cover
Contact Name
Firda Zulivia Abraham
Contact Email
fird007@kominfo.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
fird007@kominfo.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
ISSN : 14108283     EISSN : 2527693X     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Journal of Press Research and Development Communicatarion is a journal aims to be a leading peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on Communication and Informatics as well as related topics that has neither been published elsewhere in any language, nor is it under review for publication anywhere
Arjuna Subject : -
Articles 108 Documents
Stereotipe, Prasangka dan Dinamika Antaretnik Ilyas Lampe; Haslinda B. Anriani
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.891 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i1.42

Abstract

Ethnic identity is a differentiator that is primordial that is often used to establish an association to a particular group, as ingroup or outgroup that in the local context the plural is called the "Kitorang" or "kamorang". Ethnic identity is a true socio-cultural construction, which can be changed, uncertain and impermanent. Ethnicity is an expression of past products, the rise of the same origin, social relations, and similarities in cultural values ​​and traits such as language and religion. However, despite ethnic identity can change it may cause birth stereotypes and prejudices even turn into violent conflict. This research is to unravel the relationship between ethnic Kaili (native) and ethnic Bugis (entrants) in the city of Palu. This study used a qualitative method with informants selected from academia (anthropologist), students and community leaders Kaili and Bugis. The results showed that the various stereotypes that appear in both ethnically both positive and negative. Meanwhile there are also prejudices that accompany the relationship and communication between the two ethnic groups, although there has been a culturals and economic interconnections since hundreds of years ago. Even since the 1990s until recent year violent conflicts ethnic background, whose roots are suspected due to economic disparities between Kaili and Bugis ethnic population, such as the conflict in the Market Masomba and Inpres Market. Keywords: Prejudice, Stereotype, Ethnic Identity, Intercultural Communication. ABSTRAK Identitas etnik merupakan pembeda yang bersifat primordial yang seringkali digunakan untuk menetapkan asosiasi pada kelompok tertentu, sebagai ingroup atau outgroup yang dalam konteks lokal jamak disebut dengan istilah “kitorang” atau “kamorang”. Identitas etnik sejatinya merupakan konstruksi sosial budaya, yang dapat berubah, tidak pasti dan tidak kekal. Etnisitas merupakan ekspresi dari produk masa lalu, kebangkitan asal-usul yang sama, hubungan sosial, dan kesamaan dalam nilai-nilai budaya dan ciri-ciri seperti bahasa dan agama. Namun identitas etnik kendati dapat berubah ia dapat menyebabkan lahirnya stereotipe dan prasangka bahkan berubah menjadi konflik kekerasan. Penelitian ini mengurai relasi antara etnik Kaili (pribumi) dan Etnik Bugis (pendatang) di Kota Palu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan informan yang dipilih dari kalangan akademisi (antropolog), mahasiswa dan tokoh masyarakat Kaili dan Bugis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beragam sterotipe yang muncul pada kedua etnik baik yang positif maupun negatif. Sementara itu masih terdapat pula prasangka yang menyertai relasi dan komunikasi antar kedua etnik, kendati telah terjadi persinggungan budaya dan ekonomi sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan sejak tahun 1990 an hingga beberapa tahun terakhir terjadi konflik kekerasan berlatarbelakang etnik, yang akarnya ditengarai akibat ketimpangan ekonomi antara penduduk etnik Kaili dan Bugis, misalnya saja konflik di Pasar Masomba dan Pasar Inpres. Kata kunci: Prasangka, Stereotipe, Identitas Etnik, Komunikasi Antarbudaya
Strategi Marketing Politik Hary Tanoesoedibjo Dalam Usaha Membangun Personal Branding Politik Hartini Basaria Natasya Sitanggang; Awang Dharmawan
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.141 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i1.43

