cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
dewaruci@isi-ska.ac.id
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara, Nomor 19, Kentingan, Jebres, Surakarta 57126, Indonesia.
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Abdi Seni
ISSN : 20871759     EISSN : 27232468     DOI : 10.33153
urnal Abdi Seni memiliki fokus pada hasil pengabdian dan pemberdayaan kepada masyarakat, baik itu pengabdian dosen maupun KKN yang dilakukan oleh mahasiswa dalam bidang seni. Cakupan jurnal Abdi Seni memiliki ranah keilmuan di bidang seni rupa dan desain ataupun seni pertunjukan (Tari, Karawitan, Pedalangan, Teater, Etnomusikologi, dll), yang mampu memberikan banyak manfaat untuk masyarakat serta menambah literasi dalam berkesenian.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2016)" : 10 Documents clear
MEDIA PELATIHAN DALAM PEMBERDAYAAN ANAK BERKONFLIK DENGAN HUKUM MELALUI TEKNOLOGI CETAK SARING Basnendar Herry Prilosadoso
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1296.441 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1833

Abstract

Faktor lingkungan sosial di sekitar anak yang keras, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budayadan sebagainya dan aspek pengaruh media massa khususnya televisi yang luar biasa masuk ke ruang privatdan mendoktrin ajaran-ajaran kekerasan melalui film, sinetron, reality show, tayangan berita, maupuntayang-tayangan lain serta beberapa faktor yang akhirnya menyebabkan anak menjadi korban ABH (AnakBerkonflik dengan Hukum), dirasa perlu untuk memulihkan dan sekaligus mendapatkan ketrampilan untuksebagai bekal dalam menjalani kehidupan di masyarakat nantinya. Pelatihan ketrampilan teknologi cetaksaring (sablon) bagi anak berkonflik dengan hukum sebagai penerapan program pengabdian kepadamasyarakat yang akan memberi keterampilan (skill) di bidang ketrampilan teknologi cetak saring tingkatdasar. Alasan pemilihan pelatihan ketrampilan teknologi cetak saring bahwa teknologi tepat guna tersebuttelah berkembang menjadi prospek yang menjanjikan di bidang industri kreatif yang banyak mencetakwirausahawan sekaligus menjadi salah satu andalan pendukung di bidang ekonomi kreatif yang sedangdigalakkan oleh pemerintah Indonesia sekarang ini.Yayasan Sahabat Kapas, Karanganyar sebagai LSMyang menangani untuk Anak-Anak dalam Kondisi Khusus dan Rentan (AKKR) khususnya anak-anakyang pada saat ini dipenjara dalam Rumah Tahanan Kelas I Surakarta sebagai mitra PPM, setelah melaluiobservasi dapat dijelaskan ada dua aspek kendala permasalahan dari mitra, yaitu : masih minimnyaaksesbilitas akan pelatihan keterampilan ketrampilan teknologi cetak saring dalam kegiatan untukmeningkatkan ketrampilan yang berguna sebagai bekal untuk hidup di masyarakat, sekaligus mendukungprogram pemerintah untuk mencetak wirausahawan yang baru. Selain hal tersebut masih kurangnya perhatianmasyarakat dan pemerintah sehingga pelatihan untuk meningkatkanskill dirasa masih minim bagi anakberkonflik dengan hukum untuk meningkatkan kompetensinya untuk bekal ketrampilan di masyarakatumum. Permasalahan yang lainnya, adanya kendala media, materi dan teknik pelatihan yang belumdisesuaikan dengan karakteristik peserta pelatihan karena disebabkan oleh belum adanya lembaga formalmaupun non formal (lembaga pelatihan keterampilan teknologi cetak saring yang menyediakan media danmateri yang sesuai dengan anak berkonflik dengan hukum.Melalui model pelatihan yang menggabungkanantara teori dan praktek dengan media pembelajaran yang dikemas dengan menarik, sehingga materipelatihan dapat diterima oleh peserta sebagai mitra program pengabdian pada masyarakat.Kata kunci: Anak berkonflik dengan hukum, keterampilan teknologi cetak saring, pemberdayaanmasyarakat, ekonomi kreatif
PKM LAPAS SURAKARTA Dwi Maryani
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.346 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1843

