cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
MUWAZAH: Jurnal Kajian Gender
ISSN : 20858353     EISSN : 25025368     DOI : -
Core Subject :
Muwazah adalah jurnal kajian gender dengan ISSN Print: 2085-8353; Online: 2502-5368 yang diterbitkan oleh Pusat Studi Gender (PSG) IAIN Pekalongan. Kata Muwazah berasal dari bahasa Arab yaitu (??????) yang memiliki arti kesetaraan. Jurnal ini fokus pada isu-isu aktual dan kontemporer yang berkaitan dengan kajian gender lokalitas dalam berbagai perspektif. Redaksi mengundang para ilmuwan, sarjana, professional, praktisi dan peneliti dalam berbagai disiplin ilmu yang konsern terhadap kajian gender berupa analisis, aplikasi teori, hasil penelitian, terjemahan, resensi buku, literature review untuk mempublikasikan hasil karya ilmiahnya setelah melalui mekanisme seleksi naskah, telaah mitra bebestari, dan proses penyuntingan. Jurnal ini terbit setahun dua kali setiap bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 8 No 2: Desember 2016" : 8 Documents clear
ANALYSIS OF WOMEN’S PARTICIPATION IN RAINFED RICE AGRICULTURAL SYSTEMS IN GEBANGANGKRIK VILLAGE OF NGIMBANG LAMONGAN, EAST JAVA Sutrisno, Eko; Sari, Poppy Diana
MUWAZAH Vol 8 No 2: Desember 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.701 KB)

Abstract

The aim of this study was to obtain in-depth information about the participation of women farmers in agricultural production in the village of Gebangangkrik. Women in the village of Gebangangkrik go to work in the fields to help their husbands, from land preparation to post harvest process. Fees earned by women is lower than for men. They work with a rotation system or alternately between families or between neighbors that do not receive fees or spend big except for breakfast. There are many women farmers who worked to pay the debt, because when the bad season come, they had to borrow rice to other people who had more extensive rice fields with the assurance will voluntarily to help work in the fields when the next planting season. However, women farmers access to information in the field of agriculture is still very limited, so it seems that the girls were just as workers.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang partisipasi perempuan petani dalam produksi pertanian di Desa Gebangangkrik. Perempuan di Desa Gebangangkrik ikut bekerja di sawah membantu suami, dari proses penyiapan lahan hingga pascapanen. Upah yang diterima oleh para perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Mereka bekerja dengan sistem giliran atau bergantian antar keluarga atau antar tetangga sehingga tidak menerima upah atau mengeluarkan biaya besar kecuali untuk sarapan. Terdapat banyak perempuan petani yang bekerja karena untuk membayar utang, sebab saat musim paceklik sudah pinjam beras kepada orang yang memiliki sawah lebih luas dengan jaminan mau disuruh membantu bekerja di sawah saat musim tanam selanjutnya. Namun begitu, akses para perempuan petani untuk mendapatkan informasi di bidang pertanian masih sangat sedikit, sehingga terkesan bahwa para perempuan tersebut hanya sebagai pekerja.
PEREMPUAN DALAM CITRA KETIDAKADILAN GENDER (Kajian Feminis dan Resepsi atas Kisah Yusuf dalam Serat Yusuf) Gazali, Hatim; Isma, Muwafiqotul
MUWAZAH Vol 8 No 2: Desember 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.797 KB)

