cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
International Conference on Languages and Arts
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Proceeding of the International Seminar on Languages and Arts is published by Faculty of Languages and Arts of State University of Padang (FBS Universitas Negeri Padang).
Arjuna Subject : -
Articles 42 Documents
Search results for , issue "Proceeding of the 1st ISLA 2012" : 42 Documents clear
Sudah Profesionalkah Guru Kita? Sebuah Refleksi terhadap Fenomena yang Ditemukan di Lapangan Novia Juita
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 1st ISLA 2012
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini diangkat dari beberapa fenomena yang ditemukan di lapangan sebagai tindak lanjut dari adanya program sertifikasi guru. Seorang guru yang sudah disertifikasi harus menjalankan sejumlah kewajiban sebagai konsekuensi bahwa guru yang bersangkutan sudah disertifikasi dan menerima tunjangan profesi. Isu yang paling santer adalah adanya kewajiban mengajar sebanyak 24 jam perminggu. Akibatnya, para guru sibuk memenuhi tuntutan ini. Ada yang harus mencari jam mengajar tambahan ke berbagai sekolah swasta, dan ada pula yang justru mengambil sebagian jam guru mata pelajaran sejenis yang belum disertifikasi. Pertanyaan yang muncul, apakah dengan mengajar 24 jam perminggu tuntutan keprofesionalan yang dimaksud di dalam Undang-Undang sudah terpenuhi? Fenomena lain yang ditemukan berupa persepsi yang keliru atau kurang tepat terhadap program sertifikasi. Ketika guru mengikuti program sertifikasi (PLPG), sudah lulus sertifikasi, otomatis predikat guru profesionalpun diperoleh, selesai pulalah segalanya, dalam arti guru enggan lagi untuk menambah ilmu dan wawasan. Ketika diadakan tes kompetensi, barulah banyak pihak kaget. Selanjutnya, dari hasil pengamatan di lapangan dan wawancara dengan para guru terungkap pula bahwa masih banyak guru yang belum menguasai secara baik konsep materi yang seharusnya mereka kuasai sesuai dengan yang tercantum di dalam kurikulum. Dalam pelatihan Guru-guru sekolah menengah yang mata pelajarannya di-UN-kan yang diadakan oleh Pascasarjana UNP belum lama ini terungkap bahwa masih banyak materi yang belum terkuasai dengan baik oleh guru. Kata kunci: profesionalisme guru, sertifikasi, karakteristik guru profesional, bahasa Indonesia
Designing the Teaching Model for Reading Class at Senior and Junior High School Jufri Syahrudin
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 1st ISLA 2012
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reading is one of the English language skills taught to the students at junior and senior high schools in  Indonesia. Based on the current syllabus, known as Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), the teaching of reading at junior and senior high schools is based on genre or kinds of texts.  In reading class, the students are provided with competences as stated in Competence Standard (Standar Kompetensi) and Basic Competence (Kompetensi Dasar) of  the syllabus.  In this case, the product of reading class is that the students are able to comprehend some kinds of texts, such as narrative, recount, descriptive, procedure text and so forth. To gain the goal of teaching reading, a teacher should design a teaching model by selecting and using appropriate methods or technique and media and related teaching activities. The method or technique and media chosen will determine the teacher’s success and the students’ achievement in the reading class. The method and media, however, are not sufficient to achieve the teaching objectives. The more important aspect the teacher should prepare is the teaching and learning activities to help the students gaining the needed competences as demanded by Kompetensi Dasar in the syllabus. For this purpose, the writer discusses how a teacher designs Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) or Lesson Plan by referring to syllabus and how the plan can be implemented in the classroom. For this purpose, the writer gives a model of reading activities which can be applied by the teacher and how those activities are done according to the teaching stage in reading class.
