cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Dakwah
ISSN : 16938054     EISSN : 2581236X     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
FOCUS The focus is to provide readers with a better understanding of dakwah knowledge and activities the life on Indonesian Muslims. SCOPE The subject covers textual and fieldwork studies with various perspectives of communication and broadcasting Islam, guidance and counseling Islam, management dakwah, development of Islamic societies and many more. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 269 Documents
Urgency of Islamic psychotherapy in decreasing physical and psychological stress Muhammad Anis Bachtiar; Hizhwah Aqidatul Izzah; Muhammad Haidarsyah Kasyfillah
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 43, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v43.1.16125

Abstract

Purpose - This paper aims to prove that Islamic psychotherapy of LPSNU Pagar Nusa Branch Jombang is able to decrease stress, and to prove that Islamic Psychotherapy of LPSNU Pagar Nusa Branch Jombang is able to decrease physical and psychological stress.Method - Population and sample of the research, population of the research was 500 people, while 20 was taken as sample using Non-Probability sample design with purposive sample sampling technique. Data analysis used comparative analysis using T-test for small groups (less than 30).Result  -  the result of Paired sample test was t: -4,810, p= 0.000, from the data, it was further consulted to table T with df: 19 significance of 0.05 where the score of 2.093 was obtained and at the significance level of 0.001, a score of 2.861 was obtained which meant that To is bigger than Tt, 2.0934.8102.861. Therefore, it could be concluded that there is a significant influence between Islamic Psychotherapy of LPSNU Pagar Nusa branch Jombang towards the decreasing level of stress.Implication – The researcher recommended to future researchers develop more specific research related to the aspect of self-control and spirituality as its dependent variable for such aspect represents mental health factor.Originality - This is the first research to apply Islamic psychotherapy towards the decreasing level of stress among the members of LPSNU Pagar Nusa branch Jombang.***Tujuan - 1). Untuk membuktikan bahwa psikotrapi Islami LPSNU Pagar Nusa Cabang Jombang dapat menurunkan stres. 2). Untuk membuktikan bahwa psikoterapi Islami LPSNU Pagar Nusa Cabang Jombang dapat menurunkan stres fisik dan psikis.Metode - Populasi dan sampel penelitian, populasi penelitian berjumlah 500 orang, sedangkan yang diambil menjadi sampel sebanyak 20 orang dengan menggunakan rancangan sampel Non-Probabilitas dengan teknik pengambilan sampel purposif. Analisis data menggunakan analisis komparasional dengan menggunakan Uji T untuk kelompok kecil (kurang dari 30).Hasil  -  hasil Paired samples test adalah t: -4,810, p= 0.000, dari data tersebut selanjutnya dikonsultasikan pada tabel T dengan df: 19 signifikasi 0.05 diperoleh nilai 2.093 dan pada taraf signifikasi 0.001 diperoleh nilai 2.861. berarti To lebih besar dari Tt, 2.0934.8102.861. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara psikoterapi islami LPSNU Pagar Nusa cabang Jombang terhadap penurunan stres.Implikasi – Peneliti merekomendasikan kepada peneliti berikutnya untuk mengembangkan penelitian berikutnya secara lebih spesifik yang berkaitan dengan aspek self control dan spiritualitas sebagai variabel terikatnya, karena aspek tersebut merepresentasikan unsur kesehatan mental.Orisinalitas – penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menerapkan psikoterapi islam terhadap penurunan tingkat stres pada anggota LPSNU Pagar Nusa cabang Jombang.
Moderation of religion in the Fatwa of Majelis Ulama Indonesia about the Ethics of da’wah in the Digital Age Agus Fatuh Widoyo; Muhammad Abduh; M. Abduh Amrie; Athoillah Islamy
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 43, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v43.1.16053