Abstract

In Islam, men and women are equal before God (das sollen). However, stereotype, discrimination and violance against woman often happen everywhere. The position of women according to the Serat Yusuf as a literature that was born from the social construction and the storage author who is gender bias placed women unequally. This research that used philology theory, reception theory and feminism theory examined the picture of unequal gender in Yusuf-Zulaikha in Serat Yusuf. Based on Philology theory, it was found that Serat Yusuf who was written by Nalaputra is a sung text. It was written in 1935 that consist of 29 chapters (pupuh). While based on the reception theory, the study revealed that the reading of Nalaputra as the writer of the Serat Yusuf on YusufZulaikha story that consists in the holy Quran experienced the expansion and additional part, plot, character. In the analysis of the feminist theory, the study discovered forms of unequal position of women such as women are perceived as a passive, emotional, unable to control their desire, men servants and their faith are lower than men.Di dalam Islam, laki-laki dan perempuan adalah sama di hadapan Allah SWT (das sollen). Namun, stereotip, diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan sering terjadi di mana-mana. Posisi perempuan menurut Serat Yusuf sebagai sastra yang lahir dari konstruksi sosial yang bias gender menempatkan perempuan secara tidak setara. Penelitian ini yang menggunakan teori filologi, teori resepsi dan teori feminisme. Berdasarkan teori filologi, ditemukan bahwa Serat Yusuf yang ditulis oleh Nalaputra adalah syair yang ditulis pada tahun 1935, terdiri dari 29 bab (pupuh). Sementara berdasarkan teori resepsi menunjukkan bahwa, pembacaan Nalaputra terhadap Serat Yusuf, kisah Yusuf-Zulaikha mengalami ekspansi dan tambahan pada bagian, plot , karakter yang berbeda dari Al-Quran. Analisis teori feminis, menemukan posisi yang tidak sama dari perempuan seperti perempuan dianggap pasif, emosional, tidak mampu mengendalikan keinginan mereka, makhluk hamba dan iman mereka lebih rendah daripada laki-laki.
PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK BERBASIS GENDER (Studi Akses Informasi Kelompok Perempuan Nelayan di Wonorejo, Banyuputih Situbondo, Jawa Timur) Ainiyah, Nur
MUWAZAH Vol 8 No 2: Desember 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.325 KB)

Abstract

This study aims to explore the role of gender-based group communication. The theory used was group communication, gender communication and information theory. This research was using qualitative approach. Data collection techniques using observation, interviews and documents. The results showed that, the reality of women fishermen actively involved in gathering groups, cooperatives and groups develop themselves. The process of women's access to information, receive and process information must be notified in advance because, knowing the importance or whether only personal information. The role of group communication of the fishing communities women are at least three that conformity, social facilitation and polarization.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komunikasi kelompok berbasis gender dengan focus pada perempuan sebagai anggota kelompok dalam mengakses informasi, menerima dan mengolah informasi. Landasan teoritis yang relevan dengan penelitan ini adalah komunikasi kelompok, komunikasi gender dan teori informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tehnik observasi, wawancara dan dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa, realitas perempuan nelayan terlibat aktif dalam kelompok arisan, koperasi dan kelompok mengembangan diri. Proses perempuan mengakses informasi, menerima dan mengolah informasi harus diberitahukan terlebih dahulu karena, mengetahui penting atau tidaknya informasi hanya bersifat pribadi. Peran komunikasi kelompok terhadap komunitas nelayan perempuan setidaknya ada tiga yakni konformitas, fasilitasi sosial dan polarisasi.
PETA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi Atas Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Batang Tahun 2015) Widyastuti, Widyastuti
MUWAZAH Vol 8 No 2: Desember 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.463 KB)

Abstract

This paper is the result of research that maps of domestic violence in divorce cases in Batang Religious Court by 2015. This literature research used a qualitative approach. Secondary data sources such as the archives of the Religious Court divorce case Batang 2015 and; other data that support the research. Data collection techniques using documentation and interviews. Analysis techniques using interactive analysis model. The results showed that, the map of domestic violence in divorce cases in Batang Religious Court in 2015, among others: physical violence, which in divorce case referred to, physical cruelty and mental cruelty, as many as 32 cases; psychological violence, as many as 628 cases; sexual violence, no and; economic violence (penelantara households), as many as 1036 cases.Paper ini merupakan hasil penelitian yang memetakan KDRT dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Batang pada tahun 2015. Penelitian kepustakaan (Library Research) ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data sekunder berupa arsip perkara perceraian dari Pengadilan Agama Batang tahun 2015 dan; data lain yang mendukung penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis menggunakan model analisa interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa, peta Kekerasan dalam Rumah Tangga pada perkara perceraian di Pengadilan Agama Batang tahun 2015, meliputi: kekerasan fisik, yang dalam perkara perceraian disebut dengan, kekejaman jasmani dan kekejaman mental, sebanyak 32 perkara; kekerasan psikis, sebanyak 628 perkara; kekerasan seksual, tidak ada dan; kekerasan ekonomi (penelantara rumah tangga), sebanyak 1036 perkara.
REFORMULASI HUKUM PERKAWINAN ISLAM RESPONSIF GENDER Maisyal, Nurul
MUWAZAH Vol 8 No 2: Desember 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.305 KB)

