cover
Contact Name
Herpin Nopiandi Khurosan
Contact Email
herpinnk@lecturer.undip.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
nusa@live.undip.ac.id
Editorial Address
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, S.H., Tel/Fax 024-76480619 pst 34/ 024-76480619
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 0216535X     EISSN : 25979558     DOI : -
Jurnal NUSA adalah jurnal nasional terakreditasi Sinta Kemristekdikti yang diterbitkan oleh Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, jurnal NUSA menerima dan memuat artikel mengenai Sastra Indonesia, Kajian Bahasa, Linguistik Teoritis, Linguistik Terapan, Sastra Daerah. Dalam satu tahun Jurnal Nusa terbit 4 kali, yaitu Mei dan November.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 2: Mei 2020" : 12 Documents clear
Tindak Tutur Direktif pada Lagu Daerah Bolaang Mongondow Bertema ‘Nasihat Orang Tua’ Andiani Rezkita Nabu
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 2: Mei 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.15.2.238-252

Abstract

As one of the cultural products, the Bolaang Mongondow regional song was created based on social interaction between the Bolaang Mongondow tribal community and its cultural environment. So it is not surprised that regional song lyrics has its own uniqueness compared to other types of discourse. The purpose of this study is to investigate the types and meanings of directive utterances that exist in the discourse of the regional song lyrics of Bolaang Mongondow with the theme "parents’ advices". As a qualitative descriptive study, this research uses the simak method and simak bebas libat cakap technique to collect the data. The source of data of this study is Bolaang Mongondow’s regional songs which means ‘parents’ advices’ such as Tano-tanobon (Remember in your heart), Moraoi (So far away), Batondon (Rise Up), and Umolot (My country). Finally, this study found that the directive utterances in the songs are imperative and declarative sentences which mean for inviting, advising, forbiding, and ruling.
Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP 25 Padang Salsa Billa; Afnita Afnita
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 2: Mei 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.15.2.190-198

Abstract

This study aims to describe the ability to read comprehension in Indonesian language learning for eighth grade students of SMP Negeri 25 Padang. Students' reading comprehension ability is described through the average score at the level of understanding. The method used in this research is descriptive quantitative method by describing the object under study through data, samples, or population. The subjects in this study were students of class VIII.1 SMP Negeri 25 Padang. The sample in this study were all students of class VIII.1 SMP Negeri 25 Padang, amounting to 32 people. Data collection techniques used in this study are through objective tests, the results of these tests are then processed and analyzed. The results of this study indicate that the reading ability of students of class VIII at SMP Negeri 25 Padang is categorized very well, with an average of 92.38, because the Minimum Mastery Criteria (KKM) at SMP Negeri 25 is only 75.00.IntisariPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 25 Padang. Kemampuan membaca pemahaman siswa dideskripsikan melalui skor rata-rata pada tingkatan pemahaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan mendeskripsikan objek yang diteliti melalui data, sampel, atau populasi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII.1SMP Negeri 25 Padang. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 25 Padang yang berjumlah32 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui tes objektif, hasil dari tes tersebut kemudian diolah dan dianalisis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Negeri 25 Padang dikategorikan sangat baik, dengan rata-rata 92.38, karena Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMP Negeri 25 hanya 75.00.Kata Kunci : kemampuan membaca, membaca pemahaman, pembelajaran bahasa Indonesia, tes objektif, kemampuan membaca pemahaman.
Strategi Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung Pedagang dalam Menerima dan Menolak Pembeli Di Pasar Aur Kuning Bukittinggi Tressyalina Tressyalina; Haniya annisa
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 2: Mei 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.15.2.253-262

Abstract

The interaction between traders and buyers using language as a communication tool is called speech act. This study aims to describe the direct and indirect speech acts that occur between traders in accepting and rejecting buyers in the Aur Kuning Bukittinggi market. To obtain data the author uses the method of referencing and note-taking techniques. After the data is collected, speech act theory is used to analyze the data. In this research, work steps include reduction, presentation of data, and drawing conclusions. Based on the results of the study, it can be concluded that the speech acts used in the sale and purchase contraction between traders and buyers in the Bukittinggi aur yellow market, namely the speech act directly accepts buyers belonging to thevivial function, the speech act strategy rejects the buyer classified into the collaborative function. Indirect speech acts accept buyers classified into thevivial function, indirect speech strategies reject buyers classified into collaborative functions.
Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Karya .Feast M. Faizun Arfanda; Moh Muzakka
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 2: Mei 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.15.2.199-213

