cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
ISSN : 14103680     EISSN : 25411233     DOI : -
Core Subject : Engineering,
MIPI, Majalah ilmiah Pengkajian Industri adalah wadah informasi bidang pengkajian Industri berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait dalam bidang industri teknologi proses rekayasa manufaktur, industri teknologi transportasi dan kelautan, serta industri teknologi hankam dan material. Terbit pertama kali pada tahun 1996 frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. MIPI diterbitkan oleh Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa-BPPT
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri" : 14 Documents clear
ANALISIS PERGERAKAN KERETA REL LISTRIK UNTUK DISAIN SISTEM KESELAMATAN KERETA API OTOMATIS = ANALYSIS OF ELECTRIC RAIL TRAIN MOVEMENTS FOR AUTOMATIC TRAIN PROTECTION SYSTEM DESIGN Kamar, Syamsul
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.113 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.88

Abstract

Abstract Result of research suggest that the cause of train accident in Indonesia is dominated by human error in the form of indiscipline road users, the absence of a doorstop at some railroad tracks, and negligence of the drivers. To minimize the train crash as a result of these matters, in particular due to errors of commuterline machinist in Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), it is required to consider use of the"Automatic Train Safety System (SKKO)", which is internationally known as Automatic Train Protection (ATP). The automatic control system requires development of software that regulatesdisplay of the MMI (Man-Machine-Interface), automatic control to manage speed of the train and others. In order to develop the software, a few thing need attention, among others, track conditions, train acceleration, deceleration braking. It has been analyzed parameters needed for the design of automated train safety systems, especially for application in commuter-line as a commuter line network in the Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), which is used by electric train (KRL) , namely the condition of the trackwhich is primarily concerned with the length of the block, the amount of headway, and others. Acceleration KRL seres trajectory that can be obtained from the results of the dynamic test, dynamic braking deceleration, pneumatic braking, emergency braking which can be obtained from the test. Results of the analysis showed that the KRL dynamic test results, namely the acceleration of each KRL, dynamic braking deceleration, deceleration pneumatic braking, emergency braking deceleration can be useful to develop algorithms todesign the train control system in such away that accidents caused by the negligence of the drivers can be minimized. Abstrak Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan kereta api di Indonesia di dominasi antara lain kesalahan manusia (human error) berupa ketidak disiplinan pengguna jalan, tidak adanya palang pintu di beberapa lintasan kereta api, dan adanya kelalaian masinis. Untuk meminimalkan kecelakaan kereta api akibat hal-hal tersebut, khususnya akibat kesalahan masinis komuterline di Jakarta-Bogor-Depok Tangerang-Bekasi (JABODETABEK), perlu dipertimbangkan penggunaan “Sistem Keselamatan Kereta Api Otomatis (SKKO)”.yang secara internasional dikenal sebagai automatic train protection (ATP). ATP sebagai sistem kendali otomatis membutuhkan pengembangan perangkat lunak (software) yang mengatur tampilan MMI (Man-Machine-Interface), kendali otomatis untuk mengatur kecepatan kereta. Untuk membangun software tersebut beberapa hal perlu mendapat perhatian antara lain kondisi lintasan, track, akselerasi kereta, dan deselerasi pengereman. Berdasarkan hal tersebut telah dianalisis hal-hal yang dibutuhkan untuk desain sistem keselamatan kereta api otomatis khususnya untuk penerapan pada komuterline seperti jaringan komuter line di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (JABODETABEK), yang menggunakan kereta rel listrik (KRL), yaitu kondisi lintasan (track) terutama berkaitan dengan panjang blok, besarnya headway, dan lain-lain, akselerasi masing-masing KRL yang melayani lintasan bisa diperoleh dari hasil uji dinamis, deselerasi pengereman dinamis (dynamic braking), pengereman pneumatik(pneumatic braking), pengereman darurat (emergency braking) masing-masing KRL yang melayani lintasan yang bisa diperoleh dari hasil uji dinamis. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa hasil uji dinamis KRL berupa akselerasi masing-masing KRL, deselerasi pengereman dinamis, deselerasi pengereman pneumatik, deselerasi pengereman darurat dapat bermanfaat dalam mengembangkan algoritma untuk merancang system kendali kereta sedemikian rupa sehingga kecelakaan akibat kesalahan masinis dapat diminimalkan.
PREFACE Febriyanti, Eka
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.554 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.1827

