cover
Contact Name
Muhammad Nur Salim
Contact Email
denmassalim88@gmail.com
Phone
+6281392727084
Journal Mail Official
keteg@isi-ska.ac.id
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara No.19, Jebres, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126, Indonesia
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Keteg : Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi
ISSN : 14122065     EISSN : 27146367     DOI : https://doi.org/10.33153/ktg
Core Subject : Art,
The journal is invited to the original article and has never been published in conjunction with another journal or conference. The publication of scientific articles is the result of research from both the external and internal academic communities of the Surakarta Indonesian Art Institute in the Karawitanologi discipline. The scope of distribution, Karawitan Education and Learning; Historical Study and Development of Karawitan; Study on Karawitan; Karawitan Organology Study; Karawitan Aesthetic Study; Karawitan Composition Study.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 1 (2021)" : 7 Documents clear
PROSES PENYUSUNAN KOMPOSISI GAMELAN "ARUHARA" Wahyu Thoyyib Pambayun
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v21i1.3622

Abstract

 This article contains the author’s experience in composing gamelan composition, “Aruhara”. In the composing process of “Aruhara”, the author was inspired by the Genderan of Ada-ada Ngobong Dupa presented by Sumiyati. In order to create the gamelan composition “Aruhara”, the author uses reinterpretation approaches. The steps of composing the piece are: observation, exploration, elaboration, rehearsal, and finalization. The process that has been passed has resulted new offers in addressing the gender instrument, such as  the use of patterns, techniques, musical scales and the connection between the instruments. The author hopes this article can be useful as an alternative source to learn gamelan compositions for gamelan composition learners, and it can provides an overview about the discourse, also the performance of Indonesian composers.Keywords::Composition, Gamelan, Gender, Aruhara, Karawitan
FUNGSI TEMBANG SINOM LOGONDHANG LARAS PELOG PATHET BARANG DALAM KARYA TARI PRAWESTRI Nandhang Wisnu Pamenang
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v21i1.3784

Abstract

Fungsi tembang sebenarnya adalah memaknai berbagai macam tembang yang terdapat dalam macapat. Macapat terdiri dari sebelas jenis dan memiliki arti sendiri-sendiri. Tembang macapat awalnya adalah berdiri sendiri atau vocal tunggal tetapi dalam perkembanganya disesuaikan dengan gamelan akhirnya menemukan bentuk pengembangan tembag macapat yang lebih menarik. Salah satu perkembangannya adalah dengan digunakannya salah satu jenis tembang macapat sebagai salah satu urutan gending tari yang memunculkan tema dan dinamika musik. Sebagai contoh tembang Sinom Logondhang yang digunakan dalam karya tari Pawestri sebagai awalan dan syairnya berisikan tema tarian. Peranan tembang Sinom Logondhang dalam karya tari Pawestri sangat penting karena sebagai penyampai isi. Kata Kunci : Fungsi, Tembang, Sinom
KARAWITAN : ANALISIS PATHET DAN JALAN SAJIAN GARAP GENDING PAKELIRAN Sigit Setiawan
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v21i1.3740

Abstract

Hal yang ingin diungkap pada penelitian ini adalah, bentuk gending, jalan sajian, dan studi pathet dalam gending Krawitan. Krawitan merupakan gending yang lebih dikenal oleh masyarakat karawitan sebagai gending pakeliran. Maka, naskah ini fokus pada jalan sajian guna keperluan pakeliran. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah, teori garap Rahayu Supanggah, pendekatan kontekstual dan tekstual dalam antropologi pandangan Ahimsa Putra, yang mana pada kajian tekstual mendapat perhatian yang lebih besar. Kajian tekstual yang dihadirkan adalah kajian bentuk gending, jalan sajian, dan studi pathet. Jalan sajian dianalisis dengan menggunakan tiga contoh kasus yakni, versi Media Ajar, versi RRI dan versi Nartosabda. Sedangkan studi pathet menggunakan pendekatann pathet melalui biang pathet karya Sri Hastanto. Dari hasil analisis yang dilakukan, investigasi bentuk gending berhasil memetakan posisi ketawang gending kethuk 4 kerep yang merupakan pemekaran dari ketawang gending kethuk 2 kerep dan diawali dari bentuk ketawang. Jalan sajian, termasuk di dalam dinamika irama pada garap pakeliran ada dua versi yakni versi dari ayak-ayak dan versi buka rebab. Hal tersebut berdampak pada perjalanan Gending Krawitan. Terakhir, investigasi terkait pathet, membuktikan bahwa meski Gending Krawitan ini merupakan gending dengan pathet induk nem, tetapi pada faktanya gending ini terdiri dari frasa-frasa melodi yang tidak hanya pathet nem. 
CENGKOK GENDERAN DUALOLO SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KOMPOSISI MUSIK “FANTASIA FROM DUALOLO” KARYA : PURWA ASKANTA Purwa Askanta; Danis Sugiyanto
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v21i1.3779