Abstract

Purpose - The rampant da’wah content in social media that triggers social and national disintegration is a problem and a big task for the government and Muslims in Indonesia to prevent it. This study seeks to identify the values of moderation in the fatwa of the Majelis Ulama Indonesia of East Java Province Number—06 of 2022 concerning da’wah Ethics in the Digital Era.Method - This qualitative study uses a philosophical normative approach. The study's primary data used the fatwa document of the Majelis Ulama Indonesia, East Java Province Number—06 of 2022 concerning da’wah Ethics in the Digital Era. Indicators of religious moderation conceptualized by the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia as the primary analysis theory. The documentation techniques used in collecting data in this study and the data analysis techniques used were data reduction, presentation, and verification.Results - This study concludes that there is a dimension of religious moderation in the fatwa of Majelis Ulama Indonesia of East Java Province Number—06 of 2022 concerning da’wah Ethics in the Digital Era, among others, the value of anti-radicalism in the prohibition of the delivery of provocative da’wah content, the value of tolerance in the recommendation of delivering pluralist da’wah content, the value of national commitment in the recommendation of delivering da’wah content that leads to compliance with the country's constitution, and the accommodating value of local wisdom in the recommendation of delivering da’wah content that maintains public conduciveness. Implications – This study shows that mainstreaming religious moderation in Indonesia can be internalized in religious social fatwas.Originality - This study shows that the four indicators of religious moderation in Indonesia (tolerance, anti-radicalism, national commitment, and accommodating to local wisdom) can be internalized in the digital media space's code of ethics for da’wah activities.***Tujuan - Maraknya konten dakwah di media sosial yang memicu disintegrasi sosial dan bangsa merupakan masalah dan tugas besar bagi pemerintah dan umat Islam di Indonesia untuk mencegahnya. Kajian ini berupaya mengidentifikasi nilai-nilai moderasi dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Timur Nomor—06 Tahun 2022 tentang Etika Dakwah di Era Digital.Metode – Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan filosofis normatif. Data primer penelitian ini menggunakan dokumen fatwa Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Timur Nomor—06 Tahun 2022 tentang Etika Dakwah di Era Digital. Indikator moderasi beragama dikonseptualisasikan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai teori analisis utama. Teknik dokumentasi yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini dan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian, dan verifikasi.Hasil - Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat dimensi moderasi beragama dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Timur Nomor—06 Tahun 2022 tentang Etika Dakwah di Era Digital antara lain nilai anti radikalisme dalam larangan penyampaian konten dakwah yang provokatif, nilai toleransi dalam rekomendasi penyampaian konten dakwah pluralis, nilai komitmen nasional dalam rekomendasi penyampaian konten dakwah yang mengarah pada kepatuhan terhadap konstitusi negara, dan akomodatif nilai kearifan lokal dalam rekomendasi penyampaian konten dakwah yang menjaga kondusifitas publik.Implikasi – Kajian ini menunjukkan bahwa pengarusutamaan moderasi beragama di Indonesia dapat terinternalisasi dalam fatwa-fatwa sosial keagamaan.Orisinalitas - Studi ini menunjukkan bahwa empat indikator moderasi beragama di Indonesia (toleransi, anti radikalisme, komitmen kebangsaan, dan akomodatif terhadap kearifan lokal) dapat diinternalisasikan dalam kode etik ruang media digital untuk kegiatan dakwah.
Pesantren-based psychosocial-spiritual therapy Zaen Musyirifin; Ferra Puspito Sari; Ari Muhammad Kharir
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 43, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v43.1.16191

