cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Teknik Sipil dan Arsitektur
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 278 Documents
PERAN TENAGA KERJA WANITA DALAM PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS DI SURAKARTA) Gunarso Gunarso; HERMAN SUSILA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.643 KB)

Abstract

Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam proyek konstruksi. Keberhasilan proyek ditentukan salah satunya adalah kualitas sumber daya manusia. Indonesia pada saat ini memasuki era bonus demografi yang ditandai dengan jumlah usia produktif lebih besar dari jumlah penduduk non produktif. Pada tahun 2016 jumlah jumlah total buruh/karyawan/pegawai dari 17 sektor pekerjaan sebanyak 45,8 juta orang dengan perbandingan tenaga kerja wanita separuh dari jumlah tenaga kerja laki-laki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar tenaga kerja wanita yang bisa terserap pada proyek konstruksi dan bagaimana peran tenaga kerja wanita pada proyek konstruksi di Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara, selanjutnya data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil yang diperoleh dari analisis data menunjukkan bahwa pada proyek konstruksi di Surakarta mampu menyerap tenaga kerja wanita 24,2% dari total jumlah tenaga kerja atau sepertiga dari tenaga kerja laki-laki. Kelompok umur tenaga kerja wanita didominasi oleh kelompok umur antara 41 tahun sampai 50 tahun. Tingkat pendidikan kebanyakan masih rendah yaitu tingkat SD. Untuk jenis tenaga kerja sebesar 95% tenaga kerja wanita adalah pekerja atau buruh.
COMPRESSIVE STRENGTH OF GEOPOLYMER LIGHTWEIGHT CONCRETE WITH COMPARISON OF RICE HUSK ASH AND ALKALI ACTIVATOR 50% -50% IN CURING TIME VARIATIONS KUKUH KURNIAWAN D.S; TEGUH YUONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.395 KB)

Abstract

Today, concrete is a very important building material material in construction. Geopolymers are concrete technologies that utilize polymerization reactions in the binding process. The main arrangement of this geoplimer material is silica and alumina (aluminum silica hydroxide). Silica material used is derived from inorganic materials that have high silica content. Rice husk ash is one of the industrial by-products that have high silica content. Rice husk ash resulting from burning bricks reaches a temperature of 400o C and has a silica content of around 85%. High silica content in rice husk ash can be used as a binding material in geopolymer concrete. The study carried out on lightweight geopolymer concrete rice husk ash with a ratio of rice husk and alkali activator ratio is 50%:50%, in the variation of curing time 12 hours and 24 hours. It was concluded that the compressive strength of geopolymer concrete from rice husk ash increases with the duration of curing time.
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IBUKOTA KECAMATAN (IKK) MIRI KABUPATEN SRAGEN PDAM TIRTO NEGORO KABUPATEN SRAGEN Luthfiana Annisa S.T; Agerippa Yanundara Krismani; ELVIS UMBU LOLO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.235 KB)

