cover
Contact Name
Treny Hera
Contact Email
jurnalsitakaraupgripalembang@gmail.com
Phone
+6285357344704
Journal Mail Official
jurnalsitakara@univpgripalembang.ac.id
Editorial Address
Street. Jendral A. Yani Lorong Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang South Sumatera
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Sitakara
ISSN : 25026240     EISSN : 26203340     DOI : https://dx.doi.org/10.31851/sitakara
Core Subject : Education, Art,
Sitakara Journal provides a forum to publish original research-based articles related to art education dan culture. Those scientific articles are the ones which discusses culture art and philosophy of art, curriculum, methodology, teaching and learning media, learning approaches, comparison, character education, teachers/lecturers, students, evaluation in art education, and the relationship between art and culture in human.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara" : 10 Documents clear
KEBERADAAN DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT PALEMBANG TERHADAP HEWAN MITOLOGI “ NAGA” Decky Kunian
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2560

Abstract

ABSTRAK  Walaupun naga tidak dijumpai dalam kehidupan nyata, namun makhluk naga seolah hadir dalam kepercayaan masyarakat Palembang (mitos). Tentunya semua dapat dipahami dari latar belakang budaya Palembang yang jika melihat kebelakang adanya percampuran etnik dan budaya Cina (akulturasi), sehingga perkembangannyapun berlanjut pada konsepsi pola pikir masyarakat Palembang yang percaya akan hewan mitologi naga tersebut. Konsep naga yang dituangkan dalam kebudayaan Palembang tentunya berdasarkan mitos dari naga itu sendiri yang mempunyai makna bagi masyarakat Palembang baik dari satu kesatuan bentuknya yang memiliki unsur pembentuk tersendiri. Kepercayaan tersebut dapat diperjelas dari ditemukannya beberapa ornamen naga yang bisa dijumpai masyarakat Palembang, seperti perahu, pagar rumah, tekstil, serta pembatas jalan yang kesemuaannya diyakini memiliki arti ataupun arah yang bisa membawa kebaikan bagi masyarakat pendukungnya (dalam hal ini masyarakat Palembang). Kata Kunci: Akulturasi, mitos naga, makna
PERKEMBANGAN MUSIK HEAVY METAL DI KOTA PALEMBANG Novdaly Fillamenta
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2556

Abstract

ABSTRAK                Musik mempunyai beberapa unsur dalam proses perkembanganya. Unsur tersebut adalah timbre (warna suara), tempo, dinamik dan melodi. Perkembangan musik diawali dari jaman baroque sampai akhir romantique, memasuki abad ke 19 dimulai dari musik blues yang dibawa oleh beberapa kaum yang diberlakukan sebagai budak sehingga musik tersebut merupakan musik yang lebih mempunyai soul dan bernyawa. Heavy metal merupakan musik yang berkembang diawal tahun 1970-an yang dipelopori oleh grup music Black Sabbath. Di Indonesia grup musik beraliran heavy metal yang berpengaruh adalah Power Metal, Burgerkill dan Suckerhead. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan instrumen angket dan pengambilan data menggunakan observasi dan wawancara ditambah angket utk responden yang merupakan penikmat musik heavy metal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penikmat musik heavy metal masih terbatas, sementara penikmat musik heavy metal banyak. Hal ini disebabkan karena apresiasi yang kurang baik dari segi media maupun live musik.Kata Kunci: musik, heavy metal
KAJIAN KONSEP MANDALA TERHADAP MOTIF NAGA BESAUNG PADA KAIN TENUN SONGKET PALEMBANG Robert Budi Laksana
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2561

Abstract

Abstrak Tenun  Palembang merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Melayu yang tinggal di pinggiran Sungai Musi. Mitologi naga memberikan imanijer visual masyarakat setempat untuk membuat motif naga atau sering disebut motif nago besaung pada kain tenun songket.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bantuk visual songket motif nago besaung dan konsep ajaran mandala dalam motif tersebut.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan Mandala Konsep.Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi.Teknik analisis data menggunakan teknik interaktif analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.Hasil penelitian yang pertama yaitu kain tenun songket Palembang secara struktur terdiri dari bagian kepala kain, badan kain dan pinggir kain.Yang kedua keberadaan motif nago besaung pada badan kain divisualkan dengan bentuk dua naga yang saling beradu/berkelahi dan dimungkinkan mendapatkan pengaruh dari budaya cina.Bentuk visual motif naga besaung sebenarnya merujuk pada ajaran mandala konsep. Dimana naga yang sedang bertarung adalah bentuk penggambaran sifat  baik dan buruk dari manusia. Manusia harus bisa mengendalikan diri dari hawa nafsu duniawinya.Delapan jalan menuju nirwana/kebaikan merupakan hakikat dari simbol naga pada motif nago besaung tersebut.Seorang pemimpin harus dapat mengendalikan dirinya dari perbuatan yang tidak baik untuk menuju kebaikan guna membentuk suatu keadilan, kesejahteraan, kemakmuran dan kebesaran.Sehingga tidaklah mengherankan motif nago besaung dalam adat Palembang menjadi simbol kebesaran dengan diwujudkannya motif nago besaung ini dalam pakain Aesan Gede. Kata Kunci: Songket, Naga Besaung, Konsep Mandala
PEMAKNAAN SYAIR DAN KENJUN DALAM SENI REJUNG RINGIT BAGI MASYARAKAT SEMENDE (di Desa Tanjung Bulan Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan) Fadhilah Hidayatullah
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2557