Abstract

Today, many people have already used new media for doing their activities, includes communicating. The benefits in opening the edges each humans and using the innovating technology makes the new media usually used by citizen. These concerns are used by the politic consultant to promote some political parties or some candidates. HaryTanoesoedibjo is one of media businessman in Indonesia who tries to take his way becoming a politician. To increase his electability in politic, a politic consultant for HaryTanoesoedibjo should be able to know the right strategies for HaryTanoesoedibjo. This study was made to know what strategies are right for HaryTanoesoedibjo. This research was using the 4Ps and PDB analysis. Besides that, this study was also intended to know the right platform for HaryTanoesoedibjo in case for succeed his way for president election. The datas in this study are from the analysis in social media and website that used by HaryTanoesoedibjo and some available literatures. Keywords: Political Marketing Strategy, New Media, HaryTanoesoedibjo, ABSTRAK Kekuatan media baru sebagai sumber informasi politik, tidak lepas dari perkembangannya sudah menjadi media mainsream yang membangun interaktivitas bagi sesama penggunanya. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh konsultan politik untuk mempromosikan partai politik atau kandidat perseorangan. Hary Tanoesoedibjo, sebagai salah satu pebisnis media yang memasuki jalan sebagai politisi. Dalam menaikkan popularitasnya di dunia politik, konsultan politik yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo berusaha menerapkan strategi marketing politik, karena mengingat Partai Indonesia Raya (Perindo) dan Hary Tanoesoedibjo sendiri terbilang baru dalam panging politik nasional. Studi ini dibuat untuk mengetahui bagaimana strategi marketing politik dari tim Hary Tanoesoedibjo. Penelitian ini menggunakanan konsep product, place, price, promotion, dan segmentation (4PS) dan positioning, differentiation, dan branding (PDB). Selain itu, studi ini juga ditujukan untuk mengetahui bagaimana platform media baru yang digunakan oleh Hary Tanoesoedibjo sebagai ketua Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Kata kunci: Strategi Marketing Politik, Media baru, Hary Tanoesodibjo.
Positioning Partai Demokrat Dalam Pemberitaan Surat Kabar Yohanes Museng Ola Buluamang
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.856 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i2.48

Abstract

Media coverage about the involvement of M. Nazaruddin in the bribery case of SEA Games athlete development leads to low credibility of the Democratic Party. Through publications in mass media, the Democratic Party showed political positioning to minimize the formation of a negative image. This study aims to determine the difference of illustration and newspaper accounts about the positioning of the Democratic Party in an attempt to address the involvement of M. Nazaruddin cases related to bribery athlete development SEA Games. The research method that used is quantitative, with media content analysis approach. Data were analyzed using chi-square distribution and the frequency of the five indicators of positioning and twenty categories of research. Through the chi square calculation results, it was found that the significance of differences in positioning indicators and positioning categories of significant and insignificant. Keywords: positioning democrat party, newspapers coverage, media content analysis ABSTRAK Pemberitaan seputar keterlibatan M. Nazaruddin dalam kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games menyebabkan rendahnya kredibilitas Partai Demokrat. Melalui publikasi di media massa, Partai Demokrat menunjukkan positioning politik untuk meminimalisir terbentuknya citra yang negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggambaran dan perbedaan pemberitaan surat kabar tentang positioning partai Demokrat dalam upaya menyikapi keterlibatan M. Nazaruddin terkait kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan pendekatan analisis isi media. Teknik analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan chi square terhadap lima indikator positioning dan 20 kategori positioning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan frekuensi pemberitaan tentang positioning partai Demokrat antara Harian Kompas, Media Indonesia, dan Jurnal Nasional. Melalui hasil perhitungan chi square, ditemukan bahwa signifikansi perbedaan indikator positioning dan kategori positioning signifikan dan tidak signifikan. Kata Kunci: positioning partai demokrat, pemberitaan surat kabar, analisis isi media
EKONOMI POLITIK MEDIA CETAK DI KALIMANTAN SELATAN nining nadya rukmana sari
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.729 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i2.49

