cover
Contact Name
Fransisca Iriani Rosmaladewi
Contact Email
fransiscar@fpsi.untar.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jmishs@untar.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
ISSN : 25796348     EISSN : 25796356     DOI : -
Core Subject : Art, Social,
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni (P-ISSN 2579-6348 dan E-ISSN 2579-6356) merupakan jurnal yang menjadi wadah bagi penerbitan artikel-artikel ilmiah hasil penelitian dalam bidang Ilmu Sosial (seperti Ilmu Psikologi dan Ilmu Komunikasi), Humaniora (seperti Ilmu Hukum, Ilmu Budaya, Ilmu Bahasa), dan Seni (seperti Seni Rupa dan Design). Jurnal ilmiah ini diterbitkan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara. Dalam satu tahun, jurnal ini terbit dalam dua nomor, yaitu pada bulan April dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 36 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni" : 36 Documents clear
PENGGUNAAN TERAPI MUSIK UNTUK MENURUNKAN KELELAHAN AKIBAT PENGOBATAN PADA PASIEN KANKER SERVIKS: STUDI KASUS Fitriana Ega Rachmawati; Monty P. Satiadarma; Arlends Chris
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.9857.2021

Abstract

Treatment of cervical cancer patients can cause casualties in these patients. The fatigue felt by the individual can affect the quality of life of the patient. Music therapy is an alternative therapy that cervical cancer patients can give to help reduce the feelings felt by the patient. The music therapy that is given does not aim to cure the patient, but as a tool to treat the patient's feelings as a result. Music therapy is therapeutic, it can provide emotional and spiritual support. So that it can reduce fatigue due to treatment. The reduction in fatigue and fatigue by the patient can help him in the process of further healing. This study is a quasi-experimental study with a pretest-post test model given to cervical cancer patients. The music used was a type of Baroque, namely Pachelbel and J. S. Bach. The choice of this type of music is because it can provide a relaxing effect on the patient. This study also used a measuring tool in the form of Cancer Therapy Functional Assessment: Fatigue (FACIT-F) to see the level of improvement in patients. Other tools used are GSR2 and a heart rate measuring device, to see a graph of the patient's perceived relationship. This study has the results that Baroque type music therapy can help eliminate cervical cancer patients who are undergoing treatment, although not in the long term. The music that the patient listens can help the patient feel relaxed and calm, so that after listening to music the patient can rest and forget the pain even if only temporarily. Pengobatan yang dijalani pasien kanker serviks dapat menimbulkan kelelahan pada pasien tersebut. Kelelahan yang dirasakan oleh individu dapat memengaruhi kualitas hidup dari pasien. Terapi musik adalah salah satu terapi alternatif yang dapat diberikan kepada pasien kanker serviks untuk membantu menurunkan kelelahan yang dirasakan oleh pasien. Terapi musik yang diberikan tidak bertujuan untuk menyembuhkan pasien, tetapi sebagai alat bantu untuk menurunkan kelelahan yang dirasakan oleh pasien akibat pengobatan yang dijalaninya. Terapi musik yang bersifat terapeutik, dapat memberikan dukungan secara emosional dan spiritual. Sehingga dapat mengurangkan rasa lelah akibat pengobatan. Menurunnya rasa lelah yang dialami oleh pasien tersebut dapat membantunya dalam proses penyembuhan yang lebih lanjut. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experiment dengan model pretest-post test yang diberikan kepada pasien kanker serviks. Musik yang digunakan adalah jenis Baroque yaitu Pachelbel dan J. S. Bach. Pemilihan jenis musik ini karena dapat memberikan efek relaksasi pada pasien. Penelitian ini juga menggunakan alat ukur berupa Functional Assessment of Cancer Therapy: Fatigue (FACIT-F) untuk melihat tingkat kelelahan pada pasien. Alat bantu lainnya yang digunakan adalah GSR2 dan alat ukur detak jantung, untuk melihat grafik relaksasi yang dirasakan oleh pasien. Penelitian ini memiliki hasil bahwa terapi musik jenis Baroque dapat membantu menghilangkan kelelahan pada pasien kanker serviks yang sedang menjalani pengobatan walaupun bukan dalam jangka panjang.  Musik yang didengarkan oleh pasien dapat membantu pasien merasa rileks dan tenang, sehingga setelah selesai mendengarkan musik pasien dapat beristirahat dan melupakan rasa sakitnya walaupun hanya sementara.  
PERAN MODERASI MINDFULNESS DALAM HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN INSTAGRAM DAN KESEPIAN PADA DEWASA MUDA Tyas Apti Salsabila; Riana Sahrani
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.10932.2021

