cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Ibn Abbas
ISSN : -     EISSN : 26207885     DOI : -
Core Subject : Social,
JURNAL IBN ABBAS MERUPAKAN JURNAL PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ALQURAN DAN TAFSIR (S2) FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM YANG SECARA KOMPREHENSIF MENGKAJI BIDANG ALQURAN DAN ILMU-ILMU ALQURAN BERBASIS TURATS, ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "VOL 3, NO 2 (2020): OKTOBER-MARET" : 7 Documents clear
Menakar Nilai Kritis Fakruddin al-Razi dalam Tafsir Mafatih al-Ghayb Muhammad Nurman; Syafruddin Syafruddin
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir VOL 3, NO 2 (2020): OKTOBER-MARET
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/jia.v3i2.9224

Abstract

Tulisan ini menjawab tentang kritikan terhadap Fakruddin al-Razi tentang kurangnya nilai kritis dalam membantah pemikiran yang berseberangan di dalam Tafsir Mafatih al-Ghayb. Sehingga ditemukan bahwa ada kritikan yang secara kualitas sangat argumentatif namun tidak sebanding dengan pemaparan kritikan secara kuantitas. begitu juga, Fakhruddin al-Razi mengkritisi di awal penafsiran dengan lugas, tegas dan rinci. Namun dalam ayat lain kritikan pada pembahasan yang sama hanya dibahas secara global, agar tidak terjadi banyak pengulangan. Maka buku Tafsir Mafatih al-Ghayb harus dibaca secara utuh, sehingga ditemukan bahwa suatu topik atau pembahasan, telah dikritisi dan dijelaskan dengan rinci oleh Fakhruddin al-Razi.
RESEPSI QUR’AN SURAH AL-FATIHAH DALAM LITERATUR KEISLAMAN PADA MASA ABAD PERTENGAHAN Winceh Herlena; Muads Hasri
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir VOL 3, NO 2 (2020): OKTOBER-MARET
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/jia.v3i2.7940

Abstract

Penelitian ini fokus terhadap kajian tentang “Resepsi QS.Al-Fatihah dalam Literatur keIslaman pada Abad Pertengahan”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya fenomena yang terjadi dimasyarakat yang masih kental dengan tradisi pembacaan surah al-Fatihah, diantaranya sebagai jimat, sebagai pengobatan seperti ruqyah, sebagai praktek ritual masyarakat seperti tahlilan, dsb. Fenomena-fenomena tersebut sudah menjadi sebuah tradisi yang umum dikalangan masyarakat. Namun, banyak orang yang belum mengetahui tentang tujuan-tujuan, dasar-dasar, dan sejarah awal mulanya praktek-praktek tersebut berasal. Oleh karena itu, dengan menggunakan teori informatif dan perfomatif yang digagas oleh Sam D. Gill maka penelitian ini bertujuan untuk mencari data-data darimana awal munculnya fenomena-fenomena tersebut direspon oleh masyarakat, dipahami dan diungkapkan serta berkembang dimasyarakat melalui literatur-literatur keIslaman pada masa abad pertengahan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari beberapa kitab resepsi yang ada, secara garis besar bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis kitab. Hal ini dapat dilihat dari kitab yang berbicara mengenai makna-makna yang terkandung dalam al-Qur’an dan ini diwakili oleh kitab al-Qurthubi, kitab yang amalan-amalan di dalamnya memiliki manfaat duniawi, seperti pengobatan dan ini diwakili oleh kitab Al-Nawawi, Al-Ghazali, dan Al-Dairabi.
SIMBOLISASI WARNA DALAM AL-QUR’AN ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE Hamdan Hidayat
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir VOL 3, NO 2 (2020): OKTOBER-MARET
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/jia.v3i2.8232

