cover
Contact Name
Firda Zulivia Abraham
Contact Email
fird007@kominfo.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
fird007@kominfo.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
ISSN : 14108283     EISSN : 2527693X     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Journal of Press Research and Development Communicatarion is a journal aims to be a leading peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on Communication and Informatics as well as related topics that has neither been published elsewhere in any language, nor is it under review for publication anywhere
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 20 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan" : 5 Documents clear
Acara ‘Let Me In’: Cara Baru Mempromosikan Bisnis Tabu Amida Yusriana; Mutia Rahmi Pratiwi; Mukaromah Mukaromah
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1314.569 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i1.39

Abstract

Plastic Surgery is a new huge phenomena in the cosmetics business world nowadays. There are many new ways to fix the appearance of a human. Augmentation Rhinoplast, Blunt Tip, Protruding Mouth Surgery, Forehead Augmentation, Jaw Bone Reduction, Cheek Bone Reduction and Epicanthoplasty are the most demanded process among the plastic surgery consumers. Even though more and more world celebrity did the plastic surgery, but it hasn’t changed most of people’s opinion about this whole process. They still consider it as taboo. South Korea is the best country when it comes to plastic surgery technology. To boost the selling of this taboo business, South Korea has made one step ahead in promotion by creating a show named ‘Let Me In’. It has been airing since 2012. Let Me In chooses patients who have health issues. The aim of this research is to depict how is ‘The Let Me In’ show frames plastic surgery business. The analyzes are performed by constructivism paradigm and Framing Analysis method. This research shows that ‘Let Me In’ add a new atribute for plastic surgery as product, put it as primary need of human beings and add emotional story in each episodes. Keywords: Let Me In, Plastic Surgery, South Korea, Taboo Business ABSTRAK Saat ini bedah plastik menjadi fenomena besar dalam dunia bisnis kosmetik. Ada banyak cara yang dapat digunakan seseorang untuk dapat memperbaiki penampilan. Salah satunya dengan melakukan bedah plastik. Di antara banyak macam bedah plastik, beberapa di antaranya adalah Augmentation Rhinoplast, Blunt Tip, Protruding Mouth Surgery, Forehead Augmentation, Jaw Bone Reduction, Cheek Bone Reduction and Epicanthoplasty. Meskipun semakin banyak selebriti dunia yang melakukan proses ini, namun tidak cukup mengubah opini masyarakat akan fenomena bedah plastik sebagai hal tabu. Korea Selatan sebagai negara yang memiliki teknologi bedah plastik terdepan berusaha menjual bisnis tabu ini dengan membuat langkah baru dengan membuat acara tv berjudul ‘Let Me In’ dan telah ditayangkan sejak tahun 2012. Proses dari ‘Let Me In’ adalah dengan memilih calon pasien yang memiliki masalah kesehatan akan tubuh tertentu. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana bedah plastik dibingkai dalam acara ‘Let Me In’. Analisa dilakukan dengan menggunakan paradigma konstruktivisme dan metode analisis framing. Hasil penelitian menunjukan bahwa acara ini berhasil mempromosikan bedah plastik dengan menambahkan atribut kesedihan, mengubah operasi plastik sebagai kebutuhan primer dan membangun emosi penontonnya. Kata Kunci: Let Me In, Bedah plastik, Korea Selatan, Bisnis Tabu
Lingkup Regulasi Media dalam Lanskap Global Pandan Yudhapramesti
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.596 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i1.40