Abstract

Purpose – the purpose of this study is to identify the application of Psychosocial-spiritual in rehabilitation pesantren for people with mental disorders and for former drug addicts as well as to find the strengths and weaknesses of pesantren-based Psychosocial-spiritual.Method – The research method used was qualitative descriptive with the subject of Pondok officials and the students. Data collection was through interviews, observation, and documentation. The research location was in a pesantren specific for people with mental disorders and drug rehabilitation. Data analysis techniques in this research interactive model include data reduction, data presentation, and conclusion.Result  -  Psychosocial-spiritual therapy is related to some personality aspects, are psychology, social, and religion Psychosocial-spiritual therapy method found was andragogy, problem-solving, and psychosocial-spiritual.Implication – Psychosocial-spiritual, which integrates psychosocial and psychospiritual, could support rehabilitation for people with mental disorders and former drug addicts.Originality – This is the first research on psychospiritual therapy for people with mental disorders and former drug addicts.***Tujuan – Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan terapi psikososiospiritual di pesantren rehabilitasi bagi ODGJ dan mantan pecandu narkoba, serta menemukan kekurangan serta kelebihan terapi psikososiospiritual berbasis pesantrenMetode – Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif, dengan subjek pengurus pondok dan santri bina. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Lokasi penelitian dilakukan di jenis pesantren yaitu pesantren khusus orang dengan gangguan jiwa, rehabilitasi narkoba. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif, yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan .Hasil  -  Terapi Psikososiospiritual berkaitan dengan beberapa aspek kepribadian, yaitu psikologis, sosial dan religious. Metode terapi psikososiospiritual yang ditemukan yaitu metode andragodi, problem solving dan psikoso-spiritual.Implikasi – Terapi psikososiospiritual yang merupakan integrasi dari psikososial dan psikospiritual ini dapat mendukung proses rehabilitasi pada ODGJ dan mantan pecandu narkoba.Orisinalitas – Penelelitian  mengenai terapi psikospiritual bagi ODGJ dan mantan pecnadu narkoba ini pertama kali diteliti.
Model of Islam Nusantara da'wah based on multiculturalism Ahmad Shofi Muhyiddin
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 43, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v43.1.15412

Abstract

Purpose - This study aims to develop a model of Islamic da'wah based on religious and cultural multiculturalism in Indonesia as a response to religious violence.Method - This research was conducted through a literature review (library research) with a philosophical hermeneutic approach in which data related to da'wah scholarship, the term Islam Nusantara, and multiculturalism were analyzed using descriptive-holistic-heuristic elements.Result - The results of the study show that: 1). Islam Nusantara da'wah necessitates the presence of Islam, which is constantly in dialectics with the culture of the people of the Archipelago. In this dialectical process of Islam and culture, it is not uncommon for "Islam Nusantara" to succeed in creating new Islamic symbols that do not exist in the Middle East region. Therefore, several models of da'wa are obtained, including deculturative dialogue da'wah/taghayyur, additive acculturation dialogue da'wah/takammul, considerate acculturation dialogue da'wah/tahammul and inclusive-institutional acculturation dialogue da'wah/tasallum. The da'wah approach used is a structural-formalistic, cultural-naturalistic, and spiritual-intuitive approach. This da'wah approach is applied through dakwah bi al-lisān, dakwah bi al-qalam, and dakwah bi al-ḥāl. 2). The characteristics of Islam Nusantara da'wah based on multiculturalism include: acknowledging and appreciating the uniqueness and diversity of cultures and beliefs, as well as the existence of points of similarity in this diversity, viewing the phenomenon of religion as a culture, and understanding religion in a progressive, dynamic manner and without "sacredism." 3). Da'wah's models in responding to religious violence differ depending on the typologies of causative factors.Implication - This article suggests the development of da'wah scholarship, namely the Islam Nusantara da'wah based on multiculturalism, which allows for corrections, additions, and improvements to developing new knowledge.Originality - This article is a study that shows the formulation of Islam Nusantara da'wah model with a multiculturalism perspective.***Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model dakwah Islam yang berbasis pada multikulturalitas agama dan budaya di Indonesia sebagai respon terhadap kekerasan beragama.Metode - Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan dengan pendekatan hermeneutika filosofis di mana data yang berkaitan dengan keilmuan dakwah, Islam nusantara dan multikulturalisme di analisa dengan menggunakan unsur deskriptif-holistik-heuristik.Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). dakwah Islam Nusantara meniscayakan kehadiran Islam yang terus-menerus berdialektika dengan budaya masyarakat Nusantara. Dalam proses dialektika Islam dan budaya ini, tidak jarang Islam Nusantara berhasil menciptakan simbol-simbol Islam baru yang tidak ada di kawasan Timur Tengah. Oleh karena itu didapatkan beberapa model dakwah, antara lain: dakwah dialog dekulturatif/taghayyur,   dakwah dialog akulturasi aditif/takammul, dakwah dialog akulturasi konsideratif/tahammul dan dakwah dialog akulturasi inklusif-institutif/tasallum. Pendekatan dakwah yang digunakan adalah pendekatan struktural-formalistik, kultural-naturalistik dan spiritual-intuitif. Pendekatan dakwah ini diterapkan melalui metode dakwah bi al-lisān, dakwah bi al-qalam dan dakwah bi al-ḥāl. 2). Karakteristik dakwah Islam Nusantara berbasis multikulturalisme antara lain: mengakui dan menghargai keunikan dan keragaman budaya dan keyakinan, serta adanya titik kesamaan dalam keragaman tersebut, memandang fenomena keberagamaan sebagai kultur, dan memahami agama secara progresiv, dinamis dan tidak ada “pensakralan”.  3). model dakwah dalam merespon fenomena kekerasan beragama berbeda-beda tergantung dari perbedaan tipologi faktor penyebabnya.Implikasi - Artikel ini menyarankan pengembangan keilmuan dakwah, yaitu dakwah Islam Nusantara berbasis multikulturalisme, yang memungkinkan adanya koreksi, penambahan dan penyempurnaan pengembangan ilmu baru.Orisinalitas - Artikel ini merupakan kajian yang menunjukkan formulasi model dakwah Islam Nusantara dengan perspektif multikulturalisme.
Implementation of transformative da'wah its implications on character education in marginal children Deni Zam Jami; Illa Susanti
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 43, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v43.1.14635

