cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Dakwah
ISSN : 16938054     EISSN : 2581236X     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
FOCUS The focus is to provide readers with a better understanding of dakwah knowledge and activities the life on Indonesian Muslims. SCOPE The subject covers textual and fieldwork studies with various perspectives of communication and broadcasting Islam, guidance and counseling Islam, management dakwah, development of Islamic societies and many more. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 42, No 1 (2022)" : 10 Documents clear
Psychological impact and the effort of da'i handling victims of sexual violence in adolescents Ali Murtadho; Muhammad Taufik Hilmawan
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 42, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v42.1.10764

Abstract

Purpose - The purpose of this study is to determine the psychological impact of victims of sexual violence and the da'i efforts carried out by the preacher, in this case, the counselor with an individual approach to dealing with victims of sexual violence.Method - This research uses qualitative research using a case study approach. The research subjects were 2 supervisors who handled 14 victims within 3 months. In addition, observations of the subject, and interviews with counselors and psychologists outside the LRC-KJHAM (Legal Resource Center- Keadilan Jender Hak Asasi Manusia) legal aid division were also carried out, while documentation was taken from the client record or counseling status of the research subject.Result - The results of this study indicate the psychological impact that appears on victims of sexual violence: experiencing emotional disturbances, behavioral disorders, and cognitive disorders. Counselors' efforts in dealing with victims are in the form of individual counseling and group counseling in the form of support groups, and if necessary, there are interventions carried out by counselors and psychologists in handling follow-up related to handling victims.Implication – This research suggests the importance of improving the performance of da'í in this case counselors which is a da'wah effort carried out to overcome the problem of victims of sexual violence.Originality – This research is a study of how preachers try to provide awareness and motivation so that victims of violence can accept this situation as fate and find the best solution to live their daily lives.***Tujuan – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak psikologis korban kekerasan seksual dan upaya da'i yang dilakukan oleh da'i dalam hal ini konselor dengan pendekatan individual dalam menangani korban kekerasan seksual.Metode – Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian adalah 2 orang supervisor yang menangani 14 korban dalam kurun waktu 3 bulan. Selain itu juga dilakukan observasi terhadap subjek, wawancara dengan konselor dan psikolog di luar divisi bantuan hukum LRC-KJHAM, sedangkan dokumentasi diambil dari catatan klien atau status konseling subjek penelitian.Hasil - Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak psikologis yang muncul pada korban kekerasan seksual: mengalami gangguan emosional, gangguan perilaku, dan gangguan kognitif. Upaya konselor dalam menangani korban berupa konseling individu dan konseling kelompok berupa support group, dan bila perlu ada intervensi yang dilakukan konselor dan psikolog dalam penanganan tindak lanjut terkait penanganan korban.Implikasi - Penelitian ini menyarankan pentingnya peningkatan kinerja da'i dalam hal ini konselor yang merupakan upaya dakwah yang dilakukan untuk mengatasi masalah korban kekerasan seksual.Orisinalitas – Penelitian ini merupakan kajian tentang bagaimana para da’i berusaha memberikan kesadaran dan motivasi agar korban kekerasan dapat menerima keadaan ini sebagai takdir dan mencari solusi terbaik untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Al maun and climate crisis: Dynamic between Muhammadiyah and indigenous communities in 21th century Iman Permadi; Ramadhani Jaka Samudra; Yassar Rizky Putra Utomo; Dina Marga Hidayati
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 42, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v42.1.11216