Abstract

The use of media in a variety of platforms, continues to increase globally. As it is, many problems arise, such as the increase in cyber crime, the number of lawsuits as well as an increase in people who are subject to the penalties for actions in the cyber world. This paper is the result of literature research on the study of media regulation trends. The focus of research aimed at: a) Current issues related to media policy in the global landscape, b) Trends on research issues of media studies, and c) an alternative method in the study of media regulation. The focus of research directed its relevance to the context of Indonesia. The study concluded that study of media regulation should aim to understand the current issues in the media, including efforts to find ideas solutif due to the development of a multi-dimensional global landscape, as well as issues that arise as a result of the user interaction media between the state and the nations. Trends issue generally highlighted are: 1) The policy of media, freedom of expression and citizenship, 2) media policy and institutional design, 3) media policy and the state media, as well as 4) the problems arising from the transformation of technology and global interactions. Recent developments in the media and global digital landscape has prompted numerous new problems, thus demanding the emergence of alternative methods, such as method of comparison or comparative studies and policy analysis method is based on a system perspective. Keywords: Media Studies, Media Policy, The Digital Era, Global Era ABSTRAK Penggunaan media dalam berbagai platform, terus meningkat secara global. Seiring hal tersebut, berbagai masalah muncul, seperti peningkatan kejahatan siber, jumlah tuntutan hukum serta peningkatan orang yang dikenai hukuman akibat tindakan di dunia siber. Makalah ini merupakan hasil penelitian kepustakaan mengenai tren kajian regulasi media. Fokus penelitian diarahkan pada: a) persoalan-persoalan mutakhir terkait kebijakan media dalam lanskap global, b) Tren tentang isu-isu penelitian kajian media, serta c) Metode alternatif dalam kajian regulasi media. Fokus penelitian diarahkan relevansinya kepada konteks Indonesia. Kajian ini menyimpulkan bahwa, kajian regulasi media perlu diarahkan untuk memahami persoalan mutakhir pada media, termasuk upaya menemukan gagasan solutif akibat perkembangan multi dimensi dalam lanskap global, serta persoalan yang muncul akibat interaksi pengguna media antar negara dan bangsa. Tren isu yang umumnya disoroti adalah: 1) Kebijakan media, kebebasan berekspresi (freedom of expression) dan citizenship, 2) kebijakan media dan desain institusional, 3) Kebijakan media dan media pemerintah, serta 4) masalah-masalah yang muncul akibat transformasi teknologi dan interaksi global. Perkembangan mutakhir media dalam lanskap digital dan global telah memunculkan berbagai persoalan baru, sehingga menuntut lahirnya metode-metode alternatif, seperti metode perbandingan atau studi komparasi serta metode analisis kebijakan berdasarkan perspektif sistem. Kata kunci: Kajian Media, Kebijakan Media, Era Digital, Era Global
Pengalaman Masyarakat Adat Boti Dalam Memanfaatkan Media Rakyat Untuk Pembangunan Petrus Ana Andung; Hotlief Arkilaus Nope
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.795 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i1.41

Abstract

Bonet is one of local wisdoms of Boti tribe that is also used as a traditional communication media to deliver messages of development. This study was conducted to find out the experiences of Boti Tribe in using Bonet as a traditional medium of communication in order to stimulate and increase community participation in rural development. This study used a qualitative approach using the phenomenological method. The Boti government in collaboration with the King of Boti has consistently used Bonet as an alternative medium of communication to convey various messages about development. In addition, according to the real experience of Boti local government, Bonet is considered as a powerful media to increase community participation in rural development. Keywords: Local Wisdom, Bonet, Phenomenological, Participation in Development ABSTRAK Bonet merupakan salahsatu kearifan lokal masyarakat adat Boti yang dimanfaatkan sebagai saluran komunikasi tradisional guna menyampaikan pesan-pesan pembangunan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman masyarakat adat Boti dalam menggunakan bonet sebagai saluran komunikasi tradisional guna memacu serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode fenomenologi. Pemerintah Boti bekerjasama dengan Raja Boti, secara konsisten telah memanfaatkan Bonet sebagai media alternatif guna menyampaikan berbagai pesan pembangunan. Tidak hanya itu saja. Berdasarkan pengalaman nyata dari Pemerintah Desa Boti, penggunaan Bonet dianggap cukup ampuh memacu dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Kata kunci: Kearifan Lokal, Bonet, Fenomenologi, Partisipasi dalam Pembangunan
Stereotipe, Prasangka dan Dinamika Antaretnik Ilyas Lampe; Haslinda B. Anriani
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.891 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i1.42

