cover
Contact Name
Abu Muslim
Contact Email
abumuslim@kemenag.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
abumuslim@kemenag.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Al-Qalam
ISSN : 08541221     EISSN : 2540895X     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Qalam Jurnal Penelitian Agama dan Sosial Budaya adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan 2 edisi dalam setahun oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar. Terbit sejak tahun 1990. Fokus Kajian Jurnal berkaitan dengan penelitian Agama dan Sosial Budaya. Lingkup Jurnal meliputi Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Naskah keagamaan Kontemporer, Sejarah sosial keagamaan, Arkeologi religi, Seni dan Budaya Keagamaan Nusantara.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 28, No 1 (2022)" : 16 Documents clear
IMPLEMENTING OF DISTANCE LEARNING AT MTsN 1 MAKASSAR, SOUTH SULAWESI Syarifuddin Idris; Muhammad Rais
Al-Qalam Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v28i1.1029

Abstract

Penelitian ini diorientasikan untuk mendeskripsikan pola pembelajaran jarak jauh, yang diterapkan pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Makassar sebagai respon maupun penyikapan pihak madrasah terhadap instruksi pemerintah via Kementerian Agama, agar mengalihkan pembelajaran yang lazin dilakukan di ruang kelas ke rumah masing-masing peserta didik melalui media virtual,  sebagai antipasti agar peserta didik, pendidik, serta tenaga kependidikan lainnya untuk terhindari dari wabah covid-19 yang kini melanda seluruh kawasan Nusantara dan global. Dengan memanfaatkan metode riset kualitatif, data serta informasi mengenai terobosan yang dipilih tersebut dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap kalangan informan, meliputi: kepala madrasah, guru, peserta didik, dan orang tua/wali murid. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada beberapa platform pembelajaran yang digunakan pendidik selama masa belajar dari rumah, yakni platform pembelajaran jarak jauh, diantaranya e-learning madrasah yang di-delivery Kementerian Agama untuk melayani segenap madrasah di seluruh Indonesia, e-learning madrasah yang dibangun diinternal madrasah sendiri, whats upp, dan media pembelajaran virtual lainnya yang relevan. Platform media daring ini digunakan pendidik dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk penugasan, absensi, dan monitoring guru melalui komunikasi intensif dengan orang tua/wali. Terobosan ini dinilai kalangan stakeholders efektif di tengah kondisi yang serba terbatas akibat pendemi ini. Meskipun tidak dinafikan bahwa ada sebagian kecil peserta didik yang karena keterbatasan ekonomi sehingga tidak selalu maksimal dalam mengakses pembelajaran ini, misalnya ketiadaan laptop, handphone, dan biaya untuk membeli quota internet.
STUDENT RESILIENCE FROM POOR FAMILY IN ONLINE LEARNING STUDY Muhammad Jufri; A. Nurul Mutmainnah; Nur Atika
Al-Qalam Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v28i1.1011

Abstract

Online learning for some Indonesian people experiences many problems. Various problems, such as unsupported regional signals, not being able to use technology, and so on. Here, online learning requires knowledge capabilities and supporting facilities. Lecturers and students are required to have learning tools that support being able to go online, and students must have a minimum connecting device for mobile phones and quotas to study online at home. In addition, areas in remote areas do not yet have an internet signal, to the inability of parents to buy cellphones and quotas because of poverty. For poor families, have a burden and become a problem for online learning activities. In this case, the research further explains the power and efforts of students both socially and economically in supporting online learning activities during the pandemic. Research will be conducted using a descriptive quantitative research method approach. Selection of respondents was carried out by purposive sampling. The Amount of the respondents are 30 people. The resilience of students from poor families is showed by looking for work to help the family’s economy and looking for a UKT (Single Tuition Fee) deduction facility. the GPA (Gradual Achievement Index) of students during the pandemic did not change significantly or remained at 45 percent. However, the most unfortunate thing is that the students who experienced the least increase in their GPA scores were only 16 percent. This shows that there is no significant increase in student GPA scores during the pandemic.
REVEALING THE STRUGGLE OF THOUGHT AND ISLAMIC DISSEMINATION OF THE ULAMA IN SOUTH SULAWESI Muslimin AR Effendy
Al-Qalam Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v28i1.1048