Abstract

PDAM Tirtonegoro Kabupaten Sragen merupakan badan usaha milik Pemerintah yang bergerak dalam usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih. Sesuai dengan Peraturan Daerah, tujuan pendirian PDAM Tirtonegoro Kabupaten Sragen adalah memberi pelayanan air bersih bagi seluruh masyarakat secara adil dan merata serta secara terus menerus untuk memenuhi norma pelayanan dan syarat-syarat kesehatan, serta sebagai sumber pendapatan asli daerah dan sebagai sarana pengembangan perekonomian dalam rangka pembangunan daerah. IKK Miri adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Sragen yang belum mempunyai jaringan air bersih dari PDAM Tirtonegoro Kabupaten Sragen. Dalam upaya peningkatan cakupan pelayanan, pdam Tirto Negoro kabupaten Sragen di tahun 2015 berencana memperluas cakupan pelayanan hingga 80% untuk perkotaan dan 60 % untuk pedesaan. Kecamatan Miri merupakan Kecamatan yang belum ada pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan dari PDAM. Masyarakat memperoleh air bersih dari sumur-sumur gali, belik-belik di tepian sungai yang kualitasnya kurang baik Kondisi kecamatan adalah daerah rawan air, pada saat musim kemarau sumber air dangkal mengalami penurunan drastis, sehingga kebutuhan air minum masyarakat sebagian harus dropping mobil tangki dari PDAM. IKK Miri berjarak kurang lebih 2 km dari jaringan eksisting PDAM, sehingga diperlukan Sistem Penyediaan Air Minum dengan perencanaan sesuai dengan kebutuhan penduduk sekitar. Rencana SPAM akan dibangun sumur dalam yang berlokasi di Desa Doyong Kecamatan Miri dan alat kelengkapan lainnya untuk mendukung kelancaran air PDAM sampai kepada pelanggan. Perencanaan jaringan perpipaan disimulasikan dengan software program Epanet 2.0  agar lebih mendukung keberhasilan sistem tersebut. Perencanaan juga dilakukan dalam pembuatan bangunan pelengkap air bersih seperti reservoir dan jembatan pipa. Semua data yang dibutuhkan dalam perencanaan system ini: proyeksi penduduk, panjang pipa, elevasi dan sebagainya digunakan untuk input data ke dalam program Epanet 2.0. Sumber air baku yang akan dipakai oleh PDAM adalah air sumur dalam yang direncanakan dibangun di Desa Doyong Kecamatan Miri dengan kebutuhan air pelanggan tahun 2014 sebanyak 1,85 L/dtk dan tahun 2034 sebanyak 26,85 L/dtk. Perencanaan sistem aliran distribusi air yang akan direncanakan menggunakan sistem pemompaan karena perbedaan topografi yang ada tidak dapat mendorong aliran air sampai daerah pelayanan.  
SIMULASI PENGARUH PENERAPAN REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING PILE CAP Putri Anggi Anggi Permata Suwandi
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.162 KB)

Abstract

Dalam menghadapi persaingan global, perusahaan konstruksi selain dituntut untuk memberikan nilai tambah (value) pada hasil pekerjaannya, juga dituntut untuk memberikan harga dengan penawaran terbaik pada konsumen. Value Engineering (VE) merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan efisiensi waktu dan biaya dalam pelaksanaan konstruksi tanpa mengurangi fungsi serta mutu pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui perbandingan waktu, perbandingan biaya dan mengetahui perbandingan jumlah tenaga kerja metode bekisting papan GRC dengan multiplek. Penelitian ini dibatasi pada pekerjaan bekisting pile cap. Berdasarkan tahapan VE maka yang akan dibahas dalam artikel ini adalah tahap evaluasi. Dari hasil penelitian, kesimpulannya adalah metode pemasangan bekisting dengan menggunakan papan GRC lebih mempercepat durasi waktu pemasangan sekitar 80%, biaya yang dibutuhkan metode pemasangan bekisting dengan menggunakan papan GRC lebih murah sekitar 22% dan bekisting multiplek membutuhkan tenaga lebih banyak daripada bekisting dari papan GRC. Kata kunci: value Engineering, biaya, waktu, tenaga kerja   Abstract To face the global competition the construction companies being required to provide added values to their work. They are being required to provide price with the best offer to consumers. Value Engineering (VE) is a method to make time and cost efficiency in construction implementation, without reducing the function and quality of work. The purposes of this research are, to find out the comparison of time, cost and the number of manpower, using the method of GRC board formwork and the multiplex formwork. This research is limited to pile cap formwork. Based on the VE stage, what will be discussed in this article is the evaluation stage. The conclusions are that the method of installation of GRC board formwork accelerates the installation time duration about 80%, the cost efficiency by the formwork installation method using GRC board is around 22%, and multiplex formwork requires more manpower than GRC board formwork.
POLA DAN GAYA ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN BUDAYA DALAM MENDUKUNG WISATA MINAT KHUSUS DI KOTA YOGYAKARTA INDRO SULISTYANTO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.25 KB)

