cover
Contact Name
Trias Mahmudiono, SKM., MPH (Nutr), GCAS., PhD
Contact Email
amertanutr@fkm.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
amertanutr@fkm.unair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Amerta Nutrition
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 25801163     EISSN : 25809776     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Amerta Nutrition (p-ISSN:2580-1163; e-ISSN: 2580-9776) is a peer reviewed open access scientific journal published by Universitas Airlangga. The scope for Amerta Nutrition include: public health nutrition, community nutrition, clinical nutrition, dietetics, food science and food service management. Each volume of Amerta Nutrition is counted in each calendar year that consist of 4 issues. Amerta Nutrition is published four times per year every March, June, September, and December.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION" : 12 Documents clear
Hubungan kebiasaan melewatkan sarapan dan Pemilihan jajanan dengan kejadian Wasting di Desa Sembung Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik Aditya Faisal Rakhman; Taufiqurrahman Taufiqurrahman
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.237-244

Abstract

Background: Wasting prevalence in Indonesia is never been decreased for years. Wasting caused by many factors such as skipping breakfast and inappropriate selection of snacks that contribute to children’s level of nutritional intake adequacy.Objectives: The purpose of this research was to analyze correlation between skipping breakfast and selection of snack among elementary school children. Method: This was an analytical observational research with case control design conducted in three elementary schools in Sembung Village, Gresik. The sample size was 22 students in each group, which taken using a simple random sampling technique at student of 3rd, 4th and 5th grade. Data was collected by interviewing the respondent with structured questionnaire. Nutritional status was classified with BMI/Age using WHO-MGRS standard. Association among variables were analyzed using Chi-Square test. (α=0.05). Result: The result showed that 68.2% respondent from cases used skipping breakfast while 27.3% respondent from control used to skip breakfast. 22.7% respondent in cases used to consume high nutritional value snack food while 72.7% respondent in control used to consume high nutritional value snack food. Chi-Square test showed there was an association between breakfast habits and the selection of snack with wasting (p=0.007; OR=5.714) (p=0.001; OR=9.067).Conclusion: Skipping breakfast habits and the selection of snack had a correlation with wasting incident in village children.ABSTRAKLatar Belakang: Prevalensi wasting di Indonesia tidak pernah mengalami penurunan yang signifikan selama tahun ke tahun. Kejadian wasting dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebiasaan sarapan dan pemilihan makanan jajanan yang mampu berkontibusi terhadap tingkat kecukupan energi dan zat gizi anak.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan melewatkan sarapan dan kebiasan memilih jajanan makanan kejadian wasting pada anak sekolah dasar di pedesaan.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain case control ini dilakukan di 3 sekolah dasar di Desa Sembung Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik. Besar sampel penelitian ini adalah 22 sampel untuk masing -masing kelompok yang berasal dari kelas III, IV dan V dan diambil secara simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara pada anak dengan kuisioner tersktutur. Klasifikasi berdasarkan pada nilai tabel z-score IMT/U WHO-MGRS.  Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square (α=0,05)Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,2% responden kelompok kasus, terbiasa melewatkan sarapan sedangkan 27,3% responden kelompok kontrol terbiasa melewatkan sarapan. 22,7% responden kelompok kasus terbiasa membeli makanan jajan bernilai gizi tinggi sedangkan 72,7% responden kelompok kontrol terbiasa membeli makanan jajan bernilai gizi tinggi. Hasil Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan sarapan dan pemilihan makanan jajanan dengan kejadian wasting (p= 0,007 OR: 5,714) (p= 0,001 OR: 9,067).Kesimpulan: Kebiasaan melewatkan sarapan dan pemilihan makanan jajanan berhubungan dengan kejadian wasting pada anak pedesaan.
Hubungan Antara Rasa Makanan dan Suhu Makanan dengan Sisa Makanan Lauk Hewani Pada Pasien Anak Di Ruang Rawat Inap RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya Lilis Agustina; Suzanna Primadona
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.116 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.245-253

