cover
Contact Name
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny
Contact Email
elfan.fanhas@umtas.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
journal.earlychildhood@umtas.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN
ISSN : -     EISSN : 25797190     DOI : -
EARLY CHILDHOOD EARLY CHILDHOOD is a scientific journal containing research results and community service related to Early Childhood, published by PG-PAUD, Faculty of Teacher Training and Education Muhammadiyah University of Tasikmalaya. Published 2 times in 1 year in the field of Early Childhood Education.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2017): Early Childhood: Jurnal Pendidikan" : 7 Documents clear
PENGARUH STANDAR KUALITAS TAMAN PENITIAN ANAK (TPA) TERHADAP MOTIVASI DAN KEPUASAAN ORANGTUA (PENGGUNA) UNTUK MEMILIH PELAYANAN TPA YANG TEPAT Diantifani Rizkita
EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2017): Early Childhood: Jurnal Pendidikan
Publisher : Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.648 KB) | DOI: 10.35568/earlychildhood.v1i1.46

Abstract

Abstrak Taman penitipan anak (TPA) merupakan layanan alternatif yang dapat digunakan oleh orang tua yang bekerja sebagai lembaga yang dapat menggantikan sementara waktu selama orangtua bekerja dalam hal pengasuhan, perawatan, perlindungan dan juga pemberiaan bimbingan terhadap anak, terutama anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Pada dasarnya, menitipkan anak di TPA akan sangat membantu, tidak hanya untuk orang tua, tetapi juga bagi anak itu sendiri. Dengan menitipkan anak di TPA, orang tua akan lebih memiliki waktu untuk melakukan kegiatan keseharian (bekerja) dengan perasaan yang aman bahwa anak tetap ada yang mengasuh, menjaga, dan merawat, dan bagi anak itu sendiri TPA dijadikan tempat untuk berinteraksi dan melatih kemandirian agar anak tidak selalu bergantung pada orangtua dalam kesehariannya. Melihat kebermanfaatan dari TPA, menjadikan TPA sebagai lembaga favorit yang diminati keberadaannya oleh orangtua yang membutuhkannya. Penelitian ini menjabarkan indikator yang akan menjadi standar kualitas yang harus dimiliki sebuah TPA agar TPA tersebut dapat dikatakan berkualitas dan dijadikan tempat favorit oleh pengguna. Hasilnya terdapat 6 indikator yang menjadi standar kualitas di sebuah TPA ini; rasio anak dan pengasuh, tenaga pengasuh, kurikulum kegiatan, lingkungan dan fasilitas, serta mitra dengan orangtua. Ke-lima indikator ini kemudian dapat dijadikan pengelola TPA sebagai landasan ketika akan mengembangkan TPA agar lembaga dapat terus maju dan berkembang. Selain itu, indikator ini juga dapat dijadikan orangtua sebagai acuan/referensi ketika mereka akan memilih TPA. Abstract Daycare is an alternative service that can be used by parents who work as an institution that can temporarily replace as long as parents work in the care, care, protection and also guidance of children, especially children with age range 0-6 years . Basically, entrusting a child in the daycare will be helpful, not only for the parents, but also for the child himself. By entrusting children in the landfill, parents will have more time to do daily activities (work) with a sense of security that the child is still nurturing, looking after, and caring for, and for the children themselves daycare is a place to interact and train independence for children Not always dependent on the parent in their daily life. Seeing the usefulness of the landfill, making daycare as a favorite institution of interest by parents who need it. This study describes the indicators that will become the quality standard that must be owned by a landfill so that daycare can be said to be qualified and made a favorite place by the user. The result is 6 indicators that become the quality standard in a daycare; Ratio of child and caregiver, caregiver, curriculum of activities, environment and facilities, and partners with parents. These five indicators can then be used as landfill managers as a foundation when developing a landfill so that the institution can continue to grow and develop. In addition, this indicator can also be a parent as a reference / reference when they will choose a landfill. Keywords: daycare, management institution, quality standars, services
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK USIA DINI MELALUI AKTIVITAS BERKEBUN Mirawati Mirawati; Rini Nugraha
EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2017): Early Childhood: Jurnal Pendidikan
Publisher : Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.731 KB) | DOI: 10.35568/earlychildhood.v1i1.50