Abstract

Sudah menjadi pemahaman umum bahwa Benda Warisan Budaya dan Cagar Budaya yang sarat dengan kandungan kesejarahan dan kebudayaan memiliki tingkat signifikan yang tinggi untuk dilestarikan. Kedudukan ini dipertegas dengan hadirnya seperangkat perundang-undangan yang sangat relevan dengan keperluan ini. Yang menjadi induknya adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Benda Cagar Budaya penting untuk dilestarikan adalah demi terpeliharanya jati diri setempat. Bagi Kota dan Kabupaten di Yogyakarta, jelas bahwa Benda Warisan Budaya dan Cagar Budaya yang menjadi salah satu cikal bakal hasil budaya leluhur, merupakan wujud identitas dan sumber kebanggaan bagi masyarakat yang tidak boleh dihilangkan. Bukan hanya kehidupan sosial budaya saja, melainkan juga segala artifak, petilasan dan benda-benda tinggalan yang gayut dengan kehidupan Benda Warisan Budaya dan Cagar Budaya dimasa lalu. Kedudukan Karya Arsitektur Cina memberi andil yang cukup signifikan dalam ikut membentuk Benda Warisan Budaya dan Cagar Budaya yang ada di Yogyakarta yang dapat ditengarai dari keragaman elemen-elemen Arsitekturnya. Pola dan Gaya Arsitektur Tradisional sebagai Kekayaan Budaya dalam Mendukung Wisata Minat Khusus di Kota Yogyakarta dilakukan dengan penalaran yang bersifat induktif, yang mendasarkan penelitian berdasarkan pengamatan sampai dengan penyimpulan, sehingga terbentuk generalisasi empirik. Tipe kajian in menerapkan tipe penelitian eksplikatif atau deskriptif. Eksplikatif atau deskriptif, yaitu memberikan gamabaran data arkeologi yang ditemukan, baik dalam kerangka waktu, bentuk, maupun keruangan serta mengungkapkan hubungan diantara berbagai variabel penelitianPendekatan yang diterapkan dalam kajian ini adalah pendekatan dalam ilmu studi Arsitektur. Salah satu pendekatan dalam studi Arsitektur adalah pendekatan kontekstual dalam perancangan Arsitektur. Melalui kajian ini diharapkan akan diperoleh gambaran tentang Pola dan Gaya Arsitektur Tradisional sebagai Kekayaan Budaya dalam Mendukung Wisata Minat Khusus di Kota Yogyakarta, meliputi elemen Arsitektur dan tampilan Arsitekturnya.
DEGRADASI FUNGSI RTH KAWASAN PERUMAHAN WONOREJO SURAKARTA PADA KONDISI THERMAL LINGKUNGAN ABITO BAMBAN YUUWONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.586 KB)

Abstract

Ruang terbuka hijau (RTH) pada kawasan perumahan sesuai amanat undang-undang wajib disediakan pertama bertujuan guna menjaga keseimbangan alam dan lingkungan antara lain dapat digunakan sebagai daerah penyangga guna penyerapan/peresapan air tanah, sebagai sarana penyerapan karbon dioksida sekaligus sebagai sarana penyediaan oksigen melalui proses fotosintesis oleh tanaman penghijauan yang ditanam pada ruang terbuka hiajau (RTH), guna menyerap radiasi sinar matahari / mengurangi tingkat kesilauan, sebagai ruang publik masyarakat sekitarnya yang dapat menjadi sarana ruang interaksi sosial, sebagai sarana berolah raga, berrekreasi atau hanya sekedar bersantai dsb. Kawasan perumahan pasca huni secara umum akan terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, Seiring perkembangan jumlah penduduk, peningkatan kebutuhan akan ruang, peningkatan kondisi sosial ekonomi, dan sebagainya hal ini seringkali telah mendorong terjadinya pergeseran / perubahan fungsi ruang terbuka hijau pada kawasan perumahan, hal ini sangat menarik untuk diteliti guna mengetahui seberapa besar dampak pengaruhnya terhadap penurunan kualitas lingkungan hunian. Obyek penelitian adalah RTH pada dikawasan perumahan Wonorejo Surakarta, dimana kawasan  perumahan ini telah dihuni lebih dari lima belas tahun, dan setelah limabelas tahun pasca huni ini telah banyak sekali terjadi / mengalami perubahan / pergeseran yang sangat nyata, terutama perubahan / pergeseran fungsi pada ruang terbuka hijaunya yang tidak sesuia amanat undang-undang.. Guna mengetahui perubahan kondisi thermal pada Penenelitian ini akan dilaksanakan dengan mengkomparasikan data hasil pengamatan kondisi lingkungan pada tahun 2018 dengan hasil pengamatan lingkungan pada tahun 2003 kemudian dianalisis guna mengetahui seberapa besar perubahan kondisi thermal lingkungan yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa degradasi perubahan fungsi ruang terbuka hijau (RTH) pada kawasan perumahan wonorejo telah memicu terjadinya perubahan kondisi thermal lingkungan.
REDESAIN LINGKUNGAN KANTOR DESA KENALAN BERBASIS KONSTRUKSI SEDERHANA DAN PEMANFAATAN BAHAN BANGUNAN LOKAL AGUSTINA WARDANI; RATRI SEPTINA SARASWATI; FAJRI FERDIANSYAH
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.597 KB) | DOI: 10.36728/jtsa.v24i1.817