Abstract

Background: Food waste or plate waste becomes one of the simple indicators which are used in evaluating hospitals’ nutritional care. Leftover food or plate waste may happen due to two factors food presentations and its taste. Objectives: To analyze the relation between food taste and food temperature with plate waste of animal-based food among pediatric patients at Dr. Ramelan Surabaya Naval Hospital. Method: This research was conducted using cross sectional design with 34 child patients in class II and III inpatient rooms, as the respondents. The data collection was done by observing the food leftovers, medical records, and interviewing the respondents. The data regarding plate waste were taken using visual Comstock 6-point scale, and analyzed using chi square test.Results: This research showed that respondents who consider the taste of animal-based food as appropriate with its average waste during breakfast were 71.33%, while respondents who consider it as very appropriate were 37.8% (p=0.04). It also found that there was a significant difference between the average of animal-based food waste and the temperature of animal-based food during the night (p=0.03), in which 53% respondents rated it as appropriate and 38% as very appropriate.Conclusion: Food taste and food temperature were correlated to the plate waste of animal-based food among pediatric patients. ABSTRAKLatar Belakang: Sisa makanan merupakan salah satu indikator yang sederhana yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit. Faktor penampilan dan rasa makanan dapat mempengaruhi terjadinya sisa makanan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara rasa makanan dan suhu makanan dengan sisa makanan lauk hewani pada pasien anak di ruang rawat inap RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan disain cross sectional dengan responden 34 pasien rawat inap anak di kelas II dan III. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan metode observasi sisa makanan, rekam medis dan wawancara kepada responden. Data tentang sisa makanan diperoleh dengan metode visual comstock skala 6 poin. Data diolah dengan menggunakan uji chi-square. Hasil: Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa responden yang berpendapat bahwa rasa lauk hewani sesuai dengan rata-rata sisa lauk hewani saat pagi sebanyak 71,33%  dan responden yang berpendapat sangat sesuai dengan rata-rata sisa lauk hewani saat pagi sebanyak 37,8% (p=0,04). Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata sisa lauk hewani dengan suhu lauk hewani saat malam hari (p=0,03) dengan responden yang menilai sesuai sebanyak 53% dan yang menilai sangat sesuai sebanyak 38%.Kesimpulan: Rasa makanan dan suhu makanan berhubungan dengan sisa makanan lauk hewani pada pasien anak.
Hubungan Usia, Stres, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Kejadian Obesitas Abdominal pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sidotopo, Surabaya Fitria Nurrahmawati; Widati Fatmaningrum
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.985 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.254-264

Abstract

Background: Abdominal obesity is one of the risk factors of cardiovascular diseases. Obesity is caused by energy imbalance. Women have higher risk of abdominal obesity than men. Objectives: This study aimed to analyze the association between age, stress level, macronutrient intake with abdominal obesity among housewives in Sidotopo, Surabaya. Method: This cross sectional study was conducted between May and July of 2018 in Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. The sample was 46 housewives aged between 20 and 49 years which was selected using multistage random sampling method. The association between age, stress level, and macronutrient intake with abdominal obesity was analysed using Pearson correlation and logistic regression test with a significant level of 0.05. Results:This study showed that 52.17% of housewives had abdominal obesity. Most of housewives were Javanese and Maduranes between the ages of 30-39. This study showed the significant association between age (p=0.001) and stress level (p=0.017) with abdominal obesity. Meanwhile, energy intake (p=0.062), carbohydrate intake (p=0.300), protein intake (p=0.147), fat intake (p=0.188), and dietary fiber intake (p=0.062) did not show significant association. Conclusion: Age and stress level associated with abdominal obesity among housewives in Sidotopo. The risk of abdominal obesity increased with age and stress level.ABSTRAKLatar Belakang: Obesitas abdominal merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Obesitas terjadi akibat adanya ketidakseimbangan energi masuk dan keluar dari tubuh. Perempuan berisiko lebih tinggi mengalami obesitas abdominal dibandingkan laki-laki.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan usia, stres, dan asupan zat gizi makro dengan kejadian obesitas abdominal pada ibu rumah tangga di Kelurahan Sidotopo, Surabaya.Metode: Penelitian cross sectional ini dilakukan di Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya pada bulan Mei-Juli 2018. Sebesar 46 orang ibu rumah tangga usia 20-49 tahun dipilih secara acak menggunakan metode multistage random sampling. Hubungan antara usia, stres, dan asupan zat gizi makro dengan kejadian obesitas abdominal dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson dan regresi logistik dengan tingkat signifikansi <0,05. Hasil: Sebesar 52,17% responden mengalami obesitas abdominal. Sebagian besar responden berusia 30-39 tahun dimana berasal dari etnis Jawa dan Madura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obesitas abdominal berhubungan signifikan dengan usia (p=0,001) dan stres (p=0,017). Sebaliknya, asupan energi (p=0,234), karbohidrat (p=0,300), protein (p=0,147), lemak (p=0,188), dan asupan serat (p=0,062) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian obesitas abdominal.Kesimpulan: Usia dan tingkat stres berhubungan dengan kejadian obesitas abdominal pada ibu rumah tangga di Kelurahan Sidotopo. Semakin tinggi usia dan tingkat stres, maka resiko terjadinya obesitas abdominal akan semakin tinggi.
Pengetahuan Nutrition Facts dan Pemilihan Makanan Kemasan Mahasiswa Obesitas antara Metode Edukasi Personal dan Ceramah Ismi Ningtyas; Dian Handayani; Inggita Kusumastuty
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2065.406 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.271-282

