cover
Contact Name
Lalan Ramlan
Contact Email
lalan_ramlan@isbi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isbi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Seni Makalangan
ISSN : 23555033     EISSN : 27148920     DOI : -
Core Subject : Art,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2021): "GERAK TUBUH TARI MENGALIR MENCIPTA ASA DAN CITA"" : 9 Documents clear
TARI ARJUNA SASRABAHU X SOMANTRI Hafiz Nuryat Muhsinin; Eti Mulyati
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 1 (2021): "GERAK TUBUH TARI MENGALIR MENCIPTA ASA DAN CITA"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i1.1622

Abstract

ABSTRAKTari Arjuna Sasrabahu X Somantri merupakan salah satu jenis tari Wayang yang memiliki karakter dua tokoh yang berbeda yaitu; satria lungguh untuk tokoh Arjuna Sasrabahu dan satria ladak untuk tokoh Somantri. Tujuan penulis memilih tari Arjuna Sasrabahu karena memiliki keunikan yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat membuka peluang untuk bisa menggali kreativitas untuk menggubah tarian sesuai dengan konsep garap. Untuk melakukan proses menggubah tarian ini, penulis menggunakan teori gegubahan, sedangkan metode yang digunakan ialah gubahan tari, yaitu; pengembangan atau menambahkan gerak-gerak atau unsur baru, dengan tidak menghilangkan unsur-unsur pokok yang terkandung dalam tarian ini. Proses garap penyajian Tari Arjuna Sasrabahu X Somantri ini telah melalui beberapa tahapan, yaitu: tahapan eksplorasi, evaluasi dan komposisi. Dengan demikian, melalui gubahan ini yang meliputi daya kreativitas; penambahan variasi dalam segi koreografi, khususnya penambahan maupun pemadatan gerak, pengembangan dalam segi pola lantai, arah hadap, dan arah gerak dengan tetap memperhatikan unsur gerak pokok, hasil akhir nya adalah suatu bentuk dan gaya penyajian baru yang berbeda tetapi tentunya tidak menghilangkan esensi dari tarian sumber nya.Kata Kunci: Penyajian Tari, Tari Wayang, Arjuna Sasrabahu X Somantri, Gubahan Tari.ABSTRACTDance Arjuna Sasrabahu X Somantri, June 2021. Arjuna Sasrabahu X Somantri dance is a type of Wayang dance that has two different characters, namely; satria lungguh for the character of Arjuna Sasrabahu and satria ladak for the character of Somantri. The author's goal is to choose the Arjuna Sasrabahu dance because it has the uniqueness contained in it, so that it can open up opportunities to explore creativity to compose dances according to the concept of working. To perform the process of composing this dance, the author uses the theory of composition, while the method used is dance composition, namely; development or adding new movements or elements, without eliminating the main elements contained in this dance. he process of working on the presentation of the Arjuna Sasrabahu X Somantri Dance has gone through several stages, namely: exploration, evaluation and composition. Thus, through this composition which includes the power of creativity; the addition of variations in terms of choreography, especially the addition and compaction of motion, development in terms of floor patterns, facing directions, and motion directions while still paying attention to the basic motion elements, the end result is a new form and presentation style that is different but certainly does not eliminate the essence of the dance. its source.Keywords: Dance Presentation, Wayang Dance, Arjuna Sasrabahu X Somantri Dance, Gubahan Tari.
ANALISIS NILAI-NILAI PADA TARI SAMAN Imam Akhmad
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 1 (2021): "GERAK TUBUH TARI MENGALIR MENCIPTA ASA DAN CITA"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i1.1616