Abstract

Loneliness is a feeling of emptiness that a person feels as a result of a lack of intimacy with others. The development of social media technology is also one of the factors that affect a person's loneliness. Results from previous research have shown that the use of social media can make a person lonely. To reduce feelings of loneliness, one must have mindfulness. The purpose of this study was to test the role of mindfulness moderation against the intensity of relationships of Instagram use and loneliness. The research uses non-experimental quantitative methods. Measuring instruments used in this study are UCLA Loneliness scale version 3, Instagram usage intensity measuring instrument, and Kentucky Inventory of Mindfulness Skills. The participants of this study were 544 people who are Indonesian residents aged 20-40 years active users of Instagram.The results of this study show that there is no significant relationship between the intensity of Instagram use and loneliness, so the role of mindfulness moderation cannot be proven.  Kesepian merupakan perasaan hampa yang dirasakan seseorang akibat dari kurangnya keintiman dengan orang lain. Perkembangan teknologi sosial media juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi rasa kesepian seseorang. Hasil dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan sosial media dapat menyebabkan seseorang menjadi kesepian. Untuk mengurangi perasaan kesepian, seseorang harus memiliki kesadaran dan sikap mindfulness. Tujuan penelitian ini adalah ingin menguji peran moderasi mindfulness terhadap hubungan intensitas penggunaan Instagram dan kesepian. Penelitian menggunakan metode kuantitatif non-eksperimental. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah UCLA Loneliness scale version 3, alat ukur intensitas penggunaan Instagram, dan Kentucky Inventory of Mindfulness Skills. Partisipan penelitian ini sebanyak 544 orang yang merupakan penduduk Indonesia berusia 20-40 tahun pengguna aktif Instagram. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara intensitas penggunaan Instagram dan kesepian, sehingga peran moderasi mindfulness tidak dapat dibuktikan.
SELF-PERCEPTION OF ACADEMIC ABILITY SISWA SMA DI MASA PANDEMIK COVID-19: FAKTOR APA YANG MEMPREDIKSI? Riska Umami Lia Sari; Raja Oloan Tumanggor; P. Tommy Y. S Suyasa
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.12096.2021

Abstract

Self-perception of academic ability is outlook that students have about their abilities in terms of learning activities or in completing school assignments. One of the reasons for the importance of self-perception of academic ability is to be a factor that can motivate students in learning activities. This study aims to determine whether self-perception of academic ability is predicted by the role of student burnout and student engagement. This study was conducted using convenience sampling on high school students during the Covid-19 Pandemic. The number of participants was 96 Tangerang City Senior High School students, aged 16 to 18 years. This study uses the School Attitude Assessment Survey-Revised to measure self-perception of academic ability, the Burnout Inventory to measure student burnout and the Utrecht Work Engagement Scale-9 to measure student engagement. Based on the test results using the multiple regression method, it was found that self-perception of academic ability was predicted significantly by student burnout (β = -0.242) and student engagement (β = 0.564). With the results of this study, it is hoped that educators can anticipate learning activities to foster student engagement. With higher student engagement, students' self-perception of academic ability will be more positive. For students, the results of this study are expected as initial information to be more aware of the burnout conditions experienced. Burnout conditions can predict students' view of academic ability to be negative. Self-perception of academic ability merupakan pandangan yang dimiliki siswa mengenai kemampuan dalam hal kegiatan belajar atau dalam menyelesaikan tugas – tugas sekolah. Salah satu alasan pentingnya self-perception of academic ability yaitu menjadi faktor yang dapat memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah self-perception of academic ability diprediksi oleh peran student burnout dan student engagement. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan convenience sampling pada siswa SMA di Masa Pandemik Covid-19. Jumlah partisipan sebesar 96 siswa SMA Kota Tangerang, berusia 16 hingga 18 tahun. Menggunakan alat ukur School Attitude Assessment Survey-Revised untuk mengukur self-perception of academic ability, alat ukur Maslach Burnout Inventory untuk mengukur student burnout dan untuk alat ukur Utrecht Work Engagement  Scale-9 digunakan untuk mengukur student engagement. Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan metode regresi berganda didapatkan hasil bahwa self-perception of academic ability diprediksi secara signifikan oleh student burnout (β = -0.242) dan student engagement (β = 0.564). Dengan hasil penelitian ini diharapkan para pendidik dapat mengantisipasi dalam kegiatan belajar untuk menumbuhkan student engagement. Dengan student engagement yang semakin tinggi, self-perception of academic ability pada siswa akan semakin positif. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi awal agar lebih waspada terhadap kondisi burnout yang dialami. Kondisi burnout dapat memprediksi pandangan siswa terhadap kemampuan akademik menjadi negatif.
GOAL ORIENTATION ATLET DI MASA PANDEMI COVID-19 Sitti Fathimah Herdarina Darsim; Retno Hanggarani Ninin
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.12816.2021

