cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Agrikultura
ISSN : 08532885     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrikultura terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember), memuat artikel hasil penelitian dan kupasan (review) orisinal hasil dari penelitian yang sebagian telah dilakukan penulis, dan komunikasi singkat.
Arjuna Subject : -
Articles 323 Documents
Penambahan Essens Buah terhadap Keefektifan Metil Eugenol dalam Menarik Bactrocera spp. Drew & Hancock Agus Susanto; Ceppy Nasahi; Yuri Khansa Rumaisha; Wayan Murdita; Tri Murniningtyas Puji Lestari
Agrikultura Vol 30, No 2 (2019): Agustus, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.369 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i2.23315

Abstract

Lalat buah (Bactrocera carambolae) merupakan hama yang sangat merugikan pada komoditas hortikultura. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis essens buah yang ditambahkan pada metil eugenol yang tertinggi dalam menarik lalat buah, untuk mengetahui pengaruh penambahan essens jambu pada metil eugenol terhadap jumlah tangkapan lalat buah pada pertanaman jambu biji, dan berapa konsentrasi essens yang menghasilkan jumlah tangkapan lalat buah paling banyak. Penelitian secara in vitro dilakukan di Laboratorium Vapor Heat Treatment, Balai Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Jatisari, Jawa Barat dari bulan Februari 2015 hingga Juni 2015 dan di kebun jambu biji Desa Leuwiseeng, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka sejak bulan November 2015 sampai dengan Maret 2016. Hasil penelitian menunjukan bahwa metil eugenol yang ditambah essens belimbing dan jeruk berpengaruh dalam meningkatkan hasil tangkapan lalat buah betina, tetapi tidak untuk lalat buah jantan. Perlakuan tertinggi dalam menarik lalat buah betina yaitu sebesar 37% dari total populasi ditemukan pada perlakuan penambahan essens belimbing. Sementara perlakuan 0,2 ml metil eugenol menarik sebanyak 10% dari total populasi. Pencampuran metil eugenol dan esens buah jambu mampu menarik lalat buah jantan lebih tinggi dibandingkan penggunaan tunggal metil eugenol dan penggunaan tunggal esens jambu. Pencampuran metil eugenol 0,2 ml + esens buah jambu 0,8 ml menunjukkan hasil jumlah tangkapan tertinggi lalat buah jantan sebanyak 15.145 ekor. Namun, pencampuran metil eugenol dan esens jambu tidak mempengaruhi jumlah tangkapan lalat buah betina. Spesies lalat buah yang paling dominan hasil identifikasi pada pertanaman jambu biji di Desa Leuwiseeng, Majalengka, adalah B. dorsalis 64% dan B. carambolae 36%.Kata kunci : Essens, Bactrocera carambolae, Metil eugenol
Uji In-Vitro Kemampuan Ekstrak Metanol Bunga dan Daun Tanaman Kembang Telang (Clitoria ternatea L.) dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Fusarium oxysporum f.sp. cepae Tarkus Suganda; Indah Nita Chrysilla Simarmata; Yadi Supriyadi; Endah Yulia
Agrikultura Vol 30, No 3 (2019): Desember, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i3.24031

Abstract

Penyakit moler (Fusarium oxysporum f.sp. cepae, Foc) merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya tanaman bawang merah. Jamur Foc merupakan patogen tular tanah sehingga sulit untuk dikendalikan. Pengendalian menggunakan fungisida sintetik pada tanah tidak dianjurkan untuk dilakukan karena dapat meninggalkan residu yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia serta dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Salah satu alternatif pengendalian yang dapat dikembangkan adalah penggunaan fungisida nabati. Kembang telang merupakan tanaman potensial untuk digunakan karena memiliki kandungan senyawa antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan ekstrak metanol bunga dan daun tanaman kembang telang dalam menekan pertumbuhan Foc secara in vitro. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pengujian ekstrak metanol bunga dan daun terhadap pertumbuhan koloni, produksi konidia dan perkecambahan konidia jamur. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ekstrak metanol bunga memberikan penekanan tertinggi pada konsentrasi 1,8% (35,11%), sedangkan ekstrak metanol daun pada konsentrasi 2,4% (47,11%). Semua konsentrasi ekstrak metanol bunga dan daun tanaman kembang telang menekan produksi konidia jamur Foc. Tidak ada perlakuan ekstrak metanol, baik bunga maupun daun yang dapat menghambat perkecambahan konidia jamur Foc.
Identifikasi Lalat Buah (Bactrocera spp), pada Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.) dan Belimbing (Averrhoa Carambola L.) dikecamatan Salahutu kabupaten Maluku Tengah. Betty Sahetapy; Muhammad Riadh Uluputty; La Naibu
Agrikultura Vol 30, No 2 (2019): Agustus, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.743 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i2.23659