Abstract

PREFACE
FRONT COVER Febriyanti, Eka
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.644 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.1826

Abstract

FC
KAJIAN PENENTUAN JENIS DAN UKURAN SARANA ANGKUTAN BATUBARA DARI PELABUHAN SORONG KE PLTU KTI = STUDY FOR TYPE AND TONNAGE OF SEA TRANSPORTATION MEANS OF PORT ON COAL POWER PLANT SORONG TO PLTU KTI Sjafril Karana, Sjafril
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1645.988 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.89

Abstract

Abstarct In line with government policy related to the addition of the electrical energy needs continue to rise , especially in Eastern Indonesia, in accordance with the plan of PT PLN ( Persero ) until 2019, and will have built a power plant with a variety of capacities, including in Ambon, Tidore and Jayapura. To meet the fuel needs ofthe power plant , coal as grilled planned to be supplied from the port of Sorong , and in 2014 the third power plant at that location will be operated. Ensuring the availability of coal to remain secure in the power plant, of course, required a number of marine transportation facilities in accordance with the amount of coal supply to the power plant, through which water condition, and the condition of the port facilities. This study is based on data obtained from the results of a field visit to Sorong and supported by information and other data. Methods used to determine the type and tonnage ships are based on ship method comparison . The results showed that the type of marine transportation to transport coal from the port of Sorong to the location of the power plant is Self Propelled Barge vessel types with the tonnage of 6000 Tons and 12000 Tons. Abstrak Sejalan dengan kebijakan pemerintah terkait dengan kebutuhan energi listrik yang terus meningkat khususnya di Kawasan Timur Indonesia, maka sesuai dengan rencana PT PLN (Persero) sampai tahun 2019, telah dan akan dibangun sejumlah PLTU dengan berbagai kapasitas diantaranya di Ambon, Amurang dan Jayapura. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada PLTU tersebut, batubara sebagai bahan bakarnya direncanakan akan di datangkan dari pelabuhan Sorong. Untuk menjaga ketersediaan kebutuhan batubara di sejumlah PLTU tersebut tentunya diperlukan sejumlah sarana transportasi yang sesuai dengan kondisi perairan dan kondisi sarana dan prasarana pelabuhannya. Penelitian ini di dahului dengan study literature kemudian dilanjutkan dengan kunjungn lapangan, baik ke Pelabuhan Sorong sebagai pelabuhan asal maupun ke beberapa PLTU sebagai pelabuhan tujuan. Metode yang digunakan untuk menentukan jenis kapal yaitu berdasarkan metode kapal pembanding, sedangkan tonnage kapal ditentukan berdasarkan jumlah muatan yang akan diangkut. Hasil kajian menunjukkan bahwa jenis sarana transportasi laut untuk mengangkut batubara dari pelabuhan Sorong ke berbagai PLTU tersebut, sesuai jarak yang akan ditempuh, kondisi cuaca dan perairan di Kawasan Timur Indonesia adalah kapal jenis Self Propelled Barge, dengan tonnage 6000 Ton dan 12.000 Ton.
ABSTRACT Febriyanti, Eka
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.991 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.1828

Abstract

ABS
PATAHNYA PEGAS ULIR KERETA API AKIBAT KELEBIHAN BEBAN = THE BREAKING OF TRAIN SPRING COIL CAUSED BY OVERWEIGHT Nusa, M. N. Setia
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.245 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.85

