cover
Contact Name
iqbal
Contact Email
khazanah@uin-antasari.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
iqbalassyauqi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota banjarbaru,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora
ISSN : 0215837X     EISSN : 24607606     DOI : -
Khazanah : Jurnal Studi Islam dan Humaniora ISSN 0215-837X and E-ISSN 2460-7606 is peer-reviewed national journal published biannually by the State Islamic University (UIN) of Antasari Banjarmasin. The journal is published biannually in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 4 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2002)" : 4 Documents clear
SYEKH MUHAMMAD NAFIS AL-BANJARY (KAJIAN SEJARAH SOSIAL INTELEKTUAL ISLAM) AB, Hadariansyah
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 1, No 2 (2002)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.767 KB) | DOI: 10.18592/khazanah.v1i2.319

Abstract

Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Nafis ikut memainkan peran penting dalam transmisi keislaman dari TImur Tengah ke Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Karya tulisnya al Durr al Nafis yang ditulis di Makkah dengan bahasa Melayu beredar luas di wilayah Kalimantan Selatan. Dia bisa ditempatkan berada diurutan kedua setelah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary.
PLURALISME AGAMA DAN DIALOG TEOLOGI Wardani, Wardani
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 1, No 2 (2002)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6277.763 KB) | DOI: 10.18592/khazanah.v1i2.624

Abstract

Kemajemukan dalam beragama merupakan kenyataan yang di satu sisi merupakan anugerah Tuhan, namun di sisi lain, karena disikapi secara keliru, juga sering menyebabkan konflik, sebagaimana yang terjadi di Ambon di awal tahun 1999. Akar dari konflik tersebut, di samping kemungkinan disebabkan faktor sosial dan politik, juga tidak pelak lagi adalah karena ari klaim kebenaran masing-masing penganut agama. Artikel ini menjelaskan problem pluralisme agama dan kemungkinan solusi terhadap konflik yang ditimbulkan oleh keragaman tersebut. Solusi yang sering ditawarkan adalah dialog pada tataran teologis. Artikel ini berkesimpulan bahwa dialog teologis adalah tawaran elitis, karena persoalan keselamatan sulit untuk dipertemukan seiring dengan kuatnya klaim kebenaran. Tawaran yang realistis adalah dialog pada tingkat etis, yaitu respon bersama umat beragama terhadap isu-isu etis di sekeliling mereka, seperti isu etis di balik kerusakan lingkungan dan bagaimana etika agama mengatasinya. Tawaran lain dalam menghadapi keragaman agama adalah perspektif filsafat perennial tentang kesatuan transendental agama-agama pada tingkat esoteris. Namun, tawaran ini, sama halnya dengan dialog teologis, hanya menyentuh kalangan elitis. Alasan terpenting tentang tidak mungkinnya dialog teologis dan kesatuan agama-agama, serta ini sekaligus menjadi solusi keragaman itu adalah perlunya kita menyadari bahwa agama memiliki dimensi yang absolut (kebenaran teologis) dan yang relatif (interpretasi dan penerapan yang tergantung dengan berbagai konteks). Inklusivitas sangat terkait dengan dimensi terakhir.Kata-kunci: pluralisme, dialog teologis, absolusitas, relativitas, filsafat perennial, klaim kebenaran
Pluralisme Agama dan Dialog Teologi Wardani Wardani
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 1, No 2 (2002)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v1i2.624

Abstract

Kemajemukan dalam beragama merupakan kenyataan yang di satu sisi merupakan anugerah Tuhan, namun di sisi lain, karena disikapi secara keliru, juga sering menyebabkan konflik, sebagaimana yang terjadi di Ambon di awal tahun 1999. Akar dari konflik tersebut, di samping kemungkinan disebabkan faktor sosial dan politik, juga tidak pelak lagi adalah karena ari klaim kebenaran masing-masing penganut agama. Artikel ini menjelaskan problem pluralisme agama dan kemungkinan solusi terhadap konflik yang ditimbulkan oleh keragaman tersebut. Solusi yang sering ditawarkan adalah dialog pada tataran teologis. Artikel ini berkesimpulan bahwa dialog teologis adalah tawaran elitis, karena persoalan keselamatan sulit untuk dipertemukan seiring dengan kuatnya klaim kebenaran. Tawaran yang realistis adalah dialog pada tingkat etis, yaitu respon bersama umat beragama terhadap isu-isu etis di sekeliling mereka, seperti isu etis di balik kerusakan lingkungan dan bagaimana etika agama mengatasinya. Tawaran lain dalam menghadapi keragaman agama adalah perspektif filsafat perennial tentang kesatuan transendental agama-agama pada tingkat esoteris. Namun, tawaran ini, sama halnya dengan dialog teologis, hanya menyentuh kalangan elitis. Alasan terpenting tentang tidak mungkinnya dialog teologis dan kesatuan agama-agama, serta ini sekaligus menjadi solusi keragaman itu adalah perlunya kita menyadari bahwa agama memiliki dimensi yang absolut (kebenaran teologis) dan yang relatif (interpretasi dan penerapan yang tergantung dengan berbagai konteks). Inklusivitas sangat terkait dengan dimensi terakhir.Kata-kunci: pluralisme, dialog teologis, absolusitas, relativitas, filsafat perennial, klaim kebenaran
Syekh Muhammad Nafis Al-Banjary (Kajian Sejarah Sosial Intelektual Islam) Hadariansyah AB
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 1, No 2 (2002)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v1i2.319

Abstract

Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Nafis ikut memainkan peran penting dalam transmisi keislaman dari TImur Tengah ke Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Karya tulisnya al Durr al Nafis yang ditulis di Makkah dengan bahasa Melayu beredar luas di wilayah Kalimantan Selatan. Dia bisa ditempatkan berada diurutan kedua setelah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary.

Page 1 of 1 | Total Record : 4