Abstract

Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Surakartamemilih materi Tari Tradisi. Pelatihan tari ini akan mendorong warga binaan dapat mengembangkankreativitas, meningkatkan kemampuan tehnik kepenarian, menguasai materi tari. Selain itu pengalamanafektif, kognitif dan psikomotorik yang dilakukan dalam proses latihan akan bermanfaat dalam membangunkarakter warga binaan. Secara garis besar kegiatan pelatihan tari dilakukan dengan dua metode; pertamametode ceramah, dan metode drill. Metode ceramah dilakukan untuk memberi penguatan wawasan/pengetahuan mengenai nilai-nilai seni dan kemanusiaan ke dalam pengalaman hidup peserta didik.Sedangkanmetode drill, dilakukan untuk memberi penguatan dalam pelatihan yang sifatnya kemampuan fisik kepenarian.Program palatihan dilaksanakan selama enam bulan, dalam pelatihan juga melibatkan langsung parapendamping dari rutan, hal ini sangat berperan dalam kelancaran latihan, dan juga untuk keberlanjutanprogram.Materi dan hasil pelatihan berupa reportoar tari tradisi digunakan untuk pentas penutupan program.Kata kunci: Pelatihan, Tari, Apresiasi.
PELATIHAN KREATIFITAS TARI BAGI WARGA BINAAN RUMAH TAHANAN NEGARAKELAS I SURAKARTA Budi Setyastuti
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.857 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1835

Abstract

Sebagian orang menganggap bahwa para penghuni rutan adalah sampah masyarakat. Rumah Tahananidentik dengan sebuah tempat sempit, terkekang, tidak bebas, dan selalu dibatasi aktifitasnya. Akantetapisaat ini telah berbeda paradikmanya, dalam menangani warga binaan, pemerintah telah melaksanakanberbagai pelatihan-pelatihan, untuk berbagai kepentingan. Pelatihan dimaksud, selain sebagai aktivitas,juga sebagai bekal ketrampilan untuk mempersiapkan diri setelah keluar dari rutan. Pelatihan kreatifitastari yang dilakukan melalui PPM dosen ini dimaksud, agar warga binaan sebagai warga Negara dapatmemunculkan ide, gagasan, serta mengembangkan semua bakat dan kemampuan yang dimiliki, sehinggamendorong untuk bias bersikap mandiri, cerdas, dan percaya diri. Pelatihan kreatifitas seni akan menambahsuasana semarak, dan memicu kemajuan seni budaya. Situasi demikian patut mendapat perhatian, khususnyabagi upaya-upaya memajukan seni budaya bangsa sebagaimana misi kegiatan PKM ISI Surakarta.Programpalatihan dilaksanakan selama enam bulan, dalam pelatihan juga melibatkan langsung para pendampingdari rutan, hal ini sangat berperan dalam kelancaran latihan, dan juga untuk keberlanjutan program.Pelatihan“Kreativitas Seni”, menggunakan metode partisipatif, artinya tutor ikut terlibat secara langsung dalamproses kreatifitas. Tutor memberikan rangsangan-rangsangan kreatif kepada peserta, sehingga pesertaterbuka untuk berani menyampaikan pengalamannya yang diwujudkan dalam kreativits seni. Hasil pelatihanini adalah untuk meningkatkan kreatifitas, menambah materi dan apresiasi, serta memberikan pengalamanpentas bagi warga binaan Rutan Surakarta.Kata kunci: tari, kreatif, partisipatif, rutan.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KELUARGA PRA SEJAHTERA (KPS) MELALUI PERINTISAN WIRAUSAHA KERAJINAN LIGHT CRAFT Etty Ekowati
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.906 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1845