Abstract

AbstractAn investigation of a failure coil spring must be applied to the fracture as well the material, to find out the problem. Therefore some recommended action could be given to avoid a repitition of such damage. Some methodes of inspection should be performed such as visual observation, fractography, metallography, hardness test and chemical analysis.The result of investigation showed a fatigue fracture caused by high dynamic load wich is applied during service with a fracture below 5 %. A high cantilever bending tension at each end of the spring has occurred due to overload condition on main base plate wich rised deformation. There by the coil spring has broken. AbstrakPada pegas ulir yang mengalami kerusakan dilakukan pemeriksaan pada permukaan patah dan materialnya, dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan per koil tersebut dan mencari solusi agar kejadian tidak terulang pada masa yang akan datang. Untuk itu dilakukan pemeriksaan secara visual, fraktografi, metalografi, uji kekerasan dan uji komposisi kimia.Dari hasil pemeriksaan didapatkan temuan kerusakan dengan ciri-ciri patah lelah (fatique) mengalami patah lelah dengan tegangan dinamis yang tinggi dimana area patah lelahnya dibawah 5%. Terjadi tegangan tinggi berupa tegangan bending diujung per karena pelat penumpu mengalami beban berlebih sehingga terjadi deformasi yang memungkinkan terjadinya kondisi kantilever di ujung per tersebut sehingga per tidak kuat menahan beban dan patah. 
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PERKAPALAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL = THE DEVELOPMENT OF SHIPPING INDUSTRY CLUSTERS FOR INCREASING COMPETITIVENESS OF NATIONAL SHIPPING INDUSTRY Habibie, Sudirman; Gumelar, M. Dikdik; Sitorus, Rudy
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.334 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.86

Abstract

Abstract Government effort to develop marine potency in Indonesia constitutes as a breaktrough program that has been waiting for decade. Considering broad of sea region about 70% from total of Indonesian region, it is reasonable that the future of Indonesia economy is in the sea. One of potencial sector that can be developed is sea transportation sector as sea vehicle (ship). A number of national commerce ships was developed significantly more than 100% from about 6,000 units in 2006 to about 12,500 units in 2013. In the future, this may increase faster because of Government policy to strengthen the development of marine economy, to develop marine axis and to develop sea toll. These programes have to be supported by developing shipping industries, in which they can build new ships and for maintenance. To speed up the increase of roll of shipping industries, the cluster of shipping industry may be needed to be developed in some regions. This cluster consists of several related industries that are core industries, supporting industries and related industries. The development of ship industry clusters have to consider potency of region, region development program, value chain industries, and human resources. Government has to give special policies such as fiscal policy and incentive to develop priority industries and ship industry cluster. Abstrak Usaha pemerintah dalam mengembangkan potensi maritim Indonesia, merupakan suatu program terobosan yang telah ditunggu-tunggu sejak lama. MemperhatikaN luas wilayah laut Indonesia yang meliputi +70% luas wilayah nusantara, maka beralasan bahwa masa depan ekonomi Indonesia ada di laut. Salah satu sektor yang sangat strategis dalam pengembangannya adalah sektor transportasi laut yaitu pengembangan industri perkapalan. Jumlah kapal niaga nasional berkembang dari +6.000 unit pada tahun 2005 dan menjadi +12.500 unit tahun 2013 meningkat lebih dari 100%. Hal ini akan meningkat lebih pesat lagi dengan adanya kebijakan pemerintah memperkuat ekonomi maritim, poros maritim dan tol laut. Peningkatan ini harus didukung juga oleh peningkatan industri galangan kapal baik itu untuk keperluan pembangunan kapal baru maupun untuk perawatan dan perbaikan kapal-kapal yang ada. Untuk mempercepat peningkatan peran industri galangan kapal, maka diperlukan pembentukan klaster industri kapal dalam beberapa wilayah. Klaster ini merupakan sekumpulan industri yang terkait baik berupa industri inti, industri pendukung dan industri terkait. Pembentukan klaster industri perkapalan harus mempertimbangkan potensi wilayah, program pengembangan kawasan, rantai nilai, kesiapan SDM. Pemerintah harus memprakarsai kebijakan khusus diantaranya berupa kebijakan fiskal dan insentif untuk mengembangkan industri prioritas dan klaster industri perkapalan.
PENDEKATAN PEMODELAN ”DIAGRAM FUNDAMENTAL POLINOMIAL” UNTUK RUAS JALAN BEBAS HAMBATAN = MODELING APPROACH OF “POLYNOMIAL FUNDAMENTAL DIAGRAM” FOR FREE WAY SEGMENTS Harjono, Mulyadi Sinung; Aspar, Wimpie Agoeng Noegroho
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.968 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.87

