cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
ISM (Intisari Sains Medis) : Jurnal Kedokteran
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25033638     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Intisari Sains Medis is published by Medical Scientific Community, Indonesia. Intisari Sains Medis is an international, multidisciplinary, peer-reviewed, open access journal accepts papers for publication in all aspects of Science Digest, Medical Research Development, Research Medical Field and Theory. We also publish cases from third world country, that is considered very rare and special cases.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)" : 15 Documents clear
PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA KELOMPOK WANITA VEGETARIAN DENGAN NON VEGETARIAN Anak Agung Alit Pramartha
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.519 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.5

Abstract

Anemia merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah di bawah normal. Anemia masalah kesehatan global karena dapat menyebabkan debilitas kronik yang berdampak besar terhadap kesehatan. Banyak masyarakat berasumsi bahwa pola makan vegetarian dapat menyebabkan anemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rerata Hb antara wanita yang vegetarian dengan non vegetarian. Penelitian ini merupakan studi observasional dalam bentuk cross sectional yang melibatkan 100 sampel yang terdiri dari; 50 orang vegetarian dan 50 orang non vegetarian. Sampel dipilih dengan teknik kluster. Pengumpulan data melalui kuisioner dan pemeriksaan darah. Data yang dikumpulkan meliputi; karakteristik responden dan kadar Hb, dan dianalisa melalui uji-t proporsi. Dari hasil uji tersebut diperoleh nilai p = 0,966 dimana p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan rerata Hb antara wanita vegetarian dengan non vegetarian. Adapun rerata Hb untuk kelompok vegetarian adalah 13,77 sementara pada kelompok non vegetarian adalah 14,07. Disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan rerata Hb antara kelompok wanita vegetarian dengan non vegetarian. 
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR BALI PERIODE 2011-2013 Nyoman Ari Yoga Wirawan
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.845 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.6

Abstract

Depresi masih menjadi masalah besar kesehatan jiwa bagi masyarakat. Sejauh ini belum didapatkan data atau laporan spesifik tentang karakteristik pasien depresi, khususnya di provinsi Bali terutama yang berhubungan dengan karakteristik demografi penderitanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik demografi pasien depresi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali periode 2011-2013. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data sekunder catatan medik pasien di RSUP Sanglah pada periode 1 Januari 2011 - 31 Desember 2013. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014. Karakteristik demografi yang dicari yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendidikan terakhir. Depresi paling banyak terjadi pada kelompok umur 16-20 tahun yaitu sebesar 18,1% dari 248 pasien. Depresi lebih banyak diderita oleh perempuan (58,47%) dari pada laki-laki (41,53%). Depresi banyak diderita oleh pegawai swasta (27,4%) dan pelajar (10,5%). Tingkat pendidikan terakhir pasien depresi yang paling banyak adalah SMA (44,8%). Dapat disimpulkan bahwa depresi banyak terjadi pada kelompok umur 16-20 tahun, lebih banyak diderita oleh perempuan, banyak diderita oleh pegawai swasta dan pelajar. Tingkat pendidikan terakhir pasien depresi yang paling banyak adalah SMA. Diperlukan konseling, informasi dan edukasi kepada orang-orang yang rentan menderita depresi.
PREVALENSI DAN DISTRIBUSI FAKTOR RISIKO DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPAKSIRING I KABUPATEN GIANYAR BALI 2015 Anak Agung Ngurah Aryawangsa; Ni Luh Putu Ariastuti
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.625 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.7

