cover
Contact Name
Hasan Bisyri
Contact Email
-
Phone
+62 (0285) 412575
Journal Mail Official
online.jhi@gmail.com
Editorial Address
Faculty of Islamic Law (Syari'ah), IAIN Pekalongan Jl. Kusumabangsa No. 9 Pekalongan, Central Java, Indonesia
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
JURNAL HUKUM ISLAM
ISSN : 18297382     EISSN : 25027719     DOI : https://doi.org/10.28918/jhi
Jurnal Hukum Islam (JHI) (ISSN: 1829-7382 and E-ISSN: 2502-7719) is a peer-reviewed journal published biannually (in June and December) by the Faculty of Sharia, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan, Indonesia. The journal specializes in Islamic law studies, including Islamic family law, Islamic economic law, Islamic criminal law, Islamic constitutional law, zakat and waqf law, and thoughts of contemporary Islamic law.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Volume 13, Nomor 2, Desember 2015" : 12 Documents clear
ANALISIS KOMPARATIF DAN EKSPLORATIF TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DI KOTA PEKALONGAN Nalim, Nalim
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.490

Abstract

Abstract: For the last ten years, the focus for sharia trading industry has shifted from emphasising on price to service quality. Some of the reasons for this are: the rise of banking industry rivalry, stable business environment, more challenges faces, modern technology and the increasing number of service provider systems. Additionally, within the global market, the service quality has become more prominent in surviving the banking industry. Furthermore, the service quality also influences customers' satisfactory level. For these reasons, I am interested in researching further about service quality in banking industry. This study aims at (1) finding out factors that influence customers' banking choice (sharia and conventional banks), finding out service index comparison between sharia and conventional banks, and finding out the service quality difference between sharia and conventional banks. The instrument used to compare the service quality was SERVQUAL. The data was descriptively analysed and comparatively analysed using T-test. Descriptive analysis was employed to find out the emerging patterns within the data while the T-test was utilised to analyse the correlation among variables in the questionnaire. The result of the study indicated that there were four components (tangibleness, assurance, reliability and empathy) of the service quality which ranked the highest, scoring 3.69. The similar result of highest score of tangibleness, scoring 3.65, was also indicated for conventional bank. Additionally, the result of the study also indicated that sharia bank scored higher in terms of its quality on the point of 3.53, while conventional bank was on the point of 3.50.Abstrak: Sejak sepuluh tahun terakhir, fokus strategis layanan industri ritel perbankan telah mengalami pergeseran dari harga (price) menuju kepada kualitas pelayanan (service quality). Alasannya adalah karena munculnya persaingan, tantangan yang berat, lingkungan bisnis yang stabil, teknologi modern dan peningkatan sistem penyedia layanan (Al-Eisa dan Alhemoud: 2009). Bahkan, di pasar global, kualitas pelayanan semakin penting untuk kelangsungan hidup bank (Ashfaq Ahmad, dkk: 2010). Di sisi lain, kualitas pelayanan yang dirasakan dapat mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah yang memenuhi layanan (Berndt, 2009). Penelitian ini mencoba mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah memilih bank (syariah atau konvensional), mengetahui indeks layanan bank syariah dan konvensional, serta mengetahui perbedaan kualitas layanan antara bank syariah dankonvensional. Instrumen pengukuran kualitas pelayanan yang digunakan adalah model SERVQUAL yang diusulkan oleh Parasuraman (1994). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan komparatif (uji t). Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui data responden secara deskriptif sedangkan uji t digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel dengan menggunakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat dimensi layanan yaitu tangible, assurance, reliability dan emphaty, bank syariah memperoleh indeks tertinggi untuk dimensi tangible dengan skor 3,69. Demikian pula untuk bank konvensional, skor tertinggi pada dimensi tangible sebesar 3,65. Temuan lain dalam penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas pelayanan bank syariah dan konvensional, dimana indeks kualitas pelayanan bank syariah dan konvensional berturut-turut sebesar 3,53 dan 3,50.
ISLAMIC BRANDING, RELIGIUSITAS DAN KEPUTUSAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK Nasrullah, Muhammad
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.487