Abstract

Goal orientation is a motivational orientation that can affect the way individuals pursue their goals and competencies in achieving those goals. Goal orientation is one of the psychological aspects that can have an impact due to the current pandemic situation. Athletes must do independent training, even though they are in preparation for the championship. This study aims to know the athletes goal orientation during the Covid-19 pandemic. This study uses a qualitative approach. Participants have the following criteria: (1) Athletes who play an active role in one sport for at least 5 years and (2) are facing the impact of the Covid-19 pandemic in the form of having to do independent training. Participants in this study amounted to 3 people with the details of 1 taekwondo athlete, 1 jujitsu athlete, and 1 fencing athlete. Data is collected by interview technique. The finding fact is divided into several categories and labeled with special terms. After that, the facts found were interpreted. The results showed that the goal orientation in three subjects is dominated by Mastery Goal Orientation (MGO). They try to develop skills and competencies to compete via the internet by their own initiative. Moreover, one of the athletes, Y showed Performance Approach Goal Orientation (PAPGO), an extrinsic motivation to get an appraisal or avoid punishment from the coach. Goal orientation merupakan orientasi motivasi yang dapat mempengaruhi cara individu dalam mengejar tujuan dan kompetensi mereka dalam mencapai tujuan tersebut. Goal orientation menjadi salah satu aspek psikologis yang dapat terdampak akibat situasi pandemi saat ini. Para atlet harus melakukan latihan mandiri, padahal mereka sedang dalam persiapan untuk menghadapi kejuaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran goal orientation atlet di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Partisipan memiliki kriteria: (1) Atlet yang berperan aktif pada satu cabang olahraga selama minimal 5 tahun dan (2) sedang menghadapi dampak pandemi Covid-19 dalam bentuk keharusan melakukan latihan mandiri. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang dengan rincian 1 orang atlet taekwondo, 1 orang atlet jujitsu, dan 1 orang atlet anggar. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara. Fakta temuan dibagi ke dalam beberapa kategori dan dilabeli dengan istilah khusus. Setelah itu, fakta yang ditemukan dimaknai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa goal orientation pada ketiga subjek didominasi oleh Mastery Goal Orientation (MGO). Mereka berusaha mengembangkan keterampilan dan kompetensi untuk bertanding melalui melalui internet dengan inisiatif sendiri. Selain itu, ditemukan Performance Approach Goal Orientation (PAPGO) pada seorang subjek yang mengorientasikan latihannya untuk mendapatkan penilaian atau menghindari hukuman dari pelatih.
PERAN PERCEIVED STRESS DAN SELF-EFFICACY TERHADAP TEACHER BURNOUT GURU TK PADA MASA PANDEMI COVID-19 Supi Catur Nadyastuti; Heni Mularsih (Almh); Sri Tiatri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.12097.2021

