cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Hijau
ISSN : 25794264     EISSN : 25501070     DOI : -
Jurnal Rekayasa Hijau diterbitkan 3 kali dalam satu tahun. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analisis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, desain dan kebijakan ramah lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 3 (2022)" : 8 Documents clear
Waste Tire Granular Modification Using Gamma Radiation as Concrete Aggregate Rachman Jusuf Hidayat; Noor Anis Kundari; Andri Saputra
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v6i3.229-237

Abstract

ABSTRAKBan bekas kendaraan bermotor merupakan masalah yang serius dan rumit karena sulit terurai di lingkungan, tidak dapat dibentuk ulang (termoset), dan sulit didaur ulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh modifikasi granul limbah ban menggunakan radiasi gamma sebagai agregat beton. Granul ban4 mesh (≤ 4,8 mm) dikenai dosis radiasi gamma yang bervariasi (20, 40, dan 60 kGy). Pengaruh radiasi gamma terhadap granular ban diidentifikasi melalui perubahan gugus fungsi, densitas ikatan-silang, dan densitasnya. Beton berbentuk kubus (15 cm) dicetak dengan mencampur bahan baku seperti semen, pasir, kerikil, air, dan granul ban dalam berbagai kandungan. Beton kering (usia 6 hari) direndam dalam air selama 1 hari untuk menentukan daya serap airnya. Beton usia 7 hari diukur kuat tekannya menggunakan mesin uji tekan. Hasil penelitian menunjukkan pemaparan radiasi gamma pada 40 kGy dapat meningkatkan densitas ikatan-silang granul ban, yang menunjukkan bahwa ikatan-silang polimer berhasil dicapai. Beton K100 dengan granul ban teriradiasi 40 kGy memberikan peningkatan kuat tekan 150% (104 kg/cm2) dibandingkan dengan granul ban non-iradiasi (69 kg/cm2). Walaupun beton dengan granul ban teriradiasi memberikan kuat tekan yang lebih rendah dibandingkan dengan beton tanpa granul ban, beton dengan granul ban teriradiasi kadar optimum (4% b/b) masih memenuhi standar SNI 03-0349.ABSTRACTAutomotive waste tires are a serious and complicated issue because it is difficult to degrade in the environment, cannot be reshaped (thermosets), and are difficult to recycle. The aim of this work is to study the effect of granular modification of waste tires using gamma radiation as a concrete aggregate. Tire granular 4 mesh (≤ 4.8 mm) is exposed by varied gamma radiation doses (20, 40, and 60 kGy). Gamma radiation effect on tire granular is identified through the functional groups, cross-link density, and density. Cubical concrete (15 cm) is molded by mixing raw materials such as cement, sand, gravel, water, and tire granular in various content. Dry concrete (6 days curing) is hydrated in water for 1 day to determine the water absorption. Concrete at 7 days curing is measured the compressive strength using compression testing machine. The result shows exposing gamma radiation at 40 kGy can increase the crosslink density of tire granular, which indicates polymer crosslinking is successfully achieved. Concrete K100 with irradiated tire granular at 40 kGy gives compressive strength improvement 150% (104 kg/cm2) compared to non-irradiated tire granular (69 kg/cm2). Even though concrete with irradiated tire granular gives lower compressive strength compared to concrete without tire granular, concrete with irradiated tire granular optimum content (4%) are still fulfill standard of SNI 03-0349.
Analisis Hubungan Pola Konsumsi Terhadap Produksi Sampah Domestik Mahasiswa Pendidikan Biologi Untirta Enggar Utari; Arina Rahmah; Rifda Nurapni Roudotun Nisa
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v6i3.238-247