Abstract

Purpose – This study aims to prove that the transformational da'wah carried out by the Bina Insan Kamil Islamic Boarding School Jakarta for marginalized children can impact character education.Method – The method used in this research is a phenomenological method with a qualitative approach. From the phenomenological research, a description of the existing social phenomena is carried out. The primary data source in this study was the result of interviews with the da'wah activists of the Bina Insan Kamil Islamic Boarding School, parents, and marginalized children assisted by the da'wah of the Bina Insan Kamil Islamic Boarding School.Result - The study results show that the transformative da'wah carried out by the Bina Insan Kamil Islamic Boarding School is persuasive, honest work and empowerment adapted to the situation and conditions of marginalized children.Implication – The transformative da'wah carried out by the Bina Insan Kamil Islamic Boarding School has an impact on changing the character of marginalized children. The form of character change is that marginal children look cheerful, enthusiastic, independent, confident, optimistic, and have high fighting power. Empowerment of marginalized children impacts their enthusiasm to study, some return to school, enter Islamic boarding schools, and some are already working. Circles will realize transformative da'wah.Originality – This research is the first study to link the da'wah movement with implications for character changes in marginalized children.***Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa da’wah transformasional yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Bina Insan Kamil Jakarta terhadap anak-anak marjinal dapat memberikan dampak terhadap pendidikan karakter.Metode - Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fenomenologi dengan pendekatan kualitatif. Dari penelitian fenomenologi tersebut, dilakukan pendeskripsian terhadap fenomena sosial yang ada. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan para aktivis da’wah Pondok Pesantren Bina Insan Kamil, orang tua, dan anak-anak marjinal dampingan da’wah Pondok Pesantren Bina Insan Kamil.Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa da’wah transformatif yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Bina Insan Kamil bersifat persuasif, kerja nyata dan pemberdayaan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak marjinal.Implikasi - Da’wah transformatif yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Bina Insan Kamil berdampak pada perubahan karakter anak marjinal. Bentuk perubahan karakter tersebut adalah anak-anak marjinal terlihat ceria, bersemangat, mandiri, percaya diri, optimis, dan memiliki daya juang yang tinggi. Pemberdayaan anak-anak marjinal berdampak pada semangat belajar mereka, ada yang kembali bersekolah, masuk pesantren, dan ada juga yang sudah bekerja. Lingkaran akan mewujudkan da’wah yang transformatif.Orisinalitas - Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang mengaitkan gerakan da’wah dengan implikasi perubahan karakter pada anak-anak yang terpinggirkan.
Contextualization of Abdurrahman Wahid's humanistic da’wah in cases of violation of human rights in Indonesia Rosidi Rosidi; Najahan Musyafak; Umi Aisyah; Suslina Suslina
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 43, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v43.1.13389