Abstract

 Background: The incidence of obesity increases regardless of age. It may happen because these students like to consume snacks/ packaged foods and rarely pay attention to the contents of Nutrition Facts label. Personal education method is a method of education conducted on individuals, while lecture method conducted in groups, each methods has their advantages and disadvantages.Objectives: Knowing the difference of knowledge level about Nutrition Facts label and packaged food choice between personal education method and lecture method on obese students. Methods: This study was a quasy experiment with pre-test and post-test group design. Forty four samples from undergraduate student of Brawijaya University were recruited by using purposive sampling. The variables of this study were knowledge level about Nutrition Facts label and food packaging choice through questionnaires in both groups based on pre-test and post-test measurements. Results: There was a significant difference of knowledge level based on pre-test and post-test result in both of the group (p=0,000) and packaged food choice in personal education group (p=0,000). Nevertheless, there was no significant difference in packaged food choice based on pre-test and post-test of lecture group (p=0,317). There was a significant difference of knowledge level (p=0,038) and packaged food choice (p=0,000) based on post-test result in both of the group after nutritional education was given. Conclusions: Based on study finding, it was concluded that in college student with obesity, personal education and lecture method improve knowledge level about Nutrition Facts label and packaged food choice albeit personal education method gives a bigger effect.ABSTRAKLatar Belakang: Kejadian obesitas meningkat tanpa memandang usia. Obesitas.dapat disebabkan karena kegemaran.mengonsumsi snack/makanan kemasan dan jarang memperhatikan kandungan.dalam label informasi.nilai gizinya. Metode edukasi personal merupakan.pemberian edukasi yang dilakukan.pada perorangan, sedangkan metode ceramah dilakukan.pada sasaran kelompok dan masing-masing metode memiliki.kelebihan dan kekurangan.  Tujuan: Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan tentang label.informasi nilai gizi dan pemilihan makanan kemasan antara metode edukasi gizi personal dan metode ceramah pada mahasiswa obesitas.  Metode: Desain penelitian ini.adalah quasi eksperimen dengan pre-test post-test group design. Teknik sampling.menggunakan purposive sampling dengan jumlah.sampel sebanyak.44 orang mahasiswa obesitas di Universitas Brawijaya. Variabel yang.diteliti adalah tingkat pengetahuan.terkait label informasi nilai gizi dan pemilihan makanan kemasan melalui kuesioner pada kelompok metode edukasi personal dan ceramah menggunakan.pengukuran pre-test-post-test. Hasil: Terdapat perbedaan yang.signifikan antara hasil pre-test.dan post-test tingkat.pengetahuan pada kedua kelompok (p=0,000) dan pemilihan.makanan kemasan pada kelompok edukasi personal (p=0,000). Namun, tidak terdapat perbedaan.pemilihan makanan.kemasan yang signifikan antara.hasil pre-test dan.post-test pada kelompok ceramah (p=0,317). Terdapat perbedaan.yang signifikan pada hasil.post-test tingkat.pengetahuan (p=0,038) dan pemilihan makanan kemasan (p=0,000) antara kedua.kelompok setelah diberi.edukasi gizi.Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan.bahwa dengan sasaran mahasiswa obesitas, metode edukasi personal dan ceramah dapat meningkatkan pengetahuan terkait label informasi nilai gizi dan pemilihan makanan kemasan walaupun edukasi personal memberikan efek yang lebih besar.
Hubungan Bentuk, Rasa Makanan, dan Cara Penyajian dengan Sisa Makanan Selingan Pada Pasien Anak di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya Rizka Fikriana Kartini; Suzanna Primadona
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.724 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.212-218