Abstract

This study aims to determine whether there is a role for perceived stress and self-efficacy on kindergarten teacher burnout in Jakarta during the Covid-19 pandemic. This research uses a quantitative approach and multiple linear regression analysis. This study uses the MBI-ES (Maslach Burnout Inventory-Educators Survey) measuring instrument developed by Maslach and Jackson (1996) to measure teacher burnout, and the PSS (Perceived Stress Scale) measurement tool developed by Cohen (1983) is used to measure perceived stress. Meanwhile, to measure teachers' self-efficacy against teacher burnout, the GSES (General Self-Efficacy Scale) measurement tool was used which was built following Bandura's social cognitive theory (Bandura, 1997), developed by Schwarzer and Jerusalem, 1995. The subjects of this study were 362 teachers from public and private kindergartens in Jakarta. The results of this study have a very significant relationship between perceived stress and self-efficacy variables on teacher burnout of kindergarten teachers in Jakarta during the Covid-19 pandemic. p = 0.000 (p <0.01). The R square is 0.927 which when proxied (0.927 x 100% = 92.7%) means that the amount of perceived  stress and self-efficacy towards teacher burnout was 92.7% and the remaining 7.3% was influenced by other factors not examined in this study.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peran perceived stress dan self-efficacy terhadap teacher burnout guru TK di Jakarta pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan analisis regresi linear berganda. Menggunakan alat ukur MBI-ES (Maslach Burnout Inventory-Educators Survey) yang dikembangkan oleh Maslach dan Jackson (1996) untuk mengukur teacher burnout, dan alat ukur PSS (Perceived Stress Scale) yang dikembangkan oleh Cohen (1983) untuk pengukuran perceived stress. Sedangkan untuk mengukur self-efficacy terhadap teacher burnout digunakan alat ukur GSES (General Self-Efficacy Scale) yang dibangun mengikuti teori kognitif sosial Bandura (Bandura, 1995), dikembangkan oleh Schwarzer dan Jerusalem (1995). Subjek penelitian ini adalah 362 guru dari TK Negeri dan Swasta di Jakarta. Hasil dari penelitian ini terdapat hubungan yang sangat signifikan antar variabel perceived stress dan self efficacy terhadap teacher burnout guru TK di Jakarta pada masa pandemi Covid-19. Hal tersebut ditunjukkan dengan diperoleh nilai F = 2264,757 dengan p = 0,000 (p<0,05). R square sebesar 0,927 yang apabila dipresentasikan (0,927 x 100% = 92,7%) artinya besar sumbangan perceived stress dan self-efficacy terhadap teacher burnout sebesar 92,7% dan sisanya 7,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 
PENGARUH KREDIBILITAS SELEBRITI TERHADAP MINAT BELI PRODUK TEH SIAP MINUM PADA DEWASA AWAL Nabilah Umami; Rita Markus Idulfilastri; Meike Kurniawati
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.12880.2021

Abstract

Celebrities, especially those who appointed to promote certain products must have high credibility in order to effectively influence consumer purchase intentions and purchase decisions. Celebrity’s credibility is the ability of celebrities  to convince  consumers and create effective promotions to increase consumer purchases of certain products. Purchase intention is a measurable psychological drive in an individual to determine the possibility of someone buying a product/service. This study aims to examine the effect of celebrity’s credibility on purchase intention for ready-to-drink tea products in early adulthood. This study involves 436 participants consisting of 10 men and 426 women. This research uses quantitative research methods with sampling techniques that are non probability sampling. The measuring instruments used are The Source Credibility Scale (Ohanian, 1990) adapted by Stephanie et. al (2013), Purchase Intention Scale by Osei-frimpong (2019). The results of data analysis used a simple linear regression technique whose regression equation was Celebrity’s Credibility = 3,416 + 0,623 Purchase Intention, R2 = 38,7% with p = 0,000 < 0,05. These results indicate that celebrity’s credibility affects purchase intention with a determination (R2) 38,7. In other words, the celebrity’s credibility influences purchase intention in ready-to-drink tea products for early adulthood. Selebriti, terutama yang ditunjuk untuk mempromosikan produk tertentu harus memiliki kredibilitas yang tinggi agar dapat dengan efektif memengaruhi minat beli konsumen. Kredibilitas selebriti merupakan kemampuan selebriti untuk meyakinkan konsumen dan membuat promosi yang dilakukan efektif untuk meningkatkan pembelian konsumen terhadap produk tertentu. Minat beli adalah dorongan psikologis pada individu yang dapat diukur untuk mengetahui kemungkinan seseorang untuk membeli suatu produk atau jasa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kredibilitas selebriti terhadap minat beli produk teh siap minum pada dewasa awal. Penelitian ini melibatkan 436 partisipan yang terdiri dari 10 laki-laki dan 426 perempuan.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik sampling yaitu non probability sampling. Alat ukur yang digunakan adalah The Source Credibility Scale (Ohanian, 1990) yang diadaptasi oleh Stephanie et.al (2013) dan Purchase Intention Scale oleh Osei-frimpong (2019). Hasil analisis data menggunakan teknik regresi linear sederhana yang persamaan regresinya yaitu Kredibilitas Selebriti = 3,416 + 0,623 Minat Beli, R2=38,7% dengan p = 0,000 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa kredibilitas selebriti mempengaruhi minat beli dengan determinasi (R2) sebesar 38,7. Dengan kata lain, kredibilitas selebriti mempengaruhi minat beli produk teh siap minum pada dewasa awal.
STUDI META ANALISIS EFEKTIVITAS CBT UNTUK KECEMASAN PADA GANGGUAN BIPOLAR Ivana Jessline; Monty P. Satiadarma; Rita Markus Idulfilastri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.12203.2021