Abstract

Abstrak Artikel ini membahas tentang penelitian terkait penerapan aktivitas berkebun sebagai upaya meningkatkan keterampilan proses sains bagi anak usia dini di TK Lab. UPI. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi awal keterampilan proses sains anak usia dini sebelum penerapan aktivitas berkebun, gambaran pelaksanaan aktivitas berkebun di TK Lab. UPI, serta peningkatan keterampilan proses sains anak setelah penerapan aktivitas berkebun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan TK Lab. UPI. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan teknik thematic analysis. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas berkebun mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan keterampilan proses sains di TK Lab. UPI. Berkebun juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan fisik-motorik, bahasa, kognitif, sosial-emosi dan juga moral-keagamaan anak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan berkebun mampu memberikan hasil positif terhadap berbagai aspek perkembangan anak secara terpadu. Abstract This paper discusses about research related to the implementation of gardening activities as an effort to improve the science process skills for early childhood in TK Lab. UPI. This study aims to examine the initial conditions of early childhood science process skills before the implementation of gardening activities, description of the implementation of gardening activities in TK Lab. UPI, as well as the improvement of children's science process skills after the implementation of gardening activities. This research uses action research method that is implemented in TK Lab. UPI. Data collection is done through observation, interview and documentation. Data analysis used is qualitative data analysis with thematic analysis technique. The results in this study indicate that the activity of gardening is able to contribute positively to the improvement of science process skills in TK Lab. UPI. Gardening also contributes to the physical development, language, cognitive, social-emotional and also moral-religious for children, so it can be concluded that gardening activities can provide positive results on various aspects of child development in an integrated manner. Keywords: Gardening, Process Skills, Science
PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN SOSIODRAMA DAN PRESENTASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Nandhini Hudha Anggarasari
EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2017): Early Childhood: Jurnal Pendidikan
Publisher : Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.252 KB) | DOI: 10.35568/earlychildhood.v1i1.51

Abstract

Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan strategi pembelajaran sosiodrama dan presentasi. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan antara strategi pembelajaran sosiodrama dan presentasi. Strategi pembelajaran sosiodrama lebih efektif dalam penyerapan informasi pada mahasiswa daripada pembelajaran presentasi. Subjek penelitian adalah semua mahasiswa yang ada di kelas psikologi perkembangan di A dan B. Peneliti memberikan posttest setiap selesai melakukan presentasi dan sosiodrama di masing-masing kelas, kemudian mereview proses pembelajaran. Posttest dilakukan dalam 12 kali pertemuan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen Posttest Only, Equivalent Control Group Design, yaitu subjek yang diberi perlakuan merupakan keseluruhan subjek dalam kelompok tersebut. Metode analisis data dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi IBM 22,00 dan analisis data deskriptif dari hasil observasi. Teknik analisis uji U-Mann Whitney test menunjukkan skor p > 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan antara menggunakan strategi pembelajaran sosiodrama dan presentasi. Namun, dari hasil rata-rata nilai posttest kelas, ditemukan bahwa kelas yang menggunakan metode sosiodrama memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada metode presentasi. Kata kunci : strategi pembelajaran, sosiodrama, presentasi Abstract This study aims to determine the differences in learning strategies sociodrama and presentation. Initial allegations put forward in this study is there is a difference between learning strategies sociodrama and presentation. Sociodramas more effective learning strategies in the uptake of information on student learning rather than presentation. Subjects numbered are all students in the class in the A and B. Researchers gave posttest after each presentation and sociodramas in each class, and then reviewing the learning process. Posttest conducted in 12 meetings. The method used was experimental posttest Only, Equivalent Control Group Design, the subject being treated is a whole subject in the group. Methods of data analysis performed in this study using the facilities of IBM SPSS version 22.00 and descriptive data analysis of the results of observation. Engineering test analysis Mann Whitney U-test showed score p> 0.01, which means there is no difference between the use of learning strategies sociodrama and presentation. However, the results of the average posttest value, it was found that the class using sociodramas method has an average value higher than the method of presentation. Keywords: learning strategies; sociodramas; presentation
Karakteristik Pola Gambar Anak Usia Dini Aini Loita
EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2017): Early Childhood: Jurnal Pendidikan
Publisher : Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.686 KB) | DOI: 10.35568/earlychildhood.v1i1.52