Abstract

This paper are the result of research that aims to find about formulation of the Marriage Law of Islam in Indonesia that are gender responsive. This normative juridical research method with the approach of legislation, conceptual and historical. Analysis of legal materials using prescriptive analysis, by interpretation, argumentation and legal logic. The results showed that, gender relations in Islam Marriage Law in Indonesia, as stipulated in Law No. 1 of 1974 on Marriage and the Compilation of Islamic Law, was still gender bias. This is evidenced by still many chapters to be scrutinized, particularly Article 31 paragraph (3) and Article 34, concerning husband-wife relationship patterns unequal gender. Therefore, the need for a reformulation of Islamic Marriage Law to make it more gender responsive. Legal issues are problematic in Marriage Law of Islam, namely concerning the minimum age of marriage, the marriage guardian, polygamy and nushuz also need reformulated, based on three basic values of law as an analysis, by considering the concepts of Islamic law, in order to study on the legal that are gender responsive acceptable by the people.Paper ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk menemukan tentang formulasi mengenai Hukum Perkawinan Islam di Indonesia yang responsif gender. Penelitian yuridis normatif ini menggunakan pendekatan perundang-undangan, konseptual dan historis. Analisis bahan hukum menggunakan preskriptif analisis, dengan penafsiran, argumentasi dan logika hukum. Hasil penelitian menunjukan bahwa, relasi gender dalam hukum perkawinan Islam di Indonesia, yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, masih bias gender. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya pasal-pasal yang perlu dikritisi, khususnya Pasal 31 ayat (3) dan pasal 34, mengenai pola relasi suami-isteri yang tidak setara gender. Oleh karena itu, perlu adanya reformulasi Hukum Perkawinan Islam agar lebih responsif gender. Isu hukum problematis dalam Hukum Perkawinan Islam, yaitu tentang batas usia menikah, wali nikah, poligami dan nusyūz juga harus direformulasi, berbais tiga nilai dasar hukum sebagai analisa, dengan mempertimbangkan konsep-konsep hukum Islam, agar kajian tentang hukum yang responsif gender,diterima oleh masyarakat.
EKSISTENSI PEREMPUAN DALAM KELUARGA (Kajian Peran Perempuan sebagai Jantung Pendidikan Anak) Lestari, Dian
MUWAZAH Vol 8 No 2: Desember 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.219 KB)

Abstract

This paper discusses about the role of women in the family, which is different from the man, named as daughter, wife and mother. By nature, a woman is given the privilege to pregnancy, childbirth and lactation, thus automatically a woman (mother) has a closeness with children who are born. It allows a woman to be the heart of education for children in developing children's character into a superior generation. The existence of women as educators and forming the character of early childhood, making women more privileged position compared with men.Paper ini mendiskusikan tentang peran perempuan dalam keluarga, yang memang berbeda dengan laki-laki, yaitu sebagai anak, istri dan ibu. Secara kodrati, seorang perempuan diberi keistimewaan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui, sehingga secara otomatis seorang perempuan (ibu) memiliki kedekatan dengan anak-anak yang dilahirkannya. Hal ini, memungkinkan seorang perempuan sebagai jantung pendidikan bagi anak-anaknya dalam membangun karakter anak menjadi generasi unggul. Eksistensi perempuan sebagai pendidik dan pembentuk karakter awal anak, menjadikan kedudukan kaum perempuan lebih istimewa dibandingkan dengan kaum laki-laki.
SKEPTISISME DALAM HERMENEUTIKA FEMINIS FATIMA MERNISSI Aulassyahied, Qaem
MUWAZAH Vol 8 No 2: Desember 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.645 KB)