Abstract

Abstract: Islamic branding practices have recently been the main discussions within practitioners' and academicians' discussions in the recent years. Several experts reported that Islamic branding concept has attracted interests of many companies. Muslim consumers are to be more selective in consuming their products. The labelling of halal may not always guarantee that the product is. This study aims at finding out how Islamic branding influences consumers' decision and whether consumers' religiosity correlates with Islamic branding and their decision in choosing products. The population of this research consists of lecturers, staffs and students of STAIN Pekalongan. The samples of this research are 113 randomly chosen participants. A 5-scale Likert questionnaire was used in this study and was then analysed using double linear regression model. The results indicated that Islamic branded has the power of 9.4 % in influencing customers' decision. Meanwhile, 90.6 % of customers' decision was influenced by other factors. Additionally, religiosity as the moderating variable weakens the correlation between Islamic branding variables and customers' decision. Abstrak: Praktik Islamic branding telah mendapatkan perhatian yang cukup luas di kalangan akademisi dan praktisi dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa ahli mengemukakan bahwa konsep Islamic branding semakin diminati oleh para produsen. Konsumen muslim dituntut selektif dalam memilih produk untuk dikonsumsi. Label halal pada bungkus produk belum tentu menjamin kehalalan produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Islamic branding berpengaruh terhadap keputusan konsumen dan apakah religiusitas memperkuat hubungan Islamic branding dan keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk. Populasi penelitian ini adalah civitas akademika (dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa) STAIN Pekalongan. Sampel penelitian diambil secara acak sejumlah 113 responden. Data penelitian berasal dari kuesioner yang dibuat dengan skala Likert dan dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda. Hasil uji regresi sederhana menunjukkan nilai adjusted R square variabel Islamic branding sebesar 0,094, hal ini berarti bahwa Islamic branding memiliki pengaruh kontribusi terhadap keputusan konsumen pada sebuah produk sebesar 9,4%. Sebesar 90,6% keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Nilai signifikansi 0,01 di bawah 0,05, hal ini berarti bahwa Islamic branding berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk. Hasil regresi linier berganda dengan religiusitas sebagai variabel moderating menunjukkan bahwa adjusted R square sebesar 0,094, sedangkan nilai adjusted R square pada regresi sederhana menunjukkan nilai 0,082. Hal ini mengindikasikan bahwa religiusitas sebagai variabel moderating memperlemah hubungan antara variabel Islamic branding dengan keputusan konsumen.
DUALISME PENYELESIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH (Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012) Triana Sofiani
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.491

Abstract

Abstract: This study aims at exploring the issues of dualism in solving sharia-bankingproblems, which was resolved through constitutional court's judicial decision number 93/PUU-X/2012. This decision provided explanation that was based on article 55 act (2) Law Number 21 Year 2008 about Sharia Banking which does not have legal bounding power. After the judicial decision, it turned out that there were many judicial problems when solving sharia-banking problems through non-litigation bodies, especially through National Sharia Arbitrary Agency (Badan Arbitrase Syariah Nasional/Basyarnas). Instead of this, each Basarnas' decision should be registered to district court and the execution of Basyarnas decisions should be implemented in accordance with the instructions given by district court, instead of religious court, which actually is the only body with absolute power to solve problems within the area of Sharia Economic finance and Sharia Banking.Abstrak: Kajian ini beranjak dari isu hukum mengenai dualisme kewenangan penyelesaian sengketa perbankan syariah, yang akhirnya terselesaikan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012, yang menyatakan bahwa, Penjelasan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Pasca putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, ternyata masih menyisakan problem yuridis, dalam menyelesaikan sengketa perbankan syariah melalui lembaga non litigasi, khususnya melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas). Alih-alih, setiap putusan Basyarnas harus didaftarkan  ke Pengadilan Negeri dan eksekusi putusan Basyarnas juga harus dilaksanakan atas perintah Pengadilan negeri dan bukan Pengadilan Agama, sebagai satu-satunya lembaga litigasi yang memiliki kewenangan absolud dalam menyelesaikan perkara ekonomi syariah dus perbankan syariah.
BELENGGU TENGKULAK ATAS PETANI PEMBUDIDAYA LELE: Relasi Patron-Klien Budidaya Lele Di Wonotunggal Jawa Tengah Iwan Zaenul Fuad; Aenurofik Aenurofik; Ahmad Rosyid
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.488