Abstract

ABSTRAKSampah adalah sisa suatu kegiatan (manusia) yang berbentuk padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang sifatnya dapat terurai maupun tidak terurai) dan sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang pada tempat pembuangan akhir). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi terhadap produksi sampah domestic beserta akibatnya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dan pemgumpulan data yang digunakan melalui penyebaran angket kuisioner, analisis kuisioner dan juga menggunakan studi literatur. Produksi ampah menjadi suatu kegiatan rutin manusia yang berdampak pada suatu pola konsumsi. Pola gaya hidup masyarakat perkotaan yang dapat dijelaskan dari segi seberapa tinggi status seseorang atau seberapa besar pengaruh seseorang dalam kehidupan masyarakat sekitarnya. Apalagi gaya hidup erat kaitannya dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karena dengan semakin berkembangnya waktu dan teknologi, penerapan gaya hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kota juga akan semakin meningkat. ABSTRACTWaste is the residue of an activity that is in solid form (both in the form of organic and inorganic substances that can be decomposed or not decomposed) and is no longer useful (so disposed of in a landfill). This study aims to determine the consumption pattern of domestic waste production and its consequences. The research method used in this study is a qualitative method and data collection is used through the distribution of questionnaires, questionnaire analysis, and also using literature studies. Waste prouduction becomes a routine human activity that has an impact on a pattern consumption behavior. The lifestyle of urban communities can be explained by how high a person's status is or how much influence a person has in the lives of the surrounding community. Moreover, lifestyle is closely related to the times and technology. Because with the development of time and technology, the application of lifestyle in the daily life of urban people will also increase.
Strategi Pengelolaan Limbah Padat RSUD Provinsi X (Studi Kasus Masa Pandemi Covid-19) Phivi Andriza; Ridwan Manda Putra; Syahril Nedi
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v6i3.261-271

Abstract

ABSTRAKRumah Sakit Umum Daerah X merupakan rumah sakit dan rujukan terbesar bagi pasien Covid-19 di salah satu Provinsi di Indonesia. Wabah Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 telah menyebabkan peningkatan jumlah pasien ke Rumah Sakit Umum Daerah X. Meningkatnya jumlah pasien di rumah sakit menyebabkan peningkatan jumlah limbah rumah sakit yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi pengelolaan sampah di RSUD X yang menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Kajian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa data timbulan limbah padat medis dan non medis dari rumah sakit sebelum dan selama pandemi Covid-19. Data primer melalui pengisian kuesioner dan wawancara mendalam. Jumlah responden sebanyak 34 orang yang terdiri dari tim sanitarian 4 orang, perawat ruangan Pinere 12 orang, pemulung 2 orang, pemilah sampah 9 orang, pengolah sampah 6 orang, dan tim pengelola 1 orang yaitu Kasubag Rumah Tangga. Hasil penelitian selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan jumlah limbah padat medis dan non medis. Timbulan sampah medis terbesar terjadi pada tahun 2021 yaitu 2 kali lipat dari tahun 2020. Kendala pengelolaan sampah di RSUD Provinsi X pada masa pandemi Covid-19 adalah kurangnya SDM yang cermat dalam mengikuti SOP dan kurangnya sumber daya manusia dalam kegiatan pengumpulan sampah. Strategi pengelolaan limbah padat medis menggunakan strategi kekuatan dan peluang karena hasil analisis SWOT menunjukkan keunggulan dalam kekuatan dan peluang Rumah Sakit Umum Daerah X. Strategi yang diterapkan adalah meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM perawat dan tenaga kesehatan pengelola limbah dan meningkatkan infrastruktur pendukung pengelolaan limbah padat medis dan non medis.ABSTRACTRegional General Hospital X is the largest hospital and referral for Covid-19 patients in one of the Province in Indonesia. The Covid-19 outbreak that has occurred since 2020 has caused an increase in the number of patients to the Regional General Hospital X. The increasing number of patients in hospitals causes an increase in the amount of hospital waste generated. The purpose of this study was to formulate a solid waste management strategy at the Regional General Hospital X which became a referral hospital for Covid-19 patients. The study was conducted by collecting secondary data in the form of medical and non-medical solid waste generation data from hospitals before and during the Covid-19 pandemic. Primary data through filling out questionnaires and in-depth interviews. The number of respondents was 34 people consisting of a sanitarian team of 4 people, 12 Pinere room nurses, 2 garbage collectors, 9 waste sorters, 6 waste processors, and 1 person from the management team, namely the Head of the Household Sub-department. The results of the study were that during the Covid-19 pandemic there was an increase in the amount of medical and non-medical solid waste. The biggest medical waste generation occurred in 2021 which was 2 times that of 2020. The obstacle in managing solid waste at the Regional General Hospital in X Province during the Covid-19 pandemic was the lack of careful human resources in following SOPs and the lack of human resources in waste collection activities. The medical solid waste management strategy uses the strength and opportunity strategy because the results of the SWOT analysis show advantages in the strengths and opportunities of the Regional General Hospital X. The strategy implemented is to improve the quality and competence of human resources for nurses and solid waste managers and improve the supporting infrastructure for medical and non-medical solid waste management
Analisis Proksimat dan Bilangan Yodium Sebagai Kajian Awal Aarang Tempurung Nipah Sebagai Bahan Intermediate Karbon Keras Theresia Evila Purwanti Sri Rahayu; Mohammad Nurhilal; Rosita Dwityaningsih
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v6i3.248-260