Abstract

Background: Several hospital in Indonesia are found to have more than 20% food leftover. It influences patient’s treatment duration as well as increases the costs. Food leftover or plate waste might be caused by food presentations and taste.Objectives: To analyze the relationship between the form, serving method, taste, and the plate waste of snacks among pediatric patients in Dr. Ramelan Naval Hospital Surabaya.Method: This was a cross sectional research. The samples were 34 respondents aged 2-12 years old, having inpatient treatments in class II and III. The primary data collection were taken by interview and observation using questionnaires about plate waste of snacks in which Comstock method. The statistical test used was chi square test to determine the relationship between the form, serving method, taste, and the plate waste of snacks. Result: The average of respondents plate waste based on the form were 26.38%, serving method were 32.95%, and taste as very appropriate were 6.25%. The form (p=0.046), serving method (p=0.026) and taste (p=0.003) was significantly related to the plate waste of snacks.Conclusion: The form, serving method and taste of snacks were correlated to the plate waste among pediatric patients at The Dr. Ramelan Naval Hospital Surabaya.ABSTRAKLatar Belakang: Sisa makanan dalam kategori banyak (>20%) masih ditemukan dalam beberapa rumah sakit di Indonesia. Hal tersebut dapat berdampak pada lamanya masa perawatan di rumah sakit dan peningkatan biaya perawatan yang dikeluarkan oleh pasien. Faktor penampilan dan rasa makanan dapat mempengaruhi terjadinya sisa makanan. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara bentuk, metode penyajian, pengecapan, dan sisa makanan camilan di antara pasien pediatrik di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.Metode: Peneltian ini menggunakan desain studi observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Besar sampel penelitian adalah 34 responden. Pasien anak usia 2-12 tahu yang sedang dirawat di ruang rawat inap kelas II dan III menjadi sampel penelitian ini. Wawancara dan observasi menggunakan kuesioner yang meliputi karakteristik responden, sisa makanan selingan dengan metode Comstock digunakan untuk mengumpulkan data primer. Uji statistik menggunakan uji Chi square untuk mengetahui apakah ada hubungan antara bentuk makanan, cara penyajian, dan rasa makanan dengan sisa makanan selingan. Hasil: Rata-rata sisa makanan selingan pada responden yang menyatakan bentuk makanan sangat sesuai sebesar 26,38%, cara penyajian sangat sesuai sebesar 32,95%, dan rasa makanan sangat sesuai sebesar 6,25%. Bentuk makanan (p=0,046), cara penyajian (p=0,026), dan rasa makanan (p=0,003) memiliki hubungan yang signifikan dengan sisa makanan selingan. Kesimpulan: Bentuk makanan, cara penyajian, dan rasa makanan berhubungan dengan sisa makanan selingan pada pasien anak.
Hubungan antara Pengetahuan dan Pendidikan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Kedungrejo Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo Diah Ayu Pitaloka; Rumaidhil Abrory; Ayu Deni Pramita
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.075 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.265-270