Abstract

Abstrak Menggambar merupakan aktivitas yang disukai oleh anak usia dini. Berbagai perkembangan fisik dan mental terlibat dalam kegiatan menggambar. Sesuai dengan pengalaman jiwanya, anak-anak menggambar sesuatu yang diketahuinya menurut jalan pikirannya yang berbeda dengan pemikiran orang dewasa. Tahapan gambar anak usia dini dimulai dari gambar coreng moreng tak beraturan, terkendali dan coreng moreng bernama. Gambar atau seni lukis karya anak usia dini menjadi unik, imajinatif, jujur, lugas dan naif, berani, juga menunjukkan spontanitas. Disamping sifat-sifat lain yang khas sebagai ungkapan anak, para pendidik dan pengamat seni harus memahami karakter anak usia dini agar setiap proses pembelajaran tepat guna sesuai sasaran pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Sudah selayaknya menghargai karya anak-anak sesuai dengan fitrahnya dan memberikan peluang sebesar-besarnya untuk mengembangkan potensi dan kreativitas anak dalam berekspresi seni. Proses pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan maka potensi dan kreativitas anak didik akan tergali secara optimal. Abstract Drawing is an activity favored by early childhood. A variety of physical and mental developments are involved in drawing activities. In accordance with the experience of his soul, the children draw something he knows according to his way of thinking that is different from that of adults. Early childhood picture stages begin with irregular, controlled scribbles and streaks named. Picture or painting by early childhood to be unique, imaginative, honest, straightforward and naive, brave, also shows spontaneity. In addition to other distinctive traits as the child's expression, art educators and observers must understand the character of early childhood in order that each learning process is appropriate to target the growth and development of early childhood. Should properly appreciate the work of children in accordance with his nature and provide opportunities as much as possible to develop the potential and creativity of children in art expression. The process of education is carried out in a pleasant atmosphere then the potential and creativity of students will be explored optimally. Keywords: Character, Early Childhood, Picture.
Maket Kebun Binatang Berbasis Limbah Industri Rumahan sebagai Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini (AUD) Ikhsan Hilmi; Marlita Nurhidayati; Dini Nurlatifah; Rian Febrian; Elfan Fanhas
EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2017): Early Childhood: Jurnal Pendidikan
Publisher : Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.711 KB) | DOI: 10.35568/earlychildhood.v1i1.62

Abstract

Abstrak Kemampuan berfikir abstrak pada Anak Usia Dini (AUD) masih terbatas, dibandingkan dengan kemampuan berfikir konkrit, sehingga kegiatan bermain sambil belajar bagi Anak Usia Dini (AUD) akan efektif apabila anak dibawa pada keadaan dan kondisi yang sebenarnya. Mengenalkan dunia binatang (fauna) yang efektif untuk Anak Usia Dini (AUD) haruslah dibawa pada keadaan dan kondisi kebun binatang yang sebenarnya, tetapi bagi anak yang tinggal jauh dan atau di daerahnya tidak terdapat kebun binatang tentu hal ini menjadi kendala khususnya berkenaan dengan pendanaan, oleh karenanya kemampuan pendidik membuat maket sebagai media pembelajaran sangatlah penting karena hal tersebut dapat terjangkau dan dapat menggunakan bahan-bahan dari limbah industri rumahan yang ada di lingkungan sekitar. Langkah-langkah membuat maket binatang berbasis limbah industri rumahan, adalah sebagai berikut : mengumpulkan bahan-bahan, membuat pola, membuat bentuk, merangkai, mewarnai, serta memberi aksesoris dan binatang mainan. Maket kebun binatang yang sudah jadi dapat dijadikan media pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia Dini (AUD) untuk mengenal bentuk, warna, bilangan, sipat dan karakter, dan hal lainnya. ABSTRACT Abstract thinking ability in Early Childhood (AUD) is still limited than concrete thinking ability, so that learning activities for Early Childhood (AUD) will be effective if the child is brought to the real condition. Introducing an animal life for Early Childhood (AUD) effectively is should be brought to the real condition of the zoo, but for children living far away and / or in their areas there is no zoo, this is an obstacle especially deals with funding issues. Therefore the teacher’s ability to make a mockup as a learning media is very important because it can be affordable and can use existing materials from home industry wastes in the environment. The steps to create a zoo mockup based on home industry waste are as follows: collecting materials, making patterns, making shapes, stringing, coloring, giving accessories and animals toys. A ready zoo mockup can be used as a fun learning media for Early Childhood (AUD) to recognize shapes, colors, numbers, characters, and other things. Keyword : Maket (Mockup), home industry waste, Learning Media
KEMAMPUAN MEMBACA HURUF ABJAD BAGI ANAK USIA DINI BAGIAN DARI PERKEMBANGAN BAHASA sunanih syima
EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2017): Early Childhood: Jurnal Pendidikan
Publisher : Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.888 KB) | DOI: 10.35568/earlychildhood.v1i1.63