Abstract

Abstract: Within the context of Indonesia as a muslim majority country, Islamic teaching has been widely implemented throughout the country. As a result, Islamic values have become the foundation and basic values within societal economic practices. These values, among others, include social and economic justice and equality. However, these values are not always implemented when people's injustice and greed are in play. One of the cases that can provide example in this case is the relationship between catfish farmers and distributors in Wonotunggal, Batang, Central Java. As a commodity with high economical value, many farmers grow catfish. Thus, there was a big need for catfish distributors to facilitate the rising numbers of catfish farmers, to help them sell the catfish. However, there were many distributors who made attempt to control the market, which give disadvantages to the farmers. One of the examples of such disadvantageous practices is 'ijon', or lending money to the farmers with high interest. As a result many farmers were trapped into debt. This study aims at exploring the relationship between catfish farmers and distributors in Siwatu Village, Wonotunggal, Batang.Abstrak: Keberadaan ajaran Islam yang sarat akan pesan moral, tidak diperuntukkan bagi sebagian golongan saja, melainkan rahmatan li al-‘alamin (berlaku universal). Implikasinya, dalam mendistribusikan kesejahteraan-kemakmuran, harus selalu berpijak pada nilai keadilan dan pemerataan. Namun dalam praktiknya, nilai moral luhur ini berhadapan dengan nafsu keserakahan manusia, yang tidak segan melakukan penindasan dalam mengeksplorasi sumber-sumber kekayaan. Hal ini juga nampak dalam relasi antara petani lele dan tengkulak di Batang. Jawa Tengah. Sebagai komoditas yang punya nilai ekonomis, membuat petani berlomba membudidayakannya. Seiring dengan merebaknya budidaya lele, muncul tengkulak, yang awalnya membantu petani dalam memasarkan budidayanya. Hubungan mulai berkembang dalam pola patron-klien, di mana tengkulak mulai mengendalikan sekaligus menindas petani dengan keunggulan modal dan daya tawar yang dimilikinya. Seringkali ini didahului dengan praktik ijon di mana tengkulak memberikan kredit rente yang mengakibatkan petani lele terjerat hutang berlipat. Penelitian ini bertujuan menguak proses terjadinya hubungan patron-klien antara petani dengan tengkulak sekaligus melihat kekuatan daya ikat hubungan ini dalam budidaya lele, khususnya di Desa Siwatu, Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.
PROMOSI INDUSTRI BATIK PEKALONGAN (Penerapan, Kemudahan, dan Hambatan) T Tamamudin
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.489