Abstract

ABSTRAKPenelitian dalam artikel ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai yang terkandung dari kesenian Tari Saman. Tari Saman berasal dari suku Gayo di Aceh Tengah, Suku Alas di Aceh Tenggara (Blangkejeren), dan Aceh timur. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Pada metode ini data penelitian diteliti untuk dicarikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka (library research) dan observasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam Tari Saman terkandung berbagai macam nilai, di antaranya nilai keagamaan, nilai etika, dan nilai sosial. Nilai-nilai tersebut tercermin dari keseluruhan kesenian Tari Saman, mulai dari latihan/persiapan, gerakan tari, nyanyian, dan syair. Kata Kunci: Aceh, Etika, Gayo, Keagamaan, Sosial, Tari Saman.  ABSTRACTAnalysis Of Values In Saman Dance, June 2021. His study aims to analyze values contained of art Saman Dance. Saman Dance from the Tribe Gayo in Central Aceh, the Tribe Alas in Southeast Aceh (Blangkejeren), and East Aceh. The method used in this research is a method of analytical descriptive. In this method research data be examined to be the lesson. As for data collection techniques used in this research was the literature study and observation. The analysis shows that contained in a Saman Dance various value, of them religious values, ethics value, and social value. The value of the debt reflected of a whole art Saman Dance, start of the exercises/preparation, movements dance, singing, and the words/poetry. Keywords: Aceh, Ethics, Religious, Social, Saman Dance. 
SUGRIWA SUBALI Subayono Subayono
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 1 (2021): "GERAK TUBUH TARI MENGALIR MENCIPTA ASA DAN CITA"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i1.1623

Abstract

ABSTRAKEpisode Sugriwa Subali adalah salah satu bagian dari buku Kis-kindhakanda yang sangat menarik bagi peneliti untuk diungkit dalam sebuah karya Tari. Karya ini akan memfokuskan dua saudara kandung yaitu Sugriwa dan Subali yang berselisih faham, karena berbeda pandangan hidup. Subali dikenal dengan temperamen tinggi dan gampang diasut oleh Rahwana, sementara Sugriwa mempunyai jiwa yang luhur. Budaya Hasut menghasut akhir-akhir ini kian menjadi makanan sehari-sehari dikehidupan kita. Persoalan dan kesalahpahaman Subali terhadap Sugriwa, mengakibatkan kematian Subali akibat hasutan Rahwana. Nilai inilah yang akan peneneliti coba ungkit, dengan mengeskpolorasi gerak. Gerak gerak tersebut berasal dari gerak hewan monyet, kemudian dieksplorasi dengan gerak sehari-hari, diberi curahan Ruang, Tenaga dan waktu, sehingga gerak yang dilahirkan dapat memunculkan ilusi imajinasi yang luar biasa. Jadi tidak hanya keterampilan fisik saja yang harus ia kuasai, tetapi non-fisikpun harus ia kuasai juga. Karya ini akan disajikan diruang outdoor dengan lokasi di sekitar Gunung Batu Baleendah Bandung, dengan memfokuskan kekuatan garap kinetik (tari), kekuatan atraktif (spektekel) dan juga garap karawitan yang dapat mendukung suasana yang diinginkan. Selain hal tersebut diatas karya ini akan dikemas menjadi sebuah karya Dance Film.Kata Kunci: Sugriwa Subali, Eksplorasi, Dance Film.ABSTRACTSugriwa Subali, June 2021. The Sugriwa Subali episode is a part of Kiskindakanda's book which is very interesting for researchers to study in a dance piece. This episode is focusing on two siblings, Sugriwa and Subali, who have disagreements because of their different views on life. Subali was known for his high temperament and was easily abetted by Rahwana, while Sugriwa had a noble soul. Nowadays, the culture of urging someone to behave unlawfully is very common and it is well depicted by the two main characters, Sugriwa and Subali. This research is aimed at describing the movement exploration taken from the problems and misunderstanding caused by Rahwana's provocation, which resulted in Subali's death.This research is based on a creative movement exploration. The basic choreography is taken from monkeys’ movement combined with daily actions. Outpouring energy and time are given so that it could give an illusion of extraordinary imagination. To master this choreography, both physical and non-physical skills are essentials. This dance piece will be presented outdoor on a mountain around BatuBaleendah, Bandung. The aim of this dance piece will be reached by focusing on the kinetic energy and striking performance accompanied by a set of traditional musical instruments. This dance piece will also be adapted into a Dance Film.Keywords: Sugriwa Subali, Exploration, Dance Film.
PENYAJIAN TARI BADAYA Teti Nurhayati; Lina Marliana Hidayat
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 1 (2021): "GERAK TUBUH TARI MENGALIR MENCIPTA ASA DAN CITA"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i1.1618