Abstract

ABSTRAKKarbon keras sebagai anoda baterai ion sodium memiliki kapasitas penyimpanan ion sodium yang paling tinggi diantara karbon lunak dan grafit karena struktur ikatan karbonnya paling acak sehingga akan menyediakan ruang lebih luas untuk insersi ion sodium. Material karbon keras dapat diperoleh dari biomassa yang murah dan melimpah ketersediaannya. Penelitian ini bertujuan sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui potensi nipah sebagai bahan bahan intermediate karbon keras melalui analisis proksimat dan penentuan bilangan yodium. Tempurung nipah diarangkan pada suhu 300 oC selama 1 jam tanpa aktivasi kimia. Arang yang diperoleh dikarakterisasi kadar air, volatile matter, abu, dan fixed carbon sesuai metode ASTM D1762-84 dengan sedikit modifikasi serta penentuan bilangan yodium sesuai metode dalam SNI 06-3730-1995. Kandungan air dan zat anorganik yang cukup rendah ditunjukkan dengan kadar air dan kadar abu masing-masing 5,00% dan 9,97 %, kadar volatile matter dan fixed carbon sebesar 42,93% dan 42,11%, sedangkan bilangan yodium yang dimiliki sebesar 346,86 mg/g. ABSTRACTHard carbon as an anode of a sodium ion battery has the highest sodium ion storage capacity compared to soft carbon and graphite because it has the most random carbon bond structure providing large enough space for sodium ion insertion. Hard carbon materials can be obtained from biomass which is cheap and abundant in availability. This study aims as a preliminary study to determine the potential of nypa shell charcoal as an intermediate material for hard carbon through proximate analysis and determination of iodine numbers. Nypa shells carbonized at a temperature of 300 oC for 1 hour without chemical activation. The charcoal obtained is characterized by moisture, volatile matter, ash, and fixed carbon content according to the ASTM D1762-84 method with a slight modification while iodine number is determined according to the method in SNI 06-3730-1995. Low water content and inorganic substance content indicated by moisture and ash content of 5.00% and 9.97% respectively, volatile matter and fixed carbon are 42.93% and 42.11% while iodine number is 346.86 mg/g.
Kapasitas Asimilasi BOD, COD, Fecal Coli dan MBAS Pemantauan Kualitas Air Desa Teratak Buluh Sungai Kampar Provinsi Riau Monalisa - Hasibuan; Helmi Chazali Lubis; Kori Cahyono; Anton Suprojo H; Ahmadi Nasution
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v6i3.186-196

Abstract

ABSTRAKDaerah Aliran Sungai (DAS) Kampar berhulu di provinsi Sumatera Barat, dan bermuara di Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan. Aliran air sungai melewati pemukiman masyarakat sehingga sangat bermanfaat untuk keperluan rumah tangga, penangkapan ikan, serta kegiatan budidaya ikan sistem keramba apung. Pengembangan sektor industri perikanan, pertanian, perkebunan, dan pertambangan sirtu yang berada di DAS Kampar, secara umum belum memenuhi kriteria ramah lingkungan dan berdampak terhadap kurang seimbangnya antara upaya pemanfaatan dengan upaya pelestarian DAS Kampar yang menimbulkan permasalahan ekosistem lingkungan. Tujuan penelitian adalah menghitung kapasitas asimilasi (KA), BOD, COD, Fecal Coliform dan MBAS pada lokasi Pemantauan Kualitas Air (PKA) Teratak Buluh Sungai Kampar. Hasil perhitungan BP terukur BOD dan COD dibawah BPBM BOD dan COD. BP terukur Fecal Coliform dan MBAS diatas BPBM Fecal Coliform dan MBAS, pada PKA TPP-1, TPP-2, TPP-12 dan TPP-13 Sungai Kampar. KA TPP-13 Desa Teratak Buluh tahun 2020, BOD; 2,996 Kg/hr, Fecal Coliform; 4,33 Kg/hr dan MBAS; 0,029 Kg/hr.ABSTRACTThe Kampar Watershed (DAS) originates in the province of West Sumatra, and empties into Teluk Meranti, Pelalawan Regency. The flow of river water passes through community settlements so it is very useful for household purposes, fishing, and fish cultivation activities with floating cage systems. The development of the fisheries, agriculture, plantation and mining industrial sectors in the Kampar watershed generally does not meet the criteria for being environmentally friendly and has an impact on the imbalance between utilization efforts and efforts to preserve the Kampar watershed which causes environmental ecosystem problems. The purpose of the study was to calculate the assimilation capacity (KA), BOD, COD, Fecal Coliform and MBAS at the Water Quality Monitoring (PKA) location of Teratak Buluh Kampar River. The results of the calculation of BP are measured BOD and COD under BPBM BOD and COD. Fecal Coliform and MBAS BP measured above Fecal Coliform BPBM and MBAS, at PKA TPP-1, TPP-2, TPP-12 and TPP-13 Sungai Kampar. KA TPP-13 Teratak Buluh Village 2020, BOD; 2,996 Kg/day, Fecal Coliform; 4.33 Kg/day and MBAS; 0.029 Kg/day
Intensitas Bising dan Pemetaan Kebisingan dengan Surfer 13 di Lingkungan Kerja PT Hok Tong Jambi Romi Afrizal; Febri Juita Anggraini; Yasdi yasdi
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v6i3.197-207