Abstract

Purpose - This paper examines how far the da’wa approach within the body of Muhammadiyah can reinforce the socio-ecological activism in response to indigenous people relating to environmental protection.Method - Gathering analytical-descriptive method and Focus Group Discussion (FGD) with key informants and approaching the study case with Ian G. Barbour’s Dialogue and Integration of religion and science (1966)Result  -  This paper argues that there is a tendency in Muhammadiyah to employ that dialogical and cooperative paradigm when it comes to the vulnerability of inherited land of indigenous people toward land-grabbing and so on by company and government. Moreover, the “green feature” of Muhammdiyah activism becomes stronger after agrarian fiqh was produced by the fatwa and Islamic research council of the central board in 2020. Further, the weak referred to in Al Maun Theology is, in this case, not only the indigenous people but also the defenseless environment. This article also perceives that the equivalent of the da’wa cultural approach of Muhammadiyah is more ecological than the puritan character. It proposes a socio-eco-centric view as an effort to avoid a theological dispute between both Muhammadiyah and indigenous people that is mostly encountered in indigeneity settings and is inseparable from the surrounding nature. However, there will be two consequences in doing that way, of course: between conversion and conservation.Implication – This paper affirms al Maun's yet-to-be-completed and solidified transformative ecological power from the top down and vice versa. Nonetheless, a significant potential in the history of Muhammadiyah's heritage of discussion and inclusion is confirmed by the reflection of the three results above. Agrarian fiqh also contributed to a new understanding that environmental damage is linked to the mustadh’afin group's misery.Originality - This article looks at Al Maun's holistic and universal changing power still has not contributed much, especially to the field of environmental issues and indigenous peoples. However, the main agenda of this article is expected to contribute to gap the discourse.***Tujuan - Tulisan ini mengkaji sejauh mana pendekatan dakwah di tubuh Muhammadiyah dapat memperkuat aktivisme sosial-ekologis dalam merespon masyarakat adat terkait pelestarian lingkungan.Metode - Metode gathering analitis-deskriptif dan Focus Group Discussion (FGD) dengan informan kunci dan pendekatan studi kasus dengan Ian G. Barbour's Dialogue and Integration of religion and science (1966)Hasil - Tulisan ini berargumen bahwa ada kecenderungan Muhammadiyah menggunakan paradigma dialogis dan kooperatif tersebut dalam hal kerentanan tanah pusaka masyarakat adat terhadap perampasan tanah dan sebagainya oleh perusahaan dan pemerintah. Terlebih, “fitur hijau” aktivisme Muhammadiyah semakin kuat setelah fiqh agraria dikeluarkan oleh fatwa dan dewan penelitian Islam dewan pusat pada tahun 2020. Selanjutnya, kelemahan yang dimaksud dalam Teologi Al Maun dalam hal ini bukan hanya masyarakat adat tetapi juga lingkungan yang tak berdaya. Artikel ini juga memandang bahwa padanan pendekatan kultural dakwah Muhammadiyah lebih bersifat ekologis daripada karakter puritan. Mengusulkan pandangan sosio-ekosentris sebagai upaya untuk menghindari perselisihan teologis antara Muhammadiyah dan masyarakat adat yang banyak ditemui dalam setting adat dan tidak dapat dipisahkan dari alam sekitarnya. Namun, akan ada dua konsekuensi dalam melakukan cara itu, tentu saja: antara konversi dan konservasi.Implikasi – Makalah ini menegaskan kekuatan ekologi transformatif al Maun yang belum selesai dan dipadatkan dari atas ke bawah dan sebaliknya. Meskipun demikian, potensi yang signifikan dalam sejarah warisan diskusi dan inklusi Muhammadiyah ditegaskan oleh refleksi dari tiga hasil di atas. Fiqh agraria juga berkontribusi pada pemahaman baru bahwa kerusakan lingkungan terkait dengan kesengsaraan kelompok mustadh'afin.Orisinalitas - Artikel ini melihat kekuatan perubahan holistik dan universal Al Maun masih belum banyak berkontribusi, terutama di bidang masalah lingkungan dan masyarakat adat. Namun, agenda utama artikel ini diharapkan dapat berkontribusi pada kesenjangan wacana.
Dynamics of scientific development in dakwah education Indonesia Aep Kusnawan; Nanih Machendrawaty
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 42, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v42.1.10904