Abstract

Abstract Behaviour movement of vehicles on the highway segment is the basis for the development of a lot of traffic modeling. Development of traffic modeling on the number of vehicles is used macroscopically for an extensive road network. This study aims to find the relationship between the level of service to the fundamental diagram. Therefore, this relationship can be used to develop information systems for the transportation stakeholders or control the current flow on the freeway. The next research goal focuses on determining the average speed of vehicles effectively based on the level of service. Specific relationship between macroscopic parameters for specific traffic conditions on a single road section occurs when steady state conditions and equilibrium conditions were achieved. Average traffic conditions practically were taken on the measurements of macroscopic parameters after steady state is reached and valid. Modeling was obtained based on mapping the equilibrium conditions. The diagram between the macroscopic parameter is called the Fundamental Traffic Diagram for road segments. The results of the research showed that the highest vehicular traffic flow conditions gives maximum density of vehicles. If the average speed of vehicles on the condition of free flow determined in accordance maximum design speed of 120 km/h, the headway and each vehicle gap would be 1.5 seconds and 50 meters, respectively. It is very meaningful for policy makers to determine the flow traffic pattern and transport engineering. Abstrak Perilaku pergerakan banyak kendaraan pada ruas jalan bebas hambatan menjadi dasar bagi pengembangan banyak pemodelan lalu-lintas. Pengembangan pemodelan lalu-lintas jumlah kendaraan secara makroskopik dipergunakan pada jaringan jalan yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara tingkat pelayanan jalan dengan diagram fundamental. Dengan demikian hubungan ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sistem informasi bagi pemangku kepentingan transportasi ataupun pengendalian aliran arus pada jalan bebas hambatan. Tujuan penelitian berikutnya menitik beratkan pada penentuan kecepatan rata-rata banyak kendaraan efektif berdasarkan tingkat pelayanan jalan. Hubungan spesifik antar parameter makroskopik untuk kondisi lalu lintas tertentu pada satu ruas jalan tunggal terjadi pada saat kondisi keadaan mantab dan kondisi equilibrium. Kondisi lalu lintas rata-rata secara praktis diambil pengukuran parameter makroskopik setelah kondisi stabil tercapai dan valid. Pemodelan yang diperoleh berdasarkan pada pemetaan kondisi equilibrium. Pada diagram antar parameter makroskopik tersebut disebut sebagai Diagram Fundamental Lalu-Lintas bagi ruas jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi aliran arus kendaraan tertinggi diperoleh kepadatan kendaraan maksimum. Apabila kecepatan rata-rata banyak kendaraan pada kondisi arus bebas (free flow) ditetapkan sesuai kecepatan maksimum desain yaitu 120 km/jam, maka diperoleh headway dan gap masing-masing kendaraan adalah 1,5 detik dan 50 meter. Diagram Fundamental Polinomial yang terjadi dapat membantu bagi pengambil kebijakan untuk menentukan pola aliran arus kendaraan, pengendalian optimal dan rekayasa transportasi.
PENDEKATAN PEMODELAN ”DIAGRAM FUNDAMENTAL POLINOMIAL” UNTUK RUAS JALAN BEBAS HAMBATAN = MODELING APPROACH OF “POLYNOMIAL FUNDAMENTAL DIAGRAM” FOR FREE WAY SEGMENTS Harjono, Mulyadi Sinung; Aspar, Wimpie Agoeng Noegroho
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.968 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.87