Abstract

       The objects of this research material are the lyrics of the song "Peradaban", "Berita Kehilangan", and "Tarian Penghancur Raya" by .Feast. The purpose of this study is to describe the structure of .Feast’s lyrics and the social criticism contained within. Roman Ingarden's theory was used in this study to analyze the structure of .Feast’s lyrics. This research was also conducted using the theory of literary sociology to analyze social criticism contained in the song lyrics by .Feast.       The results of this study show that the song lyrics by .Feast act as a medium for conveying criticism of social realities that occur in society. In the lyrics of the song "Peradaban", criticism is expressed over radical movements, discriminatory attitudes, and intolerance that occur between religious communities that are rife in Indonesia. The lyrics of the song "Berita Kehilangan" contain criticism of the perpetrators of murder due to the loss of human values that have ruled out common sense. The lyrics to the song "Tarian Penghancur Raya" contain criticisms of pollution and environmental damage, as well as a ban on the implementation of Indonesian local wisdom. Intisari       Objek material penelitian ini adalah lirik lagu “Peradaban”, “Berita Kehilangan”, dan “Tarian Penghancur Raya” karya .Feast. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur lirik lagu .Feast dan kritik sosial yang terkandung di dalamnya. Teori Roman Ingarden digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis struktur lirik lagu karya .Feast. Penelitian ini juga dilakukan menggunakan teori sosiologi sastra untuk menganalisis kritik sosial yang terkandung di dalam lirik lagu .Feast.       Hasil penelitian ini adalah lirik lagu .Feast merupakan media untuk menyampaikan kritik terhadap realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam lirik lagu “Peradaban”, kritik disampaikan atas gerakan radikalisme, sikap diskriminasi, dan intoleransi yang terjadi antara masyarakat beragama yang marak di Indonesia. Lirik lagu “Berita Kehilangan” berisi kritik terhadap pelaku pembunuhan akibat hilangnya nilai-nilai kemanusiaan yang sudah mengesampingkan akal sehat manusia. Lirik lagu “Tarian Penghancur Raya” berisi kritik terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta pelarangan pelaksanaan kearifan lokal Indonesia.Kata kunci: lirik lagu, .Feast, Roman Ingarden, sosiologi sastra, kritik sosial
Istilah dalam Permainan Bekelan di Kota Surakarta: Kajian Antropolinguistik Amelia Fatimah; Suyanto Suyanto; Sri Puji Astuti
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 2: Mei 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.15.2.263-272

Abstract

Language variations relate to different cultures. The relationship between language and culture is found in terms of traditional game, that’s bekelan. Bekelan is a game that’s played by several people in turns using ball and objects called kecik. The game is rarely played by children, so it needs to be preserved. This study aims to explain the lexical meaning, cultural meaning, co-text, and cultural values of bekelan’s terms in Surakarta. The theory used in the study is anthropolinguistic. Data were collected using interview techniques and literature study. Bekelan in Surakarta has fourteen terms, they are name, tools, and rules of the game. The data were analyzed using ethnographic descriptive. The result of data analyisis are presented using formal and informal methods. The result based on the data analysis found that bekelan’s terms have (1) lexical meanings and cultural meanings, (2) co-texts are material and kinetic elements, and (3) cultural values are values of human relationship with God, human relationship with nature, human relationship with society, human relationship with other humans, and human relationship with hisself.
Kesantunan Pengajuan Pertanyaan pada Tuturan Ilokusi Peserta Didik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang Bawon Wiji Dia Prasasti; Gigid Mujianto
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 2: Mei 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.15.2.147-158

Abstract

This research was aimed to describe the way the students asking questions in learning Indonesian language in VIII grade of Muhammadiyah 06 Dau Junior High School Malang. The theory of politeness in language that used as the guidline was Brown and Levinson theory and the characteristics in asking questions used the theory of Alwi. The research data source was the students. The research results showed that the students were using: (1) a type of yes: or no questions that required detailed answers, it was proven as high intonation at the end of questioning that the students used, therefore, got a short yes reply as the answer from the teacher and the low intonation at the end of the question provided the students a longer answer from the teacher. (2) On the politeness of questioning factors used by the students in form of indirect expressions that forming negative politeness order and the use of honorific proven by students said Ma’am at the beginning or the end of the questions. IntisariPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan tuturan bertanya peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang. Teori kesantunan berbahasa yang dijadikan pegangan yaitu teori Brown dan Levinson dan ciri tuturan pertanyaan berpegang pada teori yang dikemukakan oleh Alwi. Sumber data penelitian adalah peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan para peserta didik untuk menggunakan: (1) ciri kalimat tanya nembutuhkan jawaban ya atau tidak dan memerlukan jawaban panjang, hal itu terbukti pada intonasi akhir tinggi yang digunakan peserta didik mendapat jawaban pendek dari guru berupa ya dan intonasi rendah diakhir pertanyaan yang diujarkan perserta didik memperoleh jawaban panjang dari guru. (2) pada faktor kesantunan pertanyaan yang digunakan peserta didik berupa ungkapan tidak langsung dengan membentuk kesantunan negatif memerintah dan penggunaan ungkapan rasa hormat yang terbukti dengan penggunaan ungkapan sapaan Bu di awal atau akhir kalimat tuturan pertanyaan peserta didik.
Persuasive Strategy in Prabowo’s Political Speech at National Agenda 2019 Sedyo Laksono, Imam Setyojati; Hamamah, Hamamah; Chojimah, Nurul
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 2: Mei 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.15.2.214-224