Abstract

Purpose - This study aims to determine the efforts from time to time of scientists in da'wah educational institutions in Indonesia that diligently carry out studies and publications. This research is also expected to avoid disconnection in understanding the history of Da'wah science.Method - This research was conducted through a literature review, with a historical approach. Where several references related to Da'wah scholarship are classified, discussed, and concluded.Result - The results show that the dynamics of scientific development in da'wah education in Indonesia have shown a dynamic history. The dynamism is illustrated by the alternation of da'wah scientific activities carried out and carries a sustainable theme from time to time. Another dynamic is evident in the productivity of the work they write and publish, both in the form of journals and books. The two aspects become one strength so that in its development, it further strengthens the science of Da'wah. As well as being an example for future generations to have enthusiasm and productivity that is more or less like them.Implication - this paper suggests the development of da’wah science that allows correction, addition, and perfection from the development of new science.Originality - This article is a study that shows the transformation from da'wah to da'wah science.***Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dari waktu ke waktu para ilmuwan di lembaga pendidikan dakwah di Indonesia yang rajin melakukan kajian dan publikasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menghindari keterputusan dalam memahami sejarah ilmu dakwah.Metode - Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka, dengan pendekatan sejarah. Dimana beberapa referensi terkait keilmuan Dakwah diklasifikasikan, dibahas, dan disimpulkan.Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika perkembangan keilmuan dalam pendidikan dakwah di Indonesia, telah menunjukkan sejarah yang dinamis. Kedinamisan tersebut tergambar dari silih bergantinya kegiatan keilmuan dakwah yang dilakukan dan mengusung tema berkelanjutan dari waktu ke waktu. Dinamika lain terlihat pada produktivitas karya yang mereka tulis dan terbitkan, baik dalam bentuk jurnal maupun buku. Kedua aspek tersebut menjadi satu kekuatan sehingga dalam perkembangannya semakin memperkuat ilmu dakwah. Serta menjadi contoh bagi generasi penerus untuk memiliki semangat dan produktivitas yang kurang lebih seperti mereka.Implikasi - Artikel ini menyarankan pengembangan keilmuan dakwah yang memungkinkan adanya koreksi, penambahan dan penyempurnaan pengembangan ilmu baru.Orisinalitas - Artikel ini merupakan kajian yang menunjukkan transformasi dari dakwah ke ilmu dakwah.
Improving the literacy quality of public communication Covid-19 pandemic madrasah-based educational institutions through digital skills Tantan Hermansah
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 42, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v42.1.11342

Abstract

Purpose – This article aims to describe the quality of communication literacy of the Covid-19 pandemic in madrasah-based educational institutions in the City and Regency of Bogor.Method - This study uses qualitative research with a descriptive analysis approach through direct field observations and Focus Group Discussions (FGD). The subjects in the study were six (6) Covid 19 Madrasah Task Forces in the City and District of Bogor.Result  -  The results of this service activity show that it is necessary to increase the capacity of each Madrasa Covid-19 Task Force through training and assistance and increasing understanding and communication skills so that the public gets a clear, firm, and definite understanding.Implication – the Task Force was then assisted because it was in the context of community development, so the desired process was by the planning. Lastly is monitoring and evaluation so community empowerment activities can be improved if there are still deficiencies.Originality - This research is based on improving the communication literacy quality of the Covid-19 pandemic 19 madrasa-based educational institutions through visual products to be strategic and important.***Tujuan – Tujuan dari pemberdayaan masyarakat ini adalah untuk menjelaskan gambaran kualitas literasi komunikasi pandemi Covid-19 di lembaga pendidikan berbasis madrasah di Kota dan Kabupaten Bogor.Metode – Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif melalui observasi lapangan secara langsung dan Focus Group Discussion (FGD). Subyek dalam penelitian ini adalah enam (6) Satgas Covid 19 Madrasah di Kota dan Kabupaten Bogor.Hasil - Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan perlunya peningkatan kapasitas masing-masing Satgas Covid-19 Madrasah melalui pelatihan dan pendampingan serta peningkatan pemahaman dan keterampilan komunikasi agar masyarakat mendapatkan pemahaman yang jelas, tegas dan pasti.Implikasi – Satgas kemudian diberikan pendampingan, karena dalam rangka pengembangan masyarakat sehingga proses yang diinginkan sesuai dengan perencanaan. Terakhir adalah monitoring dan evaluasi agar kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat ditingkatkan jika masih terdapat kekurangan.Orisinalitas - Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peningkatan kualitas literasi komunikasi lembaga pendidikan berbasis madrasah 19 pandemi Covid-19 melalui produk visual menjadi strategis dan penting.
Community religious expression through sholawat in Bangunrejo Kidul Kedunggalar Ngawi village Mibtadin Mibtadin; Zainal Habib
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 42, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v42.1.10922