Abstract

ABSTRAKTari Badaya merupakan salah satu genre tari Wayang yang berkarakter putri ladak, pada umumnya dikelompokkan menjadi dua status yaitu jabatan dan pertokohan. Salah satu repertoarnya adalah tari Badaya, termasuk nama jabatan yang bertugas untuk menghibur para raja dalam cerita pewayangan. Materi tarian ini dipilih karena memiliki keunikan dan nilai estetik tersendiri sehingga memiliki daya tarik sebagai sajian pertunjukan. Dengan demikian, penulis mendapatkan peluang krea-tivitas untuk menggarap kembali penyajian tari Badaya melalui olahan gerak yang bervariasi dan garap pola ruang yang inovatif. Untuk mewujudkan peluang tersebut, maka landasan teori yang dipakai adalah teori gegubahan. Sejalan dengan teori tersebut, maka metode garap yang digunakan adalah gubahan tari dengan langkah-langkah implementasi melalui; eksplorasi, evaluasi dan komposisi. Proses garap penyajian ini bertujuan menghasilkan suatu bentuk dan gaya penyajian tari Badaya yang berbeda tanpa menghilangkan esensi dan identitas sumbernya.Kata Kunci: Penyajian Tari, Tari Wayang, Tari Badaya. ABSTRACTPresentation Of Badaya Dance, June 2021. Badaya dance is one of the Wayang dance genres with the character of ladak's putri, generally grouped into two statuses, namely position and character. One of his repertoires is the Badaya dance, including the name of the title assigned to entertain the kings in wayang stories. This dance material was chosen because it has its own uniqueness and aesthetic value so that it has appeal as a performance presentation. Thus, the authors get creative opportunities to rework the presentation of the Badaya dance through varied motion processing and work on innovative spatial patterns. To realize this opportunity, the theoretical basis used is the theory of gegubahan. In line with this theory, the working method used is gubahan tari with implementation steps through; exploration, evaluation and composition. The process of working on this presentation aims to produce a different form and style of presentation of the Badaya dance without losing the essence and identity of the source.Keyword: Dance Presentation, Wayang Dance, Badaya Dance.
TARI BADAYA WIRAHMASARI RANCAEKEK Denna Siti Lenggani; Turyati Turyati
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 1 (2021): "GERAK TUBUH TARI MENGALIR MENCIPTA ASA DAN CITA"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i1.1624

Abstract

ABSTRAKTari Badaya Wirahmasari Rancaekek merupakan tarian putri lungguh, diciptakan oleh R. Sambas Wirakusumah pada tahun 1925. Tarian ini menggambarkan para penari bangsawan yang sedang menari di pendopo atau di tempat para menak untuk menyambut tamu. Repertoar tari ini ditetapkan sebagai sumber garap penyajian tari, karena memiliki keunikan tersendiri yang membuka peluang untuk melakukan proses kreatif pe-ngembangan. Dengan demikian, maka untuk mewujudkan konsep tersebut digunakan teori gegubahan, serta menggunakan metode gubahan tari, yaitu berupa pengembangan dari sumber penyajian tradisi tertentu dengan cara memasukkan, menyisipkan, dan memadukan bentuk-bentuk gerak atau penambahan unsur lain, sehingga menghasilkan bentuk penyajiannya yang berbeda dengan tetap mempertahankan identitas sumbernya. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, penulis menggunakan beberapa tahap proses garap di antaranya; eksplorasi, evaluasi, dan komposisi. Hasil akhir yang di dapat yaitu mendapatkan kreativitas dengan memberikan variasi gerak, pengolahan pola lantai, arah hadap, permainan level, serta menggunakan iringan musik asli dengan tidak merubah struktur gerak dan esensi pada tarian sumbernya.Kata Kunci: Penyajian Tari, Tari Badaya Wirahmasari, Gubahan Tari.ABSTRACTDance Badaya Wirahmasari Rancaekek, June 2021. The Badaya Wirahmasari Rancaekek dance is a female lungguh dance, created by R. Sambas Wirakusumah in 1925. This dance depicts noble dancers who are dancing in the pavilion or at the menak's place to welcome guests. This dance repertoire is designated as a source for working on dance presentations, because it has its own uniqueness which opens up opportunities for the creative process of development. Thus, to realize the concept, the composition theory is used, and the dance composition method is used, namely in the form of developing from a particular tradition presentation source by inserting, inserting, and combining forms of motion or adding other elements, so as to produce a different form of presentation with retaining the identity of the source. To be able to realize this, the author uses several stages of the working process including; exploration, evaluation, and composition. The final results obtained are getting creativity by providing variations in motion, processing floor patterns, facing directions, level games, and using original musical accompaniment without changing the structure of motion and essence of the dance source.Keywords: Dance Presentation, Badaya Wirahmasari Dance, Dance Gubahan.
TARI GANDAMANAH Setiawan Setiawan; Asep Jatnika
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 1 (2021): "GERAK TUBUH TARI MENGALIR MENCIPTA ASA DAN CITA"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i1.1619

