cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Agrikultura
ISSN : 08532885     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrikultura terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember), memuat artikel hasil penelitian dan kupasan (review) orisinal hasil dari penelitian yang sebagian telah dilakukan penulis, dan komunikasi singkat.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 29, No 2 (2018): Agustus, 2018" : 8 Documents clear
Uji Ketahanan Klon Kentang Hasil Pesilangan Atlantic x Repita terhadap Penyakit Hawar Daun Phytophthora infestans Helmi Kurniawan; Ineu Sulastrini; Tarkus Suganda
Agrikultura Vol 29, No 2 (2018): Agustus, 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.327 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v29i2.20806

Abstract

ABSTRACTResistance Test of Potato Clones Derived from Crossing of Atlantic x Repita to Late Blight (Phytophthora infestans)Late blight, incited by Phytophthora infestans is the most destructive disease of potato. The management that is effective and environmentally-friendly is the use of resistant variety. The objective of this study was to test the resistance of the six potato clones (AR 04, AR 05, AR 06, AR 07, AR 08 and AR 09) derived from crossing var. Atlantic x var. Repita to late blight caused by P. infestans. Var. Atlantic, Repita and Granola were used as susceptible, resistant and susceptible but the most-grown variety, respectively. Field test was located in Ciwidey, one of the potato growing center where late blight is endemic since potatoes are continuously grown. The treatments were arranged in a randomized block design with 3 replicates. The result showed that clones AR 07 and AR 08 were more resistant than the other potato clones, but it still below the resistance level var. Repita. However, based on statistical test on the diseases development (AUDPC), clone AR 08 could be categorized as resistant, equal with of the resistance level of var. Repita.Keywords: Potato clones, Rsistance, P. infestansABSTRAKPenyakit hawar daun yang disebabkan Phytopthora infestans merupakan penyakit utama pada tanaman kentang. Pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan adalah dengan penanaman varietas tahan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan 6 klon kentang (AR 4, AR5, AR6, AR7, AR 8, dan AR9) yang merupakan hasil persilangan antara var. Atlantic (produksi tinggi tetapi rentan) dengan var. Repita, sebagai tetua tahan terhadap penyakit hawar daun yang disebabkan oleh P. infestans. Varietas Atlantic, Repita dan Granola digunakan sebagai pembanding. Pengujian ketahanan dilakukan di Ciwidey, yang merupakan salah satu sentra produksi kentang di Jawa Barat dan endemik penyakit hawar daun. Perlakuan ditata menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon AR 07 dan Klon AR 08 memiliki ketahanan yang lebih baik dibanding klon-klon kentang lainnya, namun tingkat ketahanannya masih di bawah cv Repita. Namun, berdasarkan uji statistik terhadap nilai perkembangan penyakit (AUDPC) klon AR 08 dapat dikategorikan tahan, sama dengan derajat tahan var. Repita.Kata Kunci: Klon kentang, Ketahanan, P. infestans
Respon Air Tersedia dan Bobot Isi Tanah pada Tanaman Jagung Manis dan Brokoli terhadap Kombinasi Terak Baja dan Bokashi Sekam Padi pada Andisol, Lembang Henly Yulina; Rachmat Harryanto; Rina Devnita
Agrikultura Vol 29, No 2 (2018): Agustus, 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.49 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v29i2.19248

Abstract

ABSTRACTResponse of water available and soil bulk density on sweet corn and broccoli of steel slag and husk bokashi combination on Andisol LembangThe objective of this research was to find out responses of water available and soil bulk density on sweet corn and broccoli of steel slag and husk bokashi combination on Andisol Lembang. This study used a randomized block design factorial with two factors. The first factor was steel slag and the second factor was husk bokashi. Each factor onsisted of 4 levels of 0%, 2.5%, 5.0% and 7.5% with two replications. The result showed there was not interaction between steel slag and husk bokashi on water available and soil bulk density on sweet corn and broccoli. Bokashi of husk has an independent effect to water available on sweet corn while bokashi of husk has an independent effect to soil bulk density on sweet corn and broccoli.Keywords: Steel slag, Bokashi of husk, Soil physical characteristic, Sweet corn, BroccoliABSTRAKAndisol mempunyai sifat fisika tanah yang baik, namun bermasalah dengan retensi P. Pemberian amelioran untuk mengurangi retensi P, diharapkan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan parameter fisika tanah tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon air tersedia dan bobot isi tanah pada tanaman jagnung manis dan brokoli terhadap kombinasi terak baja dengan bokashi sekam padi pada Andisol Lembang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama terak baja dan faktor kedua bokashi sekam padi masing- masing 4 taraf yaitu 0%, 2,5%, 5,0%, dan 7,5%, diulang dua kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara terak baja dengan bokashi sekam padi terhadap air tersedia dan bobot isi pada tanaman jagung manis dan brokoli. Bokashi sekam padi berpengaruh mandiri terhadap air tersedia pada jagung manis, sedangkan bokashi sekam padi berpengaruh mandiri terhadap bobot isi tanah pada jagung manis dan brokoli.Kata Kunci: Terak baja, Bokashi sekam padi, Ketersediaan air, Bobot isi, Jagung manis, Brokoli
Hubungan Serapan N, P, dan K Tanaman Cabai terhadap Residunya di dalam Tanah yang Diberi Pupuk Cair Organik dengan NPK Eso Solihin; Rija Sudirja; Maya Damayani; Nadia Nuraniya Kamaludin
Agrikultura Vol 29, No 2 (2018): Agustus, 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.725 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v29i2.20807