Abstract

Abstract This article aims to discuss the symbolization of colors in the al-Qur'an's Charles Sanders Pierce's semiotic analysis using the thematic interpretation theory pioneered by Abdul Hay al-Farmawi. Through this thematic interpretation theory found 6 colors found in the Koran, namely red, yellow, green, blue, black, and white scattered in 33 verses contained in 22 letters by mapping the results of research using thematic techniques. The results of color research in the Qur'an are expressions that are marked with color in various forms of lafadz as a symbol to describe certain objects in a situation, situation, place, and nature of the object. First, red as a symbol of the beauty of nature. Second, yellow is a symbol of the image of humans in the world. Third, green as a symbol of a fertile earth. Fourth, blue as a symbol of the human condition on the Day of Judgment. Fifth, black as a symbol of human images on the Day of Judgment. Sixth, white as a symbol of human image when in heaven. The existence of this article shows that color is a simple but meaningful symbol hidden in the Qur'an which needs to be studied.Abstrak Artikel ini bertujuan membahas simbolisasi warna dalam al-Qur’an analisis semiotika Charles Sanders Pierce dengan menggunakan teori tafsir tematik yang dipelopori oleh Abdul Hay al-Farmawi. Melalui teori tafsir tematik ini ditemukan 6 warna yang terdapat dalam al-Qur’an, yaitu merah, kuning, hijau, biru, hitam, dan putih yang tersebar pada 33 ayat terkandung dalam 22 surat dengan memetakan hasil dari penelitian menggunakan teknik tematik. Hasil dari penelitian warna dalam al-Qur’an terdapat ungkapan-ungkapan yang ditandai dengan warna dalam berbagai macam bentuk lafadz sebagai simbol untuk menggambarkan objek tertentu pada suatu keadaan, situasi, tempat, dan sifat dari objek. Pertama, merah sebagai simbol gambaran keindahan alam. Kedua, kuning sebagai simbol gambaran manusia didunia. Ketiga, hijau sebagai simbol gambaran bumi yang subur. Keempat, biru sebagai simbol gambaran keadaan manusia pada hari kiamat. Kelima, hitam sebagai simbol gambaran manusia pada hari kiamat. Keenam, putih sebagai simbol gambaran manusia ketika berada di surga. Dengan adanya artikel ini menunjukkan bahwa warna adalah sebagai simbol yang sederhana namun bermakna yang tersembunyi dalam al-Qur’an yang perlu dikaji. Kata Kunci : Simbol, Warna, Charles Sanders Pierce
UBUDIAH ACCORDING TO IMAM NAWAWI AL-BANTANI (W.1897 AD) IN THE BOOK OF MARAH LABID LI KASYFI MAKNA OF THE QURAN MAJID. Muzakkir Muzakkir; Arifinsyah Arifinsyah; Riza Faisal Husaini
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir VOL 3, NO 2 (2020): OKTOBER-MARET
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/jia.v3i2.11079

Abstract

AbstractThis study aims to describe the Ubudiah according to Imam Nawawi Al-Bantani (W.1897 AD) in the Book of Marah Labid li Kasyfi Makna of the Quran Majid. This type of research is a library research with a qualitative approach. The research method used is the method of interpretation that is tahlily method. The source of this research is the interpretation of Marah Labid li Kasyfi Makna of the Quran Majid, other commentaries and literature relating to ubudiah, while the data analysis technique is done using content analysis. The results of this study are Ubudiah is the servitude of a servant to His Rabb, which is a servant when worshiping Allah Almighty is not merely to get rewards, in order to avoid the fire of hell, but the goal is to worship Allah Almighty in order to get His pleasure . The meaning of ubudiah according to Shaykh Imam Nawawi Al-Bantani in the book of the Marah Labid Li Kasyfi Makna of the Quran Majid is mentioned in his interpretation that a servant is classified into three parts: a. There are servants who worship Allah only because of Allah. is a God worthy of worship, whether he is given favor or not blessed. b. There are servants who worship Allah SWT because they are given Favor by Allah. continously. c. There are servants who worship Allah. because there is fear in him. Ubudiah according to Imam Nawawi al-Bantani has very close relevance in daily life, both in the political, economic, social and tolerance fields
Al-Safah dalam al-Qur'an Ujang Ujang
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir VOL 3, NO 2 (2020): OKTOBER-MARET
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/jia.v3i2.8703