Abstract

Studi ini memusatkan perhatian kepada peran ulama di Jeneponto dan Bantaeng Sulawesi Selatan dalam mengembangankan jejaring, tradisi dan wacana intelektual keulamaan di Sulawesi Selatan. Untuk mengembangkan “pengajian” sebagai modal dasar  dari sistem pengajaran dan dakwah para ulama menuangkan ide dan pemikirannya dalam majelis ilmu. Laku ini merupakan bagian dari interrnalisasi pendidikan yang berkembang melampui ruang karir keulamaannya. Tak sedikit pula para ulama menuliskan gagasan keagamaan, praktik kehidupan bernegara, dan permenungan lewat karya yang kemudian menjadi bacaan penting dalam proses pembentukkan sistem nilai, sistem kelembagaan, dan perilaku masyarakat. Forum mangaji adalah momen paling penting bagi khalayak untuk belajar, memperluas cakrawala pemahaman keagamaan dari sang ulama.Tulisan ini difokuskan untuk menerangkan dua masalah pokok, yaitu; (1). Bagaimana wacana intelektual keagamaan ulama berfungsi membangun jaringan koneksitas dan membentuk tradisi keislaman  dalam lingkungan yang heterogen, dan (2). Bagaimana peran ulama dalam penguatan pemikiran Islam di Jeneponto dan Bantaeng Sulawesi Selatan pada 1900-1950?
THE RESISTANCE OF THE YELLU COMMUNITY TO FORMAL ISLAMIC EDUCATION: SAUTUBAH TRADITION IN YELLU VILLAGE, SOUTH MISOOL, RAJA AMPAT Muhammad Rusdi Rasyid; Sudirman Sudirman; Rosdiana Rosdiana; Indria Nur
Al-Qalam Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v28i1.1021

Abstract

Resistensi masyarakat Yellu terhadap pendidikan Islam formal dalam tradisi sautubah telah menimbulkan persoalan di tengah masyarakat sekaligus mengesampingkan pendidikan formal. Tulisan ini bertujuan menguji bagaimana hubungan antara tradisi sautubah dengan pendidikan formal pada masyarakat Yellu Misool Raja Ampat. Data penelitian ini bersumber dari wawancara tokoh masyarakat dan tokoh agama di kampung Yellu Misool Raja Ampat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat resistensi masyarakat terhadap pendidikan Islam formal dalam praktik sautubah, masyarakat yang dibolehkan menjadi khatib Jumat hanyalah orang yang telah dikader secara adat (khusus). Kondisi ini mengingkari kualifikasi keilmuan akademisi, ustadz, kiyai ataupun cendekiawan, ilmuan dan ulama untuk menjadi khatib. Sejalan dengan itu, tulisan ini menyarankan perlunya suatu korelasi antara adat dan literatur fikih dalam menjalankan agama.Keywords: Resistensi, Tradisi Sautubah, Pendidikan Islam Formal 
RELIGIOUS EDUCATION SERVICES FOR CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS IN PUBLIC AND ISLAMIC SCHOOLS IN BONE REGENCY Abd. Rahman Arsyad
Al-Qalam Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v28i1.1030

Abstract

Penelitian ini adalah Kualitatif dengan tujuan untuk Mengetahui bagaimana penyelenggaraan pendidikan inklusif dan pelayanan pendidikan agama untuk anak ABK dengan melihat berbagai aspek (Kurikulum, Kesiswaan, Guru, Sapras, Pendanaan dan lingkungan). serta bagaimana faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan pendidikan inklusif pada Madrasah dan Sekolah di Kabupaten Bone.Hasil penelitian adalah Pemerintah menyelenggarakan pendidikan inklusif berdasarkan Peraturan Menteri Dinas Pendidikan dan Peraturan Menteri Agama RI. Kemudian lembaga pendidikan (sekolah dan madrasah) mengimplmentasikan atas dasar penunjukkan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Kabupaten tanpa memberikan penguatan kepada pengelola secara signifikan, ini dibutikan dengan beberapa hal diantaranya:                                                1). Pihak Sekolah/Madrasah belum dapat mengidentifikasi siswa ABK saat PPDB; 2) Minimnya SDM guru agama terhadap pengetahuan/pemahaman pendidikan inklusi, 3) Belum ada penguatan pendanaan operasional, dan                    4) Diperlukan adanya konsistensi para pemangku kebijakan di daerah dalam menindaklanjuti regulasi tersebut.Helen Keller International (HKI) hadir di Kabupaten Bone pada tahun 2018 akhir, dengan memberikan dukungan lewat pemberdayaan kepada pemerhati pendidikan agar dapat menyelenggarakan pendidikan serta memberi pelayanan kepada anak yang memiliki keterbatasan.
LOCAL WISDOM IN MA’BALENDO’S TRADITIONAL ARTS AT THE HARVEST FESTIVAL IN BELOPA, LUWU REGENCY Syamzan Syukur; Wahyuddin Gudang; Rahmat Rahmat
Al-Qalam Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v28i1.1013