Abstract

Abstract: Pekalongan city is one of the produce regions batik. Geographically, small industry and large garment industry compete in the marketing of Pekalongan batik spread and extends beyond Pekalongan. Promotion strategy itself is the best combination of variables advertising, personall selling, promotions and other publicity semuanaya planned to achieve sales program. The type of research is a field research. The approach used in the study is a qualitative approach, the research procedures that produce descriptive data, in the form of words written or spoken of the people and observed behavior. Batik industry in Pekalongan in the implementation of the strategy promotion strategy promotional mix or promotional mix (promotional mix) that is noticed and keep the blend of Personal selling by opening stores or shop and email services for e-commerce, advertising to advertise in several electronic media and newspapers, sales promotion with several exhibitions held in Pekalongan Pekalongan and outside the city, and publicity by utilizing the internet.Abstrak: Kota Pekalongan adalah salah satu daerah penghasil batik. Secara geografis, Industri kecil maupun industri konveksi besar bersaing dalam pemasaran batik Pekalongan yang menyebar dan meluas di luar Kota Pekalongan. Strategi promosi sendiri merupakan kombinasi yang paling baik dari variable-variabel periklanan, personall selling ,promosi dan publisitas yang lain yang semuanaya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif, prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif. Industri batik di pekalongan dalam pelaksanaan strategi promosinya menggunakan strategi bauran promosi atau promotional mix (bauran promosi) yaitu memperhatikan dan menjaga perpaduan antara Personal selling dengan membuka gerai atau toko dan layanan email untuk e-commerce, advertising dengan mengiklankan dibeberapa media elektronik maupun surat kabar, promosi penjualan dengan beberapa pameran yang diadakan di pekalongan maupun diluar kota pekalongan, dan publisitas dengan cara memanfaatkan internet.
KETERLEKATAN SOSIAL INOVASI PRODUK BANK SYARIAH DI INDONESIA AM. M. Hafidz MS.
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.486

Abstract

Abstract: This study aims at analysing how Sharia Bank products innovation may be embedded with the social background where the products were aimed to be. There were four indication of why this case mattered: (1) the social construction of the rise of sharia bank, (2) sharia bank values in developing its products, (3) the role of Syaria Advisory Board in maintaining sharia compliance, and (4) the dominance of micro-finance. How the social background and values which surround sharia bank are embedded in its product innovation shows that sharia bank is not only an an sich business entity but more than that, it's an integrated part of kaffah/principled Islamic values.Abstract: Tulisan ini dalam upaya untuk menunjukkan bahwa inovasi produk bank syariah terlekat (embedded) dengan latar sosial yang ada. Hal ini terindikasi dari setidaknya empat hal. Pertama, yaitu kelahiran bank syariah di Indonesia yang dikonstruk secara sosial. Kedua, kehadiran nilai (values) yang dijadikan sebagai rujukan dalam mengembankan produk perbankan. Ketiga, keberadaan DPS guna mengawal shariah compliance, baik dalam rangka memenuhi kewajiban regulasi maupun tuntutan pasar. Keempat, dominannya pembiayaan untuk micro-finance. Adanya inovasi produk yang terlekat dengan latar sosial dan nilai-nilai yang dipegangnya, menunjukkan bahwa bank syariah bukan saja sebuah entitas bisnis an sich, namun lebih jauh dari itu bank syariah adalah bagian integral dari sebuah sistem Islam yang kaffah.
KETERLEKATAN SOSIAL INOVASI PRODUK BANK SYARIAH DI INDONESIA AM. M. Hafidz MS.
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Faculty of Sharia, University of KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.486

Abstract

Abstract: This study aims at analysing how Sharia Bank products innovation may be embedded with the social background where the products were aimed to be. There were four indication of why this case mattered: (1) the social construction of the rise of sharia bank, (2) sharia bank values in developing its products, (3) the role of Syaria Advisory Board in maintaining sharia compliance, and (4) the dominance of micro-finance. How the social background and values which surround sharia bank are embedded in its product innovation shows that sharia bank is not only an an sich business entity but more than that, it's an integrated part of kaffah/principled Islamic values.Abstract: Tulisan ini dalam upaya untuk menunjukkan bahwa inovasi produk bank syariah terlekat (embedded) dengan latar sosial yang ada. Hal ini terindikasi dari setidaknya empat hal. Pertama, yaitu kelahiran bank syariah di Indonesia yang dikonstruk secara sosial. Kedua, kehadiran nilai (values) yang dijadikan sebagai rujukan dalam mengembankan produk perbankan. Ketiga, keberadaan DPS guna mengawal shariah compliance, baik dalam rangka memenuhi kewajiban regulasi maupun tuntutan pasar. Keempat, dominannya pembiayaan untuk micro-finance. Adanya inovasi produk yang terlekat dengan latar sosial dan nilai-nilai yang dipegangnya, menunjukkan bahwa bank syariah bukan saja sebuah entitas bisnis an sich, namun lebih jauh dari itu bank syariah adalah bagian integral dari sebuah sistem Islam yang kaffah.
ISLAMIC BRANDING, RELIGIUSITAS DAN KEPUTUSAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK Muhammad Nasrullah
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Faculty of Sharia, University of KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.487