Abstract

Purpose - Islam and Javanese culture can dialogue in harmony, the two are not contradictory. One form of acculturation of the two can be seen from the traditions of rural communities as a form of rural Sufism, namely praising the prophet Mohammad. The people of Bangunrejo Kidul Village still maintain the tradition of praising the prophet as a medium of Islamic symbols. This article looks at how praising the prophet is a form of acculturation between Islam and Javanese culture, the media for da’wa, and the religious expression of rural communities.Method - This research is qualitative descriptive, data collection is done through involved observation, in-depth interviews, and documentation.Result - Praising the prophet is a form of acculturation of Islamic and Javanese culture as seen from the reading of shalawat, dhikr, and prayer accompanied by poetry in Javanese songs while waiting for congregational prayers in the mosque between the call to prayer (adzan) and iqamat. Moral praise is a medium of da’wa aimed at shaping the personality of the community in accordance with Islamic values and upholding the identity of Javanese culture. The value of da’wa in praising the prophet is in the form of perspectives and norms related to aqidah, morals, worship, sharia, and other moral appeals extracted from the Quran and hadith. Praising the prophet is rural Sufism as well as a model for seeking rural spirituality, namely Sufism in low traditions or village traditions as opposed to cosmopolitan traditions. The existence of praising the prophet in society has a dual function, apart from being a religious expression, it is also a safeguard for the existing religious traditions. Praising the prophet becomes a religious education for a cultural inheritance to the next generation as well as for increasing the spirituality and piety of the community. The tradition of praising the prophet is widespread in NU, especially in rural communities, and has become a religious expression to strengthen Nusantara Islam.Implication - The contribution of this article is to strengthen the perspective of the sociology of da’wa in seeing the problem of da’wa in the community, one of which is with local wisdom so that Islam can be accepted.Originality - This study examines sholawat as an acculturation of Islam and culture, media of da'wah, and religious expression of the cultural Islamic community, where the religious behavior of the people of Bangurejo Kidul Village in the context of the sociology of religion where religion is understood as action (religion in action).***Tujuan - Islam dan budaya Jawa dapat berdialog secara harmonis, keduanya tidak bertentangan. Salah satu bentuk akulturasi keduanya dapat dilihat dari tradisi masyarakat pedesaan sebagai bentuk tasawuf pedesaan, yaitu pujian. Masyarakat Desa Bangunrejo Kidul masih mempertahankan tradisi puji-pujian sebagai media syiar Islam. Artikel ini melihat bagaimana pujian merupakan bentuk akulturasi antara Islam dan budaya Jawa, media dakwah, dan ekspresi keagamaan masyarakat pedesaan.Metode - Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.Hasil - Pujian merupakan bentuk akulturasi budaya Islam dan budaya Jawa yang terlihat dari pembacaan shalawat, dzikir, dan doa disertai syair dalam bahasa Jawa yang dilantunkan sambil menunggu salat berjamaah di masjid antara adzan dan iqamat. Pujian moral merupakan media dakwah yang bertujuan untuk membentuk kepribadian masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan menjunjung tinggi jati diri budaya Jawa. Nilai dakwah dalam pujian berupa cara pandang dan norma yang berkaitan dengan akidah, akhlak, ibadah, syariah, dan himbauan moral lainnya yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadits. Pujian adalah tasawuf pedesaan sekaligus model untuk mencari spiritualitas pedesaan, yaitu tasawuf dalam tradisi rendah atau tradisi desa yang bertentangan dengan tradisi kosmopolitan. Eksistensi pujian dalam masyarakat memiliki fungsi ganda, selain sebagai ekspresi keagamaan, juga sebagai pelindung tradisi keagamaan yang ada. Pujian menjadi pendidikan agama untuk pewarisan budaya kepada generasi penerus serta untuk meningkatkan kerohanian dan ketakwaan masyarakat. Tradisi puji-pujian tersebar luas di NU, terutama di masyarakat pedesaan dan telah menjadi ekspresi keagamaan untuk memperkuat Islam Nusantara.Implikasi - Kontribusi artikel ini untuk memperkuat perspektif sosiologi dakwah dalam melihat permasalahan dakwah di masyarakat, salah satunya dengan kearifan lokal agar Islam dapat diterima.Orisinalitas - Kajian ini mengkaji sholawat sebagai akulturasi Islam dan budaya, media dakwah, dan ekspresi keagamaan masyarakat Islam kultural, dimana perilaku keagamaan masyarakat Desa Bangurejo Kidul dalam konteks sosiologi agama dimana agama berada. dipahami sebagai tindakan (religion in action).
Combining old and new media for Islamic da’wa activity: The Case of Indonesian Nursi movement Adeni Adeni; Osman Koroglu; Silviatul Hasanah
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 42, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v42.1.11726

