cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Ibn Abbas
ISSN : -     EISSN : 26207885     DOI : -
Core Subject : Social,
JURNAL IBN ABBAS MERUPAKAN JURNAL PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ALQURAN DAN TAFSIR (S2) FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM YANG SECARA KOMPREHENSIF MENGKAJI BIDANG ALQURAN DAN ILMU-ILMU ALQURAN BERBASIS TURATS, ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI.
Arjuna Subject : -
Articles 67 Documents
Hakikat Puasa Ramadhan dalam Perspektif Tasawuf (Tafsir Q.S Al-Baqarah: 183) Safria Andy
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 1 (2018): Vol 1 No 1 April-September 2018
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.63 KB) | DOI: 10.9876/jia.v1i1.1895

Abstract

Tulisan ini berjudul Hakikat Puasa Ramadhan dalam Persfektif Tasawuf dengan menafsirkan Quran surah al-Baqarah ayat 183. Penulis berusaha menjembatani kondisi zaman sekarang yang penuh dengan kebimbangan dari sikap seorang hamba yang beribadah, di satu sisi dia berpuasa Ramadhan namun tetap menguasai sifat yang rakus dan sombong. Artikel ini akan membahas pengertian tasawuf dan tujuannya, ramadhan dan hikmahnya, serta korelasi puasa ramadhan dengan tasawuf sebagai wujud makna tafsir surah al-Baqarah ayat 183 dengan puasa ramadhan, dan empat makna hakikat puasa ramadhan dalam perspektif tasawuf.
PENGETAHUAN KEBAHASAAN DAN PENAFSIRAN TEKS QURANI abdul halim
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 1 (2018): Vol 1 No 1 April-September 2018
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1079.254 KB)

Abstract

Pengetahuan bahasa mempunyai dampak signifikan dalam penafsiran Alquran. Dengan mengetahui seluk beluk bahasa maka makna kata akan terbuka. Seperti pendapat As-Suyuthi bahwa ada 8 syarat seorang mufassir, yaitu: mufradat, madlulnya, ilmu nahwu, struktur nahwunya, ilmu tashrif dan bangunannya, ilmu isytiqoq, ilmu balaghah dan ilmu qiraat. Sebab itu kata mempunyai sejarah, pemakaiannya maupun pengalaman generasi yang menggunakannya. Kata bisa hidup karena dipakai dan kata bisa mati karena tidak dipakai. Penelitian ini fokus kepada pengetahuan kebahasaan yang merupakan kumpulan konsep-konsep atau teori bagi satu konstruksi atau struktur bahasa.
KONTRIBUSI SYEKH AZRA’I ABDURRAUF DALAM PENGEMBANGAN ILMU ALQURAN DI SUMATERA UTARA ahmad zuhri
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 1 (2018): Vol 1 No 1 April-September 2018
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.142 KB) | DOI: 10.9876/jia.v1i1.1896

Abstract

Penelitian ini untuk memahami pemikiran Syaikh H. Azra’i Abdurrauf, seorang ulama kharismatik Sumatera Utara. Beliau adalah seorang hafiz Alquran, menguasai ilmu Alquran, bahasa Arab, dan ilmu keislaman lainnya. Beliau banyak berkiprah dalam mengajarkan ilmu-ilmu keislaman, khususnya ilmu al-Qur’an di dalam negeri maupun di luar negeri. Kedudukannya sebagai ulama yang ahli ilmu fasahah dan ilmu qiraat sab’ah, diperkuat dengan keberadaannya sebagai Dewan Hakim (dewan juri) MTQ pada even-even internasioanal seperti di tanah air, Makkah al-Mukarramah, dan negara jiran tetangga Malaysia. Hal ini penting dilakukan untuk melihat perspektif beliau tentang pengembangan ilmu Alquran.
AL-UMMAH DAN AL-QAWM DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN mabrur, asrar
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 1 (2018): Vol 1 No 1 April-September 2018
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9876/jia.v1i1.1892