Abstract

Bipolar affective disorder (bipolar) is a multicomponent disease involving episodes of severe mood disorders, neuropsychological deficits, immunological and physiological changes, and impairments in functioning.In addition to being characterized by episodes of mania, hypomania, depression, and a mixed state of the three, often followed by high rates of comorbidity with other mental illnesses.One of the therapeutic alternatives offered is with psychotherapy with cognitive behavior therapy (CBT). CBT is best form of psychoteraphy choosen that is used to treat anxiety in people with bipolar disorder. Nevertheless, the results obtained are still not consistent and can be generalized. The purpose of this study was to determine the overall difference in anxiety disorders in bipolar patients after being given CBT and the significance effect. The research method is a meta-analysis. The articles used are searched from various databases and selected using PRISMA. The results of the synthesis and processing of data showed that there were differences in symptoms of anxiety disorders after being given CBT and the overall point effect size estimate was 0.89 with p<0.05 indicating a high effect, thus giving a conclusion that CBT was effective for use as a therapy to overcome anxiety in bipolar disorder. Limitations and suggestions for further research, especially control of sampling. Strengths, limitations, and the need for future research are discussed. Gangguan afektif bipolar (bipolar) adalah penyakit multikomponen yang melibatkan episode gangguan mood yang parah, defisit neuropsikologis, perubahan imunologis dan fisiologis, dan gangguan dalam keberfungsian. Selain ditandai dengan adanya episode mania, hipomania, depresi, serta keadaan campuran dari ketiganya, seringkali diikuti oleh tingginya angka komorbiditas dengan penyakit mental lainnya. Salah satu alternatif terapi yang ditawarkan adalah dengan psikoterapi dengan cognitive behavior therapy (CBT). CBT menjadi salah satu pilihan psikoterapi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan pada penderita bipolar. Namun demikian, hasil yang didapatkan masih belum konsisten dan dapat digeneralisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara keseluruhan perbedaan gangguan kecemasan pada pasien bipolar setelah diberikan CBT dan seberapa besar efeknya. Metode penelitian adalah meta analisis. Artikel yang digunakan dicari dari berbagai database dan dipilih dengan menggunakan PRISMA. Hasil sintesis dan pengolahan data menunjukan ada perbedaan gejala gangguan kecemasan setelah diberi CBT. Hasil statistik menunjukan signifikansi yang tinggi dan estimasi poin effect size menyeluruh adalah 0,89 dengan signifikansi p<0.05 mengindikasikan efek yang tinggi, sehingga memberi kesimpulan CBT efektif untuk digunakan sebagai terapi mengatasi kecemasan pada bipolar. Keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu control yang dilakukan pada saat melakukan sampling. Kekuatan, keterbatasan, dan kebutuhan untuk penelitian masa depan juga dibahas.
Daftar isi JMISHS vol 5 No 2 Wulan Purnama Sari
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daftar isi JMISHS vol 5 No 2
KRITIK DIRI SEBAGAI MEDIATOR PADA HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN PERILAKU NONSUICIDAL SELF-INJURY REMAJA KORBAN PERUNDUNGAN Inca Agustina Arifin; Naomi Soetikno; Fransisca Iriani R. Dewi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.9973.2021