Abstract

ABSTRACTMedia coverage about the involvement of M. Nazaruddin in the bribery case of SEA Games athletedevelopment leads to low credibility of the Democratic Party. Through publications in mass media, theDemocratic Party showed political positioning to minimize the formation of a negative image. This study aimsto determine the difference of illustration and newspaper accounts about the positioning of the DemocraticParty in an attempt to address the involvement of M. Nazaruddin cases related to bribery athlete developmentSEA Games. The research method that used is quantitative, with media content analysis approach. Data wereanalyzed using chi-square distribution and the frequency of the five indicators of positioning and twentycategories of research. Through the chi square calculation results, it was found that the significance ofdifferences in positioning indicators and positioning categories of significant and insignificant.Keywords: positioning democrat party, newspapers coverage, media content analysis ABSTRAKBanjarmasin Post dan Kalimantan Post adalah dua surat kabar harian yang terbit di Kalimantan Selatan sejakEra Orde Baru dengan latar belakang sejarah yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji danmendiskripsikan strategi ekonomi politik masing-masing media, terutama praktik strukturasi dan spasialisasiyang menjadi alasan kedua media ini mampu bertahan seperti sekarang. Metode penelitian yang digunakanadalah studi kasus yang bersifat deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini adalah aspek strukturasi danspasialisasi yang diterapkan masing-masing media dalam mempertahankan eksistensinya. Teknik analisa datayang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari wawancara, observasilangsung dan studi pustaka. Dari temuan data dan analisis penelitian sangat kental dengan nuansa ekonomipolitik, terutama strukturasi dan spasialisasi. Dari sisi strukturasi, dapat ditemui adanya dominasi aktor sebagaipemilik media sangat menentukan arah kebijakan serta isi pemberitaan media. Dari sisi spasialisasi, karenaBanjarmasin Post adalah anak KKG yang memiliki modal besar sehingga berhasil membangun diversifikasiproduk yakni surat kabar Metro Banjar, tabloid Serambi Ummah dan majalah B Magazine. SedangkanKalimantan Post karena memiliki modal yang terbatas, hanya fokus pada strategi perluasan wilayah distribusi.Kata Kunci: Media Lokal, Ekonomi Politik, Strukturasi, Spasialisasi
Indonesia dalam Film Balibo Five Nalal Muna
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 21 No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.064 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v21i1.52

Abstract

Indonesia is described as cold-blooded, brutal, sadistic, cruel and inhumanity like a monster in Australian film, Balibo Five. This research aims to describe the representation of Indonesian in cinematography package and to find the dominant ideology. Semiotic is used to answer these objectives by observing three level of signs e.g. reality, representations and ideology. The result shows that there are some forms of violation which committed by Indonesian special forces troops such as assassination, torture, persecution and other cruel and human degrading treatment that violate human rights and accused them as war criminal. In addition, dominant ideology which operates is in form of demonization, dehumanization and sentiment towards Indonesia. Based on the result, this film become propaganda which potentially influence its viewer the spirit of anti-Indonesia especially amongst Australian to sympathize and uphold justice for the victims.Keywords: indonesia, balibo five, film, representation, semiotics ABSTRAKIndonesia dalam film Balibo Five digambarkan sebagai yang kejam, brutal dan tidak manusiawi seperti sosok monster. Penelitian ini mengungkap penggambaran Indonesia dan makna di balik penggambaran sinematografi film. Analisis semiotika digunakan untuk membaca tanda-tanda sinematografi yang menyusun film tersebut dengan melihat pada tigal level tanda yakni level reality, representations dan ideology. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Balibo Five banyak sekali menonjolkan tindak kekerasan yang dilakukan oleh tentara Indonesia seperti pembunuhan, penyiksaan, penganiayaan dan lain sebagainya yang merujuk pada pelanggaran HAM dan kejahatan perang. Dominan ditampilkan dalam bentuk penyerupaan terhadap setan, merendahkan martabat manusia dan penyebaran kebencian. Ini merupakan media propaganda anti-Indonesia yang menyulut sentimen terhadap Indonesia serta mempengaruhi warga Australia agar bersimpati dan berpartisipasi untuk menegakkan keadilan terhadap para korban tersebut.Kata kunci : indonesia, balibo five, film, representasi, semiotika
Dekonstruksi Bingkai Dominasi Maskulin Dalam Buku 'Act Like A Lady Think Like A Man' Amida Yusriana
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 21 No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1178.108 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v21i1.53