Abstract

This journal is entitled "Cengkok Genderan Dualolo as a Source of Ideas for the Creation of Fantasia From Dualolo Music Composition" by Purwa Askanta. The focus of the problems studied in this paper includes the analysis of musical composition works that use the source of artistic ideas from a dualolo genderan twist in Javanese Karawitan. How the idea is used as a theme and developed to form a sound building in the form of Fantasia in three parts. In this composition, there are several creation systems that need to be expressed in order to understand the reader in order to understand the concept of creating this musical work. The method used in this journal is descriptive analysis with a form of music analysis approach. The findings of this research will show creativity in composing a new musical composition by Purwa Askanta. Meanwhile, the purpose of this research is to contribute in the form of techniques and methods of creating musical works that raise a simple idea from elements of the Javanese musical tradition in the form of the dualolo gendered twisted. It is hoped that the writings in this journal can broaden the readers' insight and become a reference for those who explore the creation of musical works.
LANGGAM DAN ZAPIN GRUP MUSIK MELAYU SAYANG SENANDUNG Yusnelli Yusnelli; Ferry Herdianto
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v21i1.3681

Abstract

Malay art generally displays songs that have song ranges or tempo such as langgam and zapin. Likewise with the Malay art of Sayang Senandung always plays these two tempos in every show. However, there is something unique about Sayang Senandung where the two tempo forms are packaged using different instruments from other Malay forms. Tempo Langgam uses violin instruments (melodic instruments), bebano pasu, kompang, and tetawak as tempo control instruments, and in every show always plays the songs Dondang Sayang, Inang Cina and Serampang Laut. Tempo Zapin uses the string instrument, the violin as the carrier of the melody and filler and the Marwas and the tetawak as the instrument for cntrolling the tempo. The songs he often performed were zapin major and zapin minor.
INTERPRETASI VOKALIS TERHADAP FRASA BALUNGAN CÉNGKOK MATI Nanang Bayu Aji; Bambang Sunarto
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v21i1.3679

Abstract

Tulisan ini mengungkap kasus frasa balungan céngkok mati di dalam karawitan gaya Surakarta. Permasalahan yang akan dipaparkan terkait interpretasi vokalis terhadap frasa balungan céngkok mati. Pengumpulan data diperoleh dengan cara studi pustaka, wawancara, dan juga laboratoris. Analisis dilakukan dengan cara menafsirkan kembali pemikiran serta pengalaman pêngrawit vokalis yang diperoleh melalui realitas pragmatik. Penafsiran menggunakan metode interpretasi dan analisis garap. Vokal dalam ensambel gamelan mempunyai cara untuk menginterpretasi frasa balungan céngkok mati. Interpretasi tersebut digunakan dalam rangka mengeksekusi frasa balungan céngkok mati dengan garap balungan céngkok mati. Hal tersebut dikarenakan tidak semua frasa balungan céngkok mati dieksekusi dengan garap balungan céngkok mati. Kehadiran vokal mempunyai peranan penting dalam karawitan, khususnya peranan terhadap gending dan garap gending. Peranan penting vokal dalam sajian karawitan tertentu memposisikan vokal menjadi lebih berwenang dalam menginterpretasi frasa balungan céngkok mati. Kata kunci : vokalis, balungan céngkok mati,  interpretasi, peran, eksekusi
TRANSFORMASI SEKAR MACAPAT DURMA MENJADI GENDING KEMANAK ANGLIRMENDHUNG Suraji Suraji
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v21i1.3561

Abstract

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh informasi bahwa gending-gending JawaGaya Surakarta banyak yang dibentuk dari ‘sekar’ (tembang). Pembahasan dalamtulisan ini difokuskan pada hubungan yang terdapat pada sekar macapat Durmadan gendhing kemanak Anglirmendhung dengan cara membandingkan alur melodilagu vokal pada lagu sekar macapat Durma dengan gendhing kemanakAnglirmendhung. Studi ini berupaya untuk mendeskripsikan dan mencari korelasi antaragending kemanak Anglirmendhung dengan sekar macapat Durma. Adapun untukmembedah permasalahan tersebut, konsep garap digunakan pada studi ini karenaapa yang terjadi dalam persoalan tersebut sesungguhnya adalah hasil darikreativitas, imajinasi dan interpretasi para pengrawit. Di samping itu, landasanpemikiran Mas Ngabehi Warsapradangga digunakan dalam kerja analisisnya.Dasar pemikirannya adalah bahwa, dasar penciptaan gending pada awalnyabersumber dari lagu vokal (tembang). Ditemukannya jawaban atas permasalahantersebut tentu sangat bermanfaat bagi dunia karawitan, baik dari sudut pandangpraktik maupun keilmuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa, dengan membandingkan baris-barisdalam sekar macapat Durma terhadap kalimat lagu gendhing kemanakAnglirmendhung, serta memperhatikan alur melodi dan seleh-selehnya, adalahsalah satu bukti yang membenarkan pemikiran Mas Ngabehi Warsapradangga.

Page 1 of 1 | Total Record : 7