Abstract

Abstract: Islamic branding practices have recently been the main discussions within practitioners' and academicians' discussions in the recent years. Several experts reported that Islamic branding concept has attracted interests of many companies. Muslim consumers are to be more selective in consuming their products. The labelling of halal may not always guarantee that the product is. This study aims at finding out how Islamic branding influences consumers' decision and whether consumers' religiosity correlates with Islamic branding and their decision in choosing products. The population of this research consists of lecturers, staffs and students of STAIN Pekalongan. The samples of this research are 113 randomly chosen participants. A 5-scale Likert questionnaire was used in this study and was then analysed using double linear regression model. The results indicated that Islamic branded has the power of 9.4 % in influencing customers' decision. Meanwhile, 90.6 % of customers' decision was influenced by other factors. Additionally, religiosity as the moderating variable weakens the correlation between Islamic branding variables and customers' decision. Abstrak: Praktik Islamic branding telah mendapatkan perhatian yang cukup luas di kalangan akademisi dan praktisi dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa ahli mengemukakan bahwa konsep Islamic branding semakin diminati oleh para produsen. Konsumen muslim dituntut selektif dalam memilih produk untuk dikonsumsi. Label halal pada bungkus produk belum tentu menjamin kehalalan produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Islamic branding berpengaruh terhadap keputusan konsumen dan apakah religiusitas memperkuat hubungan Islamic branding dan keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk. Populasi penelitian ini adalah civitas akademika (dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa) STAIN Pekalongan. Sampel penelitian diambil secara acak sejumlah 113 responden. Data penelitian berasal dari kuesioner yang dibuat dengan skala Likert dan dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda. Hasil uji regresi sederhana menunjukkan nilai adjusted R square variabel Islamic branding sebesar 0,094, hal ini berarti bahwa Islamic branding memiliki pengaruh kontribusi terhadap keputusan konsumen pada sebuah produk sebesar 9,4%. Sebesar 90,6% keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Nilai signifikansi 0,01 di bawah 0,05, hal ini berarti bahwa Islamic branding berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk. Hasil regresi linier berganda dengan religiusitas sebagai variabel moderating menunjukkan bahwa adjusted R square sebesar 0,094, sedangkan nilai adjusted R square pada regresi sederhana menunjukkan nilai 0,082. Hal ini mengindikasikan bahwa religiusitas sebagai variabel moderating memperlemah hubungan antara variabel Islamic branding dengan keputusan konsumen.
BELENGGU TENGKULAK ATAS PETANI PEMBUDIDAYA LELE: Relasi Patron-Klien Budidaya Lele Di Wonotunggal Jawa Tengah Iwan Zaenul Fuad; Aenurofik Aenurofik; Ahmad Rosyid
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.488