Abstract

Ethnic identity is a differentiator that is primordial that is often used to establish an association to a particular group, as ingroup or outgroup that in the local context the plural is called the "Kitorang" or "kamorang". Ethnic identity is a true socio-cultural construction, which can be changed, uncertain and impermanent. Ethnicity is an expression of past products, the rise of the same origin, social relations, and similarities in cultural values ​​and traits such as language and religion. However, despite ethnic identity can change it may cause birth stereotypes and prejudices even turn into violent conflict. This research is to unravel the relationship between ethnic Kaili (native) and ethnic Bugis (entrants) in the city of Palu. This study used a qualitative method with informants selected from academia (anthropologist), students and community leaders Kaili and Bugis. The results showed that the various stereotypes that appear in both ethnically both positive and negative. Meanwhile there are also prejudices that accompany the relationship and communication between the two ethnic groups, although there has been a culturals and economic interconnections since hundreds of years ago. Even since the 1990s until recent year violent conflicts ethnic background, whose roots are suspected due to economic disparities between Kaili and Bugis ethnic population, such as the conflict in the Market Masomba and Inpres Market. Keywords: Prejudice, Stereotype, Ethnic Identity, Intercultural Communication. ABSTRAK Identitas etnik merupakan pembeda yang bersifat primordial yang seringkali digunakan untuk menetapkan asosiasi pada kelompok tertentu, sebagai ingroup atau outgroup yang dalam konteks lokal jamak disebut dengan istilah “kitorang” atau “kamorang”. Identitas etnik sejatinya merupakan konstruksi sosial budaya, yang dapat berubah, tidak pasti dan tidak kekal. Etnisitas merupakan ekspresi dari produk masa lalu, kebangkitan asal-usul yang sama, hubungan sosial, dan kesamaan dalam nilai-nilai budaya dan ciri-ciri seperti bahasa dan agama. Namun identitas etnik kendati dapat berubah ia dapat menyebabkan lahirnya stereotipe dan prasangka bahkan berubah menjadi konflik kekerasan. Penelitian ini mengurai relasi antara etnik Kaili (pribumi) dan Etnik Bugis (pendatang) di Kota Palu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan informan yang dipilih dari kalangan akademisi (antropolog), mahasiswa dan tokoh masyarakat Kaili dan Bugis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beragam sterotipe yang muncul pada kedua etnik baik yang positif maupun negatif. Sementara itu masih terdapat pula prasangka yang menyertai relasi dan komunikasi antar kedua etnik, kendati telah terjadi persinggungan budaya dan ekonomi sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan sejak tahun 1990 an hingga beberapa tahun terakhir terjadi konflik kekerasan berlatarbelakang etnik, yang akarnya ditengarai akibat ketimpangan ekonomi antara penduduk etnik Kaili dan Bugis, misalnya saja konflik di Pasar Masomba dan Pasar Inpres. Kata kunci: Prasangka, Stereotipe, Identitas Etnik, Komunikasi Antarbudaya
Strategi Marketing Politik Hary Tanoesoedibjo Dalam Usaha Membangun Personal Branding Politik Hartini Basaria Natasya Sitanggang; Awang Dharmawan
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.141 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i1.43

Abstract

Today, many people have already used new media for doing their activities, includes communicating. The benefits in opening the edges each humans and using the innovating technology makes the new media usually used by citizen. These concerns are used by the politic consultant to promote some political parties or some candidates. HaryTanoesoedibjo is one of media businessman in Indonesia who tries to take his way becoming a politician. To increase his electability in politic, a politic consultant for HaryTanoesoedibjo should be able to know the right strategies for HaryTanoesoedibjo. This study was made to know what strategies are right for HaryTanoesoedibjo. This research was using the 4Ps and PDB analysis. Besides that, this study was also intended to know the right platform for HaryTanoesoedibjo in case for succeed his way for president election. The datas in this study are from the analysis in social media and website that used by HaryTanoesoedibjo and some available literatures. Keywords: Political Marketing Strategy, New Media, HaryTanoesoedibjo, ABSTRAK Kekuatan media baru sebagai sumber informasi politik, tidak lepas dari perkembangannya sudah menjadi media mainsream yang membangun interaktivitas bagi sesama penggunanya. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh konsultan politik untuk mempromosikan partai politik atau kandidat perseorangan. Hary Tanoesoedibjo, sebagai salah satu pebisnis media yang memasuki jalan sebagai politisi. Dalam menaikkan popularitasnya di dunia politik, konsultan politik yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo berusaha menerapkan strategi marketing politik, karena mengingat Partai Indonesia Raya (Perindo) dan Hary Tanoesoedibjo sendiri terbilang baru dalam panging politik nasional. Studi ini dibuat untuk mengetahui bagaimana strategi marketing politik dari tim Hary Tanoesoedibjo. Penelitian ini menggunakanan konsep product, place, price, promotion, dan segmentation (4PS) dan positioning, differentiation, dan branding (PDB). Selain itu, studi ini juga ditujukan untuk mengetahui bagaimana platform media baru yang digunakan oleh Hary Tanoesoedibjo sebagai ketua Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Kata kunci: Strategi Marketing Politik, Media baru, Hary Tanoesodibjo.

Page 1 of 1 | Total Record : 5