cover
Contact Name
Amal Zainun Na'im
Contact Email
blueswatprime84@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
legitimas.tribakti@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Legitima: Jurnal Hukum Keluarga Islam
ISSN : 26554909     EISSN : 2656565X     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Legitima: Jurnal hukum keluarga islam diterbitkan oleh Program Studi Al Ahwal Al syakhsiyah Islam Institut Agama Islam Tribakti Kediri. Jurnal ini terbit secara berkala dua kali dalam satu tahun yakni bulan Agustus dan bulan Pebruari. Fokus dari Jurnal ini mengkaji penelitian dibidang pemikiran hukum Islam dan hukum keluarga Islam, baik penelitian literasi atau pun penelitian lapangan. Cakupan Kajian jurnal ini dalam bidang pemikiran islam dan pemikiran hukum islam yang berkaitan dengan pernikahan, talak cerai, waris, wasiat, zakat dan shodaqoh.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam" : 6 Documents clear
Dampak Perceraian Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Untung Suroso; Meilan Arsanti
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.3315

Abstract

Dalam keluarga dibutuhkan hubungan yang harmonis antara kedua orang tua dan juga terhadap anak karena tumbuh kembang dan pendidikan anak sangat terpengaruh dengan suasana dalam keluarga. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan manusia sudah dikodratkan dengan suka, duka, kebahagiaan, penderitaan, kesengsaraan serta perselisihan yang datang silih berganti. Penelitian ini menggunakan metode literatur revew dengan menggunakan dengan menggunakan data sekunder dari artikel jurnal Nasional yang sesuai dengan topik pembahasan. Dalam penelitian ini memaparkan bahwa perceraian bukan akhir dari hubungan suami istri, tetapi mereka masih mempunyai tanggung jawab terhadap buah hati atau anak dari hasil hubungan suami istri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengupas apa dampak terhadap perkembangan psikologis anak, karena pada umumnya perkembangan psikologis anak sangat terganggu dengan terjadinya perceraian orang tuanya. Selain itu, perceraian juga menimbulkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang pasca perceraian terhadap anak. Kurangnya perhatian dan kasih sayang terhadap anak akan menimbulkan perasaan sedih, cemas, galau, bingung, dan malu. Terlebih lagi ketika anak menginjak remaja, maka anak akan mengalami gangguan emosionalnya dan besar kemungkinannya akan lari pada kenakalan remaja bahkan narkoba.
Praktik Merarik Bagi Masyarakat Sasak di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Abbas Sofwan Matlail Fajar; Sulpa Indra Mahruni
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.3666

Abstract

Merarik atau kawin culik pada masyarakat Sasak dimaknai dengan sebuah tindakan seorang pemuda diharuskan menculik terlebih dahulu perempuan yang akan dinikahinya tesebut pada saat malam tiba dengan tanpa memberi tahu orang tua perempuan , merarik ini merupakan permulaan dari sebuah perkawinan dengan menggunakan adat Sasak. Begitu banyak pendapat dalam memaknai kawin culik, dalam hal ini ada yang memaknai dengan sebuah proses melarikan wanita (calon istri) dilakukan dengan kesepakatan kedua pasangan (sama-sama mau), ada yang mengatakan sebagai tindakan menculik wanita dengan cara paksa. Tujuan dari penelitian ini untuk menggali dan menganalisis informasi mengenai tradisi merarik. Adapun Jenis penelitiannya mengunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kawin culik pada masyarakat Sasak dimaknai sebagai melarikan gadis yang sebelumnya telah melakukan kesepakatan terlebh dahulu tanpa sepengetahuan orang tuanya. Tradisi merarik sudah melekat pada masyarakat lombok karena sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat. Oleh karena itu, tidak ada larangan dalam islam mengenai praktik merarik, karena sudah memenuhi kriteria syarat-syarat yang bisa dikatakan sebagai suatu kebiasaan yang baik. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan yaitu: midang, merarik, besebok, selabar atau mesejati, sorong serang, dan nyongkolan.
Analisis Kritis Terhadap Pasal 156 (C) KHI Mengenai Pemindahan Hak Asuh Anak Ketika Terjadi Penelantaran Oleh Ibu Menurut Maqāshid Al-Syarī’ah: KHI, Hadhānah, Maqāshid Al-Syarī’ah Mitra Kurniawan; Zulfahmi Bustami; Sofia Hardani
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.3828

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa pasal 156 (c) KHI yang memiliki kekosongan hukum, yaitu tidak menyebutkan secara jelas dan tegas tentang persoalan jika ibu mampu melakukan pengasuhan, namun ayah enggan untuk memberi nafkah, sehingga anak terlantar karena ibu di lain sisi tidak memiliki penghasilan. Penelitian ini tergolong library research dengan pendekatan kualitatif normatif. Metode pengolahan data dan penarikan kesimpulan yang dipakai adalah analisa konten (Content Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persoalan di atas harus dipandang dari sisi maqāshid al-syarī’ah karena berkaitan erat dengan hak asuh ibu apakah masih bisa dipertahankan atau justru lebih baik diserahkan ke pihak yang juga memiliki hak asuh. Jika anak tetap diasuh oleh ibu, maka akan muncul mudharat, namun mudharat tersebut bisa diminimalisir. Sedangkan mudharat yang muncul ketika anak diasuh oleh selain ibu sangat beresiko dan sulit untuk diminimalisir. Maslahat yang didapatkan oleh anak saat diasuh oleh ibu jauh lebih besar dari pada maslahat yang didapatkan oleh anak saat diasuh oleh selain ibu. Oleh karena itu, hak asuh ibu harus tetap dipertahankan karena sangat sesuai dengan teori maqāshid al-syarīah
Asuransi Sebagai Jaminan Hak Anak Dan Perlindungannya Dari Kekerasan Ekonomi Anisatul Latifah; Arif Sugitanata; Siti Khamidatus Sholikhah
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.4000