Abstract

Abstract: Within the context of Indonesia as a muslim majority country, Islamic teaching has been widely implemented throughout the country. As a result, Islamic values have become the foundation and basic values within societal economic practices. These values, among others, include social and economic justice and equality. However, these values are not always implemented when people's injustice and greed are in play. One of the cases that can provide example in this case is the relationship between catfish farmers and distributors in Wonotunggal, Batang, Central Java. As a commodity with high economical value, many farmers grow catfish. Thus, there was a big need for catfish distributors to facilitate the rising numbers of catfish farmers, to help them sell the catfish. However, there were many distributors who made attempt to control the market, which give disadvantages to the farmers. One of the examples of such disadvantageous practices is 'ijon', or lending money to the farmers with high interest. As a result many farmers were trapped into debt. This study aims at exploring the relationship between catfish farmers and distributors in Siwatu Village, Wonotunggal, Batang.Abstrak: Keberadaan ajaran Islam yang sarat akan pesan moral, tidak diperuntukkan bagi sebagian golongan saja, melainkan rahmatan li al-‘alamin (berlaku universal). Implikasinya, dalam mendistribusikan kesejahteraan-kemakmuran, harus selalu berpijak pada nilai keadilan dan pemerataan. Namun dalam praktiknya, nilai moral luhur ini berhadapan dengan nafsu keserakahan manusia, yang tidak segan melakukan penindasan dalam mengeksplorasi sumber-sumber kekayaan. Hal ini juga nampak dalam relasi antara petani lele dan tengkulak di Batang. Jawa Tengah. Sebagai komoditas yang punya nilai ekonomis, membuat petani berlomba membudidayakannya. Seiring dengan merebaknya budidaya lele, muncul tengkulak, yang awalnya membantu petani dalam memasarkan budidayanya. Hubungan mulai berkembang dalam pola patron-klien, di mana tengkulak mulai mengendalikan sekaligus menindas petani dengan keunggulan modal dan daya tawar yang dimilikinya. Seringkali ini didahului dengan praktik ijon di mana tengkulak memberikan kredit rente yang mengakibatkan petani lele terjerat hutang berlipat. Penelitian ini bertujuan menguak proses terjadinya hubungan patron-klien antara petani dengan tengkulak sekaligus melihat kekuatan daya ikat hubungan ini dalam budidaya lele, khususnya di Desa Siwatu, Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.
PROMOSI INDUSTRI BATIK PEKALONGAN (Penerapan, Kemudahan, dan Hambatan) T Tamamudin
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Faculty of Sharia, University of KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.489

Abstract

Abstract: Pekalongan city is one of the produce regions batik. Geographically, small industry and large garment industry compete in the marketing of Pekalongan batik spread and extends beyond Pekalongan. Promotion strategy itself is the best combination of variables advertising, personall selling, promotions and other publicity semuanaya planned to achieve sales program. The type of research is a field research. The approach used in the study is a qualitative approach, the research procedures that produce descriptive data, in the form of words written or spoken of the people and observed behavior. Batik industry in Pekalongan in the implementation of the strategy promotion strategy promotional mix or promotional mix (promotional mix) that is noticed and keep the blend of Personal selling by opening stores or shop and email services for e-commerce, advertising to advertise in several electronic media and newspapers, sales promotion with several exhibitions held in Pekalongan Pekalongan and outside the city, and publicity by utilizing the internet.Abstrak: Kota Pekalongan adalah salah satu daerah penghasil batik. Secara geografis, Industri kecil maupun industri konveksi besar bersaing dalam pemasaran batik Pekalongan yang menyebar dan meluas di luar Kota Pekalongan. Strategi promosi sendiri merupakan kombinasi yang paling baik dari variable-variabel periklanan, personall selling ,promosi dan publisitas yang lain yang semuanaya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif, prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif. Industri batik di pekalongan dalam pelaksanaan strategi promosinya menggunakan strategi bauran promosi atau promotional mix (bauran promosi) yaitu memperhatikan dan menjaga perpaduan antara Personal selling dengan membuka gerai atau toko dan layanan email untuk e-commerce, advertising dengan mengiklankan dibeberapa media elektronik maupun surat kabar, promosi penjualan dengan beberapa pameran yang diadakan di pekalongan maupun diluar kota pekalongan, dan publisitas dengan cara memanfaatkan internet.

Page 1 of 2 | Total Record : 12