Abstract

Berangkat dari permasalahan bahwa bangunan di kompleks Kantor Kepala Desa Kenalan sudah memerlukan penyesuaian, dengan  redesain bangunan sehingga tercipta efisiensi lahan di lingkungan Kantor Desa Kenalan. Setelah menjadi desa wisata di tahun 2017, dan dibangunnya Balai Ekonomi Desa (Balkondes) sebagai prasarana pariwisata oleh BUMN, bersebelahan dengan kantor Pemerintah Desa Kenalan, Aktivitas warga meningkat dengan mulai berdatangannya pengunjung, dan akibat keterbatasan lahan pengunjung memarkir kendaraannya di halaman kantor desa. Dampaknya timbul ketidaknyamanan di lingkungan kantor, terutama bagi kegiatan sekolah PAUD. Pemecahan masalah utama lingkungan PAUD dengan pembuatan desain bangunan baru sehingga murid bisa beraktifitas belajar dan bermain di dalam ruang kelas maupun di taman tanpa terganggu. Lahan yang tersedia sangat terbatas dan memiliki kontur cukup ekstrim, tetapi memiliki potensi alam sungai dan kebun yang memberikan iklim sejuk. Maka dibuat desain bangunan yang menyesuaikan kondisi tersebut, memperhatikan kekuatan konstruksi, estetika, tetapi juga efisiensi bahan, Pada bagian lahan berkontur menggunakan ketinggian lantai berjenjang, sehingga dapat membentuk bangunan dua lantai, dengan fungsi PAUD di dasar dan kantor desa di lantai atas. Bangunan didesain menggunakan konstruksi batu kali, dinding bata, dan memanfaatkan udara alami dengan ventilasi bersilang sehingga memberi keamanan dan kenyamanan pengguna. Pembuatan ramp sebagai pengganti tangga dan pemagaran tepi sungai untuk keamanan siswa.
EKSISTENSI DAN KEBERLANJUTAN KAMPUNG JOGLO DALAM MASYARAKAT, BUDAYA DAN LINGKUNGAN ASLINYA BAJU ARIE WIBAWA; KURNIA WIDIASTUTUI; VELMA NINDITA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.712 KB) | DOI: 10.36728/jtsa.v24i1.819

Abstract

Joglo merupakan arsitektur tradisional sebagai representasi budaya Jawa terpopuler. Hambatan utama adalah pada aspek keberlanjutannya dalam menghadapi pengaruh global. Akibatnya, eksistensinya di masa mendatang hanya akan tertinggal pada “museum” yang terlepas dari masyarakat/budaya aslinya. Kampung Joglo di Pondokrejo ini sangat unik (anomali) karena ekesitensi rumah joglo masih sangat banyak dan tetap tumbuh. Penelitian ini mendata eksistensi rumah-rumah joglo yang ada serta menganalisis pada empat pilar keberlanjutan (sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya). Pendekatan kualitatif dilakukan pada tahap pendataan dan analisis bangunan, serta dilanjutkan kualitatif melalui wawancara mendalam untuk menganalisis keberlanjutannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi dan jumlah rumah joglo masih sangat banyak dan tetap bertambah dari tahun ke tahun. Semua pilar keberlanjutan adalah terlihat dan jelas dalam lingkungan ini, sehingga dapat menjelaskan eksistensi dan berkelanjutannya.
PELAKSANAAN K3 PADA PROYEK PEMBANGUNAN INTERCHANGE BOYOLALI HERMAN SUSILA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.656 KB) | DOI: 10.36728/jtsa.v24i1.820