Abstract

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat serta meningkatkantaraf hidup masyarakat, khususnya bagi ibu rumah tangga dari Keluarga Pra Sejahtera (KPS) di wilayahWaringinrejo. Potensi light craft mempunyai peluang pasar yang bagus setelah mendapatkan sentuhandesain yang baik serta manajemen produksi yang tepat, peluang pasar dari produk light craft ini masihsangat terbuka luas dipasaran, terbukti sejauh ini berdasarkan survey dari beberapa pengrajin light craftyang telah ada di beberapa kota di Indonesia, banyak pesanan produk ini tidak dapat memenuhi permintaanpasar, bahkan beberapa pengrajin light craft sudah melayani permintaan pasar luar negeri, khususnyapadaivent tertentu. Keterbatasan wawasan, kurangnya kemampuan sumber daya manusia dan minimnyaperlengkapan menyebabkan masarakat kurang jeli dalam memanfaatkan peluang usaha light craft ini.Kerajinan light craft yang akan dirintis di Waringinrejo ini berupa kerajinan light craft berbahandasarkertas, serat alam, dan limbah kain. Light craft dipilih karena selain pangsa pasar yang masih terbuka, jugatidak membutuhkan modal yang relatif besar serta tidak membutuhkan ketrampilan yang terlalu rumituntuk kategori masyarakat binaan di daerah Waringinrejo. Peserta pelatihan light craft ini diharapkanmampu menjadi pengrajin yang tangguh, sehingga dapat meningkatkan penghasilan keluarga dan menyeraptenaga kerja masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini direncanakan selama kurun waktu enam bulan, kegiatanyang direncanakan berupa ; penyuluhan tentang potensi wirausaha light craft, pelatihan pembuatan lightcraft serta penggunaan alat yang praktis dan tepat guna, selanjutnya pelatihan pengembangan desaindesain light craft yang diminati pasar sekarang.Kata kunci: light craft, KPS Waringinrejo, pemberdayaan perempuan.
PELATIHAN SABLON DENGAN TEKNIK COLET CRAYON BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB BINA KARYA INSANI KARANGANYAR Achmad Syafi’i
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1263.715 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1827

Abstract

Usaha sablon masih memiliki peluang besar untuk dijadikan kegiatan wirausaha yang potensial. Pelatihansablon dengan teknik colet crayon diajarkan kepada siswa berkebutuhan khusus (difabel) di SMPLB danSMALB Bina Karya Insani, yang bertujuan menyiapkan keterampilan kepada para siswa SLB agarmendapatkan pengakuan dan mampu mandiri di masyarakat selain dapat digunakan untuk berwirausaha.Kegiatan yang dilaksanakan melibatkan 40 siswa Tunarungu-wicara (B) dan Tunagrahita (C). Teknikpelaksanaannya menggunakan metode”brainstorming” dan metode tindakan kelas khusus. Metodebrainstorming digunakan agar para peserta workshop aktif mengeluarkan ide-ide mereka dalam bentukrancangan visual yang akan ditransfer pada kertas melalui sablon dengan teknik colet crayon. Sedangkanmetode tindakan kelas khusus yang dimaksud, yaitu dengan pendekatan persuasif, sebab orang-orangberkebutuhan khusus membutuhkan perhatian yang lebih. Sehingga dengan pendekatan individual dalammemancing ide dan imajinasi mereka, diharapkan kreativitas para siswa terasah dan berkembang denganbaik.Kata Kunci: Colet Crayon, Sablon, Siswa Berkebutuhan Khusus.
PELATIHAN CITIZEN JOURNALISM BAGI SISWA SMK JURUSAN PARIWISATA SEBAGAI PENUNJANG SEKTOR PARIWISATA DI SURAKARTA Citra Ratna Amelia
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1438.126 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1837

Abstract

Artikel ini merupakan hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yakni Pelatihan CitizenJournalism Bagi Siswa Smk Jurusan Pariwisata Sebagai Penunjang Sektor Pariwisata Di Surakarta.Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilatarbelakangi atas keperdulian terhadap generasi mudakhususnya pelajar yang saat ini bisa dikatakan mulai kecanduan dengan internet.. Perkembangan teknologiinternet berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi. Mayoritas pelajar saat ini menggunakangadget, smartphone, atau teknologi sejenis lainnya yang memungkinkan mereka untuk terkoneksi denganinternet kapan saja. Penggunaan internet yang tidak pada tempatnya memberikan banyak dampak negatifdan berbagai penelitian telah membuktikan hal tersebut. Sebagai generasi penerus bangsa penting dilakukanberbagai upaya untuk menjauhkan para remaja terhadap hal-hal negatif tersebut dan mengarahkan kedekatandengan teknologi tersebut untuk sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan Pengabdiankepada masyarakat ini difokuskan pada pelajar SMK jurusan pariwisata di Kota Surakarta dengan tujuanagar para pelajar paham bahwa melalui internet mereka bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat dankota Surakarta. Kontribusi tersebut berupa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pariwisatadi Kota Surakarta yang diunggah melalui blog yang bisa diakses oleh siapapun yang ingin mengetahuiinformasi mengenai pariwisata di Kota Surakarta.Berdasarkan uraian situasi di atas, maka ada beberapapermasalahan yang perlu ditangani, yaitu 1) Bagaimana memahamkan siswa SMK Jurusan Pariwisata diSurakarta tentang manfaat media internet agar terhindar dari dampak negatif media internet? 2) Bagaimanamemahamkan pentingnya peran serta siswa SMK Jurusan Pariwisata di Surakarta dalam mempromosikanpariwisata Kota Surakarta melalui karya citizen journalism yang diunggah melalui media internet?3)Bagaimana menghasilkan karya citizen journalism tentang potensi pariwisata Kota Surakarta yangdiunggah melalui sarana blog? Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metodeteori dan praktek. Para peserta diberikan materi tentang dampak internet, citizen journalism, blog sertabagaimana membuat karya citizen journalism dan juga bagaimana membuat blog. Setelah pesertamendapatkan semua materi tersebut, para peserta kemudian melakukan praktek membuat karyacitizenjournalism dan praktek membuat blog serta praktek menggunggah karya ke dalam blog masing-masingpeserta.Kata kunci: pelatihan, citizen journalism, blog.
REPRESENTASI SIMBOLIK FENOMENA ALAM DALAM KARYA SENI PATUNGLANDMARK ’KESEIMBANGAN’ Amir Gozali; Effy Indratmo
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1754.299 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1829