Menakar Fungsi Dulce Et Utile Karya Sastra Remaja Indonesia Muhammad Al-Hafizh
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 1st ISLA 2012
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah karya sastra tidak diciptakan dalam suatu kekosongan, tetapi diciptakan karena dibutuhkan oleh manusia. Sastra memiliki fungsi dulce et utile; mempunyai fungsi ganda untuk menghibur sekaligus bermanfaat bagi manusia. Sastra menghibur dengan cara menyajikan keindahan dan imajinasi, selain itu sastra juga memiliki unsur didaktis sebagai sarana untuk menyampaikan pesan pengajaran tentang nilai-nilai kebaikan. Ada tiga komponen yang berperan penting dalam mengkomunikasikan fungsi tersebut; pengarang sebagai pengirim pesan, karya sastra itu sendiri sebagai isi pesan, dan pembaca sebagai penerima pesan yang tersirat dalam karya sastra. Seiring dengan dinamika perkembangan zaman, fungsi karya sastra remaja Indonesia juga mengalami perobahan. Tulisan ini mengupas transformasi fungsi dulce et utile karya sastra remaja Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa bacaan remaja (salah satunya karya sastra remaja) telah membentuk selera remaja. Mereka lebih senang jadi model atau bintang sinetron yang terkenal sehingga lebih cepat dapat uang. Dan karya sastra remaja memfasilitasinya dengan mengangkat tema seputar kehidupan remaja dan bahasa remaja. Sebagai akibatnya, karya sastra remaja lebih cendrung menekankan pada aspek hiburan (dulce) dan lemah pada sisi manfaat (utile). Karya sastra tersebut dianalisa dengan cara melihat kecendrungan ideologi pengarang, tema sentral karya sastra dan relevansinya dengan semangat zaman, serta bagiamana penerimaan masyarakat pembaca terhadap karya tersebut. Hasil tulisan ini  diharapkan dapat berkontribusi dalam menekankan pentingnya bagi kita untuk terus mempertahankan fungsi menghibur dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam karya sastra.   Kata kunci: karya sastra remaja,dulce et utile,ideologi sastra
Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah: Merancang pembelajaran membaca dan menganalisis fiksi Hasanuddin WS Hasanuddin WS
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 1st ISLA 2012
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini berisi pembahasan tentang hakikat pembelajaran sastra di sekolah menengah di Indonesia, khususnya pembelajaran apresiasi prosa/fiksi Indonesia. Hal utama lain yang dibahas di dalam makalah ini adalah persoalan kompetensi pengetahuan dan pengalaman sastra yang harus dimiliki guru agar guru mampu menjadikan siswanya beroleh pengetahuan dan pengalaman bersastra pula. Pembahasan ini dilandasi pandangan bahwa baiknya apresiasi siswa terhadap sastra, termasuk apresiasi terhadap prosa/fiksi Indonesia disebabkan dimilikinya kompetensi pengalaman dan pengetahuan bersastra oleh siswa. Anggapan ini menimbulkan konsekuensi bahwa guru yang mengajarkan apresiasi prosa/fiksi Indonesia harus terlebih dahulu memiliki kompetensi pengalaman dan pengetahuan tentang prosa/fiksi Indonesia. Guru yang memiliki kompetensi seperti inilah yang diperkirakan layak mengajarkan apresiasi prosa/fiksi. Dengan menyinggung bagaimana upaya beroleh pengalaman dan pengetahuan sastra, makalah ini menguraikan secara khusus penerapan pembelajaran apresiasi prosa/fiksi dengan dasar pemikiran bahwa karya sastra keberadaannya ditandai oleh terjadinya hubungan langsung antara pembaca (baca: siswa) dengan wacana yang dibacanya. Dengan demikian harus sadari sepenuhnya bahwa hakikat dariapresiasi sastra adalah membaca.