Abstract

Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang syarat dengan resiko kecelakaan kerja. Dari sumber-sumber literatur diperoleh data bahwa Kecelakaan kerja pada sektor konstruksi merupakan sektor tertinggi  dalam kecelakaan kerja di Indonesia. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana pelaksanaan keselamatan kerja pada proyek konstruksi. Dalam Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek Pembangunan Interchange Boyolali. Penelitian dilakkukan dengan metode deskriptif. Data diambil melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan questioner. Pengamatan dilakukan pada lokasi kerja, pekerjaan galian tanah, pekerjaan talud, pekerjaan tanah urug, pekerjaan pemadatan tanah dan pekerjaan beton. Hasil analisis data didapat 7 item tindakan K3 dari 10 item tindakan K3 dilokasi kerja sudah dilaksanakan. Tindakan k3 yang belum dilaksanakan adalah memberi barikade pada daerah berbahaya, memberri tanda yang jelas pada daerah berbahaya dan lokasi tidak rapih. Hasil analisi mean jawaban rensponden dalam hal penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) sebesar 2,36. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan K3 pada proyek Pembangunan Interchange Boyolali adalah kurang.
BUILD ABILITY DAN DESIGNABILITY SEBAGAI COMPETITIVE ADVANTAGE DI ERA PERDAGANGAN BEBAS INDRO SULISTYANTO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.911 KB) | DOI: 10.36728/jtsa.v24i1.821

Abstract

Perdagangan bebas ditandai dengan semakin tingginya mobilitas sumberdaya manusia, modal, teknologi, dan informasi. Komoditi yang diperdagangkan tidak lagi terbatas pada barang dan jasa yang secara telanjang dapat dinikmati oleh indera manusia, berupa perangkat-perangkat keras, tetapi akan mulai merambah pada perangkat lunak atau hak cipta intelektual.Dunia jasa konstruksi dituntut untuk dapat berperan dalam bentuk upaya penanganan proses rancang-bangun secara profesional. Salah satu kendali yang dapat digunakan dalam menunjang profesi dalam rancang-bangun di bidang jasa konstruksi adalah penerapan prinsip-prinsip perancangan dan pelaksanaan pembangunan dalam kesatuan proses membangun . Kegiatan rekayasa bangunan perlu kesiapan dari sejak studi kelayakan, perancangan, pengadaan barang, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, dan lingkungan hidup-termasuk di dalamnya lingkungan binaan.Sebagai pemeran kunci dalam layanan jasa konstruksi, Arsitek merupakan salah satu tenaga ahli yang memberikan kontribusi menentukan di bidang rancang-bangun, dan diharapkan dapat secara profesional berperan pada  perancangan dan rekayasa bangunan. Kemampuan profesional ini merupakan salah satu syarat penting untuk mampu bersaing secara bebas dalam era perdagangan bebas. Wawasan Arsitek yang secara profesional mampu menghayati dan menuangkan ide-gagasannya secara runtut dalam kesatuan proses pembangunan yang sistematik, diharapkan dapat menjadi modal dalam mengikuti persaingan bebas, khususnya pada proses perancangan dan rekayasa bangunan. Ada beberapa kelemahan yang sering terjadi dalam proses rancang bangun,  berupa kurangnya wawasan Arsitek, baik dari sisi latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, upaya pengembangan wawasan, variasi jenis pekerjaan, dan perannya dalam organisasi-profesi, yang mampu secara menyeluruh dan runtut menggunakan proses pembangunan melalui penerapan prinsip-prinsip perancangan dan rekayasa bangunan. Kondisi tersebut perlu diantisipasi, khususnya  akan semakin meningkatnya persaingan dengan layanan jasa konstruksi asing, dengan tenaga ahli yang memiliki tingkat penguasaan informasi, teknologi, dan modal yang memiliki potensi besar untuk melakukan persaingan di era perdagangan bebas. Kata kunci: Arsitek, Prinsip perancangan, Prinsip rekayasa  

Page 1 of 28 | Total Record : 278


Filter by Year

2001 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 28 No. 2 (2023): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 28 No. 1 (2023): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 27 No. 2 (2022): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 27 No. 1 (2022): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 26 No. 2 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 26 No. 1 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 25 No. 2 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 25 No. 1 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 24 No. 2 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 22 No. 26 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 21 No. 25 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 20 No. 24 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 19 No. 23 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 18 No. 22 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 17 No. 21 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 16 No. 20 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 15 No. 19 (2014): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 14 No. 18 (2013): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 13 No. 17 (2013): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 12 No. 16 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 11 No. 15 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 10 No. 14 (2011): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 9 No. 13 (2011): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12A (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12 (2010): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 7 No. 11 (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 5 No. 9 (2008): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 5 No. 9.A (2008): JURNAL TEKNIL SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 4 No. 8 (2007): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 3 No. 7 (2006): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 2 No. 6 (2003): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 2 No. 5 (2003): JURNAL TEKNIL SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 2 No. 4 (2002): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 2 No. 2 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 3 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 2 (2001): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR More Issue