Abstract

AbstractThis research discussed in this paper the elements of local wisdom in the traditional art of Ma’balendo during the harvest party in Belopa, Luwu Regency. The goal of this research is to reveal the importance of local wisdom in the Ma’balendo traditional art form.The findings of this study can be used to manage life, build and organize the Luwu community's culture and civilization. Furthermore, this research can be used as a reference for future research studying Luwu's culture and development.This research is field research intended to gather and analyze the data qualitatively. It addressed the issues using historical, anthropological, and hermeneutic approaches. The data were collected through observation, in-depth interviews, and documentation. Meanwhile, the data processing and analysis technics used data reduction, presentation, and drawing conclusions or verification.The results of this research indicate that the traditional art of Ma’balendo, as the original ancestral heritage of the Luwu people, is an art performance with farming activities as its theme. The art contains many peculiarities and uniqueness, even the art is full of local wisdom, among others; 1) spiritual dimension, 2) social and community dimension, 3) educational and moral dimension, 4) gender relation dimension in people's lives, and 5) art or entertainment dimension.This research differs from the earlier research, yet the findings will fill in the gaps and contribute to the content of the prior studies. Additionally, the findings of this study can be used as a reference for future research. 
MOSQUE-BASED FAMILY TRAINING IN STRENGTHENING THE VALUES OF RELIGIOUS MODERATION IN WEST SULAWESI Muhammad Nur Murdan; Syarifuddin Amir; Rahmat Nurdin
Al-Qalam Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v28i1.1078

Abstract

Dalam konsep bermasyarakat dan bernegara, keluarga yang merupakan bagian terkecil darinya, memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, perhatian akan pembinaan keluarga tidak boleh dipandang sebelah mata, terlebih dalam menghadapi tantangan era disturpsi seperti saat ini, dimana arus informasi, perubahan pola komunikasi dan perkembangan teknologi semakin tak terbendung yang memunculkan berbagai macam permasalahan baru di masyarakat. Diantara permasalahan tersebut adalah perkembangan pemahaman dua kubu ekstremis di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang plural, baik ekstrem kanan yang mewakili pemahaman tekstualis atau kiri yang liberal. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan, bagaimana masjid memainkan perannya sebagai spirit dan sentra kegiatan ummat Islam, dengan sikap wasath, tawazun dan moderat yang menjadi nilai dalam ajaran dan tuntunan Islam, untuk membina keluarga sebagai bagian dari masyarakat, meneguhkan sikap moderat dalam beragama, serta menjaga keutuhan bernegara dari berbagai ideologi yang mengancam disintegrasi bangsa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data utama dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi partisipatif dari peneliti dan pencatatan dokumen pada dua masjid yang menjadi objek penelitian. Selanjutnya data tersebut dianalisa dengan pendekatan fenomenologi dan kajian keislaman yang relevan.
ISLAMIC SCHOLARS’ NETWORK IN SOUTH SULAWESI AT THE 20th CENTURY: A Note in Wajo and Soppeng Hamzah Harun Al-Rasyid; Husnul Fahima Ilyas
Al-Qalam Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v28i1.1025