Abstract

AbstrakPemahaman makna syair dan kenjun dalam seni Rejung, sebagai upaya membongkar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, mengarah pada karakter yang berasal dari pola hidup masyarakat di wilayah itu. Cerminan pada kehidupan pola tiga dan empat,  menyatu dalam kenjun dan syair. Pola masyarakat setempat cerminan dari terbentuknya karakter etnik yang terdapat dalam kesenian rejung. Kedalaman nilai yang bermakna, dapat dilihat dari bentuk yang berpola dan menjadi harmoni apabila disatukan, di antaranya adalah kenjun menunjukan pola tiga, syair menunjukan pola empat, dan nilai itu sendiri terkandung dari perpaduan kedua pola tersebut. Sehingga harmoni di dalam rejung yang menyampaikan makna yang sangat bernilai untuk masyarakat, khususnya di wilayah desa Tanjung Bulan.Kata kunci: Rejung Ringit, dan Makna
BENTUK SENI LUKIS LAKER DI SANGGAR GANESHA PALEMBANG Mainur Mainur
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2562

Abstract

Lukisan laker adalah karya seni rupa murni dua dimensi yang merupakan hasil pengembangan dari seni kerajinan lak Palembang yang memiliki ciri khas tersendiri. Laker identik dengan warna kuning yang menjadi pelapis hiasan dengan sapuan cat hitam, dan keemasan. Dari beberapa referensi, diketahui nama laker diadopsi dari istilah bahasa Inggris lacquer, yaitu bahan damar yang dihasilkan oleh sejenis serangga bernama Laccifer lacca. Tumbuhan tersebut merupakan tempat bertenggernya serangga dan banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok, dan Pegunungan Himalaya.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
KONTRIBUSI MOTIVASI MAHASISWA DALAM PROSES KREATIF PENCIPTAAN TARI PADA MATA KULIAH KOREOGRAFI Treny Hera; Nurdin Nurdin
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2558

Abstract

ABSTRAK Peran mahasiswa Semester VII pada semester genap tahun ajaran 2018 adalah sebagai penata tari atau koreografer di dalam mata kuliah Garap Sanggit Tari dan Koreografi dengan capaian belajar mampu menampilkan karya tari dalam konteks pementasan. Beberapa proses penciptaan tari diawali dengan pencarian ide sampai tahap evaluasi merupakan serangkaian proses penciptaan yang tentunya hasil dari motivasi seseorang untuk berkarya. Modal mahasiswa agar mampu melalui proses pembelajaran tersebut adalah memiliki keinginan juga motivasi dalam menentukan ide kemudian dituangkan ke dalam serangkaian cerita dengan gerak sebagai visualnya. Motivasi bisa muncul di dalam diri mahasiswa sebagai pencipta tari dari berbagai rangsang. Yaitu rangsag audio, visual, dan rangsang kinestetik. Hasil penelitian ditemukan bahwa rangsang audio dan rangsang kinestetik sangat kontribusi terhadap motivasi dalam menciptaka karya tari melalui proses kreatifitas penetapan ide gagas garap sampai pada terciptanya sebuah karya yang siap untuk dipentaskan.  Kata Kunci: Motivasi, Proses Kreatif, Penciptaan Tari
ALAT MUSIK DALAM KESENIAN ORKESAN JIDUR KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR SUMATERA SELATAN Nofroza Yelli; Yuriska Plastika
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2563

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alat musik dalam kesenian orkesan jidur di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Objek Penelitian adalah alat musik musik Orkesan jidur, dan subjek penelitian yaitu pemain musik Orkesan Jidur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian diketahui bahwa kesenian Orkesan Jidur merupakan sebuah pertunjukan musik tanjidor yang melibatkan alat musik melodis dan ritmis. Alat musik tersebut terdiri dari Bass Drum, Snare Drum, Simbal, Terompet, Saxophone, Alto Horn, Bariton, Gitar Bass, dan Keyboard. Secara keseluruhan alat musik dalam kesenian ini berfungsi sebagai pengiring lagu baik itu lagu dangdut, pop, ataupun melayu. Alat musik bass drum, senare drum, dan simbal mempunyai peran sebagai pemberi tempo sekaligus membuat suasana lebih ramai dan semarak untuk di dengar. Terompet dan saxophone menjadi pengisi melodi dan pemberi harmoni dalam permainan Orkesan Jidur. Alto horn, bariton, serta keyboard sebagai pengisi akord, kemudian gitar bass sebagai penjelas ketukan pada musik Orkesan Jidur.
SRIMPI MENAK LARE SEBUAH TIPE TARI EDUKASI ANAK R.M. Pramutomo; Jonet Sri Kuncoro
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2554