Abstract

Purpose - The purpose of this study was to analyze the combination of old and new media use in Nursi movement da’wah in Indonesia.Method– This study used a qualitative method by an approach of combining old and new media in da’wah. The data were collected by interviewing Indonesian figures, observing the Nursi’s da’wah activities, and reading the Risale-I Nur.Result - The results showed that the Nursi movement emphasized a combination of old and new media in doing da’wah. Old media used the Risale-I Nur as a writing media and the radio as an electronic media. The old one was used for disseminating da’wah messages related to theological (aqidah) and Islam law content suitable to the controlling character of old media. New media such as blog-website, WhatsApp, YouTube, Facebook, and Instagram were used for conveying da’wah in the form of good words, spiritual advice, and avoiding the issues of khilafiyah (Islamic thoughts differences). It is relevant to the democratic character of new media.Implication –This study suggested that the use of old and new media in da’wah should be combined. It is to contribute to disseminating a comprehensive da’wah. Originality – The study was the first work in the da’wah field that emphasizes the urgency of combining old and new media use in da’wah activities.***Tujuan - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kombinasi penggunaan media lama dan baru dalam dakwah gerakan Nursi di Indonesia.Metode– Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan menggabungkan media lama dan media baru dalam dakwah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan tokoh-tokoh Nursi Indonesia, mengamati kegiatan dakwah Nursi, dan membaca Risale-I Nur.Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan Nursi menekankan kombinasi media lama dan media baru dalam berdakwah. Media lama yang digunakan adalah Risale-I Nur sendiri sebagai media tulis dan radio sebagai media elektronik. Media lama digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan dakwah terkait muatan teologis (aqidah) dan syariat Islam yang sesuai dengan karakter pengendali media lama. Media baru seperti blog-website, WhatsApp, YouTube, Facebook, dan Instagram digunakan untuk menyampaikan dakwah dalam bentuk kata-kata yang baik, nasihat spiritual, dan menghindari isu-isu khilafiyah (perbedaan pemikiran Islam). Hal ini relevan dengan karakter demokratis media baru.Implikasi – Penelitian ini menyarankan agar penggunaan media lama dan baru dalam dakwah harus dikombinasikan. Hal ini untuk berkontribusi dalam menyebarluaskan dakwah yang komprehensif.Orisinalitas – Kajian ini merupakan karya pertama dalam bidang dakwah yang menekankan urgensi menggabungkan penggunaan media lama dan baru dalam kegiatan dakwah.
Inclusive da’wa on Indonesian people: The role of people in the view of Auguste Comte Iskandar Iskandar; Nurhakki Anshar; Afidatul Asmar
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 42, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v42.1.11093

