cover
Contact Name
pramesti
Contact Email
pramesti@isi-ska.ac.id
Phone
+6281233916226
Journal Mail Official
bambangsunarto@isi-ska.ac.id
Editorial Address
Pascasarjana ISI Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara 19 Surakarta 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Dewa Ruci : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
ISSN : 14124181     EISSN : 2685287X     DOI : 10.33153
Core Subject : Education, Art,
International Journal of Visual and Performing Arts draws its contributions from academics and practitioner-researchers at the interface of new visual and performing arts. It acts as a forum for critical scholarship, innovative practice, and creative pedagogy, addressing themes that may be domain-specific (e.g. theatre, dance, music, live art, visual arts) or situated at the convergence of two or more disciplines. The journal invites original, significant, and rigorous inquiry into all subjects within or across disciplines related to visual and performing arts. It encourages debate and cross-disciplinary exchange across a broad range of approaches. The spectrum of topics includes Ethnomusicology, Karawitanology, Music Education, Dance Theatre, Movie and Television, Interior Design, Industrial Design, Media Arts, Fine Arts, Photography. These topics are addressed in full-length academic articles, critical statements on current issues, developmental practice, and reviews of books and live/media-based visual and performing arts. The journal presents an innovative platform for researchers, students, practitioners and educators to both learn from and contribute to the field. All articles are subject to initial Editor screening and then a rigorous double-blind peer-review process before publication.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 3 (2012)" : 8 Documents clear
ESTETIKA KARAWITAN BALI Pande Made Sukerta
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 7, No 3 (2012)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3829.493 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v7i3.1067

Abstract

Estetika adalah sebagai “roh” dalam karya musik atau karawitan artinya sasaran atau obyek akhir dari sajian musik yang penilaiannya sangat subyektif dan tingkat atau kadar penilaiannya tergantung dari kemampuan maupun kepekaan penghayat. Demikian kadar atau kualitas estetika yang dihasilkan dari suatu karya karawitan tergantung dari kemampuan kesenimanan para seniman penyusun atau pencipta. Estetika dibentuk oleh berbagai faktor antara lain kemampuan individu dan karakter para seniman penciptanya termasuk lingkungan atau konteksnya. Barungan gamelan Bali jumlahnya sekitar 34 jenis barungan yang masing-masing mempunyai tungguhan, repertoar, fungsi, dan seniman pendukung serta estetika yang berbeda-beda. Ada dua sumber estetika, yaitu teks dan konteks. Teks adalah unsur-unsur yang mewujudkan karya, yaitutungguhan: bahan, jumlah, bentuk, pelarasan,  tabuhan, interpretasi,  rasa (rase), dan gaya. Konteks adalah unsur-unsur yang berada di luar teks,yaitupotensi kesenian, ungkapan seniman, nilai kehidupan masyarakat  pendukungnya. Pada artikel  ini pembahasan estetika memfokuskan pada teks yang dikaji dari aspek repertoar, tungguhan, dan teknik tabuhan.Kata Kunci: estetika, teks, konteks
TEATER KOMA SEBUAH HARAPAN YANG TERUS BERLANGSUNG Johann Mardjono
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 7, No 3 (2012)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3991.721 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v7i3.1039

Abstract

Tulisan ini adalah hasil penelitian ketika penulis membuat karya film dokumenter otobiografi Nano Riantiarno pendiri sekaligus pengelola Teater Koma. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode historis-kritis, yaitu melakukan studi kepustakaan atas tulisan-tulisan tentang Nano Riantiarno dan Teater Koma. Data didapatkan dengan melakukan wawancara langsung kepada yang bersangkutan. Dalam tulisan ini membahas mengenai Teater Koma sebagai kelompok teater yang selama 33 tahun telah berkiprah di panggung pertunjukan kesenian di Indonesia. Teater ini telah mementaskan sebanyak 119 kali pementasan, baik di Jakarta maupun di daerah. Suatu pertanyaan yang memerlukan jawaban adalah, bagaimana Teater Koma dapat bertahan hidup sampai sekarang. Suatu fenomena yang tidak dipunyai oleh kelompok teater yang ada saat ini di Indonesia. Teater Koma telah berhasil membentuk suatu komunitas teater, tempat penggemarnya selalu mengapresiasi pertunjukan-pertunjukan yang diproduksinya dan mempunyai anggota tetap dan setia lebih dari 80 orang, serta penonton tetap dan setia lebih dari 6000 orang. Kata Kunci: Teater rakyat, mencari kebahagiaan, harapan.
KREATIVITAS PENCIPTAAN TARI GAMBUH PAMUNGKAS Suripno -
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 7, No 3 (2012)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2558.155 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v7i3.1079