Abstract

ABSTRAK Artikel ini merupakan hasil penelitian karya tari berbasis tradisi dengan unsur-unsur inovasi pada materi garapan. Nama Srimpi Menak Lare dipilih karena dianggap merepresentasikan bentuk kebaruan dalam visualisasi genre Tari Srimpi. Mengenai Tari Srimpi secara tradisi dikenal sebagai sebagai jenis penyajian tari putri diperagakan  oleh empat penari. Penciptaan Tari Srimpi Menak Lare bersumber dari Sastra Lakon Menak Lare karangan R.Ng. Yosodipura I. Tokoh utama yang hadir dalam Sastra lakon Menak Lare  adalah Tiyang Agung Menak Jayengrana atau lebih dikenal sebagi Amir Ambyah. Tokoh ini menginspirasi sebuah keteladanan yang dijadikan sumber matri dramataik Srimpi Menak Lare. Tari Srimpi Menak Lare juga mengedepankan aspek edukasi seni melalui peraganya yang masih usia remaja dengan varian 2 orang penari peraga laki-laki dan 2 orang penari peraga perempuan. Hal ini akan menghahasilkan kontribusi yang bersifat penciptaan pola tekni, pola interpretasi, dan pola estetik baru. Penggunaan metode penelitian artistik  menempatkan langkah riset  dalam tahapan observasi dan studi pustaka, interpretasi dan eskperimentasi, pembentukan, dan pergelaran. Pada akhirnya bentuk keluaran artikel ini merupakan aplikasi jenis penyajian Srimpi dengan inovasi pada tipe khusus bentuk tari edukasi anak. Kata Kunci: Tari Srimpi Menak Lare, Koreografi, Nilai Edukasi Anak
KETERMARGINALAN SENI PERTUNJUKAN RABAB PIAMAN DI KECAMATAN LUBUK ALUNG PARIAMAN SUMATERA BARAT Irfan Kurniawan
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2559

Abstract

ABSTRAK                  Artikel ini adalah hasil Penelitian kajian budaya yang kritis dan emansipatoristentang ketermarginalan Seni Pertunjukan Rabab Piaman dalam masyarakat nagari Lubuk Alung. Dalam rangkamengungkap fenomena yang berkaitan dengan bentuk, faktor dan dampakKetermarginalan Seni Pertunjukan Rabab Piaman dalam masyarakat nagari Lubuk Alung maka dilakukan penelitian kualitatif.Pengumpulan data dilakukan dengan observasi wawancara dan dokumantasi, serta dianalisis secara interaktif dan berlangsung secara terus pada setiap tahap penelitian sehingga sampai tuntas. Hasil penelitian adalah pertama,teridentifikasi bentuk ketermarginalan Rabab Piaman,yaknimenurunya konteks pertunjukan, mengecilnya wilayah pertunjukan, berkurangnya seniman, dan kalah dalam berkontestasi dalam kehidupan sosial budaya. Kedua, faktor-faktor penyebab ketermarginalan Rabab Piaman yang terdiri atas faktor eksternal yang meliputi; globalisasi, kesenian populer, kesenian tradisi dinamis, dan faktor internal yang meliputi; seniman, dan penyajian Rabab Piaman.Ketiga, dampak ketermarginalan seni pertunjukan Rabab Piaman yang meliputi hilangnya identitas budaya Pariaman (kearifan lokal), menguatnya budaya pop, dan terpuruk secara sosial budaya.Untuk membahas masalah faktor dan dampak ketermarginalan tersebut digunakan teori dekonstruksi (Derida). Kata kunci: Ketermarginalan, Seni Pertunjukan , Rabab Piaman, Kecamatan Lubuk Alung, Pariaman.
PERTUNJUKAN MUSIKSOLIS MARIMBA DALAMKOMPOSISIRONDO ALLATURCA, TALEMANGKO DAN BACARAI KASIAHJURUSAN MUSIK MINAT PERTUNJUKAN MUSIK Deria Sepdwiko
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2555

Abstract

ABSTRAK  Perbedaan dari masing–masing gaya musik yang ditampilkan seperti musik di zaman baroq, modern (populer) dan music melayu, di butuhkan suatu pendekatan secara keilmuan dibidang “teori”. Adapun pendukung teori tersebut yakni, seperti buku sejarah musik, buku istilah musik untuk mengetahui tentang pengertian dari simbol yang terdapat di dalam repertoar. Dirumuskan bahwa, Zaman Baroq dengan ciri-ciri bentuk tema dan variasi yang sangat menonjol dan banyak menggunakan ornament atau nada–nada hias, Musik zaman Barok biasanya tidak pernah lari dari tempo dan pada umumnya bersifat polifoni. Musik Barok lazimnya hanya mencerminkan satu jenis emosi saja. Dibandingkan dengan music zaman Romantik, Musik Barok jarang mempunyai modulasi atau rubato. Musik Melayu memiliki gaya musik yang khas pada pemakaian nada–nada hias (cengkok atau garinyiak) yang disebut dalam istilah musik melayu. Mempunyai tempo yang bervariasi, misalnya langgam, zapin, senandung, joget dan patam–patam.  Kata Kunci, Musik Zaman Baroq, Modern (populer), Melayu. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10