Abstract

ABSTRAKTari Gandamanah merupakan salah satu rumpun tari Wayang dengan karakter monggawa dangah atau gagah, menggambarkan kesigapan Gandamanah sebelum bertanding disayembara Senopati Drupada untuk mencarikan calon suami Dewi Drupadi. Terpilihnya tari ini sebagai sumber garap penyajian tari karena memiliki ciri khas tersendiri, sehingga terbukanya peluang, untuk melakukan proses kreatif menggubah tarian. Adapun tujuan dari penyajian tari ini ialah untuk mewujudkan penyajian tari gaya baru tanpa mengubah esensi sumbernya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka landasan teori yang digunakan adalah teori gegubahan, sedangkan metode yang digunakan adalah metode gubahan tari yaitu pengembangan dari sumber tradisi tertentu dengan cara memasukan, menyisipkan, dan memadukan bentuk-bentuk gerak baru, sehingga menghasilkan bentuk penyajian yang berbeda dengan tetap mempertahankan identitas sumbernya dengan langkah-langkah proses garapnya meliputi: eksplorasi, evaluasi, dan komposisi. Hasil akhir dari proses yang dilakukan melalui gubahan ini ialah mendapatkan sentuhan kreativitas dengan memberikan variasi dalam segi koreografi, baik itu dalam pengolahan pola lantai, perubahan arah hadap dan arah gerak, level menari yang sesuai dengan tarian. Berdasarkan proses tersebut maka akan terwujud inovasi tari Gandamanah dengan gaya yang baru, tetapi tetap mempertahankan esensi sumber tariannya. Kata Kunci: Penyajian Tari, Tari Gandamanah, Gubahan Tari.   ABSTRACTThe Gandamanah Dance, June 2021. The Gandamanah dance is one of the Wayang dance genres with the monggawa dangah or dashing character, depicting Gandamanah's alertness before competing in the Senopati Drupada competition to find a future husband for Dewi Drupadi. The choice of this dance as a source of work on dance presentations because it has its own characteristics, so it opens up opportunities, to carry out the creative process of composing dances. The purpose of this dance presentation is to realize the presentation of a new style of dance without changing the essence of the source. To achieve this goal, the theoretical basis used is composing theory, while the method used is the dance composition method, namely the development of certain traditional sources by inserting, inserting, and combining new forms of motion, so as to produce a different form of presentation with fixed maintain the identity of the source with the steps of the working process including: exploration, evaluation, and composition. The end result of the processMakalangan Vol. 8, No. 1, Edisi Juni 2021 | 21carried out throught this composition is to get a touch of creativity by providing variations in terms of choreography, both in processing floor patterns, changing the direction of the face and direction of motion, dancing levels that are in accordance with the dance. Based on this process, Gandamanah dance innovation will be realized with a new style, but still maintain the essence of the source of the dance.Keywords: Dance Presentation, Gandamanah Dance, Dance Composition. 
TIKSNA (Penciptaan Tari Kontemporer) Asraf Fauzan Ahmad; Kawi Kawi
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 1 (2021): "GERAK TUBUH TARI MENGALIR MENCIPTA ASA DAN CITA"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i1.1625