Abstract

ABSTRACTThe Relationship between N, P, and K Uptake of Chili Plants to Their Residues in Soil Treated by Liquid Organic Fertilizers and NPKThis study aims to determine the relationship of N, P, and K uptake of chili plants towards the residues in the soil treated with liquid organic fertilizer with the addition of inorganic fertilizers of N, P and K. The research was conducted from September 2017 to January 2018 in the experimental field and KTNT Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The design used was simple complete randomized design with 10 treatments and were repeated 3 times, with the treatment arrangement as follows: A = Control 0 PS + 0 NPK, B = 0 PCO + 1 NPK, C = 1 PCO + 0 NPK, D = 1 PCO + ¼ NPK, E = 1 PCO + ½ NPK, F = 1 PCO + ¾ NPK, G = 1 PCO + 1 NPK, H = ¼ PCO + ¾ NPK, I = ½ PCO + ¾ NPK and J = ¾ PCO + ¾ NPK. The results showed that the highest nutrient uptake and residue was found in the treatment of 1 PCO + ¾ NPK. Relationship between N, P and K uptake with nutrient residue on the soil was detected. The N, P and K residues were influenced by the N, P and K uptake of chili plants of 92%, 98%, and 97%, respectively.Keywords: Chili, NPK, Liquid Organic Fertilizer, Residue, AbsorptionABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan serapan N, P, dan K tanaman cabai terhadap residunya di dalam tanah yang diberi pupuk cair organik dengan pupuk anorganik N, P dan K. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2017 sampai dengan Januari 2018 di kebun percobaan dan Laboratorium KTNT Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Rancangan yang digunakan adalah RAK sederhana dengan 10 perlakuan yang diulang 3 kali dengan susunan perlakuan sebagai berikut: A = Kontrol 0 PS + 0 NPK, B = 0 PCO + 1 NPK, C = 1 PCO + 0 NPK, D = 1 PCO + ¼ NPK, E = 1 PCO + ½ NPK, F = 1 PCO + ¾ NPK, G= 1 PCO + 1 NPK, H = ¼ PCO + ¾ NPK, I = ½ CO + ¾ PK dan J = ¾ PCO + ¾ NPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serapan dan residu hara tertinggi ialah perlakuan F = 1 PCO + ¾ NPK. Terdapat hubungan antara serapan N, P dan K dengan residu hara pada tanah. Residu N, P dan K dipengaruhi oleh serapan N, P dan K tanaman cabai masing-masing sebesar 92% serapan N, 98% serapan P, dan 97% serapan K.Kata Kunci: Cabai, NPK, PCO, Residu, Serapan
Respons Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) terhadap Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stall) Koloni Karawang Dedi Darmadi; Tuti Alawiyah
Agrikultura Vol 29, No 2 (2018): Agustus, 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.705 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v29i2.19249