Abstract

Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan salah satu hama utama pada tanaman hortikultura di dunia. Lebih dari seratus jenis tanaman hortikultura diduga menjadi inangnya. Pada populasi yang tinggi, intensitas serangannya dapat mencapai 100%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies atau jenis lalat buah yang menyerang belimbing dan cabai serta menghitung intensitas serangan hama lalat buah terhadap belimbing dan cabai di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian dilakukan dengan metode survey di lapangan dengan mengumpulkan sampel buah belimbing dan cabai yang terserang lalat buah di tiga desa yaitu Desa Liang, Tulehu dan Suli, selanjutnya buah yang terserang dibawa ke laboratorium untuk di-rearing lalat buah. Lalat buah hasil rearing kemudian diidentifikasi dengan menggunakan CD Lucid dan CD Cabikey. Hasil penelitian menunjukkan 3 spesies lalat buah yang menyerang belimbing di Kecamatan Salahutu yaitu Bactrocera albistrigta, Bactrocera dorsalis dan Bactrocera carambolae, sedangkan yang menyerang cabai rawit ada dua spesies yaitu Bactrocera dorsalis dan Bactrocera carambolae. Intensitas serangan lalat buah pada belimbing termasuk kategori ‘Sedang’ sampai ‘Tinggi’ yaitu 30%-70%, sedangkan pada tanaman cabai rawit termasuk kategori ‘Sedang’ yaitu 41%-49%.Kata Kunci: Lalat buah, Identifikasi, Intensitas serangan
Respons Pertumbuhan dan Fisiologi Beberapa Varietas Tebu (Saccharum officinarum L.) Asal Kultur Jaringan yang Diberi Cekaman Genangan Air Mochamad Arief Soleh; Santi Rosniawaty; Erza Febrilla Sofiani
Agrikultura Vol 30, No 3 (2019): Desember, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.263 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i3.24976

Abstract

Tanaman tebu merupakan komoditas utama penghasil gula. Produksi tebu dipengaruhi oleh faktor abiotik yaitu air. Sebaran curah hujan yang tidak merata akibat pemanasan global berpotensi terjadinya penggenangan di areal pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respons sifat-sifat pertumbuhan dan fisiologis bibit tebu asal kultur jaringan yang diberikan cekaman genangan air. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan, 4 ulangan dan setiap plot terdiri dari 3 tanaman. Perlakuan terdiri dari 4 jenis varietas yang berbeda yaitu PSJT 941, PS 862, PSJK 922 dan Kidang Kencana pada kondisi normal dan penggenangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat respons pertumbuhan dan fisiologi yang berbeda dari setiap varietas yang diuji. Varietas yang menunjukkan respons terbaik adalah PSJT 941 pada parameter tinggi tanaman yaitu 161,7 cm; varietas PS 862 pada parameter jumlah anakan 3,75 buah, bobot kering tajuk yaitu 38,68 g dan akar 48,70 g; varietas PSJK 922 pada konduktansi stomata (ks)yaitu 261,6 mmol H2O·m-2·s-1; dan varietas Kidang Kencana pada fv/fm yaitu 0,723.
Analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja Pemasaran Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa Ardi Rumallang; Jumiati Jumiati; Akbar Akbar; Nandir Nandir
Agrikultura Vol 30, No 3 (2019): Desember, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.253 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i3.23963