Abstract

This research is a study of a self – help book, titled Act Like a Lady Think Like a Man by Steve Harvey. It is a best seller book and was adapted into a movie titled Think Like a Man. Problem arises because the book contains of masculine dominance while its main reades are women. Masculine domination in the romantic relationship can potentially cause harm such as male violence against women. This study aimed to describe the framing of masculine domination in this book and explained the background of the dominant ideology behind it. The analyzes were performed by critical paradigm and Robert Entman’s framing method. Muted Group Theory is used as a theory that explains the influence phenomenon of patriarchal ideology and book Act Like a Lady Think Like a Man to romantic relationship. The result shows the presence of masculine dominance in the terms of think and act in every chapter of the book and even though feminine – feminine value was found, it couldn’t speak out loud because it was built under the concept of patriarchy.Keywords: Domination, Masculine, Patriarchy, Gender, Self-Help ABSTRAKPenelitian ini merupakan kajian yang dilakukan pada buku teks populer jenis self – help karya Steve Harvey berjudul Act Like a Lady Think Like a Man. Buku tersebut memperoleh predikat sebagai best seller dan diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar berjudul Think Like a Man. Persoalan muncul karena buku ini mengandung dominasi maskulin dengan pembaca utamanya adalah wanita. Dominasi maskulin dalam romantic relationship dapat membahayakan karena berpotensi menimbulkan kekerasan pria terhadap wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembingkaian dominasi maskulin dalam buku Act Like a Lady Think Like a Man dan menjelaskan latar belakang ideologi dominan di baliknya. Analisa dilakukan dengan paradigma kritis dan menggunakan metode framing milik Robert Entman. Muted Group Theory digunakan sebagai teori yang menjelaskan fenomena pengaruh ideologi patriarki dan buku Act Like a Lady Think Like a Man dalam romantic relationship. Hasil penelitian ini memperlihatkan pengaruh ideologi patriarki dan adanya dominasi cara berpikir dan bertindak secara maskulin dalam paparan setiab bab buku Act Like a Lady Think Like a Man, meskipun muncul juga paparan feminin – feminin namun ternyata masih terpoles dalam konsep patriarki. Kata Kunci: Dominasi, Maskulin, Patriarki, Gender, Self-Help
Mengkaji Ulang Pola Komunikasi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi Nahri Idris
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 21 No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.343 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v21i1.54

Abstract

Governments, especially in Jambi province has attempted to empower suku anak dalam. Empowerment is also performed by the relevant stakeholders such as NGOs / NGOs and companies. Empowerment is still less show a success rate as expected. One reason for the communication patterns that still need to be improved. The pattern of empowerment, has brought negative impacts on suku anak dalam itself, such as the lack of self ability, materialistic and lead to conflict, both internal sukuanak dalam and with outside parties. Changing patterns of communication should be done with more emphasis on cognitive aspects for the change to be more quickly achieved. In this case refers to the change in Communicators, Message, Media and Audience.Keywords: Communications, Government, Empowerment, Suku Anak Dalam ABSTRAKPemerintah khususnya di Provinsi Jambi sudah berupaya melakukan pemberdayaan terhadap suku anak dalam. Pemberdayaan juga dilakukan oleh stakeholder terkait seperti LSM/NGO dan perusahaan. Pemberdayaan yang dilakukan masih kurang menunjukkan tingkat keberhasilan seperti yang diharapkan. Salah satu penyebabnya karena pola komunikasi yang masih perlu diperbaiki. Pola pemberdayaan selama ini menimbulkan dampak-dampak negatif terhadap suku anak dalam itu sendiri, seperti ketidak mandirian, materialistis dan menimbulkan konflik, baik internal suku anak dalam maupun dengan pihak luar. Perubahan pola komunikasi harus dilakukan dengan lebih menekankan aspek kognitif agar perubahan lebih cepat tercapai. Dalam hal ini perubahan merujuk kepada Komunikator, Pesan, Media, dan Khalayak.Kata Kunci: Komunikasi, Pemerintah, Pemberdayaan, Suku Anak Dalam
Kecenderungan Masyarakat Desa Tertinggal Terhadap Kebutuhan Informasi Hendrawati Hendrawati
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.169 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i2.55