Abstract

This research aims to uncover the critical intent of Prabowo Subianto against the government. Through a persuasive strategy, Prabowo featured of words and phrases that have negative connotations. It is a strategy that affects the audience to agree that the governance system is wrong.  Negative connotations are part of the pathos. Where, it is related to the fit that can provoke the emotions of listeners and make it agree with the statement conveyed by the speaker. Data used in the analysis of text in Prabowo's spech, Indonesia wins which he said on the national Agenda 2019 in Jakarta. Lexical meanings are chosen as tools for analyzing data to analyze the exact meaning of the connotation in the speech.  IntisariPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap maksud kritikan dari Prabowo Subianto terhadap pemerintah. Melalui strategi persuasif, Prabowo menampilkan kata-kata dan frasa yang memiliki konotasi negatif. Hal tersebut merupakan strategi dimana mempengaruhi para audience untuk setuju dengannya bahwa system pemerintahan ada yang salah.  Konotasi negative adalah bagian dari pathos. Dimana hal tersebut berkaitan dengan sesuau yang dapat memancing emosional pendengar dan membuatnya setuju dan sepakat dengan pernyataan yang disampaikan oleh pembicara. Data yang digunakan dalam analisa adala teks pidato Prabowo yang berjudul Indonesia Menang yang dia sampaikan pada Agenda Kebangsaan 2019 di Jakarta. Pengartian leksikal dipilih sebagai alat utk menganalisa data untuk menganalisa arti yang sebenarnya pada conotasi yang terdapat dalam pidato.Kata Kunci: Prabowo, persuasif, pathos, konotasi, makna leksikal.
Makna Istilah, Ungkapan, dan Peribahasa dalam Seloko Adat Tunjuk Ajar Tegur Sapo Pada Tradisi Pernikahan Masyarakat Jambi Suci Priantini, Nur Batsina; Suyanto, Suyanto; Astuti, Sri Puji
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 2: Mei 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.15.2.273-281

Abstract

This study aims to explain the lexical meaning, cultural meaning, and cultural values in the seloko adat pointing to Sapur tegur teaching. Data collection techniques used in this study are using observation, listening and competent methods. This research uses anthropological linguistic theory. The results of data analysis show that seloko adat pointed out that Sapur tegur teaching has 13 general terms about the rules of behavior in accordance with Jambi custom, 7 general expressions about family rules and 18 general proverbs about rules in the household that contain lexical and cultural meaning and has five cultural values namely human relationship with God; human relationship with nature; human relations with the community; human relations with other humans; and human relations with yourself. Based on these findings, in terms of meaning tends to contain advice, advice, or traditional teachings conveyed by ninik mamak, tuo tengganai or people who are elder and understand about seloko adat pointing at Sapo rebukes. IntisariPenelitian ini bertujuan menjelaskan makna leksikal, makna kultural, dan nilai-nilai budaya di dalam seloko adat tunjuk ajar tegur sapo. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode observasi, simak dan cakap. Penelitian ini menggunakan teori linguistik antropologi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa seloko adat tunjuk ajar tegur sapo memiliki 13 istilah secara umum tentang aturan-aturan berperilaku sesuai dengan adat Jambi, 7 ungkapan secara umum tentang aturan-aturan dalam keluarga dan 18 peribahasa secara umum tentang aturan-aturan dalam rumah tangga yang mengandung makna leksikal dan kultural serta memiliki lima nilai budaya yaitu hubungan manusia dengan Tuhan; hubungan manusia dengan alam; hubungan manusia dengan masyarakat; hubungan manusia dengan manusia lain; dan hubungan manusia dengan diri sendiri. Berdasarkan temuan tersebut, dari segi makna cenderung berisikan nasihat, petuah, atau ajaran adat yang disampaikan oleh ninik mamak, tuo tengganai atau orang-orang yang dituakan dan mengerti tentang seloko adat tunjuk ajar tegur sapo. Kata Kunci: Istilah, Ungkapan, Peribahasa, Seloko, Linguistik antropologi.
Struktur Wacana dan Pesan Dakwah pada Lagu Lawlaka Maher Zaen Hendro Eko Setiawan; Ziana Walidah
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 2: Mei 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.15.2.159-173