Abstract

Purpose - The purpose of this research is to find out the reasons why inclusive da’wa is needed in Indonesian society, to find out the impact of inclusive da’wa material on the Indonesian's lives, and to find out the opportunities and obstacles for implementing inclusive da'wah in Indonesia.Method - The research’s type is qualitative research with a multidisciplinary approach, so the data collection use observation method and documentation with Auguste Comte's positivism theory is then analyzed and a conclusion is drawn.Result - The results showed that inclusive da’wa is required in Indonesian society because Indonesian society is plural, and consisting of diversity so in spreading friendly Islamic teachings it is not only possible to implement it in theory which is based on Alquran and Hadith. On the other hand, knowledge is required as an approach to seeing Indonesian society.Implication - The impact of inclusive da’wa material on the people's lives in Indonesia has influenced changing people's mindsets. Significantly, now society, in general, can understand differences as a necessity that their existence must be respected.Originality – This article examines inclusive Da’wa referring to Auguste Comte.***Tujuan – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan mengapa da’wa inklusif diperlukan dalam masyarakat Indonesia, untuk mengetahui dampak materi da’wa inklusif terhadap kehidupan bangsa Indonesia , dan untuk mengetahui peluang dan hambatan pelaksanaannya . da’wa inklusif di Indonesia.Metode - Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan multidisiplin, sehingga pengumpulan data menggunakan metode observasi dan dokumentasi dengan teori positivisme Auguste Comte kemudian dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan.Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa da’wa inklusif diperlukan dalam masyarakat Indonesia karena masyarakat Indonesia adalah plural, terdiri dari keragaman sehingga dalam menyebarkan ajaran Islam ramah tidak hanya mungkin untuk menerapkannya dalam teori yang didasarkan pada al-quran dan hadits. . Namun di sisi lain, pengetahuan dibutuhkan sebagai pendekatan dalam melihat masyarakat Indonesia.Implikasi - Dampak materi da’wa inklusif terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perubahan pola pikir masyarakat. Secara signifikan, kini masyarakat pada umumnya mampu memahami perbedaan sebagai keniscayaan yang harus dihormati keberadaannya.Orisinalitas – Artikel ini mengkaji da’wa inklusif yang mengacu pada Auguste Comte.
Religious freedom in the context of Islamic da'wa Safrodin Safrodin
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 42, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v42.1.11860

Abstract

Purpose - This paper aims to explain religious freedom in the context of Islamic Da’wa according to the interpretation of the Qur'an.Method - This study used a qualitative approach to literature (library research) with thematic methods.Result - The results of this study have explained that religious freedom is one of the values guaranteed in Islamic Da’wa. In addition to strictly prohibiting religious coercion on everyone, the Qur'an also clarifies the limits of the missionary duties of the Prophets and scholars (dā'i), which is only to convey the truth of Islamic teachings continuously to humanity by calling on them with the wisdom, the good advice ( mauidzah hasanah ), the best dialogue (jidāl ahsan), and the good example (qudwah hasana ). The Qur'an also emphasizes the diversity of human attitudes in accepting Islamic Da’wa is a sunnah of Allah SWT ., so any attempt to force them to become believers is impossible. The essence of this meaning is at least contained in the interpretation of al-Baqarah: 256, Yūnus : 99 and al-Gāsyiyah : 21-22.Implication - This study suggests a humanist Da’wa that always respects the freedom of mad'u in determining their religion without any element of coercion.Originality - This study is the first study that tries to analyze religious freedom from the perspective of Islamic Da’wa.***Tujuan - Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan kebebasan beragama dalam konteks dakwah Islam menurut tafsir Al-Qur'an.Metode – Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif kepustakaan (library research) dengan metode tematik.Hasil - Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kebebasan beragama merupakan salah satu nilai yang dijamin dalam dakwah Islam. Selain secara tegas melarang pemaksaan agama pada setiap orang, Al-Qur'an juga menjelaskan batasan tugas dakwah para Nabi dan ulama (dā'i), yaitu hanya menyampaikan kebenaran ajaran Islam secara terus menerus kepada umat manusia dengan menyeru mereka. dengan hikmah, nasehat yang baik (mauidzah hasanah), dialog yang baik (jidāl ahsan), dan teladan yang baik (qudwah hasanah). Al-Qur'an juga menekankan keragaman sikap manusia dalam menerima dakwah Islam sebagai sunnah Allah swt., sehingga upaya apapun untuk memaksa mereka menjadi beriman tidak mungkin dilakukan. Esensi makna ini setidaknya terkandung dalam tafsir al-Baqarah: 256, Yūnus : 99 dan al-Gāsyiyah : 21-22.Implikasi - Kajian ini menyarankan dakwah humanis yang selalu menghargai kebebasan mad'u dalam menentukan agamanya tanpa ada unsur paksaan.Orisinalitas - Kajian ini merupakan studi pertama yang mencoba menganalisis kebebasan beragama dalam perspektif dakwah Islam.
The tabligh language of the millenial generation in social media: Analysis of popular Islamic account framing Ridwan Rustandi
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 42, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v42.1.10731