Abstract

ABSTRACTResponse of rice varieties (Oryza sativa L.) to brown planthopper (Nilaparvata lugens Stall) of Karawang coloniesThe research was conducted to determine the resistant level of several rice varieties (Oryza sativa L.) against brown planthopper (Nilaparvata lugens Stall) Karawang colony. The experiment was done at the Entomology Laboratory of Pest Forcesting Institute, Jatisari, Directorate General of Food Crops, Ministry of Agriculture. It was conducted from February to June 2017. The resistant of rice varieties against brown planthopper was tested using honey dew test method with bromocressol green as indicator. Honey dew test method is one of methods to evaluate rice variety reaction against brown planthopper population origin of certain area. This is due to the production of honey dew by brown planthopper which positively correlated with the amount of liquid being drawn from the plant. This study used Duncan Test on 5% level. The result demonstrated the variation of rice resistant against brown planthopper based on the area of honey dew spot, brown planthover mortality, attacks intensity, the destruction level on plant, and the rice yield. Inpari 13 was the most toleranct rice variety against the infestation of brown planthopper of Karawang colony.Keywords: Brown planthopper, Honey dew, Paddy, Resistance, VarietiesABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat ketahanan varietas padi (Oryza sativa L.) terhadap wereng batang coklat (Nilaparvata lugens Stall) koloni Karawang. Penilitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian. Penelitian berlangsung dari Bulan Februari sampai Bulan Juni 2017. Pengujian ketahanan varietas padi terhadap wereng batang coklat dilakukan dengan menggunakan metode uji embun madu (honeydew test) dengan memakai indicator bromocressol green. Metode uji embun madu merupakan salah satu metode untuk mengevaluasi reaksi suatu varietas terhadap populasi wereng batang coklat yang berkembang di suatu wilayah tertentu, karena jumlah embun madu yang dikeluarkan oleh wereng batang coklat mempunyai hubungan yang positif dengan jumlah cairan tanaman yang dihisap. Uji lanjut yang digunakan adalah uji lanjut Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat variasi ketahanan antar varietas padi yang diuji dilihat dari luas bercak embun madu yang dihasilkan pada masing-masing varietas padi, mortalitas wereng batang coklat, intensitas serangan, tingkat kerusakan tanaman, dan bobot hasil panen padi. BErdasarkan parameter tersebut di atas, Inpari 33 merupakan varietas padi yang tahan terhadap serangan wereng batang coklat koloni Karawang.Kata kunci : Embun madu, Ketahanan, Padi, Varietas, Wereng batang coklat
Rancang Bangun Mesin Pembersih dan Pengupas Kentang Wahyu K. Sugandi; Totok Herwanto; Ayuditha Putri Yudi
Agrikultura Vol 29, No 2 (2018): Agustus, 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.179 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v29i2.20850

Abstract

ABSTRACTEngineering of potatoes cleaning and peeling machineChips can be produced from varieties of raw materials including potatoes. To make potato chips on a large scale requires a machine that can facilitate all or one of the manufacturing processes. Therefore, research on the design of potatoes cleaning and peeler machine and its performance tests were required. The research method used was engineering method. The stages of this research were problem identification, data collection, designing, manufacturing and testing machine. This machine consisted of several components, namely frame unit, cleaning unit and peeler, and transmission unit. The mechanism of this machine was to put the water in and then turn on the motor connected to the brush and put the potato in. The potato will rotate and will hit the brush so that the skin peeled off. When the motor turned off, the faucet can be opened to remove the water. The lid on the tube can be opened to take the potato out. The engine design have a total dimension (1000 x 400 x 400) mm, height and diameter of the tube of 330 mm and 380 mm, using two cleaning brushes on one axis. with theoretical capacity of 152 kg/hour, actual capacity of 60 kg/hour.Keywords: cleaning and peeler machine, potato, cleaning brushABSTRAKKeripik dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku diantaranya kentang. Untuk membuat keripik kentang dalam skala yang besar dibutuhkan sebuah mesin yang dapat memudahkan semua atau salah satu proses pembuatannya. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian mengenai rancang bangun mesin pembersih dan pengupas kentang serta uji kinerja mesin tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode rekayasa. Tahapan penelitian ini yaitu identifikasi masalah, pengumpulan data, perancangan, pembuatan dan pengujian mesin. Mesin ini terdiri dari beberapa komponen yaitu unit rangka, unit pembersih dan pengupas, dan unit transmisi. Mekanisme kerja dari mesin ini yaitu memasukkan air lalu menyalakan motor yang terhubung dengan sikat lalu memasukkan kentang dimana kentang itu akan beruputar dan akan mengenai sikat sehingga kulit terkupas lalu motor dimatikan. Kran dapat dibuka sehingga air akan keluar, lalu jika tutup pada tabung dibuka, kentang dapat keluar. Hasil dari rancang bangun mesin memiliki total dimensi (1000 x 400 x 400) mm, tinggi dan diameter tabung masing-masing adalah 330 mm dan 380 mm, menggunakan dua buah sikat pembersih pada satu poros dengan kapasitas teoritis sebesar 152 kg/jam, kapasitas aktual sebesar 60 kg/jam,Kata kunci: Mesin pembersih, mesin pengupas kentang, sikat pembersih
Fluktuasi Populasi dan Keragaman Musuh Alami Hama Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) pada Lahan Padi Sawah di Wilayah Universitas Wiralodra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Martua Suhunan Sianipar
Agrikultura Vol 29, No 2 (2018): Agustus, 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.029 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v29i2.19250