Abstract

This paper explores the Fatima Mernissi of Hermeneutics with Feminism paradigm. According to him, one of the sources of discrimination against women is the interpretation the clerics of the some hadith that are full of with a view of masculinity. Fatima Mernissi does not hesitate to mention the narrators on Thabaqat companions, like Abu Hurariah which has narrated some hadith recognition of the Prophet, however full of with interests that lead to hatred against women. Skepticism and excessive criticism, of Fatima Mernissi was found when there is no recognition that false hadiths, can occur because of a mistake narrators without the element of intent. The attitude of skepticism Fatima Mernissi also found when, citing the data source from the book of scholars by adding a few words which caused it means to be biased, and also a negative view of the narrations that are considered misogynistic.Tulisan ini mengeksplorasi Hermeneutika Fatima Mernissi dengan paradigma Feminisme. Menurutnya, salah satu sumber diskriminasi terhadap perempuan adalah tafsiran para ulama terhadap beberapa hadis yang sarat dengan pandangan maskulinitas. Fatima Mernissi tidak segan menyebutkan perawi pada Thabaqat sahabat, seperti Abu Hurariah yang telah meriwayatkan beberapa hadis yang diakuinya dari Rasulullah namun sarat kepentingan dan tendensius yang mengarah kepada “anti perempuan”. Sikap skeptis dan kritik berlebihan yang dilakukan oleh Fatima Mernissi ditemukan ketika tidak ada pengakuan bahwa hadis palsu dapat terjadi karena kekeliruan perawi tanpa adanya unsur kesengajaan. Sikap skeptisisme Fatima Mernissi juga ditemukan ketika mengutip sumber data dari kitab ulama dengan menyusupkan beberapa kata yang menyebabkan maknanya menjadi bias dan memandang negatifriwayat-riwayat yang dianggap misoginis.
KEBIJAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI PEKERJA PEREMPUAN DI INDONESIA Hambarrukmi, Herning; Sofiani, Triana
MUWAZAH Vol 8 No 2: Desember 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.223 KB)

Abstract

This paper explores abaout the policy of exclusive ASI (breastfeeding) for women workers in Indonesia. The argument developed during this time are, breastfeeding is the right of every mother, not least women workers, as well as child rights guaranteed by the constitution. However, such rights are not regulated in policies on manpower and civil service. The legal fact, caused by the same values and interests between the state and men based on patriarkhism, so influential in perpetuating gender inequality, including in policies on manpower and civil servicePaper ini mengeksplorasi tentang kebijakan pemberian ASI Ekslusif bagi pekerjaperempuan di Indonesia. Argumentasi yang dikembangkan selama ini adalah, menyusui merupakan hak setiap ibu, tidak terkecuali termasuk pekerja perempuan, sekaligus juga hak anak yang dijamin oleh konstitusi. Namun, hak menyusui yang dalam konteks ini adalah pemberian ASI Ekslusif yang seharusnya diberikan selama 6 bulan, khususnya bagi pekerja perempuan, tidak diatur dalam kebijakan di bidang Ketenagakerjaan dan Kepegawaian. Fakta hukum tersebut disebabkan oleh adanya nilai dan kepentingan yang sama antara negara dan laki-laki yang berbasis pada patriarkhism, sehingga berpengaruh dalam melanggengkan ketidakadilan gender (gender inequalities) termasuk dalam konteks hukum dan kebijakan, yang dalam hal ini adalah kebijakan ketenagakerjaan dan kepegawaian

Page 1 of 1 | Total Record : 8