Abstract

Background:Exclusive breastfeeding is a breastfeeding exclusively without any food or other additional beverages starting from newborns to 6 months old baby. Data from Indonesia Health Profile of 2014 states that infants receiving Exclusive Breast Milk in Indonesia only reach 41.67%. Objectives: To analyze the relationship between maternal knowledge, education, and exclusive breastfeeding among mothers in the village of Kedung Rejo, Waru Sub-district, Sidoarjo District.Methods: This research was descriptive analytic study using cross sectional design. The population of this study was mothers who has infants aged 6-12 months in Kedungrejo Village Waru Sub-district Sidoarjo District. Sample was selected using simple random sampling technique involving 31 people. Data analysis was tested using Fisher's exact test.Results:The results showed that the prevalence of exclusive breastfeeding in Kedungrejo Village, Waru Sub-district was 29%. The results of tests using Fisher's Exact showed that mother's knowledge and education were not related to exclusive breastfeeding in infants aged 6-12 months.Conclusion: There was no significant association between maternal knowledge, education and exclusive breastfeeding practices among mothers.ABSTRAKLatar Belakang:ASI Eksklusif adalah memberi Air Susu Ibu secara Ekslusif tanpa ada makanan atau minuman tambahan lainnya yang mulai dilakukan saat bayi baru lahir sampai bayi berumur 6 bulan. Data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 menyatakan bahwa bayi yang menerima ASI Eksklusif di Indonesia hanya sebesar 41,67%.Tujuan: Mengetahui pengetahuan ibu dan pendidikan ibu hubungannya dengan pemberian ASI Eksklusif di desa Kedung rejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini merupakan ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Desa Kedungrejo Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo  yang dipilih secara simple random sampling  sebanyak  31 orang. Data kemudian dikumpulkan dan diuji dengan menggunakan uji Fisher’s Excact.Hasil: Hasil menunjukkan bahwa prevalensi pemberian ASI Ekslusif di Desa Kedungrejo Kecamatan Waru Kabupaten  yaitu hanya 29%. Hasil uji dengan menggunakan Fisher’s Exact menunjukkan bahwa pengetahuan dan pendidikan ibu tidak berhubungan terhadap pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 6-12 bulan.Kesimpulan:Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu, pendidikan dan praktik pemberian ASI eksklusif di kalangan ibu. 
Hubungan Konsumsi Sumber Pangan Enhancer Dan Inhibitor Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Rachmahnia Pratiwi; Dhenok Widari
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7.083 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.283-291

Abstract

Background: One of the important nutrients for pregnant women is iron. Iron absorption can be increased by consuming iron enhancers food source and reducing the intake of iron inhibitor food sources. Inhibited iron absorption will lead to anemia and can have adverse effects on pregnancy and fetal conditions.Objectives: The purpose of this study was to analyzed the consumption habits of iron enhancers and inhibitors food sources associated with the incidence of anemia in pregnant women.Methods: This research was an observational analytic study with cross sectional design included 43 third trimester pregnant women in Pajarakan Sub-district Probolinggo District, the sample was taken by simple random sampling method. Data were collected using Food Frequency Questionnaire (FFQ) and measurement of Hb level by performing laboratory examination using Cyanmethemoglobin method, then the data analyzed by using spearman correlation test.Results: The results showed mean of hemoglobin level in pregnant women is 11.21±1.07 g/dl. The most of third trimester Pregnant Women rarely consume food source of iron enhancer (60,5%) and rarely consume food source of iron inhibitor (39,5%), and respondents who have anemia high enogh (41.9%). There was no correlation between consumption habits of food source of iron enhancer with the occurrence of anemia (p= 0.420). There was strong relation between consumption habit of food source of iron inhibitor with the incidence of anemia in pregnant mother of the third trimester (p=0.005; r=0.424).Conclusion: Food consumption habits of iron inhibitors contribute to the incidence of anemia in third trimester pregnant women so the mother is advised to reduce the consumption of food sources of iron inhibitors to minimize the occurrence of anemia. ABSTRAKLatar belakang: Salah satu zat gizi yang penting bagi ibu hamil adalah zat besi. Penyerapan zat besi dapat ditingkatkan dengan mengkonsumsi sumber pangan enhancer dan mengurangi asupan sumber pangan inhibitor. Terhambatnya penyerapan zat besi meningkatkan risiko anemia yang dapat berakibat buruk bagi kondisi kehamilan dan janin.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kebiasaan konsumsi sumber pangan enhancer dan inhibitor zat besi yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional pada 43 ibu hamil trimester III di Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo, sampel diambil dengan metode simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan pengukuran kadar Hb menggunakan uji laboratorium menggunakan metode Cyanmethemoglobin, kemudian data di analisis menggunakan uji korelasi spearman.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin pada ibu hamil adalah 11.21 ± 1.07 g/dl. Sebagian besar Ibu Hamil Trimester III jarang mengkonsumsi sumber pangan enhancer zat besi (60,5%) dan jarang mengkonsumsi inhibitor zat besi (39,5%), serta responden yang mengalami anemia juga cukup tinggi (41,9%). Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi sumber pangan enhancer zat besi dengan kejadian anemia (p= 0.420). Terdapat hubungan cukup kuat antara  kebiasaan konsumsi sumber pangan inhibitor zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III (p= 0.005; r=0.424).Kesimpulan: Kebiasaan konsumsi sumber pangan inhibitor zat besi berkontribusi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil trimester III sehingga ibu disarankan mengurangi konsumsi sumber pangan inhibitor zat besi untuk meminimalisir terjadinya anemia.
Keragaman Pangan dengan Status Kadarzi Keluarga di Wilayah Kerja Posyandu Sidotopo, Surabaya Samara Ika Soegeng Prakoso; Bibit Mulyana
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.274 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.219-227