Abstract

ABSTRAKPT Hok Tong Jambi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan karet remah (crumb rubber), dimana dalam proses produksinya tidak terlepas dari bantuan mesin-mesin dan peralatan produksi yang dapat menghasilkan kebisingan yang tinggi. Tingginya tingkat kebisingan di lingkungan kerja PT Hok Tong Jambi dapat meningkatkan potensi bahaya bising terhadap pekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui intensitas bising dan pola sebaran kebisingan dari 45 titik di lingkungan kerja PT Hok Tong Jambi dengan Software Surfer 13. Penentuan titik pengukuran bising menggunakan metode titik sampling dengan jarak antartitik 10 meter dan pengukuran kebisingan dengan metode sederhana yang berpedoman pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan. Hasil pengukuran tingkat kebisingan menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di lingkungan kerja PT Hok Tong Jambi telah melebihi Nilai Ambang Batas (85 dB) yaitu berkisar 66,5 – 99,8 dBA. Tingkat kebisingan tertinggi berasal dari area produksi basah (titik 32) dengan intensitas bising sebesar 99,8 dBA, sedangkan kebisingan terendah berasal dari area kantor (titik 9) dengan intensitas bising sebesar 66,5 dBA. Berdasarkan hasil pemetaan kebisingan yang telah dibuat diperoleh bahwa sumber kebisingan utama bersumber dari area produksi seperti area produksi basah, produksi kering, bahan baku, kamar jemur, penindihan, area press, pompa IPAL dan kamar mesin.ABSTRACTPT Hok Tong Jambi is a company engaged in the processing of crumb rubber (crumb rubber), where the production process is inseparable from the assistance of production machines and equipment that can produce high noise. The high level of noise in the work environment of PT Hok Tong Jambi can increase the potential for noise hazards to workers. This research was conducted to determine the noise intensity and distribution patterns of noise from 45 points in the work environment of PT Hok Tong Jambi with Software Surfer 13. Determination of noise measurement points using the point sampling method with a distance of 10 meters and noise measurement using a simple method based on the Ministerial Decree State of the Environment Number 48 of 1996 concerning Quality Standards for Noise Levels. The results of noise level measurements indicate that the noise level in the work environment of PT Hok Tong Jambi has exceeded the Threshold Value (85 dB), which ranges from 66., – 99,8 dBA. The highest noise level came from the wet production area (point 32) with a noise intensity of 99,8 dBA, while the lowest noise came from the office area (point 9) with a noise intensity of 66,5 dBA. Based on the results of the noise mapping that has been made, it is found that the main noise sources come from production areas such as wet production areas, dry production areas, raw materials, drying rooms, press areas, WWTP pumps and machine rooms. 
Perencanaan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Pada Perusahaan Kelapa Sawit (Studi kasus: PT X di Kalimantan Barat) Rahayu Pangesti; Dian Rahayu Jati; Govira Christiadora Asban
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v6i3.208-218