Abstract

Seiring dengan peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah populasi lanjut usia (lansia). Pada lansia, terjadi proses penuaan, hal ini menyebabkan perubahan pada fisik dan mental seorang individu. Di samping itu terjadi pula perubahan lingkungan sosioekonomi seperti berhenti bekerja, kehilangan orang yang dicinta, dan sebagainya yang dapat mengakibatkan lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami masalah depresi. Kejadian depresi pada lansia seringkali diabaikan akibat kurangnya perhatian dari keluarga atau sanak saudara, padahal dampak depresi pada lansia sangat buruk dan apabila tidak tertangani dapat mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan angka kematian. Melihat pentingnya masalah ini, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran faktor risiko kejadian depresi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sebagai langkah advokasi dalam usaha peningkatan program-program promotif dan preventif dalam menghadapi permasalahan lansia di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional yang dilakukan pada bulan April-Mei 2015. Sampel dalam penelitian adalah lansia berusia 60 tahun keatas dengan jumlah sampel sebanyak 90 orang yang dipilih secara acak pada desa di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar dengan menggunakan teknik multistage random sampling. Data diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap responden menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi depresi pada lansia sebesar 23,3%. Kejadian depresi cenderung dialami oleh laki-laki (30,6%), kelompok usia ≥ 70 tahun (30,6%), tingkat pendidikan rendah (24,4%), tidak bekerja (25,4%), tingkat penghasilan perbulan rendah (41,2%), tidak menikah (50%), memiliki penyakit kronis >2 (28,6%), dan tidak memiliki riwayat keluarga depresi (23,9%). Prevalensi lansia dengan depresi cenderung lebih tinggi pada lansia laki-laki, kelompok usia 70 tahun ke atas, berpendidikan rendah, tidak bekerja, berpenghasilan perbulan rendah, tidak menikah, memiliki penyakit kronis >2, dan tidak memiliki riwayat keluarga depresi.Kata kunci: depresi, lansia, Puskesmas Tampaksiring I, Desa Tampaksiring, Desa Sanding 
PREVALENSI DAN GAMBARAN POLA LUKA KORBAN KECELAKAAN SEPEDA MOTOR DI INSTALASI FORENSIK RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2013 Putu Herlin Oktavianti
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.243 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.8

Abstract

Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa di jalan raya yang tidak diduga, tidak diinginkan, sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya. Sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan pengguna jalan lain atau akibat kelalaian dalam mengemudikan kendaraan baik itu mobil ataupun sepeda motor yang dapat menyebabkan kematian, kecacatan, luka berat, ataupun luka ringan. Setiap luka memiliki pola tertentu yang dapat membantu polisi untuk menentukan cara kematian pada korban, maka polisi memerlukan bantuan dokter untuk menyelidiki pola luka yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola luka korban kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor menurut data di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah tahun 2013. Penelitian ini merupakan studi deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross-sectional. Data skunder didapat dari data Bagian Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah. Data penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Pada 74 sampel dalam penelitian ini, proporsi jenis luka terbanyak adalah luka lecet sebanyak 72 sampel (97,3%) sedangkan lokasi luka terbanyak, yaitu pada kepala dan wajah sebanyak 67 sampel (67,6%). Dapat disimpulkan bahwa korban meninggal pada kecelakaan sepeda motor yang masuk ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah kebanyakan mengalami luka di bagian kepala dan wajah dengan jenis luka lecet, memar, terbuka tumpul, dan patah tulang.
GAMBARAN PEMILIHAN SUMBER AIR MINUM PADA PENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Made Bhuwana Putra
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.432 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.9

Abstract

Penyebab kematian balita yang masih tinggi hingga saat ini adalah diare. Penyakit diare tersebar pada seluruh kelompok umur dengan prevalensi tertinggi pada anak balita, sebesar 16,7%. Menurut data puskesmas Kintamani I pada tahun 2014 terdapat peningkatan kasus diare sebanyak 216 kasus bila dibandingkan dengan kasus diare pada tahun 2013. Desa Kintamani merupakan desa dengan angka kejadian diare tertinggi pada Kecamatan Kintamani dan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola pemilihan sumber air minum pada penderita diare dan non diare di desa Kintamani pada tahun 2015. Dalam melakukan penelitian ini digunakan rancangan penelitian cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah kepala keluarga yang memiliki balita di Desa Kintamani. Sampel dipilih dengan menggunakan cara multi-stage sampling, dimana sampel merupakan 54 kepala keluarga yang memiliki balita yang tinggal di Desa Kintamani pada tahun 2015. Penelitian ini dianalisa menggunakan cara deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan masyarakat yang menggunakan sumber air minum PDAM cenderung mengalami diare dengan nilai 45,5% jika dibandingkan dengan warga yang menggunakan air kemasan (12,5%), dan air hujan (37,5%). Warga yang menggunakan air kemasan cenderung untuk tidak mengalami diare dengan nilai 87,5% dibandingkan dengan air PDAM (54,5%) dan air hujan (62,5%). 
ETIOLOGI EFUSI PLEURA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 Priscilla Dwianggita
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.768 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.10

