cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)
ISSN : 16933591     EISSN : 2579910X     DOI : -
Core Subject : Science,
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) is a scientific journal publishing original articles research in pharmaceutical science such as Pharmaceutical Technology, Pharmacology and Toxicology, Pharmaceutical Chemistry, Drug Discovery, Pharmacokinetics, Pharmaceutical Biology, Herbal Medicines, Pharmaceutics, Pharmaceutical Microbiology and Biotechnology, Community and Clinical Pharmacy, and Pharmaceutical Care.
Arjuna Subject : -
Articles 27 Documents
Search results for , issue "Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020" : 27 Documents clear
Uji Efektivitas Antifungi Perasan Daun Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) terhadap Jamur Candida albicans Inur Tivani; Wilda Amananti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.064 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.5867

Abstract

Penyebab keputihan salah satunya yaitu jamur Candida albicans. Daun turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) memiliki kandungan saponin yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tangkai dan bijinya. Saponin dikenal sebagai antibakteri dan antimikroba. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pada konsentrasi berapa perasan daun turi paling efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Populasi dalam penelitian ini adalah daun turi yang diambil dari persawahan daerah Talang. Daun turi yang diperoleh selanjutnya dibuat perasan dengan cara memeras daun tersebut menggunakan blender agar diperoleh air kemudian diencerkan dengan menggunakan akuades. Perasan daun turi dibuat dengan konsentrasi 5, 15, dan 25%. Medium pembiakan jamur Candida albicans menggunakan media Potato Dextrose Agar (PDA). Penelitian ini menggunakan dua medium PDA yaitu medium padat dan medium cair. Uji efektivitas antifungi menggunakan metode difusi sumuran. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan daun turi dengan konsentrasi 5% memiliki luas daerah hambat sebesar 94,16±56,37 mm2, konsentrasi 15% memiliki luas daerah hambat 227,24±101,91  mm2,sedangkan perasan daun turi 25% memiliki luas daerah hambat  329,94 ±133,52 mm2. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perasan daun turi yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu perasan daun turi dengan konsentrasi 25%.   
Dampak Pemberian Vitamin B1, B6, B12 Parenteral terhadap Proporsi Hiperhomosisteinemia pada Pasien Hemodialisis Rizaldy Taslim Pinzon; Kiki Amelia
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.958 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.4858

Abstract

Banyak pasien gagal ginjal kronis menderita hiperhomosisteinemia yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskuler. Dari penelitian sebelumnya ditemukan bahwa pemberian vitamin B dapat mengurangi hiperhomosisteinemia pada pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur dampak pemberian vitamin B1, B6, B12 parenteral terhadap proporsi hiperhomosisteinemia pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Penelitian dilakukan dengan desain one group pretest-posttest menggunakan data sekunder rekam medis hasil laboratorium. Data didapatkan dari 117 pasien dengan metode consecutive sampling dan analisis data dilakukan menggunakan SPSS berlisensi dengan uji McNemar. Hasilnya terdapat penurunan proporsi hiperhomosisteinemia yang bermakna setelah pemberian vitamin B selama 2 minggu (70,94%; p=0,000) dan 4 minggu (66,38%; p=0,000), sehingga kesimpulannya, pemberian vitamin B1, B6, dan B12 dalam jangka waktu 2 minggu maupun 4 minggu dapat menurunkan proporsi hiperhomosisteinemia secara bermakna pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis.
Analisis Dampak Kebijakan E-Catalogue terhadap Profil Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati Setyawati Permata; Yusi Anggriani; Maria Sukmawati Lesilolo
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.42 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.4682