Abstract

This article discussed about the network of scholars in South Sulawesi concentrated in Wajo and Soppeng districts. This research was significant to reconstruct and introduce scholars at the local level who were almost publicized, even though they had dedicated themselves in creating, educating, and attacking the nation's children with adequate religious knowledge. The primary concerns of this study were: how was the formation of the Islamic scholars (Ulama)’s network in South Sulawesi, and what were the roles of the Ulama in the formation of the network? This study aimed at reconstructing the network of Ulama over the achipleago, South Sulawesi, and Middle Eastern during  the twentieth century. The results of this study revealed that the Ulama’s network in South Sulawesi, especially Wajo and Soppeng, highly relied on the Haramain network. Haramain alumni had a major influence on the development of traditional Islamic education in the form of halaqah (traditional teaching). For example, the halaqah center was formed in the early twentieth century at Salemo, Ajjakang/Mangkoso, Cabalu, and Wajo. Especially in Wajo KH. Muhibuddin or populary known as Ambo Emme, the initiator who encouraged KH. As'ad from Mecca to visit Sengkang Wajo in 1928, to teach about the Islamic values through halaqah developed by Ambo Emme. Halaqah had been changed into MAI (now the Islamic Boarding School of Asadiyah) which had produced a number of known scholars in building the halaqah and pesantren networks in the South Sulawesi region. They are, for example, KH. Daud Ismail from Soppeng who formed the YASRIB Islamic University Soppeng, KH. Yunus Martan in MAI-Wajo, KH. Abdurrahman Ambo Dalle from Wajo at MAI Mangkoso (now DDI), KH. Abduh Pabbaja from Sidenreng Rappang in DDI Ujung Lare and PP Al-Furqan, KH. Abdul Kadir Khalid MA from Wajo established MDIA Bontoala, KH. Asyri in developing the Darul Arqam Gombara Islamic Boarding School and Darul Aman.
ASSILESSURENG AND ASSIJINGENG: THE CONCEPT OF RELIGIOUS MODERATION TOMANURUNGE RI BACUKIKI Faisal Bachrong; Abd. Karim
Al-Qalam Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v28i1.1031

Abstract

Religious Moderation is a concept that will bring peace to society. Religious moderation can be an instrument to prevent conflict and even solve social problems in society. Social problems often occur because society is very heterogeneous. Differences in ethnicity, race, religion, and culture are often social problems born of this heterogeneity. However, conflicts can be avoided by using moderate tools. One of them is using local wisdom as a unifying tool for the community. In addition, the values of religious moderation can be used to shape civil society. This article examines the values of religious moderation in the concepts of Assilessureng and Assijigeng initiated by Tomanurunge ri Bacukiki La Bangenge. Thus, the collaboration between local values and religious moderation forms a frame to limit conflicts in society. This article uses a qualitative method. Data were obtained by tracing local manuscripts and interviews with the community.
INTELLECTUAL TREASURES OF ULAMA MANDAR TRACING THE DYNAMICS OF ISLAM NUSANTARA IN LAND OF MANDAR Hannani Hannani; Muhammad Ismail; M. Ali Rusdi; Tamsil Tamsil
Al-Qalam Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v28i1.1016

Abstract

The entry of Islam in Mandar is a phenomenon because Islam in Mandar entered in an extraordinary way without any rejection from the public in general and from the royal elite, besides that until now Mandar land is still an important reference in learning and deepening Islamic science, especially the learning of the Yellow Book (kitta’ kuning) in Sulawesi. This study explores how scholars spread Islamic teachings in Mandar and how scholars respond to the very diverse Local Culture of Mandar. In uncovering this, the study used Qualitative Descriptive methods in the form of observations, interviews and focus group discussions (FGD). The location of this study is in West Sulawesi by focusing on the villages of Pambusuang and Campalagian Polman. The results showed that Islam entered Mandar peacefully because the way and approach used by scholars in spreading Islam was very in accordance with the situation and conditions of mandar society at that time which was a believer in Animism and Dynamism. The scholars in addition to conveying the teachings of Islam with full policy also make the local culture as an approach in conveying islamic teachings so that Islam enters the community with calm and pleasure. The findings in this study will certainly be very useful in the current proselytizing context, considering that Islam is currently widely highlighted and labeled extreme because one of the causes is preachers who seem to impose their opinions and beliefs on others.

Page 1 of 2 | Total Record : 16