Pembelajaran Seni Budaya di Era Global (Sebuah Tantangan Baru yang Dihadapi oleh Pendidik Seni) Ramalis Hakim
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 1st ISLA 2012
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.763 KB)

Abstract

Pembelajaran Seni dan budaya dewasa ini  menghadapi  berbagai mas­alah baik dari sisi konsep teoretik maupun dari sisi praktik pem­belajaran di sekolah. Ber­bagai kajian telah banyak mencoba mene­la­ah permasalahan pembelajaran ter­sebut, baik berupa hasil pene­litian maupun hasil diskusi para pakar dan pen­didik seni. Kajian tersebut telah menemukan berbagai masalah dan peme­cahan­nya untuk ditindak lanjuti oleh berbagai pihak yang terlibat dalam pem­belajaran seni dan budaya. Pergeseran paradigma mau­pun filosofi pembelajar­an seni telah terjadi akibat perkembangan ilmu, tek­nologi, dan seni yang sangat pesat. Hal ini menjadi mas­alah utama dan sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi oleh para praktisi seni disekolah.
PENERAPAN TEKNIK PRESENTASI MATERI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER GANJIL 2011 UNIVERSITAS RIAU Hasnah Faizah
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 1st ISLA 2012
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan teknik  pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap  proses dan hasil pembelajaran. Oleh karena itu,  seorang dosen yang profesional harus bisa memilih teknik yang tepat, supaya tuntutan hasil pembelajaran tercapai secara optimal. Penelitian ini menggunakan  teknik presentasi materi untuk meningkatkan hasil pembelajaran Arab Melayu. Setiap mahasiswa harus mampu mempresentasikan materi-materi yang sudah ditetapkan oleh dosen yang berpedoman pada silabus mata kuliah Arab Melayu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.  Data dalam  penelitian ini dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, evaluasi, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo  dan dokumen resmi lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia FKIP  2011, sedangkan sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester ganjil yang mengambil mata kuliah Arab Melayu sebanyak lima puluh orang.  Penelitian ini terdiri atas dua siklus. Hasil pembelajaran pada siklus pertama masih terdapat empat orang mahasiswa yang belum optimal. Hasil pembelajaran pada siklus kedua, semua mahasiswa  sudah mencapai optimal. Berdasarkan hasil penelitian terdapat  peningkatan hasil belajar Arab Melayu dengan menggunakan teknik presentasi materi. Jadi, ada hubungan yang signifikan antara teknik presentasi materi dengan  kemampuan pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Arab Melayu.   Kata Kunci: Teknik Presentasi Materi, Pembelajaran Arab Melayu dan PTK
Pemanfaatan Internet sebagai Media Pengajaran Bahasa dan Sastra dalam Menghadapi Pendidikan Global Marlini Marlini; Malta Nelisa
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 1st ISLA 2012
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari pemanfaatan internet sebagai media pengajaran bahasa dan sastra dalam menghadapi pendidikan global adalah untuk mendorong semua pendidik  untuk mulai mengeksplorasi kreatifitasnya. Media pengajaran bahasa dan sastra tidak hanya berupa papan tulis, kapur, buku, media cetak, tetapi disarankan juga kepada pendidik untuk menggunakan internet. Penggunaan internet sebagai media diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan peserta didik. Penggunaan internet dalam menunjang pembelajaran bahasa merupakan suatu keharusan, bukan hanya untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran. Dengan menggunakan internet, pendidik tidak lagi bergantung pada metode yang tradisional, pendidik dapat mengeksplorasi dan mentransfer kisi-kisi mengajar dengan memanfaatkan informasi di internet. Proses belajar-mengajar yang sebelumnya didominasi oleh pendidik menjadi berbalik, pendidik hanya memotivasi peserta didik untuk aktif. Dalam konteks pengajaran bahasa dan sastra, pemanfaatan internet, dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran, yang diharapkan dapat memberikan kepuasan public dengan memberikan layanan yang prima dengan hasil sesuai dengan standar dan tujuan yang diharapkan. Kata kunci: internet, media pemblajaran, pengajaran bahasa dan sastra, pendidikan