Abstract

Background: Indonesia still facing some nutritional problems that hinder its economics development. The government itself has an effort to tackle nutritional problems by establishing  a program known as Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). The family expected to understand and overcome the nutritional problems affecting its members. One of Kadarzi’s five indicator is dietary diversity. Dietary divesity can reflected dietary quality. Therefore, dietary diversity assessment is influential to improve dietary quality. Objectives: The purpose of this study was to analyze the differences in dietary diversity scores among Kadarzi household. Method: The design of the study was cross sectional. Number of sample were 34 mothers who registered in Posyandu settled in Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. Samples were selected using simple random sampling technique. Kadarzi data were collected from KMS book. Dietary diversity was assessed using Individual Dietary Diversity Score (IDDS). The data were analyzed using independent T-test. Result: The result showed that most families were not meeting Kadarzi’s indicator (73%). There were 32.4% family categorized as low dietary diversity, 47.1% family categorized as medium dietary diversity, and 20.6% family categorized as high dietary diversity. There were a difference of dietary diversity score beetwen Kadarzi’s household nor Kadarzi’s household (p<0.001). In Kadarzi’s household the consumption of dark green leafy vegetables, other vitamin A rich fruits and vegetables, anf other fruits and vegetables are higher than non Kadarzi’s household. Conclusions: There was a significant difference in dietary diversity score beetwen Kadarzi’s household and nor Kadarzi’s household. The importance of eating diverse and some references of affordable food choice to meet dietary diversity were needed to share.ABSTRAKLatar belakang: Indonesia masih menghadapi beberapa masalah gizi yang menghambat perkembangan ekonomi. Namun pemerintah memiliki suatu upaya untuk mengatasi permasalahan gizi tersebut dengan membentuk program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Pada program ini keluarga diharapkan mampu mengerti dan mengatasi permasalahan gizi anggotanya. Salah dari lima perilaku Kadarzi adalah makan beragam. Makan beragam merupakan salah satu perilaku yang dapat menggambarkan kualitas diet individu. Oleh karena itu penilaian keragaman pangan perlu diketahui untuk mengetahui dan meningkatkan kualitas diet individu. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan skor keragaman pangan pada keluarga sadar gizi. Metode: Penelitian observasional ini disusun dengan rancang bangun cross sectional. Sejumlah 34 sampel yang merupakan ibu balita yang terdaftar di Posyandu di wilayah Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Data Kadarzi didapatkan dari observasi kartu menuju sehat (KMS). Keragaman pangan dinilai menggunakan instrumen Individual Dietary Diversity Score (IDDS). Data dianalisis menggunakan independent T-test. Hasil: Sebagian besar keluarga masih belum menerapkan perilaku Kadarzi (73%). Sebanyak 32,4% keluarga termasuk dalam kategori skor keragaman pangan rendah, 47,1% dalam kategori sedang, dan 20,6% dalam kategori tinggi. Terdapat perbedaan skor keragaman pangan antara keluarga yang menerapkan perilaku Kadarzi dan tidak menerapkan perilaku Kadarzi (p<0,001). Pada keluarga yang menerapkan perilaku Kadarzi konsumsi sayuran hijau, sayur dan buah vitamin A, sayur dan buah yang lain lebih tinggi daripada keluarga yang tidak menerapkan Kadarzi. Kesimpulan: Terdapat perbedaan skor keragaman pangan antara keluarga yang menerapkan perilaku Kadarzi dan tidak menerapkan perilaku Kadarzi. Diperlukan pemaparan informasi lebih lanjut mengenai pentingnya makan beragam dan pemilihan makanan yang terjangkau untuk dapat memenuhi konsumsi makan beragam.
Konsumsi Zat Gizi pada Balita Stunting dan Non-Stunting di Kabupaten Bangkalan Ulul Azmy; Luki Mundiastuti
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.037 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.292-298