Abstract

Purpose - This study aims to analyze the construction of tabligh language based on religious moderation in social media. The research was conducted by taking the research object of Popular Islamic accounts on three social media platforms, namely Facebook, YouTube, and Instagram. Specifically, the research is directed at studying expressive, conventional, rhetorical logic, and religious moderation tabligh language negotiations for the millennial generation. An interpretive paradigm was chosen in this study.Method - Qualitative approach through the Gamson and Modigliani model framing analysis method was chosen to analyze the packaging pattern of the tabligh language. Data were collected through observation, interview, and documentation techniques. Furthermore, it is analyzed through three stages: reduction, display, and verification.Result  -  The study results conclude that the expressive logic of the tabligh language contained in the Popular Islam account is related to the normativity and actuality of Islamic teachings. The conventional logic set by the Popular Islam account is based on normative arguments, actual arguments, opinions of Islamic leaders, metaphors or parables, and phenomena that are trending in society. Rhetorical logic is carried out by using language style, communication principles, appeals and message organizational structures, and visualizing messages in a way that links symbols, images, and text. The negotiation of religious moderation discourse is packaged by showing the face of Islam on two sides, namely the doctrinal side and the actual side. Popular Islam places historical, empirical, and actual religious reality as the core issue of Islamic ideas. Moderate and accurate packaging tools are presented both within the framework of framing and reasoning of Popular Islamic accounts.Implication – The implications of this research relate to the importance of building theological, technological, and humanist awareness in preparing the infrastructure and ecosystem of da'wah resources to face the era of digital industrialization.Originality - This study analyzes the phenomenon of how the choice of diction and tabligh language style regarding religious messages based on religious moderation is presented in a virtual space.***Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi bahasa tabligh berdasarkan moderasi beragama di media sosial. Penelitian dilakukan dengan mengambil objek penelitian akun Islami Populer di tiga platform media sosial yaitu Facebook, YouTube, dan Instagram. Secara spesifik, penelitian diarahkan untuk mengkaji negosiasi bahasa tabligh ekspresif, konvensional, logika retoris, dan moderasi agama bagi generasi milenial. Paradigma interpretif dipilih dalam penelitian ini.Metode - Pendekatan kualitatif melalui metode analisis framing model Gamson dan Modigliani dipilih untuk menganalisis pola pengemasan bahasa tabligh. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi, display, dan verifikasi.Hasil - Hasil penelitian menyimpulkan bahwa logika ekspresif bahasa tabligh yang terdapat dalam akun Islam Populer berkaitan dengan normativitas dan aktualitas ajaran Islam. Logika konvensional yang ditetapkan oleh akun Islam Populer didasarkan pada argumen normatif, argumen aktual, pendapat para pemimpin Islam, metafora atau perumpamaan, dan fenomena yang sedang tren di masyarakat. Logika retoris dilakukan dengan menggunakan gaya bahasa, prinsip komunikasi, daya tarik dan struktur organisasi pesan, dan memvisualisasikan pesan dengan cara menghubungkan simbol, gambar, dan teks. Negosiasi wacana moderasi keagamaan dikemas dengan menampilkan wajah Islam dalam dua sisi, yaitu sisi doktrinal dan sisi aktual. Islam kerakyatan menempatkan realitas keagamaan historis, empiris, dan aktual sebagai isu inti gagasan-gagasan Islam. Alat pengemasan yang moderat dan akurat disajikan baik dalam kerangka pembingkaian dan penalaran akun Islami Populer.Implikasi – Implikasi penelitian ini berkaitan dengan pentingnya membangun kesadaran teologis, teknologis, dan humanis dalam mempersiapkan infrastruktur dan ekosistem sumber daya dakwah untuk menghadapi era industrialisasi digital.Orisinalitas - Penelitian ini menganalisis fenomena bagaimana pilihan diksi dan gaya bahasa tabligh tentang pesan-pesan keagamaan berbasis moderasi keagamaan dihadirkan dalam ruang virtual.
The flow of understanding and variety of communication behaviors religious moderation communities on the slopes of Merapi volcano Mukti Ali; Hasan Maftuh; Muhamad Mustholiq Alwi
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 42, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v42.1.11117