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja penyebab efusi pleura pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif retrospektif dengan teknik pengambilan sampel systemic random sampling. Penelitian dilakukan dari bulan Agustus-September 2014. Sampel penelitian ialah 107 pasien efusi pleura yang dirawat inap selama tahun 2013. Dikumpulkan data sekunder berupa rekam medis pasien kemudian diolah dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan diagram pie.Dari 107 pasien yang diteliti, didapatkan penyebab efusi pleura, yaitu malignansi (34.6%), pneumonia (15%), TB paru (10.3%), demam berdarah (dengue haemorrhagic fever/DHF) (4.7%), komplikasi post-thoracotomy (2.8%), systemic lupus erythematous/SLE (0.9%), gagal jantung kongestif (congestive heart failure/CHF) (15.9%), gagal ginjal kronis (chronic kidney disease/CKD) (9.3%), sirosis hepar (3.7%), dan hipoalbuminemia (2.8%). Jenis cairan eksudatif (68.2%) lebih banyak ditemukan daripada transudatif. Efusi pleura eksudatif banyak disebabkan oleh malignansi (50.7%), sedangkan pada efusi pleura transudatif ialah gagal jantung congestif (50%).Dapat disimpulkan bahwa terdapat 10 penyebab efusi pleura yang ditemukan pada pasien efusi pleura selama tahun 2013 dengan penyebab terseringnya adalah malignansi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya.
GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA PENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.608 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.11

Abstract

Diare masih merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita. Dilihat dari kelompok umur, diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Berdasarkan data puskesmas Kintamani I pada tahun 2014 dilaporkan mengalami peningkatan sebesar 216 kasus dibandingkan dengan kunjungan tahun 2013. Desa kintamani memiliki angka kejadian diare tertinggi. Prevalensi diare di desa Kintamani meningkat dari 10,5% (2013) menjadi 14,5% (2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku mencuci tangan penderita diare dan non diare desa Kintamani tahun 2015, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah rancangan penelitian cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah semua orang tua yang memiliki balita di Desa Kintamani. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik multi-stage sampling, dimana sampel merupakan 54 orang tua balita yang tinggal di Desa Kintamani. Analisis penelitian dilakukan secara deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan perilaku mencuci tangan yang baik memiliki kejadian diare paling sedikit (14,89%), diikuti oleh perilaku mencuci tangan kurang baik (53,8%), dan paling banyak mengalami kejadian diare adalah perilaku mencuci tangan yang buruk (64,3%).
Pemberian Kombinasi Estrogen Progesteron dan Testosteron Meningkatkan Ekspresi Messenger Ribonucleaic Acid (mRNA) Reseptor Estrogen Alpha dan Androgen pada Vagina Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Dewasa yang Diovarektomi Luh Yenny Armayanti
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.626 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.12

Abstract

Masa menopause merupakan suatu periode terjadinya penurunan sekresi hormon ovarium (estrogen, progesteron dan tetstosteron) dan disertai dengan penurunan ekpresi reseptor hormon seks steroid, khususnya resptor estrogen alpha dan androgen. Perubahan dramatis pada jumlah hormon ovarium menyebabkan terjadi atrofi vulvovaginal yang ditandai dengan vagina menjadi kering, atrofi, dypareunia, serta gangguan bangkitan seksual. Pemberian Hormone Replacement Therapy (HRT) sudah diketahui secara luas dapat meningkatkan integritas vagina pada multipel sel didalam berbagai lapisan, tetapi data mengenai efek pemberian HRT terhadap ekspresi reseptor seks steroid masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kombinasi estrogen progesteron dan testosteron meningkatkan ekspresi messenger ribonucleaic acid (mRNA) reseptor estrogen alpha dan reseptor androgen pada tikus wistar (Rattus norvegicus) dewasa yang diovarektomi. Penelitian ini menggunakan rancangan True Experimental – Post Test Only Control Group Design yang dilakukan di Laboratorium Histologi Universitas Udayana dengan menggunakan 36 ekor Tikus Wistar dewasa (Rattus norvegicus) yang diovarektomi. Tikus dipilih secara random, kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama sebanyak 18 ekor (kontrol) diberikan diberikan 2,9 ml aquades per hari sedangkan kelompok kedua sebanyak 18 ekor (perlakuan) diberikan terapi hormon kombinasi estrogen (11µg/hari), progesteron (180 µg/hari) dan testosteron (360 µg/hari) dalam 2,9 ml aquades. Pada hari ke-31, tikus diterminasi dan diambil jaringan vagina. Ekspresi mRNA ERα dan AR akan diukur dengan menggunakan metode real time PCR. Analisis komparasi dengan t-independence test pada data ekspresi mRNA ERα dan AR posttest menunjukkan hasil yang berbeda secara bermakna dengan nilai p=0,001 (p<0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian kombinasi estrogen progesteron dan testosteron meningkatkan ekspresi messenger ribonucleaic acid (mRNA) reseptor estrogen alpha dan androgen pada vagina tikus wistar (Rattus Norvegicus) dewasa yang diovarektomi.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MENGENAI DIARE DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS BLAHBATUH II, KABUPATEN GIANYAR BALI TAHUN 2015 Nyoman Bendhesa Wirananggala
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.246 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.97