Abstract

Insurance is one of the financial institutions that provides guarantees to its customers for the losses they get or the guarantee of future funds after making an agreement contract, in the context of a family, children have rights that must be fulfilled as a mandate from God. Therefore, this study explains how insurance as a guarantee of children's rights and their protection from economic violence. By utilizing literature studies whose primary data sources come from books, journals and books of law related to the studies conducted, where the data is processed descriptively-analytically so as to be able to explain and describe the purpose of the research objectives carried out. The results of this study indicate that with the certainty of guarantee with the contract that has been agreed with the insurance company, the rights of children are more guaranteed to be carried out by parents in a situation even though they have died or after their parents retire from work. Although not achieved less than the maximum, the achievement of children's rights at least financial needs can be implemented with reasonable standards, not not implemented at all. OJK is an institution appointed by law as the party responsible for protecting the insured. The form of this responsibility is to receive complaints, resolve insurance business disputes and facilitate the settlement of insurance claim disputes in accordance with the agreement of the parties.
Impresi Psikologi Sosial Terhadap Anak Korban Inses Hawa Hidayatul Hikmiyah; Ahmad Riski Musthofa; Amal Zainun Naim
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.4080

Abstract

Penelitian ini fokus pada dampak psikologis pada korban inses. Inses adalah suatu hubungan seksual yang mana pelakunya adalah keluarga korban sendiri dan secara hukum mereka dilarang untuk menikah. Dampak negatif yang dialami oleh korban sangatlah besar, karena mempengaruhi perkembangan kejiwaan korban tersebut. Maka dari itu terdapat impresi psikologi sosial terhadap anak korban inses. Penelitian empiris normatif ini dilakukan dengan menelaah kejadian di Masyarakat dan membandingkan peristiwa itu dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa impresi psikologi sosial korban inses juga akan mengalami trauma berkepanjangan yang nantinya akan menyebabkan korban menjadi tipikal anak yang introvert atau anak yang menarik diri, merasa bersalah pada diri sendiri, rendah diri, tidak mau bersosialisasi dan sering menyendiri. Tidak hanya itu nantinya anak tersebut murung, pendiam, stres, dan depresi berat serta sulit diajak komunikasi. Impresi sosial memiliki tipikal yakni anak akan dikucilkan oleh keluarganya, terdiskriminasi oleh masyarakat, kontruksi sosial mengenai keluarga akan rusak, karena masyarakat mengenal hubungan sedarah merupakan suatu kesatuan, akan tetapi jika terjadi kasus inses, maka statusnya menjadi ganda. Hancurnya elemen keluarga juga dapat dipengaruhi oleh kasus inses, stigma masyarakat terhadap pelaku atau korban inses akan buruk..
Postnuptial Agreement Perspektif Maqashid al Syari’ah al Syatibi Mohammad Rafli; Fahmi Muhaemin Zaen; Bambang Ari Sya’bana
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.4121

Abstract

Kekayaan menjadi salah satu pemicu konflik antara suami dan istri. Membuat perjanjian pascanikah dapat menjadi salah satu cara penyelesaian masalah untuk mengurangi konflik antar anggota. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami akad pascanikah dalam tinjauan maqashid al Syari'ah al Syatibi. Metode penelitian ini adalah Library Research dengan pendekatan normatif yang mengacu pada Maqashid al Syari'ah al Syatibi dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini antara lain: 1) perjanjian pasca nikah dibuat atas dasar mengatur harta kekayaan suami istri dan memunculkan kemaslahatan anggota keluarga bagi suami yang melakukan poligami. 2) Akad Nikah jika ditinjau dari maqashid al syari'ah al Syatibi, menghasilkan: Hifz al Din, penghindaran zina dan zina yang dilarang agama. Hifz al Nafs, menghindari resiko tertular penyakit menular seksual dan penyakit menular lainnya yang bahkan dapat menyebabkan kematian. Hifz al 'Aql, mencegah gangguan psikis anak dan trauma akibat perceraian orang tua. Hifz al Nasl, menjamin kesejahteraan anak dan menjaga hak-hak anak, seperti: perwalian, nasab dan warisan. Hifz al Mal, menjaga hak milik istri pertama dan kedua bagi suami yang berpoligami. tidak ada resiko kehilangan seluruh harta benda suami istri jika salah satu pasangan mengalami hutang yang besar atau keadaan yang dapat mengakibatkan kebangkrutan ekonomi.

Page 1 of 1 | Total Record : 6