume 3 No.1 Tahun 2020
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.807 KB)

Abstract

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari daftar nilai diketahui bahwa kemampuan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar Mendeskripsikan isi puisi sangat rendah. Hal semacam ini jika dibiarkan, maka akan membawa dampak yang fatal. Peneliti menganggap masalah tersebut merupakan sesuatu yang urgen. Pada kesempatan ini peneliti menawarkan strategi pembelajaran Inquiry. Apabila guru menerapkan model pembelajaran Inquiry diharapkan minimal 75% dari jumlah siswa memahami konsep Mendeskripsikan isi puisi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 35 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrument tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam Mendeskripsikan isi puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi pembelajaran Inquiry pada siswa Kelas II SDN Bajang Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Peranan strategi pembelajaran Inquiry dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi ajar Mendeskripsikan isi puisi ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score) mulai dari siklus pertama sampai siklus terakhir, yakni : pada siklus I 74,00; siklus II 76,50, dan siklus III 81,50. Selain ditandai adanya peningkatan mean skor juga ditandai adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar dari siklus pertama hingga siklus terakhir, yaitu pada siklus I hanya 70,00%, siklus II meningkat menjadi 80,00%, pada siklus III terjadi peningkatan mencapai 100%.
Peningkatan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan Manfaat, Dampak Dan Proses Pembuatan Unsur-Unsur Dan Senyawanya Melalui Metode Inkuiri Siswa Kelas XII IPA3 SMA Negeri 4 Pasuruan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 Trisnurini Tantrianingrum, S.Pd
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 No.2 Tahun 2020
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.775 KB)

Abstract

Pada ulangan harian materi manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-unsur dan senyawanya menunjukkan hasil yang tidak memuaskan. Rata-rata kelas hanya mencapai nilai 64 meskipun nilai tersebut belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. Namun siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 14 anak atau 40% dan yang tuntas hanya 21 anak atau 60% dari seluruh siswa kelas XII A3 yang berjumlah 35 Anak Untuk meningkatkan pengusaan siswa terhadap materi ajar tersebut, kami melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Diduga sumber permasalahan yang terkait dengan rendahnya hasil belajar kimia pada materi manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-unsur dan senyawanya di SMA Negeri 4 Pasuruan ini, dapat kami kemukakan sebagai berikut : 1.Siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan, karena proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, akibatnya siswa bersifat pasif. 2. Kurang siapnya siswa untuk menerima pelajaran kimia pada materi Sebaran flora dan fauna diduga anggapan siswa pada pelajaran kimia merupakan pelajaran yang membosankan dan menghafal. 3. Metode dan teknik yang kurang tepat sehingga kurang menarik bagi siswa. Maka peneliti merumusan masalah sebagi berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kimia pokok bahasan manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-unsur dan senyawanya melalui metode inkuiri pada siswa kelas XII A3 SMA Negeri 4 Pasuruan semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar kimia pokok bahasan Manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-unsur dan senyawanya melalui metode inkuiri pada siswa kelas XII A3 SMA Negeri 4 Pasuruan semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018? 3. Bagaimanakah aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri kelas XII A3 SMA Negeri 4 Pasuruan semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018? Hasil ulangan siswa antara siklus 1 dan 2 Hasil tes formatif siklus 1 masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) di bawah 65. Yaitu dari 35 siswa yang tuntas hanya 74% atau sebanyak 26 siswa yang tuntas sedangkan 26% masih belum tuntas belajar atau sebanyak 9 siswa, untuk siklus 2 sebanyak 33 siswa yang tuntas belajar atau sebanyak 94% siswa yang tuntas belajar.
Peningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Pasuruan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Drs. Sai’in Yatim
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 No.2 Tahun 2020
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.222 KB)

Abstract

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn masih rendah, khususnya siswa kelas XI IPS 1. Pada hasil penilaian harian pada materi pembelajaran Perkembangan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara semester 1, tahun pelajaran 2018/2019 di SMA Negeri 4 Pasuruan, yang memuat materi Perkembangan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terlihat bahwa, dari 34 Siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM 70 sebanyak 23 orang atau sebanyak 68%, belum tuntas, siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 70 sebanyak 11 orang atau sebanyak 32% yang tuntas. Di kelas XI IPS 1, SMA Negeri 4 Pasuruan, selain masalah hasil belajar yang masih rendah, terdapat pula kendala dalam proses pembelajaran.. Model pembelajaran Discovery Learning Model pembelajaran penemuan (discovery learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi ketika siswa tidak disajikan informasi secara langsung tetapi siswa dituntut untuk mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi tersebut secara mandiri. Siswa dilatih untuk terbiasa menjadi seorang yang saintis (ilmuan). Hasil penilaian harian siswa pada siklus I ini banyak siswa yang belum tuntas dari 34 Siswa hanya ada 76% siswa yang mendapat nilai antara 70-90 atau sebanyak 25 siswa yang mendapat nilai diatas KKM (70) dan dinyatakan tuntas, sedangkan 24% siswa mendapat nilai diantara 50-60 atau sebanyak 8 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (70) dan dinyatakan tidak tuntas, sedangkan hasil penilaian harian siklus II menyatakan bahwa dari 34 Siswa presentase ketuntasan adalah 94% siswa yang mendapat nilai sama atau di atas KKM (70) atau sebanyak 32 siswa yang mendapat nilai diantara 70-100 dan dinyatakan tuntas sedangkan 6% siswa mendapat dinilai dibawah KKM (70) atau sebanyak 2 siswa yang mendapat nilai 60 dan dinyatakan tidak tuntas.

Page 8 of 15 | Total Record : 148