Abstract

Purpose - Two things become the purpose of this paper. First, to describe Abdurahman Wahid's humanistic da’wah. Second, to read the contextualization of humanistic da’wah on Human Rights Abuse.Method - This paper applied Creswell's phenomenology in seeing the phenomena of Human Rights abuse. The data was taken from documents with humanistic da’wah and Abdurrahman Wahid's humanistic da’wah, along with human rights abuse cases that occurred, either from books, journals, news, or relevant online sources. The data was then analyzed descriptively.Results  -  The research results show that: first, based on the reading of Abdurrahman Wahid's humanistic da’wah, humanization was performed based on its role as a da’i, author, activist, or nationalist. Humanization was visible from the writings published in books or printed media,  the attitude of being aligned to the oppressed through speeches as his plea towards the oppressed, and the policy issued through revocation of President Instruction number 14 of 1967 replaced by President Decree Number 6 of 2000. Second, in the context of human rights abuse, humanistic da’wah could be performed through 4 (four) aspects: da’i, material, method, and mad’u. From the aspect of da’i, humanistic da’wah could be achieved by anyone. However, people with power and authority will have a more significant impact. The material in humanistic da’wah should be about pluralism, justice, equality, and affection (anti-violence). The methods used were policy advocacy, assistance for the victims, and a massive community awareness movement. While mad’u from humanistic da’wah means everyone, disregarding their sex, social class, race, religion, age, and disabilities.Implication – This result suggests improving the skills performance in da’wah strategy, messages, and methods related to social problems.Originality - This research is a complementary study of the previous works, which focus on Abdurrahman Wahid's role in performing da’wah based on his authority. This study emphasizes the four aspects of humanity which could be applied for da’i to accomplish the humanitarian phenomena.***Tujuan - Dua hal yang menjadi tujuan dari tulisan ini. Pertama, untuk mendeskripsikan dakwah humanistik Abdurahman Wahid. Kedua, membaca kontekstualisasi dakwah humanistik tentang Pelanggaran HAM.Metode - Artikel ini menerapkan fenomenologi Creswell dalam melihat fenomena pelanggaran HAM. Data diambil dari dokumen dakwah humanistik dan dakwah humanistik Abdurrahman Wahid, beserta kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi, baik dari buku, jurnal, berita, maupun sumber online yang relevan. Data kemudian dianalisis secara deskriptif.Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, berdasarkan pembacaan dakwah humanistik Abdurrahman Wahid, humanisasi dilakukan berdasarkan perannya sebagai da’i, penulis, aktivis, atau nasionalis. Humanisasi itu terlihat dari tulisan-tulisan yang dimuat dalam buku atau media cetak, sikap berpihak kepada yang tertindas melalui pidato-pidato sebagai pembelaannya terhadap yang tertindas, dan kebijakan yang dikeluarkan melalui pencabutan Instruksi Presiden nomor 14 tahun 1967 diganti dengan Keppres Nomor 6 Tahun 2000. Kedua, dalam konteks pelanggaran HAM, dakwah humanistik dapat dilakukan melalui 4 (empat) aspek: da’i, materi, metode, dan mad’u. Dari aspek da’i, dakwah humanistik dapat dilakukan oleh siapa saja. Namun, orang dengan kekuasaan dan otoritas akan memiliki dampak yang lebih signifikan. Materi dakwah humanistik harus tentang pluralisme, keadilan, kesetaraan, dan kasih sayang (anti kekerasan). Metode yang digunakan adalah advokasi kebijakan, pendampingan korban, dan gerakan penyadaran masyarakat secara masif. Sedangkan mad’u dari dakwah humanistik berarti semua orang, tidak memandang jenis kelamin, kelas sosial, ras, agama, usia, dan kecacatan.Implikasi – Hasil ini menyarankan peningkatan kinerja keterampilan dalam strategi dakwah, pesan, dan metode yang berkaitan dengan masalah sosial.Orisinalitas - Penelitian ini merupakan studi pelengkap dari karya-karya sebelumnya, yang berfokus pada peran Abdurrahman Wahid dalam melakukan dakwah berdasarkan otoritasnya. Kajian ini menekankan pada empat aspek kemanusiaan yang dapat diterapkan da’i untuk menyelesaikan fenomena kemanusiaan.
Da’wah tourism: Formulation of collaborative governance perspective development Dedy Susanto; Najahan Musyafak; Raharjo Raharjo; Anasom Anasom; Uswatun Niswah; Lukmanul Hakim
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 43, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v43.1.13214