Abstract

ABSTRAKKelapa sawit merupakan salah satu industri dengan perkembangan yang pesat di Indonesia. Pengolahan kelapa sawit disertai keluaran lain berupa limbah B3 dari genset, kendaraan, pekerja, stasiun boiler, stasiun WTP, penerangan dan klinik perusahaan. Limbah B3 harus dikelola sesuai peraturan yang berlaku agar tidak mencemari lingkungan. Penelitian bertujuan mengetahui jenis limbah B3 yang dihasilkan PT.X serta cara pengelolaannya, mengevaluasi pengelolaan limbah dan merencanakan pengelolaan limbah B3 sesuai peraturan. Metode yang digunakan yaitu evaluasi dengan Skala Guttman berdasarkan Permen LHK No.6 tahun 2021, PP No.22 tahun 2021 dan Permenkes No.7 Tahun 2019. Kemudian direncanakan pengelolaan limbah B3 berdasarkan hasil dari evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian evaluasi untuk pewadahan dan pengemasan adalah 62,5 % termasuk kategori ‘Baik”, sistem penyimpanan adalah 33,33% termasuk kategori ‘Buruk’, bangunan penyimpanan adalah 75% termasuk kategori ‘Baik’, dengan label limbah belum ada penggunaan label pada kemasan limbah B3 di PT.X. Sedangkan untuk limbah klinik belum bisa dilakukan evaluasi karena belum ada pengelolaan yang dilakukan. Evaluasi menghasilkan beberapa perbaikan dalam pengelolaan limbah B3 PT.X dari pengurangan, pengumpulan dan penyimpanan, pengangkutan, pemanfaatan, serta pengolahan dan peninbunan. ABSTRACTPalm oil processing also produces hazardous and toxic waste as a side output that comes from generation, vehicles, workers, boiler stations, WTP stations, lighting system and clinics. This waste must be managed according to regulations, so it doesn’t pollute the environment. The purpose of this research is to identify the type of hazardous and toxic waste in PT X and how to manage it, to evaluate it and planning waste management to comply with regulations. The method used is an evaluation using the Guttman Scale based on the Permen LHK No. 6 of 2021, PP No. 22 of 2021 and Permenkes No. 56 of 2019. After that, waste management will be planned based on the evaluation results. The evaluation result for the packaging criteria is 62,5% into the 'Good' category, the storage system criteria is 33,33% into the 'Bad' category, the storage building criteria is 75% into the ' Good' category, and there’s no label on the waste packaging. Meanwhile, clinical waste cannot be evaluated because there’s no waste management carried out. Based on the evaluation, there are several improvement plans that need to be carried out, starting from reduction, collection and storage, transportation, utilization, processing and waste dump.
Analisis Kemampuan Vegetasi pada Ruang Terbuka Hijau dalam Menyerap Emisi CO2 Kendaraan Bermotor di Area Kantor Gubernur Kalimantan Barat Priskila Grase Sarasidehe; Dian Rahayu Jati; Jumiati Jumiati
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v6i3.219-228

Abstract

ABSTRAKKantor Gubernur Kalimantan Barat merupakan area perkantoran milik pemerintah yang terletak di pusat Kota Pontianak. Kendaraan bermotor menghasilkan emisi CO2 yang berpengaruh buruk terhadap lingkungan dan kesehatan, maka dari itu wilayah ini memerlukan RTH yang seimbang dengan banyaknya jumlah kendaraan bermotor. Tujuan dari penelitian skripsi ini yaitu menganalisis jumlah emisi CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor, mendata dan menghitung serta menganalisis kemampuan vegetasi pada RTH area Kantor Gubernur Kalimantan Barat dalam menyerap emisi CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan analisis. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa jumlah emisi CO2 yang dihasilkan dari kendaraan bermotor di area tersebut sebesar 3,298 ton/tahun dengan jumlah kendaraan sebanyak 306.800 unit/tahun dan total daya serap vegetasi terhadap CO2 sebesar 938,416 ton/unit. Hal ini menunjukkan bahwa vegetasi pada RTH area Kantor Gubernur Kalimantan Barat mampu menyerap emisi CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor dengan jumlah CO2 yang masih dapat terserap mencapai 936,317 ton/tahun. ABSTRACTThe West Kalimantan Governor's Office is a government-owned office area located in the center of Pontianak City. Motorized vehicles produce CO2 emissions that adversely affect the environment and health, therefore this area requires green open space that is balanced with the large number of motorized vehicles. The purpose of this thesis research is to analyze the amount of CO2 emissions from motor vehicles, record and calculate and analyze the ability of vegetation in the green open space area of the Governor's Office of West Kalimantan to absorb CO2 emissions produced by motorized vehicles. This study uses observation and analysis methods. Based on the results of the analysis, it was found that the amount of CO2 emissions produced from motor vehicles in the area was 3,298 tons/year with the number of vehicles as much as 306,800 units/year and the total absorption capacity of vegetation to CO2 was 938,416 tons/unit. This shows that the vegetation in the green open space area of the Governor's Office of West Kalimantan is able to absorb CO2 emissions produced by motorized vehicles with the amount of CO2 that can still be absorbed reaching 936,317 tons/year.

Page 1 of 1 | Total Record : 8