Abstract

ABSTRACTPopulation fluctuation and natural enemy diversity of brown planthopper (Nilaparvata lugens Stal.) in the rice lowlands of Wiralodra University Area, Indramayu Regency, West JavaBrown Planthopper/BPH (Nilaparvata lugens Stal.) is a main pest of paddy. The purpose of this research was to study the population fluctuation and natural enemy diversity of BPH in rice plants. The research was carried out with a survey method conducted on three experimental lands located in the lowlands of Wiralodra University, Singaraja Village, Indramayu District, Indramayu Regency, West Java and in the greenhouse of the Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran from June to August 2015. The samples were collected by systematically diagonal sampling method using yellow stiky trap and manually or visual counting. The result showed that the BPH population fluctuations were below BPH economic threshold the results of correlation analysis showed that temperature, humidity and rainfall did not have a significant influence on the abundance of the BPH population. This is indicated by the results of regression analysis of temperature (Y = - 49.9 + 1.71 X1; R2 = 0.055; P/Sign = 0.484), humidity (Y = - 41.829 + 0.598 X2; R2 = 0.457; P/Sign = 0.016), and rainfall (Y = 2.845 + 0.512 X3; R2 = 0.217; P/Sign = 0.127), respectively. The relationship between temperature/T, humidity/RH and rainfall/CH on WBC (Y = - 94.2 + 3.00 T + 0.002 RH + 0.804 CH; R2 = 0.581; P/ ign = 0.062) had a significance level > 0.05. The natural enemy insect diversity index was in the medium category (1.63).Keywords: BPH, Abiotic factor, Natural Enemy, Lowland riceABSTRAKWereng Batang Cokat/WBC (Nilaparvata lugens Stal.) merupakan hama utama tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari fluktuasi populasi serta keragaman musuh alami WBC pada tanaman padi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei yang dilakukan pada tiga lahan percobaan yang bertempat dataran rendah di wilayah Universitas Wiralodra, Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan di rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada bulan Juni sampai Agustus 2015. Metode pengambilan sampel dilakukan secara diagonal menggunakan perangkap kuning berperekat (yellow stiky trap) serta secara manual (visual counting). Hasil penelitian menunjukkan fluktuasi populasi WBC berada di bawah ambang ekonomi WBC dan hasil analisa korelasi menunjukkan suhu, kelembaban dan curah hujan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelimpahan populasi WBC. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis regresi masing-masing pada suhu (Y = - 49.9 + 1.71 X1; R2 = 0,055; P/Sign = 0,484), kelembaban (Y= - 41.829 + 0.598 X2; R2 = 0,457; P/Sign = 0,016) dan curah hujan (Y = 2.845 + 0.512 X3; R2 = 0,217; P/Sign = 0,127). Adapun hubungan antara Suhu/T, Kelembaban/RH dan Curah Hujan/CH terhadap WBC (Y = - 94.2 + 3.00 T + 0.002 RH + 0.804 CH; R2 = 0.581; P/Sign = 0.062) memiliki tingkat signifikansi > 0,05. Indeks keragaman serangga musuh alami WBC termasuk kategori sedang (1,63).Kata Kunci: WBC, Fakor Abiotik, Musuh alami, Lahan sawah
Penambahan Gula untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Antagonisme Khamir Rhodotorula minuta terhadap Colletotrichum acutatum Penyebab Antraknosa Cabai secara In-vitro Sri Hartati; Wahyu Daradjat Natawigena; Noor Istifadah; Sri Rosmala Dewi
Agrikultura Vol 29, No 2 (2018): Agustus, 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.875 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v29i2.19251