Abstract

Purpose - Departing from the phenomenon that the number of da’wah tourist destinations is quite large, especially the tombs of ulama', and the number of tourist visits have increased significantly, this study aims to describe the formulation of tourism destination development, describe collaborative governance in tourism destination development and describe the inhibiting and supporting factors of tourism destination development in Semarang City.Method - The type and approach of research used is descriptive with a qualitative approach. Data validity checks using data source triangulation techniques are carried out by comparing the results of observation data with interview data and interview results with related documents and data analysis through data reduction, data presentation, and conclusion drawing.Result - The results showed that the development of da’wah tourist destinations had yet to be carried out. However, there is a growth in the number of da’wah tourist destinations. Collaborative governance in the development of tourism destinations has yet to run optimally. There are several supporting and inhibiting factors in the development of tourism destinations.Implication - The formulation of the development of da'wah tourism in Semarang with collaborative covernance affects the maximum achievement of the professionalism of da'wah tourism services, completeness of facilities and infrastructure, reputation and credibility of the existing destination image so that tourists can feel safe and satisfied and increase their religious awareness. The results of this study are used to provide input to the Semarang city government, the Tourism Office, other related agencies to improve in connection with the development that has been done.Originality - This research is the first research related to da'wah tourism in Semarang City, where in this tourism development research uses a collaborative governance approach.***Tujuan - Berangkat dari adanya fenomena yang berupa jumlah destinasi wisata dakwah cukup banyak, terutama makam ulama’, dan jumlah kunjungan wisatawan mengalami kenaikan yang signifikan, maka penelitian ini bertujuan mendiskripsikan formulasi pengembangan destinasi pariwisata, mendeskripsikan collaborative governance dalam pengembangan destinasi pariwisata dan mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung pengembangan destinasi pariwisata di Kota Semarang.Metode - Tipe dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi sumber data yang dilakukan dengan membandingkan hasil data pengamatan dengan data hasil wawancara dan hasil wawancara dengan dokumen yang terkait, dan analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil  -  Hasil Penelitian menunjukkan bahwa, pengembangan destinasi wisata dakwah belum dilakukan secara keseluruhan akan tetapi terdapat pertumbuhan jumlah destinasi wisata dakwah, Collaboratie governance dalam pengembangan destinasi pariwisata belum berjalan maksimal dan terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan destinasi pariwisata.Implikasi – Formulasi pengembangan wisata dakwah di Semarang dengan collaborative covernance berpengaruh terhadap pencapaian yang maksimal terhadap profesionalitas pelayanan wisata dakwah, kelengkapan sarana dan prasarana, reputasi dan krebilitas citra destinasi yang ada sehingga wisatawan bisa merasa aman dan puas serta meningkatkan kesadaran beragama mereka. Hasil penelitian ini digunakan untuk memberikan masukan kepada pemerintah kota Semarang, Dinas Pariwisata, Dinas terkait lainnya untuk membenahi sehubungan dengan pengembangan yang telah dilakukan.Orisionalitas – Penelitian ini merupakan penelitian pertama terkait dengan wisata dakwah di Kota Semarang, di mana dalam penelitian pengembangan wisata ini menggunakan pendekatan collaborative governance.
Dynamics of mosque-based da’wah and its implications for the Diversity of muslim communities in Medan Abdullah Abdullah
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 43, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v43.1.16082