Abstract

Pemerintah Indonesia mengendalikan harga secara langsung melalui LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) dengan menetapkan harga e-catalogue untuk pengadaan obat bagi pasien yang menggunakan sistem pembiayaan JKN-BPJS (Jaminan Kesehatan Nasional-Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan e-catalogue pada profil pengadaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Fatmawati, baik yang ada dalam daftar e-catalogue dan non e-catalogue. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional, analitik kuantitatif dengan longitudinal time series. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data harga pengadaan obat dari Sistem Informasi Rumah Sakit pada periode Januari 2011-Desember 2016. Hasil penelitian pada profil pengadaan obat menunjukkan persentase pengadaan obat e-catalogue, setelah penerapan e-catalogue (20,0-29,4%) lebih tinggi dari sebelumnya (10,0-17,2%), dan obat non e-catalogue lebih rendah setelah penerapan e-catalogue (70,6-80,0%) dari sebelumnya (82,8-90,0%). Persentase pengadaan obat setelah penerapan e-catalogue berdasarkan jenisnya: obat e-catalogue generik lebih tinggi (4,5-8,0%) dibandingkan sebelumnya (1,2-4,4%), obat generik non e-catalogue lebih tinggi (12,7-16,2%) daripada sebelumnya (4,4-14,1%), obat dengan nama dagang e-catalogue lebih tinggi (12,3-17,8%) daripada sebelumnya (5,6-12,4%), obat dengan nama dagang non e-catalogue lebih rendah (53,1-65,7%) dari sebelumnya (67,4-79,9%), obat paten e-catalogue lebih tinggi (2,7-4,2%) dari sebelumnya (1,8-3,6%), obat paten non e-catalogue hampir sama (1,4-1,9%) dari sebelumnya (1,1-1,9%). Kesimpulan dari studi ini adalah kebijakan e-catalogue meningkatkan pengadaan obat, baik obat generik, obat nama dagang, maupun obat paten yang ada dalam daftar e-catalogue.
Uji Aktivitas Analgesik Minyak Ikan pada Mencit Putih (Mus musculus) Jantan Galur BALB/c dengan Metode Writhing Test Risca Amilia; Angelica Kresnamurti; Ana Khusnul Faizah
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.086 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.5049

Abstract

Minyak ikan merupakan sumber EPA dan DHA yang berasal dari sumber daya laut. Kapsul minyak ikan merupakan salah satu nutraseutikal untuk memenuhi kebutuhan omega-3 dan omega-6. Penelitian telah dilakukan menggunakan minyak ikan salmon yang mengandung EPA dan DHA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas analgesik pada tikus putih jantan (Mus musculus) strain BALB/c. Sejumlah 25 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih jantan. Kelompok kontrol negatif diberi kombinasi emulsi Tween 80 dan Span 80, kelompok kontrol positif diberi aspirin, dan kelompok perlakuan diberi emulsi minyak ikan salmon dengan dosis 20, 30, dan 40 mg/kg BB. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah writhing test dengan menginduksi tikus putih jantan dengan asam asetat 0,6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emulsi minyak ikan salmon dengan dosis 20, 30, dan 40 mg/kg BB memiliki persentase hambatan nyeri masing-masing sebesar 29,44; 42,64; dan 52,59%. Dapat disimpulkan bahwa emulsi minyak ikan salmon memiliki aktivitas analgesik.  
Tingkat Pengetahuan terhadap Vaksin Tifoid: Survei pada Orang Tua di Indonesia Muhamad Ramadhan Salam; Dwi Endarti; Tri Murti Andayani
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.223 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.6906

Abstract

Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Vaksin dapat melindungi anak dari penyakit yang mematikan. Pengetahuan tentang vaksinasi penting bagi orang tua untuk mengembangkan sikap positif sehingga mendukung pada program vaksinasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan demam tifoid dan vaksin tifoid orang tua di Indonesia. Penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional survei dengan pendekatan multi-center cross sectional yang dilakukan pada orang tua di 5 Provinsi di Indonesia yaitu DI Yogyakarta, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 28 pertanyaan yang meliputi pertanyaan informasi sosiodemografi dan tingkat pengetahuan tentang demam tifoid dan vaksin tifoid. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai Desember 2019. Data dianalisis menggunakan software IBM SPSS Statistics 25, untuk analisis karakteristik sampel digunakan analisis deskriptif yang menggambarkan keseluruhan data sampel penelitian berupa data sosiodemografi dan data pengetahuan. Analisis inferensial yang digunakan yaitu uji Mann Whitney untuk melihat perbedaan tingkat pengetahuan responden tentang demam tifoid dan vaksin tifoid antar kelompok pada karakteristik sosiodemografi responden. Rata-rata nilai pengetahuan dari 500 responden adalah 77%. Item pengetahuan yang masih kurang pada pertanyaan tentang cara penularan penyakit, dosis vaksin tifoid dan vaksin tifoid tidak termasuk dalam program jaminan kesehatan nasional. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan bermakna nilai pengetahuan antar kelompok pada karakteristik kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,039), pernah mendengar tentang vaksin tifoid (p=0,000) dan pernah melakukan vaksinasi tifoid (p=0,002). Diperlukan adanya program intervensi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit demam tifoid dan vaksin tifoid.  
Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Obat Antiretroviral Atripla dan T/H/A pada Pasien HIV Rawat Inap RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2017-2018 Jelly Permatasari; Disty Aldila Wicaksono; Medi Andriani
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.7061