Abstract

Nonsuicidal self-injury (NSSI) is a self-destructive action concerning direct and deliberate destruction to one’s own body tissue without suicide intent. Previous studies have found that NSSI is commonly widespread among adolescents and strongly linked to bullying victimization. However, fewer studies explain cognitive process behind NSSI behaviours of bullying victims. The objective of this study is to examine the mediating role of self-criticism between self-concept and nonsuicidal self-injury behaviours in bullying victim adolescents. The research design is a descriptive quantitative ex-post facto research in non-experimental form. The participants of this study are adolescents between the age of 12-21 and victims of bullying (n=68). The sampling technique used in this study is convenience non probability sampling. The instrument used in this study are Tennessee Self Concept Scale (TSCS) for measuring self concept; Forms of Self-Criticising/Attacking & Self Reassuring Scale (FSCRS) for measuring self-criticism; and Inventory of Statement About Self Injury (ISAS) for measuring NSSI behaviours. This study uses linear regression analysis. The result shows that self-criticism is a perfect mediator in the association between self-concept and nonsuicidal self-injury in bullying victim adolescents. This study also shows that self-concept negatively correlates with self-criticism and NSSI behaviours. That means, the more positive one’s self-concept, he/she would have lower self-criticism and lower possibility in conducting NSSI behaviours. These results are useful in understanding the thinking process in NSSI actions Nonsuicidal self-injury (NSSI) merupakan tindakan destruktif diri berupa perusakan jaringan tubuh yang langsung, di sengaja dan tanpa intensi bunuh diri. Berbagai penelitian menemukan bahwa perilaku NSSI lebih banyak dilakukan oleh remaja dan dipicu oleh perundungan. Meskipun demikian, belum banyak penelitian yang menjelaskan proses berpikir korban perundungan mengenai dirinya sampai melakukan tindakan NSSI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kritik diri sebagai moderator pada hubungan antara konsep diri dan perilaku nonsuicidal self-injury pada remaja korban perundungan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif ex-post facto dengan bentuk non eksperimental tipe korelasional. Partisipan penelitian adalah remaja korban perundungan berusia 12–21 tahun (n=68). Teknik Pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah convenience non probability sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Tennessee Self Concept Scale (TSCS) untuk mengukur konsep diri. Alat ukur Forms of Self-Criticising/Attacking & Self Reassuring Scale (FSCRS) untuk mengukur kritik diri. Serta alat ukur Inventory of Statement About Self Injury (ISAS) untuk mengukur perilaku NSSI. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kritik diri berperan sebagai mediator sempurna pada hubungan antara konsep diri dan perilaku NSSI remaja korban perundungan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsep diri berkorelasi secara negatif dengan kritik diri dan perilaku NSSI. Artinya, semakin positif konsep diri seseorang maka kritik diri akan menurun dan semakin kecil kemungkinan ia melakukan tindakan NSSI. Hasil penelitian ini sangat penting dalam memahami proses berpikir pelaku NSSI, serta dalam menentukan tindakan preventif yang berfokus pada pengembangan konsep diri dan penurunan kritik diri.
GAMBARAN WORK CENTRALITY (STUDI PADA KARYAWAN SWASTA DI JAKARTA) Rizki Dwi Prasetya; Yenike Margaret Isak; P. Tommy Y. S Suyasa
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.11819.2021

Abstract

Work centrality is defined as the extent to which individuals believe that their work plays an important role in their life. This study aims to describe the work centrality of the private employment in Jakarta. Descriptive quantitative was used in this study. The data collection techniques in this study were using snowball sampling and convenience sampling. The participants were 107 private employees in Jakarta. Work centrality was measured using Work Involvement Questionnaire. The results showed that work centrality of the private employees in Jakarta were low. Based on demographic factors, it also shows that the mean value of male gender is lower, but based on other factors, there is a significant relationship to work centrality and the level of education. Work centrality diartikan sebagai sejauh mana individu percaya bahwa pekerjaan mereka memainkan peran penting dalam kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran work centrality pada karyawan swasta di Jakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan snowball sampling dan convenience sampling. Subjek pada penelitian ini melibatkan 107 karyawan swasta di Jakarta. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner work centrality yang telah diadaptasi dari Work Involvement Questionnaire. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran work centrality secara umum pada karyawan swasta di Jakarta cenderung rendah. Berdasarkan faktor demografis juga menunjukkan bahwa nilai rerata pada jenis kelamin laki-laki lebih rendah, namun berdasarkan faktor lainnya terdapat hubungan yang signifikan terhadap work centrality dengan tingkat pendidikan.

Page 1 of 4 | Total Record : 36