Abstract

-
PERAN DAN POSISI OEI HONG DJIEN DALAM ARENA SENI LUKIS INDONESIA Teguh Djaka Sudarmana
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 7, No 3 (2012)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3691.987 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v7i3.1043

Abstract

Artikel ini adalah hasil dari penelitian dengan judul “Peran Oei Hong Djien dalam Perkembangan Seni Lukis Indonesia 1965-2010.”  Ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan sosio budaya. Penelitian ini fokus pada peran OHD di dalam dunia seni lukis Indonesia dan faktor yang mempengaruhi-nya: latar belakang pemikiran OHD membuat museum, strategi yang digunakan dan sistem pegelolaannya. Landasan teori penelitian ini menggunakan teori habitus dan arena milik Bourdieu, sehingga penelitian ini mencari habitus, modal dan strategi OHD dalam Arena Seni lukis Indonesia. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode observasi dengan datang ke Museum OHD I dan II, penelusuran pustaka, dan wawancara mendalam kepada empat kurator di Indonesia. Validitas data yang digunakan triangulasi data dan analisisnya menggunakan model analisis interaksi yang memberikan satu perabaan yang mampu menjaring masukan serta paparan dalam rangkuman yang bersifat reduksi data dalam penyimpulannya. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa OHD menjadi pencinta dan kolektor seni lukis karena kultivasi dalam keluarganya yang membentuk habitus OHD sebagai pecinta lukisan. Modal ekonomi dan kultural mendorong penguatan modal sosial dan modal simbolik OHD dalam arena seni lukis Indonesia, yang berdampak kepada penguatan posisi dan peran OHD dalam dunia seni lukis Indonesia.  Meskipun belum dikelola secara profesional ternyata Museum OHD mampu menguatkan modal simbolik OHD yang memperteguh peran penting OHD dalam dunia seni lukis Indonesia. Kata kunci: OHD, habitus, modal, arena, seni lukis.
MAKNA RAGAM HIAS SARUNG TENUN SUTERA MANDAR Amri -
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 7, No 3 (2012)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4241.549 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v7i3.1051

Abstract

This article summarized from the research report aimed at finding out the development of the ornament form of woven silk sarong of Mandar and its symbolic meanings. The method used was a descriptive qualitative one. The data was collected through observation, interviews and literature. Safri Sairin’s theory was used to study the development of the form of the ornament and Bagus Gede Triguna’s was used to study the symbolic meanings. The research results showed that the development of the ornament form of the woven silk sarong of Mandar had something to do with socio cultural changes, the economical level of the society, and the creativity of the weaver. The ornament in rectangle form in the society of Polewali Mandar symbolizes nature, glorious values of human characteristics and the concept of self-control. Keywords:  woven cloth, silk sarong of  Mandar, and development.
MAKNA MOTIF ORNAMEN PADA WARUGA DI MINAHASA Jerry Manus
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 7, No 3 (2012)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3930.681 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v7i3.1033