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah manjadi masalah darurat global. HIV merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan seumur hidup. Infeksi yang disebabkan oleh HIV ini dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga menimbulkan infeksi oprtunistik pada penderita. Infeksi opurtunistik tersebut dapat memperpanjang lama rawatan pada penderita, sehingga menambah biaya pengobatan HIV. Penelitian ini  merupakan studi farmakoekonomi. Sampel diperoleh dari data rekam medis pasien HIV rawat inap tahun 2017-2018 yang memenuhui kriteria inklusi yang diambil secara  purposive sampling. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 24 orang. Persentase kelompok usia pasien 17-25, 26-35, 36-45, dan 46-55 tahun masing-masing sebesar 33,33; 33,33; 29,17; dan 4,17%. Persentase jenis kelamin laki-laki dan perempuan masing-masing 54,17 dan 45,83%. Pekerjaan pasien meliputi wiraswasta (41,67%), IRT (41,67%), petani (8,33%), pegawai swasta (8,33%). Persentase lama rawatan <9 hari dan >9 hari masing-masing sebesar 83,33 dan 16,67%. Antiretroviral (ARV) yang digunakan adalah atripla (EFV 600 mg, AZT 300 mg, TDF 300 mg) dan T/H/A (kombinasi TDF 300 mg, hiviral/lamivudine 150 mg, dan aluvia (lopinavir/ritonavir 200 mg/50 mg)), yaitu sebesar 66,67 dan 33,33%. Rata-rata biaya medis langsung atripla sebesar Rp1.547.713,00, sedangkan pada T/H/A sejumlah Rp2.962.642,00. Persentase efektifitas atripla adalah 87,5%, sedangkan T/H/A sebesar 75%. Nilai incremental cost-effectiveness ratio (ICER) sebesar -113.194,32. Analisis efektifitas biaya penggunaan ARV pada pasien rawat inap di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi pada tahun 2017-2018 menunjukkan bahwa atripla merupakan ARV yang paling efektif secara biaya dan outcome (lama rawat).
Optimasi Kombinasi Carbomer dan CMC-Na dalam Sediaan Gel Pewarna Rambut Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Lia Mardiana; Titik Sunarni; Mimiek Murukmihadi
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.6261

Abstract

Ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dapat digunakan sebagai pewarna alami karena mengandung pigmen antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kombinasi carbomer dan CMC-Na terhadap stabilitas sifat fisik dan pewarnaan gel serta iritasi formula optimum yang diperoleh. Serbuk kering bunga telang dimaserasi menggunakan gelombang ultrasonik dengan air yang diasamkan dengan asam tartrat sebagai pelarut. Ekstrak yang diperoleh dari penyaringan vakum kemudian dikeringkan dengan metode freeze dry selama 3 hari. Formula optimum yang diperoleh diuji iritasi, stabilitas mutu fisik dengan metode freeze and thaw selama 3 siklus, dan stabilitas warnanya terhadap lama pewarnaan pada rambut, pencucian serta pengaruh sinar matahari. Hasil menunjukkan bahwa carbomer dominan meningkatkan viskositas, daya lekat, dan pH gel sedangkan CMC-Na dominan meningkatkan daya sebar gel. Interaksi dari carbomer dan CMC-Na meningkatkan viskositas, daya lekat, pH, dan daya sebar. Formula optimum diperoleh dari kombinasi carbomer dan CMC-Na masing-masing pada konsentrasi 1,66 dan 6,00%. Tidak terdapat perbedaan respon antara prediksi dengan perlakuan. Viskositas, daya lekat, daya sebar, dan pH gel tidak stabil (p<0,05) selama 3 siklus.
Indeks dan Panduan Penulis Pharmacy Vol. 17 No. 01 Juli 2020 PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal Of Indonesia)
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.9032

Abstract

Indeks dan Panduan Penulis Pharmacy Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Uji Iritasi dan Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M.Perry) dengan Variasi Konsentrasi HPMC Fitri Kurniasari; Jena Hayu Widyasti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.6528