Abstract

Tulisan ini membahas tentang konsep al-ummah dan al-qawm serta konsep umat terbaik dan kaum yang baik dalam perspektif Alquran. Konsep al-ummah dalam perspektif Alquran adalah mengacu kepada hal-hal yang bersifat deskriptif tentang penyatuan dari berbagai aspek yang dianggap berbeda yang muncul atau paling tidak terkesan dalam satu masyarakat. Sedangkan al-qawm dalam perspektif Alquran adalah gambaran-gambaran fenomena kekhasan satu kelompok tertentu yang menjadi ‘ibrah bagi komunitas yang datang setelahnya. Umat atau kaum yang terbaik dalam perspektif Alquran adalah masyarakat yang menerima keragaman, dan berupaya mencari “titik” yang mempersamakan satu dengan yang lain.
ANALISIS FILOSOFIS DAN QURANI TERHADAP IJTIHAD DALAM REAKTUALISASI HUKUM ISLAM muhammad, muhammad
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 1 (2018): Vol 1 No 1 April-September 2018
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9876/jia.v1i1.1893

Abstract

Dalam sejarah hukum Islam perbedaan pendapat dalam soal hukum tidak pernah hilang dan terus berkembang di kalangan para ulama dan fuqaha. Pro dan kontra merupakan hal biasa, dan bahkan dianggap sebagai rahmat dalam Islam. Perbedaan pendapat dan khilafiah dalam bidang hukum tidak membuat hukum Islam berhenti, umat Islam dapat memilih di antara pendapat para ulama yang ada sebagaimana pendapat imam mazhab. Penelitian ini berkaitan dengan fenomena reaktualisasi hukum Islam melalui pendekatan ijtihad dan qurani. Ternyata dimungkinkan dan diperkirakan hukum Islam akan tetap aktual, dinamis, aplikatif dan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan peradaban umat manusia. Meskipun perbedaan pemahaman dan khilafiah dalam persoalan hukum tidak dapat dihindari, namun akal manusia berperan aktif dalam menetapkan suatu produk hukum.
PERSPEKTIF SAINSTIFIK DALAM PENAFSIRAN ALQURAN: STUDI ANALISIS TAFSIR AL-QUR'AN WA AL-HUDÂ WA AL-FURQÂN KARYA SYED AHMAD KHAN siregar, parluhutan
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 1 (2018): Vol 1 No 1 April-September 2018
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9876/jia.v1i1.1894

Abstract

Penelitian ini dilakukan terhadap buku tafsir karya Ahmad Khan merupakan tafsir yang sedang dirintis, belum sempurna dan belum selesai. Ahmad Khan keluar dari tradisi ulama tafsir yang lazim mencari makna leksikal teks dan kemudian ia menerapkan metode tafsir kontekstual adalah suatu tindakan yang sangat luar biasa di zamannya. Buku Tafsir Alquran yang dihasilkan oleh Ahmad Khan tidak sekedar tafsir modern, seperti yang dijuluki oleh banyak ahli, melainkan merupakan suatu kitab tafsir hermeneutik. Walaupun belakangan ini muncul pemikiran para penafsir liberal yang dinilai cukup berani, namun buku tafsir Ahmad Khan belum dapat ditandingi, paling tidak belum dapat dikalahkan kehebatannya. Pikiran-pikiran genial dalam buku tafsir Ahmad Khan luar biasa, seperti baru saja ditulis dan mengikuti perkembangan pemikiran kaum liberal hari ini. Penting dilakukan penelitian terhadap karya Ahmad Khan, seorang pembaru abad 19 di Anak-benua India.
Al-Musytarak al-Lafdzy Mendekonstruksi Argumen Tafsir Tekstual luqman luqman
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Ibn Abbas Vol 1 No 2 Oktober-Maret 2019
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5235.88 KB) | DOI: 10.9876/jia.v1i2.4038

Abstract

Salah satu yang dapat mendekontruksi argumen tekstual adalah kaidah-kaidah teks juga, di antaranya kaidah al-musytarak al-lafdzi yang sejak generasi awal  para mufassir telah meletakkan fondasi dasarnya. Seperti apakah kaidah al-musytarak al-lafdzi ini?. Bagaimana kaidah ini dapat mendekontruksi paham tekstual ini? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dilakukan kajian yang menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara mamaparkan data yang berasal dari kajian pustaka kemudian ditarik kesimpulan umum. Hasil kajian ini membuktikan kaidah al-musytarak al-lafdzi dapat menganalisa makna teks agama secara komprehensif. Yaitu dengan memahami makna lafadz dari akar bahasa secara holistik, satu kata memiliki makna ganda, terulang di banyak posisi yang memiliki arti yang berbeda-beda, menggambarkan sebuah makna teks secara komprehensif dan integral. Kajian ini bagian dari upaya dekontruksi pemikiran tekstualis dengan menggunakan instrumen yang mereka gunakan.
Etika Alquran Menurut Fazlur Rahman: Konsepsi Iman maraimbang daulay
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Ibn Abbas Vol 1 No 2 Oktober-Maret 2019
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4916.226 KB) | DOI: 10.9876/jia.v1i2.4039