Abstract

Abstrak Abad industri yang disangga dengan teknologi yang semakin berkembang dan semakin canggih menuntut dukungan budaya semakin berkembang pula, begitu juga dengan budaya membaca tidak kalah penting dengan budaya–budaya lainya. Budaya baca harus menjadi kebutuhan, kegemaran dan kebiasaan. Untuk menyikapi tuntutan–tuntutan tersebut melahirkan polemik internal yang membolehkan mengajarkan membaca bagi anak usia dini dan yang tidak membolehkan karena hawatir menjadi tekanan atau pemaksaan bagi anak. Penulisan artikel ini bertujuan membuka wawasan bagi para orang tua/pendidik untuk memahami bagaimana mengajar anak membaca sesuai dengan karakteristi dan perkembangannya dimana hal ini tidak menjadi polemik lagi di masyarakat. Dilapangan sudah banyak metode-metode membaca yang menarik bagi anak, dengan demikian ini tugas para pendidik baik orang tua maupun guru untuk memilih atau menciptakan metode yang tepat bagi anak usia dini, tentunya yang tidak membebani. Jadi Pada dasarnya mengajarkan membaca bagi anak usia dini itu boleh-boleh saja asalkan dengan metode yang sesuai dengan perkembangannya dimana anak diperkenalkan dengan berbagai hurup yang menarik sehingga menimbulkan rasa penasaran dan keingin tahuan. Dengan demikiann menanamkan kemampuan membaca itu penting, karena membaca bagian dari perkembangan bahasa bagi anak usia dini. Kata kunci: Anak Usia Dini; Membaca; Metode. Abstract Industrial century that propped up by increasing and sophisticated technology demands culture support more increasing too, similarly with cultural reading doesn’t less important more than another cultures. Reading culture have to be a necessity, a hobby and a habit. To answer that demands appears internal polemic that give permission to teaching reading for young learner and who doesn’t because they worry it will be a burden or an exertion for children. This essay aims to open perception for parents and teachers to understand how to teach reading for young learner appropriate with their characteristic and their growing up where this problem not become a polemic again in society. Many interesting reading methods for children found, so it become educators’ duty, both parents and teachers to choose or create an appropriate method for young learner, of course which not become a burden for them. Thus, basically teaching reading for young learner is permitted provided that using appropriate method which suitable for their growing up where children intoduced with interesting letters with the result that will be increase their anxious and curiosity. Therefore, implant reading ability is important, because reading ability is part of language improvement for young learner. Keywords: Early Childhood; Reading; Methods
PEMBELAJARAN LAGU ORAY BUNGKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI Denden Setiaji
EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2017): Early Childhood: Jurnal Pendidikan
Publisher : Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.025 KB) | DOI: 10.35568/earlychildhood.v1i1.43

Abstract

Abstrak Kakawihan barudak yakni salah satunya kawih oray bungka sebgai salah satu media pembelajaran lagu-lagu tradisional Sunda khususnya kini mulai mengalami kemunduran bahkan nyaris dilupakan keberadaannya. Masuknya budaya-budaya barat yang sifatnya lebih popular disinyalir sebagai salah satu pengaruh terbesar menghilangnya kecintaan atau penghargaan terhadap sebuah karya-karya kawih atau kaulinan barudak. Permasalahan-permasalahan yang timbul menggerakan hati para seniman sunda salah satunya Mang Koko yang akhirnya membuat terobosan dalam lagu-lagu kakawihan barudak yang dikemas secara lebih mendalam. Karya yang dibawakan maupun notasi-notasi yang terkandung di dalam karyanya secara tidak langsung dapat mengolah nilai-nilai pendidikan untuk pembentukan karakter anak sejak usia dini. Kata kunci: Kawih Barudak, Oray Bungka Abstract Kawih is a Sundanese song that is not bound by special rules. Kakawihan is a Sundanese song used on traditional children's games. Kakawihan barudak one of them is titled oray bungka is one of the learning media of traditional Sundanese songs that began to decline even almost forgotten. The introduction of a popular western culture is the greatest influence of the disappearance of love or respect for the work of kakawihan barudak. A Sundanese artist that is Mang Koko moved to make a new breakthrough in packing the song kakawihan barudak. The work played and the notations contained in it can indirectly cultivate the value of education for the formation of the character of early childhood. Keywords: Kawih Barudak; Oray Bungka

Page 1 of 1 | Total Record : 7