Abstract

Karya patung landmark sebagai suatu bentuk karya seni bangun, dengan segala fungsi serta misinya, yangdiwujudkan secara kongkrit (visualized) melalui suatu upaya rekayasa simbolis agar dapat tercipta dialogatau komunikasi dengan khalayak luas atau publik. Penelitian penciptaan karya ini menggunakan metodeeksperimentasi, dengan melakukan percobaan-percobaan yang mengedepankan perencanaan mulai dariperancangan, persiapan dan perwujudan karya dalam media. Metode ini diterapkan, dengan melihat sifatdata penelitian penciptaan karya yang pada prosesnya akan dilakukan dengan pembuatan modeling denganmedium kayu, sedangkan aplikasinya dengan tehnik plester yang akan difnishing dengan ekpsperimenwarna seperti warna logam (coklat-merah). Sebagai sebuah karya seni rupa khalayak (public art), patunglandmark dibuat berdasarkan sejumlah prasyarat, kaidah serta prinsip-prinsip yang mendasari, sehinggasesuai dengan maksud dan tujuan dibangunnya sebuah patung publik.Secara visual dan intensitas prosespenggarapan, terkait kerumitan dan kecermatan dari teknik pembangunan seni patung publik, dimunculkanjuga dalam penelitian ini yaitu melalui kekuatan konstruksi, ergonomi keruangan sehingga mampu menjadipenanda identitas bagi kawasan yang akan di gunakan sebagai letak karya patung tersebut yaitu di KawasanKampus 2 FSRD ISI Surakarta.Kata kunci: Representasi, Simbolik, Fenomena Alam, Patung Landmark.
BENTUK DAN STRUKTUR DRAMA TARI MAHAKARYA BANGUN WONOSOBO D., Daryono; N., Nuryanto; Setya Widyawati
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2770.954 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1839

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan struktur dramatariMahakarya Bangun Wonosobo.Drama tariMahakarya Bangun Wonosobo disusun dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Wonosoboyang ke-190. Susunan drama tariMahakarya Bangun Wonosobo berdurasi sekitar 30 menit, mengisahkanberdirinya Kota Wonosobo yang dipimpin Bupati Setjonegoro. Metode penyusunan drama tarimenggunakan peer group sanggar-sanggar tari yang ada di Wonosobo. Masing-masing sanggar diberipenjelasan tentang gagasan isi yang sudah dituangkan ke dalam skenario. Selanjutnya memberikan tugasmenyusun dan menarikan satu sampai dua adegan didampingi oleh seorang pelatih. Musik tari yang digunakanmerupakan musik editing dari berbagai sumber, diramu sesuai dengan suasana masing-masing adegan.Drama Mahakarya Bangun Wonosobo terdiri atas empat adegan. Adegan ke-1. penggambaran prosesibersatunya kerajaan Hindu - Budha yang didukung dengan suasana hening, agung, dan wibawa. Adeganke-2, penggambaran penduduk Dieng era lama, mereka berjudi, madat, merokok, membuat kacau,diungkapkan dengan suasana tenang menuju ketegangan. Tiga orang kyai yang bernama Kyai Kolodete,Kyai Karim dan Kyai Walik memberikan wejangan. Rakyat mulai sadar dan tumbuh semangat untukmemperbaiki diri. Rakyat dengan semangat kebersamaan menyambut harapan baru. Mereka berdoa kepadaTuhan agar segala godaan dapat teratasi dalam membangun Wonosobo. Adegan ke-3, Penggambaranrakyat pedesaan, diselingi dhagelan Tukiyem dan Bejo untuk membangkitkan suasana gembira. Adeganke-4, serbuan penjajah Belanda, suasananya tegang penuh ketakutan. Kompeni pesta pora, mabuk danlenggeran. Suasana semakin tegang. Rakyat yang dipimpin Setjonegoro mengadakan perlawanan akhirnyamenang. Setjonegoro mendapat mandat untuk mendirikan kadipaten. Boyong kedhaton dari Ledhok keKadipaten Wonosobo,Kata kunci: dramatari, Mahakarya Bangun Wonosobo.
PELATIHAN FOTOGRAFI KAMERA LUBANG JARUM BAGI FORUM ANAK SURAKARTA Anin Astiti
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1893.625 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1831