Abstract

Studi ini membahas pemikiran Fazlur Rahman tentang etika Alquran, sebab para ahli sering menyebutkan bahwa etika bukan saja the basic elan of the Quran (esensi dalam ajaran Alquran), tetapi juga merupakan aspek universal yang ada dalam setiap diri manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan mendasarkan bacaannya pada kepustakaan karya-karya Fazlur Rahman yang ada. Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa etika terpadu dalam hubungan Tuhan, manusia, dan alam yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Maka etika yang pertama disebutkan dalam hal hubungan antara Tuhan, manusia dan alam itu terkonsepsi dalam nilai-nilai keiamanan. Karena itu yang pertama manusia harus mengimani Tuhan di dalam segala sikapnya dengan mewujudkan berbagai kebaikan-kebaikan. Maka manusia mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi ini (khafilah fi al-ard).
Memanfaatkan Poligami di Era Milenial: Kajian dalam Tafsir Al-Misbah firda hidayatur
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Ibn Abbas Vol 1 No 2 Oktober-Maret 2019
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5195.163 KB) | DOI: 10.9876/jia.v1i2.4040

Abstract

Dalam tulisan ini, penulis akan membahas mengenai tentang poligami dalam perspektif alquran. Poligami ada sejak sebelum adanya Islam datang. Bangsa yang menjalankan poligami yaitu Arab jahiliyyah. Dan negara yang sudah tersebar luas budaya poligami adalah negara  Ibrani, Rusia, Polandia, Jerman dan lain-lain. Di kalangan masyarakat Arab budaya laki-laki boleh menikahi sejumlah perempuan yang diinginkan tanpa adannya ikatan maupun syarat. Namun setelah lahirnya Islam dasar dan syariat poligami telah diatur sedimikian rupa sehingga dengan jelas laki-laki hanya boleh menikahi empat orang saja dan harus bisa berlaku adil . Poligami bukan wajib dan juga bukan sunnah, tetapi poligami bisa dikatakan wajib dalam pandangan Islam karena dengan tujuan kemaslahatan, dan poligami bisa dikatakan sunnah karena hanya dapat memenuhi kewajibannya saja. Dan di perbolehkannya poligami karena terbatas pada masalah yang sudah tidak ada lagi jalan keluarnya. Bila seorang laki-laki takut berbuat zhalim dan tidak bisa memenuhi kewajibannya maka haram hukumnya untuk berpoligami atau menikahi perempuan lebih dari satu.
Alquran: Antara Ajaran Dasar dan Bukan Dasar fathia nuzula
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Ibn Abbas Vol 1 No 2 Oktober-Maret 2019
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5325.667 KB) | DOI: 10.9876/jia.v1i2.4041

Abstract

Studi ini menerangkan tentang apa yang dimaksud dengan Qath’iyy dan Zhanniyy dari segi turunnya ayat Alquran ataupun dari segi dalalahnya. Dalam istilah lain, Qath’iyy dan Zhanniyy dalalah bisa digolongkan dengan ajaran dasar dan bukan dasar dalam Islam. Mengapa disebut dengan ajaran dasar? Karena ajaran dasar yaitu ayat-ayat atau hadis mutawatir yang Allah turunkan jika dilihat dari dalalahnya dia bersifat Qath’iyy dalalah yaitu yang sudah pasti tunjukannya. Tak perlu lagi kita untuk mencari-cari maksud lain dari ayat tersebut. Karena sudah sangat jelas apa yang Allah maksud dalam ayat tersebut. Ajaran kedua adalah ajaran yang bukan dasar yaitu jika kita telusuri seluruh ayat Alquran bahwa kebanyakan ayat yang bersifat Zhanniyy dari segi dalalahnya. Kita tak bisa langsung menyimpulkan bahwa maksud Allah dalam ayat tersebut adalah demikian, maka dari itu diperlukan adanya penafsiran, dan pentakwilan terhadap ayat tersebut. Hasil dari penafsiran ataupun pentawilannya ini yang disebut sebagai ajaran bukan dasar.