Abstract

Purpose - People who live on the slopes of Merapi Volcano apply religious moderation behavior by respecting traditions and other thoughts. The purpose of this study was to find out the tradition and communication of religious moderation in the community on the slopes of Merapi Volcano.Method - The research uses the descriptive-qualitative method. The research location took place in the Srumbung sub-district, Magelang district. Data was collected through interviews, observation, and documentation. Informants in this study were young people and community leaders in the village.Result - The results of this study indicate that there are two characteristics of the community thought traditions in the implementation of religious moderation, namely people who can apply this concept well and thoroughly, and there are people who are against the concept of religious moderation, who tend to be intolerant towards diversity and differences of opinion and thoughts.Implication - The contribution of this study on religious moderation has become a barrier to critical thinking discourses that are currently developing. Religious moderation is an alternative solution to the current trend of thought, such as radical, liberal, and even fundamental ways of thinking.Originality - This study looks at the traditions of thought developing in the community. Furthermore, this research aims to look at the communication of religious moderation of da'wah in society. The sociological perspective as a research approach is expected to be able to find social facts found in society.***Tujuan - Masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Merapi menerapkan perilaku moderasi beragama dengan menghargai tradisi dan pemikiran lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tradisi dan komunikasi moderasi beragama pada masyarakat di lereng Gunung Merapi.Metode - Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Lokasi penelitian berlangsung di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah para pemuda dan tokoh masyarakat di desa tersebut.Hasil - Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua ciri tradisi pemikiran masyarakat dalam penerapan moderasi beragama, yaitu masyarakat yang dapat menerapkan konsep ini dengan baik dan tuntas, dan terdapat masyarakat yang menentang konsep moderasi beragama, yang cenderung tidak toleran terhadap keragaman dan perbedaan pendapat dan pemikiran.Implikasi - Kontribusi kajian tentang moderasi beragama ini menjadi penghambat wacana berpikir kritis yang berkembang saat ini. Moderasi beragama merupakan solusi alternatif dari pola pikir yang berkembang saat ini, seperti cara berpikir radikal, liberal, bahkan fundamental.Orisinalitas - Kajian ini melihat tradisi pemikiran yang berkembang di masyarakat. Selanjutnya, penelitian ini bertujuan untuk melihat komunikasi moderasi dakwah dakwah di masyarakat. Perspektif sosiologis sebagai pendekatan penelitian diharapkan mampu menemukan fakta-fakta sosial yang ditemukan di masyarakat.

Page 1 of 1 | Total Record : 10