Abstract

The aims of society on underdeveloped villages research is to know the tendency about information needed and information seeking in underdeveloped area. The research location was on underdeveloped area in South Borneo which are Barito Kuala and Hulu Sungai Utara purposely selected. Respondents amount on each county defined as many as 120 individuals with proportional random sampling area method. The result shows that base information has tendency interesting and needed most on underdeveloped respondents are health, education, and food information that related with real needed by underdeveloped villages society. Generally the income of people was below the poverty line, so it hard to get a new media because just to fulfill daily need was difficult. Meanwhile the information search behavior generally through television, family members and friends with limited time maximum 2 hours every day for television, because the profession which are farmer on field, garden and labor outside house that time consume. Its expected that government will fix facilities and infrastructure of school, health, and road and bridge so can be pass by ambulance and taxi to uptown also the agriculture supply like seed, pesticide fertilizer and agriculture tools.Keywords : tendency, underdeveloped village, information needed ABSTRAKPenelitian masyarakat didesa tertinggal bertujuan untuk mengetahui kecenderungan tentang kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi di daerah tertinggal. Lokasi penelitian didaerah tertinggal Kalimantan selatan yaitu desa tertinggal Barito Kuala dan Hulu Sungai Utara dipilih secara purposive. Jumlah responden setiap kabupaten ditetapkan sebanyak 120 orang dengan sampling area random sampling secara proposional. Hasil menunjukkan bahwa informasi dasar cenderung menarik perhatian dan paling dibutuhkan responden di daerah tertinggal adalah informasi kesehatan, pendidikan dan pangan yang sesuai dengan kebutuhan nyata didaerah penduduk desa tertinggal. Pendapatan penduduk umumnya masih berada dibawah garis kemiskinan, maka untuk memiliki media baru sulit untuk dijangkaunya sebab untuk kehidupan sehari-hari saja tidak bisa tercukupi. Sementara perilaku pencarian informasi umumnya melalui saluran televisi, melalui anggota keluarga dan teman dengan waktu yang terbatas paling bisa 2 jam setiap hari menonton tv, karena profesi sebagai petani disawah, kebun dan buruh diluar rumah menghabiskan waktu seharian. Dengan demikian diharapkan pemerintah perlu perbaikan sarana dan prasarana sekolah, kesehatan dan infrastruktur jalan setapak dan jembatan agar bisa dilalui mobil ambulan dan taxi menuju kota serta penyediaan kebutuhan bidang pertanian seperti bibit, pupuk pestisida dan alat-alat pertanian.Kata kunci : kecenderungan, desa tertinggal, kebutuhan informasi
Model Proses Bisnis dan Identifikasi Faktor Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Andika Bayu Saputra
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 20 No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.362 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v20i2.56

Abstract

ABSTRACTThe successful implementation of an information system is the goal of the management of an organization in order to create a way of working effectively and efficiently, especially in hospitals. However, in its business practices are not few hospitals that have failed in implementing the Hospital Information System. One important factor to be considered is how to change the workings and mindset of users profess to support the workings of Computerize System. This study uses a case study with a qualitative approach. This study aims to discuss and identify the factors - the success factors for the implementation of hospital information management system. Success Factors Hospitals SIM RS is determined by the role of top management in the hospital as an example (example) for employees / users for the way we work with the full support of the use of information technologyKeywords: hospital system information management, information technology implementing, model design. ABSTRAKKeberhasilan penerapan suatu sistem informasi merupakan tujuan manajemen sebuah organisasi agar terciptanya cara kerja yang efektif dan efisien khususnya pada rumah sakit. Namun demikian, dalam praktek bisnisnya tidak sedikit Rumah Sakit yang mengalami kegagalan dalam mengimpelemtasikan Sistem Informasi Rumah Sakit tersebut. Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana melakukan perubahan cara kerja dan pola pikir pengguna agara dapat mendukung cara kerja Sistem Komputerisasi. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk membahas dan mengidentifikasi faktor - faktor keberhasilan implementasi sistem informasi manajemen rumah sakit. Faktor Keberhasilan SIM RS Sakit ini sangat ditentukan oleh peranan top manajemen pada Rumah Sakit sebagai contoh (teladan) bagi karyawan / pengguna untuk mendukung cara kerja dengan dukungan penuh penggunaan teknologi informasiKata Kunci: sistem informasi manajemen rumah sakit, implementasi teknologi informasi, rancangan model
Transparansi Komunikasi Dalam Birokrasi Pemerintahan Yohanes Museng Ola Buluamang
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 21 No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.113 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v21i1.63

Abstract

Bureaucracy reformation requires government institution to implement the principle of transparency in many areas of life. This research aims to explore the application of communication transparency within the government bureaucracy. The method used is a qualitative with case study approach. Techniques of data collection uses the focus group discussions and participant observation that conducted for two years. The results of research appoints that the transparency of communication within the government bureaucracy still experiences challenges in aspects of performance transparency, budgets transparency and public communications policy.Keywords: Communication Transparency, Government Bureaucracy, Case Study ABSTRAKReformasi birokrasi menuntut setiap instansi pemerintah melaksanakan prinsip transparansi di berbagai bidang kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penerapan transparansi komunikasi di lingkungan birokrasi pemerintahan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Teknik teknik pengumpulan data menggunakan teknik focus group discussion dan observasi partisipan yang dilakukan selama dua tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transparansi komunikasi dalam lingkungan birokrasi pemerintahan masih mengalami tantangan pada aspek kinerja, anggaran dan kebijakan komunikasi publik.Kata kunci: Transparansi Komunikasi, Birokrasi Pemerintahan, Studi Kasus

Page 5 of 11 | Total Record : 108