Abstract

Background : Foods consumed by under five children determine their growth and development in the future. The lack of nutrient intake can lead to several nutritional problems, including stunting.Objectives: This research aimed to analyze nutrient consumption of stunted and non-stunted children aged 24 - 59 month in Bangkalan.Methods: This was an observational study with case-control design, conducted in Banyuajuh, Kramat, and Pejagan sub-district in Bangkalan district. The research sample consist of 48 children aged 24 - 59 month selected through simple random sampling. Data were collected using three-times food recall 24H non-consecutive days.Results: Majority of stunting children have low levels energy, fat, protein, carbohydrate, zinc and iron intake. While non-stunted chidren, have adequate nutrients intake. There was significant correlation between nutritional status (H/A) with intake of total energy (p = 0.015; OR = 4.048), protein (p = 0.012; OR = 1.6), fat (p = 0.002; OR = 1.7), carbohydrate (p = 0.014; OR = 1.7), and zinc (p = 0.026; OR = 1.7). But, none in iron consumption (p = 0.066).Conclusions : The results showed that non-stunted children have better nutrients intake compare to the stunted children. Moreover the results also showed significant correlation between consumption of total energy, protein, fat, carbohydrate,and zinc with nutritional status (HAZ), but not significantly corelated with iron intake.ABSTRAKLatar Belakang : Makanan yang dikonsumsi anak usia balita menentukan pertumbuhan dan perkembangan di masa yang akan datang. Kurangnya konsumsi zat gizi dapat menyebabkan beberapa masalah gizi, salah satunya yaitu stunting.Tujuan : Penelitian ini bertujuan menganalisis konsumsi zat gizi pada balita stunting dan non-stunting usia 24 – 59 bulan di Kabupaten Bangkalan.Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain case control. Penelitian dilaksanakan di desa Banyuajuh dan desa Kramat Kabupaten Bangkalan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 48 balita yang berusia antara 24 – 59 bulan dan dipilih secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode recall selama 3 hari.Hasil :  Sebagian besar balita stunting memiliki tingkat konsumsi energi, lemak, protein, karbohidrat, seng, dan zat besi pada kategori kurang. Sedangkan pada balita non-stunting sebagian besar memiliki tingkat konsumsi zat gizi yang cukup. Terdapat hubungan status gizi dengan asupan energi (p = 0,015; OR = 4,048), protein (p = 0,012; OR = 1,6), lemak (p = 0,002; OR = 1,7), karbohidrat (p = 0,014; OR = 1,7), seng (p = 0,026; OR = 1,7), dan tidak ada hubungan zat besi (p = 0,066) dengan status gizi.Kesimpulan : Balita non-stunting memiliki tingkat konsumsi zat gizi yang lebih baik dibandingkan dengan balita stunting. Terdapat hubungan antara asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, dan seng dengan status gizi (TB/U), dan tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi (TB/U).
Kejadian Obesitas, Obesitas Sentral, dan Kelebihan Lemak Viseral pada Lansia Wanita Ira Maya Sofa
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.446 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.228-236