Abstract

Konteks struktur, perilaku pasar dan kinerja pemasaran kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao sebagai salah satu daerah sentra produksi kentang di Kabupaten Gowa akan membawa dampak signifikan terhadap pembentukan harga kentang di Kabupaten Gowa. Penelitian ini mengkaji struktur, perilaku pasar dan kinerja pemasaran kentang yang berpotensi menjadi salah satu pembentuk harga kentang yang pada gilirannya akan menentukan harga kentang dan pendapatan yang akan diterima oleh petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui dan menganalisis struktur pasar kentang, (2) mengetahui dan menganalisis perilaku pasar, serta (3) mengetahui dan menganalisis kinerja pemasaran kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Penentuan sampel menggunakan teknik snowball sampling. Teknik analasis data pada penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) struktur pasar (market structure) secara kualitatif termasuk pasar persaingan sempurna; (2) perilaku pasar membentuk tiga saluran pemasaran yaitu Pemasaran I (produsen – konsumen), Pemasaran II (Produsen – pedagang pengumpul - pedagang pengecer – konsumen), dan Pemasaran III (Produsen – pedagang pengumpul – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen); serta (3) kinerja pemasaran yang paling banyak memperoleh keuntungan yaitu pada Pemasaran III.
Kelimpahan dan Keanekaragaman Predator Laba-Laba pada Ekosistem Sawah Padi Hitam (Oryza sativa L.) Berpupuk Organik Vira Kusuma Dewi; Octaviani Octaviani; Santika Sari; Sri Hartati; Toto Sunarto; Lilian Rizkie; Yongki Umam Sandi
Agrikultura Vol 30, No 3 (2019): Desember, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.605 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i3.25795

Abstract

Laba-laba merupakan salah satu predator penting dalam mengatur populasi serangga hama di ekosistem padi. Aplikasi pupuk ampas bungkil mimba dan kompos gulma siam diharapkan meningkatkan keberadaan laba-laba. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kelimpahan dan keanekaragaman laba-laba pada ekosistem sawah padi hitam berpupuk organik asal ampas bungkil mimba dan gulma siam. Percobaan dilaksanakan di Cinenggang, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, sejak bulan Mei – November 2018. Penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan yaitu kontrol, NPK, pupuk ampas mimba, kompos gulma siam, dan pupuk kandang sapi dengan dilakukan enam ulangan. Hasil penelitian diperoleh delapan famili laba-laba yaitu Tetragnathidae, Pholcidae, Linyphiidae, Lycosidae, Theridiidae, Oxyopidae, Clubionidae dan Araneidae. Famili yang paling dominan pada semua perlakuan adalah Tetragnathidae, dan selanjutnya diikuti oleh Famili Pholcidae dan Linyphiidae. Jumlah total laba-laba, indeks keragaman, kelimpahan, kekayaan dan kemerataan spesies diketahui cenderung lebih tinggi pada perlakuan pupuk ampas bungkil mimba dan kompos gulma siam daripada perlakuan NPK dan kontrol.
Pengaruh Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Kakao (Theobroma cacao L.) Belum Menghasilkan Klon Sulawesi 1 Ester Miranda Lbn.Tobing; Santi Rosniawaty; Mochamad Arief Soleh
Agrikultura Vol 30, No 2 (2019): Agustus, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.1 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i2.22920