Abstract

Diare masih berpotensi sebagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diare menjadi sepuluh penyakit terbanyak di UPT Kesmas Blahbatuh dari tahun 2012-2014. Pada tahun 2013 terdapat 1017 kasus diare akut yang tercatat, sedangkan pada tahun 2014 terdapat 604 kasus diare akut. Pada tahun 2012, 40,3% dari seluruh kasus diare akut terjadi pada kelompok umur 5-14 tahun dan pada tahun 2014 57,8% kasus diare terjadi pada kelompok umur 5-14 tahun. Dalam upaya mengantisipasi masalah ini, UPT Kesmas Blahbatuh II melaksanakan berbagai kegiatan yang tercakup dalam program Kesehatan Lingkungan dan Program Promosi Kesehatan Masyarakat (PKM). Tetapi kerjasama lintas program di lapangan belum optimal terutama dengan PKM. Untuk mengembangkan program PKM yang lebih efektif, penelitian ini mengkaji sejauh mana siswa SMP di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh II memahami tentang diare dan bagaimana penanganannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswa sekolah menengah pertama tentang diare di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh II. Penelitian ini dilakukan pada bulan  Maret-April 2015 dengan menggunakan rancangan cross sectional deskriptif. Data diperoleh dari wawancara berstruktur dengan kuisioner. Responden  penelitian adalah 46 siswa di wilayahkerja UPT Kesmas Blahbatuh II yang dipilih secara systematic random sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan  program  SPSS 22.0 dan disajikan dalam bentuk tabel dan naratif. Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan,yaitu tingkat pengetahuan sangat kurang (58,7%), tingkat pengetahuan kurang (41,3%) dan tingkat pengetahuan baik 0%. 
SUPRAORBITAL NEURALGIA: SEBUAH LAPORAN KASUS Made Gemma Daniswara Maliawan
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.039 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.98

Abstract

Latar Belakang: Supraorbital neuralgia (SON) merupakan penyakit yang memiliki kriteria nyeri kepala depan pada daerah yang dipersarafi oleh saraf orbital, sensitif terhadap nyeri pada celah supraorbital atau sepanjang saraf supraorbital, dan hilangnya gejala secara absolut namun sementara jika dilakukan blok saraf supraorbital. SON merupakan penyakit yang langka, sehingga melatar belakangi penulis untuk melaporkan kasus ini.Kasus: Seorang laki-laki 52 tahun, datang dengan keluhan utama nyeri kepala sebelah kanan sejak 7 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan menetap. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien dalam batas normal, dan didapatkan daerah sensitif nyeri pada alis sebelah kanan dan sepanjang persarafan saraf supraorbital pada pemeriksaan lokal. Pemeriksaan radiologi dan MRI kepala tidak menunjukkan kelainan. Pada pasien kemudian dilakukan neurektomi saraf supraorbital. Kondisi pasca neurektomi pada pasien ini baik, pasien bebas nyeri, dan luka operasi terawat baik.Simpulan: Neurektomi saraf supraorbital merupakan tindakan yang aman, cepat, dan minim efek samping bagi pasien dengan SON. 

Page 1 of 2 | Total Record : 15