Abstract

ABSTRACTThe addition of sugar to increase the growth and antagonism of Rhodotorula minuta against Colletotrichum acutatum, the causal agent of anthracnose on chilli in-vitroBiocontrol can be used as an alternative in controlling anthracnose disease on chilli caused by Colletotrichum acutatum. One of the antagonistic agents that reported to be able to control anthracnose on chilli is Rhodotorula minuta. Some sugars can be utilized by R. minuta for its growth and antagonism. This research was objected to study the effect of addition of some sugars to increase the growth and antagonism of R. minuta. The experiment was arranged in the completely randomized design with 16 treatments and 3 replications. The treatments were addition of glucose, sucrose, trehalose, D-mannitol, and D-xylose at 1%, 2.5% and 5% each. The results showed that the addition of glucose, sucrose, trehalose, D-mannitol, and D-xylose were able to increase the growth of R. minuta. The addition of glucose, sucrose, trehalose, and D-mannitol increased antagonism of R. minuta. The addition of 1% sucrose was able to stimulate the highest growth rate of R. minuta at the cell density of 3.87 x 107 cells/ml. The addition of trehalosa 2.5% increased the colony growth at 3 and 6 days after treatment. Sucrose 2.5%, D-manitol 5%, and glukosa 2,5% caused the highest relative inhibition of R. minuta against C. acutatum.Key words: antagonistic yeast, glucose, sucrose, trehalose, D-mannitol, D-xyloseABSTRAKPengendalian hayati dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengendalikan penyakit antraknosa pada cabai. Salah satu agens antagonis yang telah dilaporkan mampu mengendalikan penyakit antraknosa pada cabai yang disebabkan oleh Colletotrichum acutatum adalah khamir Rhodotorula minuta. Beberapa gula dapat dimanfaatkan oleh R. minuta untuk pertumbuhan dan antagonismenya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan beberapa gula untuk meningkatkan pertumbuhan dan antagonisme R. minuta. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 16 perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari penambahan gula glukosa, sukroa, trehalosa, D-mannitol dan D-xylose dengan konsentrasi masing-masing gula 1%, 2,5% dan 5%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan gula glukosa, sukrosa, trehalosa, D-mannitol, dan D-xylose dapat meningkatkan pertumbuhan R. minuta. Penambahan gula glukosa, sukrosa, trehalosa, dan D-mannitol dapat meningkatkan antagonisme R. minuta. Perlakuan penambahan gula sukrosa 1% merupakan perlakuan yang dapat meningkatkan pertumbuhan R. minuta dengan kerapatan sel tertinggi yaitu sebesar 3,87 x 107 sel/ml. Penambahan trehalosa 2,5% dapat meningkatkan pertumbuhan koloni pada 3 HSP dan 6 HSP. Sukrosa 2,5%, D-manitol 5% dan glukosa 2,5% menyebabkan tingkat hambatan relatif R. minuta tertinggi terhadap C. acutatum.Kata kunci : Khamir antagonis, glukosa, sukrosa, trehalosa, D-mannitol, D-xylosa
Analisis Residu Klorpirifos pada Tanah dan Validasinya Asep Kurnia
Agrikultura Vol 29, No 2 (2018): Agustus, 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.097 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v29i2.19247

Abstract

ABSTRACTAnalysis of chlorpyrifos residues on soil and its method validationChlorpyrifos is an insecticide active ingredient that is still widely used by farmers to control pests in various commodities. However, its presence in agricultural land can cause pollution to soil and water. Therefore, it is necessary to continuously develop effective methods in analysing the residual content in the soil. The aims of this study was to find out the presence of chlorpyrifos residues in soil samples and to validate the analytical methods used. The result showed that soil samples did not contain pesticide residues of chlorpyrifos active ingredient. Correlation coefficient value showed the performance of the method used for the measured concentration range was very good. Precision value was not accepted so that the method cannot be used as a fixed method in the laboratory as well as the accuracy value was not accurate. Based on the LOD calculation, the measurement of analytes in the sample in the table still gave a significant response. Based on the calculation of LOQ, the measurement results in the table did not meet the criteria of accurate and precise.Keywords: Residue, Chlorpyrifos, SoilABSTRAKKlorpirifos merupakan bahan aktif insektisida yang masih banyak digunakan oleh petani untuk mengendalikan hama pada berbagai komoditas. Akan tetapi keberadaannya di lahan pertanian dapat menimbulkan pencemaran terhadap tanah maupun air. Oleh karena itu perlu untuk terus mengembangkan metode yang efektif dalam menganalisis kandungan residunya dalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya residu klorpirifos pada contoh tanah yang diambil dan validasi terhadap metode analisis yang digunakannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel tanah tidak mengandung residu pestisida berbahan aktif klorpirifos. Nilai koefisien korelasi menunjukkan kinerja metode yang digunakan untuk rentang konsentrasi yang diukur sangat baik. Nilai presisi tidak diterima sehingga metode tersebut tidak bisa digunakan sebagai metode tetap pada laboratorium dan nilai akurasi tidak diterima sehingga metode yang digunakan tidak akurat. Berdasarkan hasil perhitungan LOD pengukuran analit dalam sampel pada tabel masih memberikan respon signifikan. Berdasarkan perhitungan LOQ hasil pengukuran pada tabel tidak memenuhi kriteria cermat dan seksama.Kata Kunci: Residu, Klorpirifos, Tanah

Page 1 of 1 | Total Record : 8