Abstract

Abstract Behaviour movement of vehicles on the highway segment is the basis for the development of a lot of traffic modeling. Development of traffic modeling on the number of vehicles is used macroscopically for an extensive road network. This study aims to find the relationship between the level of service to the fundamental diagram. Therefore, this relationship can be used to develop information systems for the transportation stakeholders or control the current flow on the freeway. The next research goal focuses on determining the average speed of vehicles effectively based on the level of service. Specific relationship between macroscopic parameters for specific traffic conditions on a single road section occurs when steady state conditions and equilibrium conditions were achieved. Average traffic conditions practically were taken on the measurements of macroscopic parameters after steady state is reached and valid. Modeling was obtained based on mapping the equilibrium conditions. The diagram between the macroscopic parameter is called the Fundamental Traffic Diagram for road segments. The results of the research showed that the highest vehicular traffic flow conditions gives maximum density of vehicles. If the average speed of vehicles on the condition of free flow determined in accordance maximum design speed of 120 km/h, the headway and each vehicle gap would be 1.5 seconds and 50 meters, respectively. It is very meaningful for policy makers to determine the flow traffic pattern and transport engineering. Abstrak Perilaku pergerakan banyak kendaraan pada ruas jalan bebas hambatan menjadi dasar bagi pengembangan banyak pemodelan lalu-lintas. Pengembangan pemodelan lalu-lintas jumlah kendaraan secara makroskopik dipergunakan pada jaringan jalan yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara tingkat pelayanan jalan dengan diagram fundamental. Dengan demikian hubungan ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sistem informasi bagi pemangku kepentingan transportasi ataupun pengendalian aliran arus pada jalan bebas hambatan. Tujuan penelitian berikutnya menitik beratkan pada penentuan kecepatan rata-rata banyak kendaraan efektif berdasarkan tingkat pelayanan jalan. Hubungan spesifik antar parameter makroskopik untuk kondisi lalu lintas tertentu pada satu ruas jalan tunggal terjadi pada saat kondisi keadaan mantab dan kondisi equilibrium. Kondisi lalu lintas rata-rata secara praktis diambil pengukuran parameter makroskopik setelah kondisi stabil tercapai dan valid. Pemodelan yang diperoleh berdasarkan pada pemetaan kondisi equilibrium. Pada diagram antar parameter makroskopik tersebut disebut sebagai Diagram Fundamental Lalu-Lintas bagi ruas jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi aliran arus kendaraan tertinggi diperoleh kepadatan kendaraan maksimum. Apabila kecepatan rata-rata banyak kendaraan pada kondisi arus bebas (free flow) ditetapkan sesuai kecepatan maksimum desain yaitu 120 km/jam, maka diperoleh headway dan gap masing-masing kendaraan adalah 1,5 detik dan 50 meter. Diagram Fundamental Polinomial yang terjadi dapat membantu bagi pengambil kebijakan untuk menentukan pola aliran arus kendaraan, pengendalian optimal dan rekayasa transportasi.
ANALISIS PERGERAKAN KERETA REL LISTRIK UNTUK DISAIN SISTEM KESELAMATAN KERETA API OTOMATIS = ANALYSIS OF ELECTRIC RAIL TRAIN MOVEMENTS FOR AUTOMATIC TRAIN PROTECTION SYSTEM DESIGN Kamar, Syamsul
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.113 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.88