Abstract

The purpose of this paper is to describe the structure that exists in the lyrics of the song Lawlaka so that readers especially song lovers can know, understand and know what is contained in the song lyrics Lawlaka as well as the linguistic aspects in it. The primary data is the Lawlaka text contained in the Youtube Awkening Music channel, while the secondary data uses Van Dijk's discourse analysis. The results show that there is a complex structure found in the lyrics of the song Lawlaka. In the text dimension it contains micro and macro structures: from the micro structure it contains the thematic elements of the hope of His grace, begging for forgiveness and praise. The superstructure that contains the schematic shows the title / lead. In the macro structure there are background elements, details and meanings. Whereas the social dimension of the Lawlaka song is not just textual but has meaning within it. As for the social context of his sinful state that others feel. Maher Zaen composed the song in reference to his words and hadith of the prophet Muhammad SAW for the public awareness of the importance of the mercy of Allah SWT. the message of the preaching contained: inviting man to return to the path of Allah SWT as written in the hadith and the word of Allah SWT.  IntisariTujuan tulisan ini ialah untuk mendeskripsikan struktur yang ada dalam lirik lagu Lawlaka sehingga pembaca khususnya penikmat lagu dapat mengetahui, memahami dan mengetahui apa yang terkandung dalam lirik lagu Lawlaka serta aspek-aspek kebahasaan didalamnya. Adapun data primer adalah teks Lawlaka yang ada didalam chanel Youtube Awkening Music, sedangkan data skunder menggunakan analisis wacana Van Dijk. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya struktur kompleks yang terdapat dalam lirik lagu Lawlaka. Pada dimensi teks memuat struktur mikro dan makro: dari struktur mikro memuat unsur tematik tentang pengharapan rahmat-Nya, memohon ampun dan pujian. Adapun superstruktur yang memuat skematik menunjukan adanya judul/lead. Pada struktur makro terdapat adanya elemen latar, detail dan maksud. Sedangkan pada dimensi sosial lagu Lawlaka tidak hanya  sebatas teks saja namun ada makna yang terkandung didalamnya. Adapun dalam konteks sosial berkenaan dengan keadaan dirinya yang merasa penuh dosa yang juga dirasakan oleh orang lain. Maher Zaen mencipta lagu tersebut merujuk pada firman-Nya dan hadits nabi Muhammad SAW untuk kesadaran masyarakat akan pentingnya rahmat Allah SWT. pesan dakwah yang terkandung: mengajak manusia kembali ke jalan Allah SWT sebagaimana tertulis dalam hadis rosul dan firman Allah SWT.
Makna dan Struktur Sastra Lisan Dalam Mantra Pengasih Semar Mesem dan Jaran Goyang pada Masyarakat Desa Saleh Mulya Jalur 6 Jembatan 1 Kabupaten Banyuasin Khamidah Khamidah Yustianingsih
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 2: Mei 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.15.2.225-237

Abstract

Mantra can be interpreted as a word-for-word arrangement that is arranged so that it has poetic elements that have rhymes and rhythms and is believed to contain powers beyond human reasoning (supernatural). The purpose of this research is to find out and describe the meaning and structure of oral literature in the mesar loving spells of mesem and jaran shake in the Saleh Mulya Village community on line 6 Jembatan 1, Banyuasin Regency. The research method used is descriptive method and grounded method. The results showed that the mantra in Saleh Mulya Village Lane 6 Bridge 1 Banyuasin District there are ten spells in Javanese that can be analyzed structure with Nine components namely: (a) the greeting component opening, (b) the intention component, (c) the component name mantra, (d) suggestion component, (e) visualization component or symbol, (f) target name component, (g) destination component, (h) expectation component, (i) closing component and with denotative and connotative meaning contained in every spell. IntisariMantra dapat diartikan sebagai susunan kata demi kata yang tersusun sehingga berunsur puisi yang mempunyai rima dan irama serta dipercaya mengandung kekuatan diluar nalar manusia (gaib). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna dan struktur sastra lisan dalam mantra pengasih semar mesem dan jaran goyang pada masyarakat Desa Saleh Mulya jalur 6 Jembatan 1 Kabupaten Banyuasin. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif dan metode grounded. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mantra yang ada di Desa Saleh Mulya Jalur 6 Jembatan 1 Kabupaten Banyuasin terdapat sepuluh mantra dengan bahasa jawa yang dapat dianalisis struktur dengan Sembilan komponen yaitu: (a) komponen salam pembuka, (b) komponen niat, (c) komponen nama mantra, (d) komponen sugesti, (e) komponen visualilasi atau simbol, (f) komponen nama sasaran, (g) komponen tujuan, (h) komponen harapan, (i) komponen penutup dan dengan makna denotatif dan makna konotatif yang terdapat didalam setiap mantra.Kata kunci :  Mantra Pengasih Semar Mesem dan Jaran Goyang

Page 1 of 2 | Total Record : 12