Abstract

Background: Obesity, central obesity, and visceral fat is an excessive fat that can release various types of diseases such as cardiovascular disease, stroke and can increase the risk of bone damage in the elderly. Objectives: The purpose of this study was to analyze the risk factors of obesity, central obesity, and visceral fat in elderly women. Methods:This was an observational analytic study with cross sectional design. The samples of the study were 81 elderly women registered as member of Posyandu Lansia in the working area of Puskesmas Jagir, Wonokromo, Surabaya. The data collected using 3 times 24-hour food recall, anthropometry (body weight, body height, and waist circumference), visceral fat using Bio Impedance Analysis (BIA), and questionnaire related to subject’s characteristic. The data were analyzed using logistic regression analysis. Results: The results showed that the mean age of the subjects were 67.12±5.97 years old. Most of the subjects have low education (71.6%) and 87.7% of subjects didn’t work. The mean value of daily energy intake was 1074.31±298.67 kcal.  There were 34.6% obese subjects, only 17.3% subjects didn’t experience central obesity, and 28.4% of subjects had excess body visceral fat. The statistical test showed significant correlation between age with obesi (p-value=0.042), age with central obesity (p-value=0.009) but age with visceral fat had no significant correlation (p-value=0.163). Daily food intake, education, and occupation did not show significant correlation with obesity, central obesity, or visceral fat (p-value>0.05).  Conclusions: The risk for obesity and central obesity was decreased with aging in elderly but not with visceral fat.ABSTRAKLatar Belakang: Obesitas, obesitas sentral, dan lemak viseral merupakan penumpukan lemak tubuh yang berlebihan dan berisiko untuk menimbulkan berbagai penyakit degeneratif seperti jantung iskemi dan stroke serta dapat meningkatkan risiko kerusakan tulang pada lansia.  Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko obesitas, obesitas sentral, dan kelebihan lemak viseral pada lansia wanita.Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif.  Sampel dari penelitian ini adalah 81 lansia wanita yang menjadi anggota posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Jagir, Wonokromo, Surabaya. Pengumpulan data menggunakan food recall 3 x 24 jam, antropometri (berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut), lemak viseral menggunakan Bio Impedance Analysis (BIA), serta kuesioner terkait data diri subjek. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik.Hasil: Hasil penelitian menujukkan rata-rata usia subjek adalah 67,12±5,97. Sebagian besar subjek memiliki riwayat pendidikan rendah (71,6%) dan sebanyak 87,7% subjek tidak bekerja. Rata-rata asupan zat gizi subjek lebih rendah jika dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Sebanyak 34,6% subjek mengalami obesitas; angka kejadian obesitas sentral yaitu 17,3%; dan 28,4% subjek memiliki lemak viseral tubuh berlebih. Uji statistik menunjukkan hubungan signifikan antara usia dengan obesitas (p-value = 0,042), usia dengan obesitas sentral (p-value = 0,009) tetapi usia dengan lemak viseral tidak memiliki hubungan signifikan (p-value = 0,163). Asupan makanan harian, pendidikan, dan pekerjaan tidak  menunjukkan hubungan signifikan dengan obesitas, obesitas sentral, maupun lemak viseral (p-value > 0,05).Kesimpulan: Pada lansia, risiko mengalami obesitas maupun obesitas sentral semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Lemak viseral tidak berhubungan dengan usia.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol. 8 No. 1 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 2SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 3rd Amerta Nutrition Conferenc Vol. 7 No. 4 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 3SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 7 No. 3 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 2 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 1SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Big Data Seminar Vol. 7 No. 1 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 6 No. 1SP (2022): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 2nd Amerta Nutrition Conferenc Vol. 6 No. 4 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 3 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 2 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 1 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 4 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 3 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 2 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 2SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 5 No. 1 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 1SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 4 No. 4 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 3 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 2 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 1SP (2020): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 4 No. 1 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 4 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 3 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 2 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 1 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 4 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 3 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 2 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 1 (2017): AMERTA NUTRITION More Issue