Abstract

Inflamasi merupakan respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologi. Salah satu bahan alam yang memiliki khasiat antiinflamasi adalah minyak atsiri daun cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M.Perry). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas minyak atsiri daun cengkeh, formulasi gel minyak atsiri, serta uji sifat fisik dan uji iritasinya. Minyak atsiri diperoleh dengan destilasi uap dan air. Minyak atsiri yang didapat digunakan dalam sediaan gel dengan konsentrasi hidroksipropil metilselulose (HPMC) 3% (FI), HPMC 3% dan  minyak atsiri 6% (FII), HPMC 6% (FIII), HPMC 6% dan minyak atsiri 6% (FIV), HPMC 10% (FV), serta HPMC 10% dan minyak atsiri 6% (FVI). Pengamatan terhadap gel meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, uji daya lekat, dan uji daya sebar. Gel  yang telah diuji sifat fisiknya, dievaluasi iritasinya terhadap kulit dengan metode Draize test. Data hasil pengujian dianalisis statistik dengan ANAVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil minyak atsiri daun cengkeh yaitu berwarna kuning kecoklatan dan berbau khas daun cengkeh dengan nilai rendemen sebesar 1,6%, indeks bias sebesar 1,525, dan bobot jenis sebesar 1,02. Gel daun cengkeh memenuhi standar kualitas gel  yaitu homogenitas, daya sebar,  pH, dan daya lekat. Analisis statistik  terhadap masing-masing percobaan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil percobaan terhadap uji iritasi menunjukkan bahwa sediaan gel tidak menimbulkan iritasi pada kulit marmut.
Persepsi Pasien dengan Keluhan Minor Illness terhadap Peran Apoteker Terkait Efisiensi Biaya dan Akses Pengobatan di Era Jaminan Kesehatan Nasional Irmin Irmin; Prih Sarnianto; Yusi Anggriani; Jenny Pontoan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.5622

Abstract

Minor Illness adalah kondisi medis yang kurang serius yang tidak memerlukan tes laboratorium atau tes darah. Minor illness juga didefinisikan sebagai kondisi yang akan hilang dengan sendirinya dan dapat sembuh dengan melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi). Kebanyakan pasien dapat mengobati penyakit minor illness hanya dengan menggunakan obat-obat OTC (Over-the-Counter). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pasien dengan keluhan minor illness terhadap peran apoteker terkait efisiensi biaya obat dan akses pengobatan di era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam hal ini BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sebagai otoritas pelaksana program JKN terkait pentingnya peran apoteker dalam melakukan efisiensi biaya dan kemudahan akses pengobatan pasien dengan keluhan penyakit minor illness. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan pengolahan data secara deskriptif. Penelitian ini dilakukan di apotek yang bekerjasama dengan BPJS di wilayah DKI, dengan sampel sebanyak 99 responden pasien yang melakukan swamedikasi pada bulan Juni 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat potensi efisiensi biaya baik dari aspek manajemen, klinis, swamedikasi yang efektif dan terdapat kemudahan akses pengobatan melalui swamedikasi. Kesimpulan, keterlibatan apoteker dalam menangani keluhan minor illness terbukti menghemat biaya dan kemudahan akses pengobatan.

Page 1 of 3 | Total Record : 27


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Jurnal Pharmacy, Vol. 18 No. 02 Desember 2021 Jurnal Pharmacy, Vol. 18 No. 01 Juli 2021 Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 02 Desember 2020 Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020 Jurnal Pharmacy, Vol. 16 No. 02 Desember 2019 Jurnal Pharmacy, Vol. 16 No. 01 Juli 2019 Jurnal Pharmacy, Vol. 15 No. 02 Desember 2018 Jurnal Pharmacy, Vol. 15 No. 01 Juli 2018 Jurnal Pharmacy, Vol. 14 No. 02 Desember 2017 Jurnal Pharmacy, Vol. 14 No. 01 Juli 2017 Jurnal Pharmacy, Vol. 13 No. 02 Desember 2016 Jurnal Pharmacy, Vol. 13 No. 01 Juli 2016 Jurnal Pharmacy, Vol. 12 No. 02 Desember 2015 Jurnal Pharmacy, Vol. 12 No. 01 Juli 2015 Jurnal Pharmacy, Vol. 11 No. 02 Desember 2014 Jurnal Pharmacy, Vol. 11 No. 01 Juli 2014 Jurnal Pharmacy, Vol. 10 No. 02 Desember 2013 Jurnal Pharmacy, Vol. 10 No. 01 Juli 2013 Jurnal Pharmacy, Vol. 09 No. 03 Desember 2012 Jurnal Pharmacy, Vol. 09 No. 02 Agustus 2012 Jurnal Pharmacy, Vol. 09 No. 01 April 2012 Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 03 Desember 2011 Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 02 Agustus 2011 Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 01 April 2011 Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 03 Desember 2010 Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 02 Agustus 2010 Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 01 April 2010 Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009 Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 02 Agustus 2009 Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 01 April 2009 Jurnal Pharmacy, Vol. 05 No. 03 Desember 2007 Jurnal Pharmacy, Vol. 05 No. 02 Agustus 2007 Jurnal Pharmacy, Vol. 05 No. 01 April 2007 More Issue