Abstract

Tanaman kakao banyak dibudidayakan di Indonesia, khususnya di perkebunan rakyat. Produksi kakao di Indonesia masih di bawah potensi hasil kakao secara umum. Peningkatan produksi perlu dilakukan, salah satunya dengan melakukan pemberian pupuk anorganik. Keefektifan penyerapan unsur hara oleh tanaman tergantung pada beberapa faktor, diantaranya dosis pupuk dan cara aplikasi pupuk yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dosis dan cara pemberian pupuk anorganik yang memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan tanaman kakao belum menghasilkan. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada bulan Desember 2018 sampai bulan April 2019. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan sembilan perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri dari dosis dan cara pemberian pupuk anorganik, dengan dosis pupuk meliputi: tanpa pemupukan; pupuk tunggal dengan satu taraf, yaitu 45 g/tanaman urea, 60 g/tanaman SP-36, 35 g/tanaman KCl; dan pupuk majemuk tablet NPKMg (20:10:10:2) dengan tiga taraf, yaitu 30 g/tanaman, 60 g/tanaman, 90 g/tanaman, sedangkan cara pemberian pupuk meliputi: disebar dan ditabur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis dan cara pemberian pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan kakao belum menghasilkan terutama pada parameter luas daun, indeks klorofil daun, jumlah flush, dan panjang flush. Pemberian 90 g/tanaman pupuk majemuk tablet NPKMg (20:10:10:2) dengan cara ditabur mampu meningkatkan pertumbuhan kakao belum menghasilkan.Kata Kunci: Kakao belum menghasilkan, Pupuk anorganik, Dosis, Cara pemberian
Induksi Resistensi dengan Rhodotorula minuta untuk Mengendalikan Antraknosa (Colletotrichum acutatum J. H. Simmonds) Pada Tanaman Cabai Sri Hartati; Linda Tarina; Endah Yulia; Luciana Djaya
Agrikultura Vol 30, No 3 (2019): Desember, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.127 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i3.24874

Abstract

Antraknosa merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman cabai yang menyebabkan kerugian cukup besar. Penggunaan khamir sebagai agens penginduksi resistensi tanaman cabai merupakan salah satu alternatif ramah lingkungan untuk pengendalian penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan khamir R. minuta dalam menginduksi resistensi tanaman cabai untuk mengendalikan penyakit antraknosa cabai. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman dan Rumah Kaca Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran di Jatinangor serta Laboratorium Biorin, PAU, Instititut Pertanian Bogor.  Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 9 perlakuan dan 5 ulangan. Pengaruh induksi resistensi diuji dengan perbedaan waktu inokulasi C. acutatum yaitu 3, 5, 7, dan 10 hari setelah perlakuan induksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa khamir R. minuta memiliki kemampuan menginduksi resistensi tanaman cabai terhadap antraknosa. Luas gejala antraknosa terkecil terjadi pada perlakuan induksi R. minuta dengan waktu inokulasi 7 hari setelah perlakuan yaitu sebesar 0,1125 cm2. Perlakuan R. minuta dengan waktu inokulasi 7 hari setelah perlakuan merupakan respon induksi terbaik dengan tingkat penekanan antraknosa sebesar 47,33%, serta meningkatkan aktivitas enzim peroksidase 1,7 kali yaitu sebesar 0,748 ∆A₄₂₀/menit.μg protein.
Sinergisme Campuran Herbisida Berbahan Aktif IPA Glifosat 240 g/L dan 2,4 D AminA 120 g/L dalam Mengendalikan Beberapa Jenis Gulma Denny Kurniadie; Dita Agustin Purbayanti; Yayan Sumekar
Agrikultura Vol 30, No 3 (2019): Desember, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.534 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i3.24831