Abstract

ABSTRAKKarya tari yang berjdul TIKSNA memiliki arti semangat dan tajam, terinspirasi dari pengalaman empiris penulis dan fenomena sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia khususnya. Gagasan yang ingin penulis sampaikan dalam karya tari ini adalah untuk mewujudkan karya tari yang bersumber dari fenomena sosial, yaitu kasus kelaparan. Tiksna menceritakan sebuah kehidupan anak-anak jalanan yang ber-usaha mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk menutupi sesuatu yang mereka cari dalam hal ini yaitu kebutuhan makanan untuk menutupi rasa lapar yang mereka rasakan. Karya tari ini menggunakan metode proses garap Jacquiline Smith mencakup hal, memiliki tubuh yang profesional, menguasai teknik gerak, memiliki rasa gerak, serta daya tahan tubuh yang kuat; dengan pendekatan teori dramatik. Hasil garap adalah kontruksi tari tentang fenomena sosial anak jalanan.Kata Kunci: Penciptaan Tari, Tiksna, Tari Kontemporer.ABSTRACTTiksna (Creation of Contemporary Dance, June 2021. The dance work entitled TIKSNA has a spirit and sharp meaning, inspired by the author's empirical experience and social phenomena that occur in Indonesian society in particular. The idea that the writer wants to convey in this dance work is to create a dance work that originates from a social phenomenon, namely the case of hunger. Tiksna tells about the lives of street children who are trying to get what they need to cover what they are looking for in this case, namely the need for food to cover the hunger they feel. This dance work using Jacquiline Smith's processing methods includes, having a professional body, mastering movement techniques, having a sense of motion, and strong endurance; with a dramatic theoretical approach. The result of working on is a dance construction about the social phenomena of street children.Keywords: Dance Creation, Tiksna, Contemporary Dance.
KREATIVITAS NAMIN HUBUNGAN PERSONAL DAN KESENIMANAN DALAM PETA PERKEMBANGAN JAIPONGAN BAJIDORAN Atang Suryaman
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 1 (2021): "GERAK TUBUH TARI MENGALIR MENCIPTA ASA DAN CITA"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i1.1620

Abstract

ABSTRAKPermainan kendang pada setiap jenis seni pertunjukan memiliki kekhasan tersendiri; pertama dalam konteks kendang sebagai bagian dari karya karawitan mandiri, kemudian kedua dalam konteks kendang sebagai bagian dari karya fungsional karaoke, ketiga yang khusus dalam musik tari. Setiap pemain dan permainan kendang memiliki kekhususan dan kemampuannya masing-masing, sehingga penabuh kendang adalah orang yang dituntut untuk memiliki keahlian khusus, terutama dalam seni pertunjukan yang membutuhkan kemampuan untuk melakukan pembaharuan, pengembangan dan kreativitas. Salah satunya dalam kesenian Bajidoran-Jaipongan, dimana selain disatukan dalam karawitan, sekaligus dituntut untuk mengabdi kepada seorang penari (Bajidor). Dari sederet pemain kendang dan kelompok Bajidoran yang cukup terkenal di masyarakat, nama Namin dan "Namin Grup" termasuk yang paling diperhitungkan. Dari berbagai sudut pandang, terutama dari sisi pengamat dan aktor, Namin tidak hanya dikenal sebagai seniman yang sudah lama berkecimpung di dunia seni pertunjukan, tetapi juga dikenal dengan kreativitasnya. Dalam perkembangan Bajidoran – Jaipongan dikenal istilah “Gaya Namin”, menunjukkan pola khas yang identik dengan permainan kendang ciptaan Namin. Untuk mengetahui latar belakang hingga akhirnya Namin mampu menampilkan kendang yang khas, maka Namin perlu dilihat sebagai pribadi yang memiliki latar belakang yang tidak dapat dipisahkan dari proses seni, termasuk lingkungan dan daya dukung itu sendiri. Dari berbagai dimensi tersebut, Namin adalah sosok yang kreatif karena definisi sosok kreatif disebut-sebut sebagai pribadi yang unik yang dapat merespon lingkungannya. Melalui kiprahnya yang telah melampaui 40 tahun bersama Namin Group, jika Namin tidak hanya menunjukkan kreativitas di dunia seni, tetapi juga menunjukkan konsistensi, kesederhanaan, dan jiwa kepemimpinan dalam menjalankan karyanya menuju dunia yang paling dicintainya, Bajidoran.Kata Kunci: Kreativitas, Gaya Namin, Jaipongan-Bajidoran.ABSTRACTNamin's Creativity Personal Relationship And Arts In The Development Map Of Jaipongan Bajidoran, June 2021. The game of kendang in each type of performance art has its own peculiarities. First in the context of kendang as part of independent karawitan work, then the second in the kendang context as part of the functional karaoke work which is specifically in dance music. Each player and drum game has its own specificity and capabilities, so the drummer is a person who is required to have special skills. EspeciallyMakalangan Vol. 8, No. 1, Edisi Juni 2021 | 41in performance art that requires the ability to do renewal, development and creativity. One of them is in the art of Bajidoran - Jaipongan, where in addition to being united in karawitan, at the same time it is required to serve a dancer (Bajidor). From a series of kendang players and Bajidoran groups that are well known in the community, the name Namin and "Namin Grup" are among the most calculated. From various perspectives, especially from the point of view of observers and actors, Namin was not only known as a long-standing artist in the performing arts world, but also known for his creativity. In the development of Bajidoran - Jaipongan, the term "Gaya Namin" is known, it shows a distinctive pattern that is identical to the drum game created byNamin. To find out the background until finally Namin is able to display the distinctive drum, then Namin needs to be seen as a person who has a background that cannot be separated from the process of art, including the environment and the carrying capacity itself. From these various dimensions, Namin is a creative figure as the definition of a creative figure is mentioned as a unique person who can respond to his environment. And through its work that has exceeded the 40-year mark with Namin Group, if Namin has not only demonstrated creativity in the art world, but also showed consistency, simplicity, and leadership spirit in carrying out his work towards the world he loves most, Bajidoran.Keywords: Creativity, Namin’s Style, Jaipongan-Bajidoran.
TARI PAKSI TUWUNG Agustina Nica Setiani; Ai Mulyani
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 1 (2021): "GERAK TUBUH TARI MENGALIR MENCIPTA ASA DAN CITA"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i1.1621