Abstract

Waruga adalah kubur batu megalit yang bertebaran di Minahasa. Pada benda artefak ini melekat budaya leluhur dan sistem kepercayaannya, serta mengandung nilai-nilai estetik. Kesemuanya itu terefleksikan melalui ornamennya, berupa relief yang dipahatkan pada sisi wadah dan penutupnya. Artikel ini hasil dari penelitian yang bertujuan menggali dan menjelaskan bagaimana keberadaan waruga, wujud serta makna simbolik (lambang) ornamennya, menjelaskan fungsi ornamennya, menggali dan menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat leluhur Minahasa, menjelaskan pengaruh bangsa Barat pada kepercayaan yang berdampak pada berakhirnya tradisi waruga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang berlokasi di Taman Purbakala Sawangan, Taman Purbakala Tumatenden Airmadidi, dan Kota Tomohon. Pengumpulan data didapat melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Analisis data digunakan interaksi analisis dan interpretasi analisis dengan kajian makna simbolik, kajian kepercayaan, sampai pada penyimpulan. hasil penelitian yang didapat adalah ornamen waruga merupakan perangkat simbol-simbol kepercayaan masyarakat leluhur Minahasa yang dimanifestasikan melalui motif-motif ornamen. Makna motif-motif lebih ketujuan dan fungsi yang bersifat sakral, semi sakral, dan profan. Kata kunci: Waruga, Ornamen, Makna Simbolik, Kepercayaan
SANGGIT DALAM PERTUNJUKAN WAYANG KULIT PURWA LAKON BANJARAN DASAMUKA SAJIAN PURBO ASMORO Agung Sudarwanto
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 7, No 3 (2012)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4567.167 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v7i3.1055

Abstract

Dalam artikel hasil riset ini berusaha memahami fenomena dalam lakon Banjaran Dasamuka yang menggunakan metode diskriptif analitis. Data yang diperoleh selanjutnya diseleksi dan dianalisis menggunakan konsep ataupun teori terkait dengan Estetika Pedalangan dan dengan menggunakan pen­dekatan Ilmu Komunikasi serta Semiotika Teater untuk mengungkap kejelasan makna. Purbo Asmoro telah menyajikan bentuk struktur dramatik sajian pakeliran semalam garap yang berbeda dengan struktur dramatik sajian pakeliran tradisi semalam. Sanggit yang disajikannya mampu memenuhi fungsi teknis dan estetis sehingga menciptakan rasa penghayatan yang estetik. Makna sanggit dalam lakonBanjaran Dasamuka menggambarkan perasaan senang, gembira, mencintai, dan penggambaran dari akibat yang ditimbulkan dari rasa senang yang berlebihan. Pesan yang disampaikannya sebagai sarana pembentukan karakter bangsa.Kata kunci: Kreatifitas, ceritera pertunjukan wayang Banjaran Dasamuka
PERUBAHAN DAN KEBERLANGSUNGAN MUSIK KATUMBAK DI LIMAU PURUIK PARIAMAN SUMATRA BARAT Yurnalis -
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 7, No 3 (2012)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3619.132 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v7i3.1037

Abstract

Artikel ini adalah hasil penelitian tentang perubahan dan keberlangsungan musik Katumbak di Limau Puruik Pariaman Sumatra Barat. Kejayaan musik Katumbak  mengalami pasang surut seiring dengan perkembangan zaman, khususnya musik organ tunggal mampu menggeser keberadaaannya. Dalam rangka mengidentifikasi penyebab terjadinya kemun­duran musik katumbak dan menemukan usaha pengem­bangannya, maka dilakukan penelitian kualitatif, sehingga permasalahan inti dapat dideskripsikan secara detail untuk keperluan analisis. Dukungan pengumpulan data tetap mengandalkan teknik observasi dan wawancara, serta mendokumentasikan pertunjukan di lapangan untuk mengetahui gambaran tentang terpuruk dan bangkitnya musik katumbak dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Hasil dari penelitian adalah perubahan yang dilakukan seniman katumbak berupa penambahan instrumen, repertoar lagu, dan menghadirkan musisi atau penyanyi muda telah mendapat dukungan dari pemuka adat. Perubahan ini berdampak positif terhadap keberlanjutan kehidupan musik katumbak, pertunjukan musik menjadi lebih menarik, para penikmat –generasi muda– tidak merasa ketinggalan jaman, karena materi musikal  yang disajikan sesuai dengan nilai-nilai sosial kehidupan masyarakat Nagari Limau Puruik. Alhasil, semenjak tahun 2005 musik katumbak mulai meraih kejayaannya kembali hingga sekarang. Kata Kunci: musik katumbak, perubahan dan keberlangsungan, Limau Puruik.

Page 1 of 1 | Total Record : 8