Abstract

Kata al-safah memiliki makna yang identik dengan bodoh. Sehingga dalam kata ini sering diartikan dengan orang-orang bodoh. Namun, di dalam ayat-ayat al-Qur’an, kata itu tidak selalu difahami dalam makna bodoh saja, tetapi juga mengandung makna berbagai sifat-sifat menyimpang pada sebagian orang. Sepuluh ayat yang menyebut kata ­al-safah mengandung tiga tema yang masing-masingnya juga memiliki sub tema tersendiri. Ketiga tema itu ialah karakter orang-orang bodoh, perbuatan orang-orang bodoh, dan bantahan terhadap tuduhan orang-orang bodoh.
MUNASABAH KISAH ASHABUL KAHFI DAN KISAH NABI MUSA DENGAN NABI KHIDIR DI Q.S AL-KAHFI MENURUT AL-BIQA'I ( ANALISIS KITAB NADZMU AL-DURAR FI TANASUB AL-AYAT WA AL-SUWAR ) Sahila Aidriva
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir VOL 3, NO 2 (2020): OKTOBER-MARET
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/jia.v3i2.11080

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh metode tafsir munasabah pada kisah Ashabul Kahfi dan Nabi Musa dengan Khidir dalam surah Al-Kahfi menggunakan Kitab karya Al-Biqa’i. Penelitian bertujuan untuk memperdalam ilmu tentang munasabah dan mengetahui problematika ayat-ayat munasabah terkhususnya pada surah Al-Kahfi ayat 9-26 dan ayat 60-82. Metode yang digunakan yakni pendekatan kualitatif dan penelitian pustaka yakni penelitian kitab karya Al-Biqa'i dengan judul Nadzmu Al-Durar Fi Tanasub Al-Ayat Wa Al-Suwar secara primer.Adapun hasil penelitian tentang munasabah kisah Ashabul Kahfi dan pertemuan Nabi Musa dengan Khidir adalah : Pentingnya Menuntut Ilmu (Q.S Al-Kahfi : 60 dengan 66), Keyakinan/Keimanan (Q.S. Al-Kahfi: 10 dengan 16), Semua tindakan atas izin Allah (Q.S. Al-Kahfi : 24 dengan 69), Keilmuan Nabi Khidir yang memiliki Ilmu Laduni (Q.S. Al-Kahfi : 65 dengan Q.S Jin : 26-27).Kata Kunci : Munasabah, Ashabul Kahfi, Nabi Musa dan Nabi Khidir
TAFSIR AL-AZHAR: KEKUATAN DAN PENGARUHNYA ahmad nabil amir
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir VOL 3, NO 2 (2020): OKTOBER-MARET
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/jia.v3i2.8796

Abstract

Kajian ini membincangkan metodologi Hamka (Februari 17, 1908 - Julai 24, 1981) dalam menghasilkan kitab Tafsir al-Azhar. Ia membahaskan secara komprehensif manhaj yang dilakarkannya dan corak analisis yang diketengahkan dalam perbincangan dan penelitian ayat-ayat al-Qur’an. Latar perbincangannya yang ekstensif dan penggarapannya yang luas tentang hukum, sejarah, pemikiran, tasauf, akhlak, akidah dan peradaban menzahirkan kekuatan fikrah dan ijtihad yang diungkapkan dalam karya ini. Metode kajian adalah bersifat deskriptif dan analitik. Ia cuba meninjau tema-tema yang dibawakan dalam Tafsir Hamka dan merumuskan kefahaman dan pengaruhnya dalam pemikiran tafsir yang ingin dikembangkan.  Tafsir al-Azhar merupakan karya besar yang dihasilkan dengan kekuatan analisis dan pandangan dunia yang luas yang diangkat sebagai rujukan terpenting dalam tradisi penulisan tafsir di nusantara. Ia menekankan kepada manhaj akliah dan ijtihad yang substantif yang memperlihatkan aspirasi ke arah pembaharuan dan pemberdayaan kaum Muslimin. Kesimpulan dari kajian mendapati bahawa tafsir ini menekankan corak penafsiran akliah yang mendalam dalam memahami ayat-ayat al-Quran yang terkesan dengan prinsip rasional yang meluas yang dibawa dalam Tafsir al-Manar dan memberi pengaruh yang mendalam dalam pemikiran dan tradisi tafsir yang berkembang di Nusantara.

Page 1 of 1 | Total Record : 7