Abstract

ABSTRAKTari Paksi Tuwung adalah jenis tari putri yang memiliki perwatakan halus (lenyep), hasil karya R. Oe Yoesoef Tedjasoekmana yang diciptakan di wilayah Priangan yaitu di Bandung pada tahun 1982. Tarian ini menggambarkan kehalusan dan keanggunan seorang perempuan layaknya seorang putri, maka dari itu penulis dalam pembuatan karya penyajian tari, bertujuan untuk menampilkan sajian tari Paksi Tuwung yang dikemas dalam penyajian baru tanpa menghilangkan esensi dari bentuk dan isi yang ada pada tarian sumbernya. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka teori yang digunakan adalah teori gegubahan, sedangkan metode yang digunakan adalah metode gubahan tari yaitu pengembangan dari sumber tradisi tertentu dengan cara memasukkan, menyisipkan, dan memadukan bentuk-bentuk gerak baru, sehingga menghasilkan bentuk penyajian yang berbeda dengan tetap mempertahankan identitas sumbernya dengan langkah-langkah proses garapnya meliputi: eksplorasi, evaluasi, dan komposisi. Penulis melakukan proses garap itu, dengan mengaplikasikan dalam penambahan dan pengembangan beberapa motif gerak, pola lantai, arah gerak dan unsur penunjang lainnya sehingga diharapkan dapat menjadikan sebuah sajian yang menarik tanpa keluar dari identitas tariannya. Kata Kunci: Penyajian Tari, Paksi Tuwung, Gubahan Tari.  ABSTRACTPaksi Tuwung Dance, June 2021. Paksi Tuwung dance is a type of female dance that has a subtle character (lenyep), the work of R. Oe Yoesoef Tedjasoekmana which was created in the Priangan area, namely in Bandung in 1982. This dance depicts the subtlety and elegance of a woman like a princess, therefore the writer in making the work of presenting the dance, aims to present the Paksi Tuwung dance presentation which is packaged in a new presentation without losing the essence of the form and content that is in the source dance. To realize this idea, the theory used is composing theory, while the method used is the dance composition method, namely the development of certain traditional sources by inserting, inserting, and integrating new forms of motion, so as to produce different forms of presentation while maintaining identity of the source with the steps of the working process including: exploration, evaluation, and composition. The author carries out the work on it, by applying it in the addition and development of several motion motifs, floor patterns, motion directions and other supporting elements so that it is expected to make an interesting presentation without leaving the identity of the dance.Keywords: Dance Presentation, Paksi Tuwung, Dance Composition.

Page 1 of 1 | Total Record : 9