Abstract

Purpose - This study aims to determine the dynamics of mosque-based da’wah and its implications for the diversity of society in the city of Medan.Method - This study used a qualitative-quantitative approach (mixed method) with a descriptive method. This study uses data sources in the form of primary and secondary, which are based on experience or literature review. Data collection techniques were carried out through interviews and observation. In data analysis techniques, researchers reduce data, present it, then conclude.Result – this study indicates that the preachers in Medan have approached the professional direction in preaching. The preachers can be said to have competence so that they can carry out their duties as rijalud da’wah properly.Implication - The preaching material delivered is generally still focused on the basic Islamic sciences, and a small part has started to develop da’wah material more broadly.Originality - The da’wah methods used by the preachers are very diverse; providing problem-solving offers on religious issues, building religious awareness, mastering social media da’wah strategies, and paying attention to the philosophy of da’wah (goals to be achieved), abilities and expertise (da’i background), sociology (situations and conditions), and psychology (pleasant thing).***Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika dakwah berbasis masjid dan implikasinya terhadap keberagaman masyarakat di Kota Medan.Metode - Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif (mix method) dengan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan sumber data dalam bentuk primer dan sekunder, yakni berdasarkan pengalaman ataupun kajian literatur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Pada teknik analisis data, peneliti melakukan reduksi data, menyajikannya, kemudian membuat suatu kesimpulan.Hasil - penelitian ini menunjukkan bahwa para da’i di Kota Medan telah mendekati kearah professional dalam berdakwah. Para da’i dapat disebutkan sebagai da’i yang memiliki kompetensi, sehingga mampu menunaikan tugas sebagai rijaluddakwah dengan baik.Implikasi - Materi dakwah yang disampaikan  umumnya masih terfokus pada ilmu-ilmu dasar keislaman dan sebahagian kecil sudah mulai  mengembangkan materi dakwah secara lebih luas.Orisinalitas - Metode dakwah yang digunakan oleh para da’i sangat beragam; memberikan tawaran problem solving isu-isu keagamaan, membangun kesadaran beragama, mengusai strategi dakwah media sosial,  serta memperhatikan filosofi dakwah (tujuan yang kaan dicapai), kemampuan dan keahlian (latar belakang da’i), sosiologi (situasi dan kondisi), dan psikologi (hal yang disenenangi). 
Da'wah on new media and religious authorities in Indonesia Nazar Naamy
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 43, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v43.1.18307

Abstract

Purpose - The purpose of this research is to find out the art and management of Ustadz Syam's da'wah in the TikTok account from the analysis of the sociology of da'wah.Method - This research uses a netnographic approach that focuses on the art and sociology of da'wah Ustadz Syam on the TikTok account.Result - The results showed that religious authority is not only controlled by traditional da'i who have a scientific base in pesantren, but now new authority is born from those Da'is who are close to new media, content, packaging, fashion, and social media platforms to preach.Implication - The da'wah movement that needs to be carried out in the future should adapt to the dynamics of the times and in accordance with the needs of the wider community..Originality - This research is related to the application of da'wah in TikTok, Ustadz Syam presents a new authority as a challenge to the old Da'i who need to care about popular media platforms.***Tujuan - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seni dan manajemen dakwah Ustadz Syam di akun TikTok dari analisis sosiologi dakwah.Metode - Penelitian ini menggunakan pendekatan netnografi yang berfokus pada seni dan sosiologi dakwah Ustadz Syam di akun TikTok.Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa otoritas keagamaan tidak hanya dikuasai oleh da'i tradisional yang memiliki basis keilmuan di pesantren, namun kini otoritas baru lahir dari para da'i yang dekat dengan media baru, konten, kemasan, fashion, dan platform media sosial untuk berdakwah.Implikasi - Gerakan dakwah yang perlu dilakukan di masa depan harus menyesuaikan dengan dinamika zaman dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas.Orisinalitas - Penelitian ini terkait dengan penerapan dakwah di TikTok, Ustadz Syam menghadirkan otoritas baru sebagai tantangan bagi para Da'i lama yang perlu peduli dengan platform media populer.