Abstract

ABSTRACT Synergism of herbicide mixture of Glyphosate IPA 240 g/L and 2,4 D Amines 120 g/L in controlling various types of weeds Mixture of herbicides with two or more types of active ingredients will show an interaction of the ingredients. These interactions could be synergistic, additive, or antagonistic. The purpose of this research was to investigate the herbicide mixture of Glyphosate IPA 240 g/L and 2,4 D Amines 120 g/L to control various types of broadleaf weeds and grass weeds. The research was conducted from March until May 2019, at the green house of the Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran at Jatinangor Sumedang. The treatment consisted of three types of herbicides with different dosages, namely mixture of glyphosate IPA 240 g/L and 2.4 D Amine 120 g/L (2,880, 1,440, 720, 360, 180, and 0 g/ha), glyphosate IPA 240 g/L (1,920, 960, 480, 240, 120, and 0 g/ha), and 2,4 D Amine 120 g/L (960, 480, 240, 120, 60, and 0 g/ha) with five replications. The target weeds were Ageratum conyzoides, Synedrella nodiflora, Borreria alata, Ischaemun timorense, and Otochloa nodosa.  Data were analyzed using analysis of linear regression and MSM method to determine LD95 treatment and LD95 expectation. The result showed that mixture of herbicides glyphosate IPA and 2.4 D Amine had LD95 treatment value (3992,91 g/ha) and smaller than LD95 expectation value (4180,81 g/ha), so the herbicide mixture was synergistic. Keywords: Mixed herbicide, IPA Glyphosate, 2,4 D Amine, LD95, MSM method ABSTRAK Herbisida campuran dengan dua atau lebih jenis bahan aktif akan menunjukkan interaksi satu bahan dengan bahan yang lain. Interaksi tersebut dapat bersifat sinergis, aditif dan antagonis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui interaksi herbisida campuran berbahan aktif IPA Glifosat 240 g/L dan 2,4 Amina 120 g/L terhadap pengendalian gulma berdaun lebar dan gulma rumput. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2019, di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Ciparanje, Jatinangor. Perlakuan terdiri dari tiga jenis herbisida dengan dosis yang berbeda yaitu herbisida campuran IPA Glifosat 240 g/L dan 2,4 D Amina 120 g/L (2.880, 1.440, 720, 360, 180, 0 g/ha), herbisida tunggal IPA Glifosat 240 g/L (1.920, 960, 480, 240, 120, 0 g/ha), dan herbisida tunggal 2,4 D Amina 120 g/L (960, 480, 240, 120, 60, 0 g/ha) dengan lima ulangan. Gulma sasaran pada penelitian ini di antaranya yaitu Ageratum conyzoides, Synedrella nodiflora, Borreria alata, Ischaemun timorense, dan Otochloa nodosa. Analisis data menggunakan analisis regresi linear dan metode MSM untuk menentukan LD95 perlakuan dan LD95 harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencampuran herbisida berbahan aktif IPA Glifosat dan 2,4 D Amina memiliki nilai LD95 perlakuan (3992,91 g/ha) lebih kecil dari nilai LD95 harapan (4180,81 g/ha) sehingga campuran herbisida tersebut bersifat sinergis. Kata Kunci: Herbisida campuran, IPA Glifosat, 2,4 D Amina, LD95, Metode MSM
Perlakuan Benih Ekstrak Anredera cordifolia Menekan Kejadian Penyakit Antraknosa Benih Cabai Terinfeksi Colletotrichum Acutatum Endah Yulia; Hadi Syahir Muhadam; Fitri Widiantini; Wawan Kurniawan
Agrikultura Vol 30, No 2 (2019): Agustus, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.237 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i2.24022

Abstract

Keberadaan patogen pada benih telah menimbulkan kerugian yang tinggi. Perlakuan benih sudah umum dilakukan untuk menjamin benih bebas hama maupun patogen serta untuk menyediakan pengendalian penyakit selama masa perkecambahan maupun pada awal pertumbuhan tanaman. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai yang disebabkan oleh Colletotrichum spp. dapat mengakibatkan kehilangan hasil panen mencapai 100%. Infeksi patogen penyebab penyakit antraknosa pada benih dapat mengakibatkan penyakit hawar bibit atau pre emergence atau post emergence damping-off. Penggunaan bahan alami untuk perlakuan benih diharapkan dapat menjadi upaya pengendalian penyakit yang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) dalam menekan kejadian penyakit hawar bibit yang disebabkan oleh jamur Colletotrcihum acutatum terbawa benih cabai. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Percobaan terdiri atas tujuh perlakuan yaitu empat perlakuan benih dengan ekstrak binahong konsentrasi 0,25%, 0,50%, 1%, dan 2%, serta dua perlakuan kontrol positif dan negatif, dan perlakuan pembanding fungisida propineb 0,30% yang masing-masing diulang empat kali. Hasil percobaan menunjukkan perlakuan benih cabai dengan ekstrak metanol daun binahong mampu menekan kejadian penyakit hawar bibit pada benih terinfeksi C. acutatum dengan penekanan penyakit tertinggi sebesar 81,65% yang diperoleh pada perlakuan konsentrasi 2%. Namun demikian, perlakuan benih cabai dengan ekstrak metanol daun binahong memengaruhi viabilitas benih cabai dengan panjang kecambah benih cabai yang lebih pendek daripada pada perlakuan kontrol.Kata Kunci: Binahong, Pestisida nabati, Perlakuan benih

Page 1 of 33 | Total Record : 323