Abstract

Forum Anak Surakarta merupakan sebuah wadah kegiatan yang membutuhkan perhatian khusus yangberkaitan dengan kegiatan berkesenian. Kegiatan yang dilakukan berupa kerjasama antara pengurusFANBRES dan Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta,sebagai pembimbing (Tutor) baik untuk aspek teknis dan estetik dalam kegiatan permainan kreatif sekaligusmendidik melalui Pelatihan Fotografi Kamera Lubang Jarum. Melalui Pelatihan ini, anak akan belajarmembuat Kamera Lubang Jarum sendiri dengan memanfaatkan kaleng bekas, memotret dan mencucicetak sendiri, selanjutnya hasil foto yang menggunakan kamera yang dibuat dari limbah kaleng tersebutdipamerkan bersama-sama. Pelaksanaan workshop (KLJ) ini melibatkan satu dosen dan dua mahasiswadari Program Studi Fotografi. Sebuah pendekatan dengan konsep bermain sambil belajar dilakukan untukpelaksanaan pelatihan KLJ ini, agar peserta workshop Kamera Lubang Jarum (KLJ) yang rata-rata masihtergolong anak-anak, memiliki perasaan senang saat mengikuti pelatihan dan terasah jiwa kreatifitasnya.Guna mencapai target dan luaran sesuai yang direncanakan, maka dalam pelaksanaan kegiatan diperlukanpenyampaian materi yang diikuti praktikum melalui tiga tahapan, yaitu tahap Pra produksi, tahap Produksidan tahap pasca Produksi.Kata kunci: kamera lubang jarum, pelatihan, workshop.
PELATIHAN BAHASA INGGRIS UNTUK MURID SMAN 6 SURAKARTA Donie Fadjar Kurniawan
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.606 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1841

Abstract

Program pelatihan bahasa Inggris adalah upaya pengajaran bahasa Inggris sebagai realisasi pelayananmasyarakat. Program ini difokuskan pada eksplorasi ke ‘Inggris diucapkan’ dalam seni rekaman mediauntuk siswa dari negara SMA 6 Surakarta. Tujuan adalah untuk mengetahui, dan mampu membawa mediaberita bahasa Inggris dalam bentuk rekaman audio-visual. Pelajar bahasa Inggris Berita presenter adalahmereka yang berada di kelas XI 2016-2017 tahun sekolah melalui perwakilan yang ditentukan oleh gurubahasa Inggris. Jumlah represntation adalah empat siswa setiap kelas sehingga thatthe jumlah total 28siswa. Program ini berlangsung dari Juli hingga Agustus 2016 dengan keseluruhan 8 pertemuan masingmasing 120 menit.Metode yang digunakan dalam mengajar ini didasarkan pada bahasa Inggris yangdiucapkan. Di sini, peserta diberi pengetahuan suara dalam bahasa Inggris, di setengah jadwal, program inidiarahkan pada ‘kelancaran’ siswa bahasa Inggris. Hal ini dilengkapi dengan menghubungkan pengetahuanteknis pengucapan dan intonasi. Hasil dari program ini adalah untuk menyajikan berita dalam bahasaInggris ditambah dengan kesiapan untuk tampil dalam bentuk audio visual, seperti muncul setiap haridalam program bahasa Inggris berita bahasa di televisi dari topik, setengah jadwal kemudian difokuskanpada kenyamanan tampil dalam audio visual, seperti ekspresi, ekspresi, menyiapkan tampilan napas umumdalam membawa berita bahasa Inggris.Kata kunci: berbicara bahasa Inggris, presenter berita, audio visual.

Page 1 of 1 | Total Record : 10