Perencanaan dan Disain Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang Efektif dan Kreatif di Sekolah dan Perguruan Tinggi melalui Penggunaan Media dan Teknologi Informasi yang Variatif dan Komunikatif Irdawati Irdawati
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 1st ISLA 2012
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran Teater yang Aneh Tapi Nyata Yusra D Yusra D
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 1st ISLA 2012
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.221 KB)

Abstract

Kegiatan pembelajaran masih saja menjadi perbincangan yang tidak pernah putus. Kenyataan seperti ini tentu sangat wajar karena dalam kegiatan pembelajaran banyak komponen yang terkait di dalamnya dan banyak faktor yang menentukan keberlangsungannya. Hal yang aneh justru mungkin adalah konteks pembelajaran teater yang berlangsung di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, PBS, FKIP Unibersitas Jambi. Di program studi ini, sejak tahun 2005 telah diberlakukan kurikulum bermuatan keterampilan tambahan. Lulusannya tidak hanya dipersiapkan sebagai calon guru bahasa dan sastra Indonesia. Mereka telah dibekali dengan mata kuliah yang diberi nama kelompok mata kuliah berkehidupan kampus sebagai mata kuliah pilihan. Tujuannya membekali mahasiswa dengan pilihan sesuai dengan bakat mereka. Satu di antara kelompok mata kuliah ini adalah kelompok keteateran. Mata kuliah ini ditawarkan di semester tiga sampai tujuh. Jumlah SKS-nya 10. Mata kuliahnya adalah Acting, Managemen Produksi, Desain Produksi, Penyutradaraan, dan Pertunjukan. Terkesan aneh penataan kurikulum ini karena untuk melakukan pertunjukan teater, mahasiswa hanya mengikuti lima mata kuliah. Tetapi, inilah sebuah relaitas yang aneh tapi nyata. Lima tahun berjalan sejak kurikulum ini diterapkan, mahasiswanya sudah menampilkan pertunjukan di Institut Kesenian Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung. Ini terwujud karena kemauan, kerja keras, dan keinginan untuk menimba ilmu dan pengalaman yang besar. Atas dasar pemikiran dan pengalaman ini, maka pada dasarnya tidak ada yang aneh dalam dunia teater meskipun masih banyak orang yang mengatakan bahwa “orang teater” adalah “orang yang aneh-aneh”. Begitu juga halnya dengan pengajaran teater, tidak ada yang tidak mungkin, tidak ada yang tidak masuk akal, dan tidak ada yang aneh,  asalkan ada usaha, keamauan, dan kerja keras. Kata-kata kunci: teater, aneh tapi nyata
Menulis Cerpen dengan Bagan (Sebuah Model Pembelajaran Integratif Bahasa-Sastra) Utami Dewi Pramesti
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 1st ISLA 2012
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia sesuai KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran) yang digunakan pada tahun ajaran 2012 dan 2013 saat ini adalah siswa mampu atau terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa siswa tersebut muncul dalam empat aspek, yakni aspek membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dalam kurikulum tersebut, pembelajaran bahasa dan pembelajaran sastra diuraikan secara terpisah. Kendatipun pembelajaran bahasa dan sastra diuraikan secara terpisah, guru tidak berarti harus memisahkan kedua aspek tersebut dalam pembelajaran di kelas. Jika guru dapat mengintegrasikan kedua aspek tersebut dengan baik, pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif, menarik, dan bermakna. Pengintegrasian pembelajaran bahasa-sastra salah satunya dapat dilakukan dengan model pembelajaran bagan pada saat materi menulis cerita pendek (cerpen). Bagan merupakan bagian dari materi keterampilan berbahasa, sedangkan menulis cerpen berada pada lingkup pembelajaran sastra. Bagi sebagian besar siswa, menulis merupakan materi yang cukup sulit. Kesulitan menulis terutama dalam pengungkapan ide, pemikiran, dan gagasan yang berada di pikiran siswa. Oleh karena itu, siswa seringkali tidak atau kurang bisa mengembangkan pikiran dalam kalimat-kalimat secara tertulis.  Kesulitan demikian pula terjadi ketika pembelajaran menulis cerpen. Gagasan yang dituangkan siswa sangat singkat dan tidak berkembang. Dengan bagan, siswa terbantu untuk membuat suatu cerita yang runtut, sistematis, dan menarik.