Abstract

Abstract Result of research suggest that the cause of train accident in Indonesia is dominated by human error in the form of indiscipline road users, the absence of a doorstop at some railroad tracks, and negligence of the drivers. To minimize the train crash as a result of these matters, in particular due to errors of commuterline machinist in Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), it is required to consider use of the"Automatic Train Safety System (SKKO)", which is internationally known as Automatic Train Protection (ATP). The automatic control system requires development of software that regulatesdisplay of the MMI (Man-Machine-Interface), automatic control to manage speed of the train and others. In order to develop the software, a few thing need attention, among others, track conditions, train acceleration, deceleration braking. It has been analyzed parameters needed for the design of automated train safety systems, especially for application in commuter-line as a commuter line network in the Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), which is used by electric train (KRL) , namely the condition of the trackwhich is primarily concerned with the length of the block, the amount of headway, and others. Acceleration KRL seres trajectory that can be obtained from the results of the dynamic test, dynamic braking deceleration, pneumatic braking, emergency braking which can be obtained from the test. Results of the analysis showed that the KRL dynamic test results, namely the acceleration of each KRL, dynamic braking deceleration, deceleration pneumatic braking, emergency braking deceleration can be useful to develop algorithms todesign the train control system in such away that accidents caused by the negligence of the drivers can be minimized. Abstrak Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan kereta api di Indonesia di dominasi antara lain kesalahan manusia (human error) berupa ketidak disiplinan pengguna jalan, tidak adanya palang pintu di beberapa lintasan kereta api, dan adanya kelalaian masinis. Untuk meminimalkan kecelakaan kereta api akibat hal-hal tersebut, khususnya akibat kesalahan masinis komuterline di Jakarta-Bogor-Depok Tangerang-Bekasi (JABODETABEK), perlu dipertimbangkan penggunaan ?Sistem Keselamatan Kereta Api Otomatis (SKKO)?.yang secara internasional dikenal sebagai automatic train protection (ATP). ATP sebagai sistem kendali otomatis membutuhkan pengembangan perangkat lunak (software) yang mengatur tampilan MMI (Man-Machine-Interface), kendali otomatis untuk mengatur kecepatan kereta. Untuk membangun software tersebut beberapa hal perlu mendapat perhatian antara lain kondisi lintasan, track, akselerasi kereta, dan deselerasi pengereman. Berdasarkan hal tersebut telah dianalisis hal-hal yang dibutuhkan untuk desain sistem keselamatan kereta api otomatis khususnya untuk penerapan pada komuterline seperti jaringan komuter line di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (JABODETABEK), yang menggunakan kereta rel listrik (KRL), yaitu kondisi lintasan (track) terutama berkaitan dengan panjang blok, besarnya headway, dan lain-lain, akselerasi masing-masing KRL yang melayani lintasan bisa diperoleh dari hasil uji dinamis, deselerasi pengereman dinamis (dynamic braking), pengereman pneumatik(pneumatic braking), pengereman darurat (emergency braking) masing-masing KRL yang melayani lintasan yang bisa diperoleh dari hasil uji dinamis. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa hasil uji dinamis KRL berupa akselerasi masing-masing KRL, deselerasi pengereman dinamis, deselerasi pengereman pneumatik, deselerasi pengereman darurat dapat bermanfaat dalam mengembangkan algoritma untuk merancang system kendali kereta sedemikian rupa sehingga kecelakaan akibat kesalahan masinis dapat diminimalkan.

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 3 (2022): Majalah Ilmiah Pengkajain Industri Vol. 16 No. 2 (2022): Majalah Ilmiah Pengkajain Industri Vol. 16 No. 1 (2022): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 15 No. 2 (2021): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 15 No. 1 (2021): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 14 No. 3 (2020): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 14 No. 2 (2020): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 14, No 1 (2020): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 14 No. 1 (2020): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 13 No. 3 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 13, No 3 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 13, No 2 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 13 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 13 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 13, No 1 (2019): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol 12, No 3 (2018): VOL 12, NO 3 (2018): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol. 12 No. 3 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 12, No 3 (2018): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol 12, No 2 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 12, No 2 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 12 No. 2 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 12, No 1 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 12, No 1 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 12 No. 1 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 2 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 2 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 2 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 1 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 1 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 1 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 3 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 10 No. 3 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 3 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 2 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 2 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 10 No. 2 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 1 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 10 No. 1 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 1 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 9 No. 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 3 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 3 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 9 No. 3 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 9 No. 1 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 1 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 1 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 8, No 3 (2014): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol. 8 No. 3 (2014): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 8 No. 2 (2014): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 8, No 2 (2014): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol. 8 No. 1 (2014): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 8, No 1 (2014): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol 7, No 1 (2013): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol. 7 No. 1 (2013): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri More Issue