cover
Contact Name
Nafiah Solikhah
Contact Email
nafiahs@ft.untar.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jmstkik@untar.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
ISSN : 25796402     EISSN : 25796410     DOI : -
Jurnal ini memuat artikel ilmiah dalam bidang Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Setiap artikel yang dimuat telah melalui proses review. Jurnal Muara diterbitkan dalam rangka mendukung upaya pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan jumlah publikasi ilmiah di tingkat Nasional. Jurnal Muara ini juga dapat menjadi wadah publikasi bagi para mahasiswa (S1, S2 maupun S3) dan dosen di lingkungan perguruan tinggi. Jurnal ini dikelola oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat - Universitas Tarumanagara (DPPM - UNTAR).
Arjuna Subject : -
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan" : 18 Documents clear
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN HUNIAN PERUMAHAN SUBSIDI KECAMATAN PARUNG PANJANG, KABUPATEN BOGOR (STUDI KASUS : PERUMAHAN PURI HARMONI 8) Hendy Viandra Reza; Lana Winayanti; Liong Ju Tjung
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.8444

Abstract

House as a one basic human need is a place to live. The need for housing has never diminished and continues to grow every year. The number of decent and affordable houses is limited so that a backlog occurs. To overcome the housing problem the government created a One Million Houses Program (PSR), where with this program, government provide subsidize the housing development which the development itself could be carried out by the public and private sector. Based on Bank Indonesia's data, region with the largest FLPP in Indonesia occur in West Java, where the specific region with the highest real estate sector GRDP occurs in Bogor Regency. Parung Panjang as a sub-distirict in Bogor have massive housing subsidized in the past 5 years. There are 7 subsidized housing developement in Parung Panjang. As the purpose of this thesis, Puri Harmoni 8 in Parung Panjang is choosen as the subject of study. Puri Harmoni 8 is completed in 2016 with starting price 148 mio/unit, however occupancy rate is only 30% .Therefore, this study aims to determine the main factors that influence the level of satisfaction in subsidized housing in Puri Harmoni 8, Parung Panjang. The method used in this study is PCA  (Principal Component Analysis). This method aims to simplify the observed variables by reducing their dimensions. This is done by eliminating the correlation between the independent variables through the transformation of the original independent variable into a new independent variable that does not correlate at all. As the results, there are several factors influencing the level of satisfaction in subsidized houses in Puri Harmoni 8, Parung Panjang, which are (1) Health facilities & accommodation, (2) Residential infrastructure and (3) Build quality and safety.. Keywords: Subsidized Houses, Occupancy Satisfaction Level, FLPP, Facilities and Infrastructure Abstrak Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia sebagai tempat tinggal. Kebutuhan akan rumah tidak pernah berkurang bahkan terus bertambah setiap tahun. Jumlah rumah yang layak dan terjangkau terbatas sehingga terjadi Backlog. Untuk mengatasi masalah perumahan pemerintah membuat Program Satu Juta Rumah (PSR) dimana dalam program ini pemerintah memberikan subsidi, dan pembangunan perumahan sendiri dilakukan oleh sektor publik dan swasta. Berdasarkan data Bank Indonesiam wilayah dengan FLPP terbesar di Indonesia terjadi di Jawa Barat, di mana wilayah spesifik dengan PDRB sektor real estat tertinggi terjadi di Kabupaten Bogor. Parung Panjang sebagai kecamatan di Bogor memiliki subsidi perumahan besar dalam 5 tahun terakhir. Terdapat 7 perumahan subsidi di Parung Panjang. Tujuan dari thesis ini, Puri Harmoni 8 dipilih sebagai subjek penelitian. Puri Harmoni 8 selesai dibangun tahun 2016 dengan harga mulai 148 juta/unit, namun tingkat huniannya hanya 30%. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat kepuasan dalam perumahan bersubsidi di Puri Harmoni 8, Parung Panjang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PCA  (Principal Component Analysis). Metode ini bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan mengurangi dimensinya. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan korelasi antara variabel independen melalui transformasi dari variabel independen asli menjadi variabel independen baru yang tidak berkorelasi sama sekali. Kesimpulannya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan hunian di rumah bersubsidi di Puri Harmoni 8, Parung Panjang, yaitu (1) Sarana Kesehatan dan akomodasi, (2) Prasarana lingkungan perumahan, dan (3) Kualitas bangunan dan keamanan.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN RUMAH TAPAK SEDERHANA DI PARUNG PANJANG Charlescian Anggi; Nurahma Tresani; Liong Ju Tjung
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.8710

Abstract

The high demand for housing caused by the increasing number of urban residents and the limited land to be used as residential areas is one of the reasons residential property prices in cities have soared. The need for housing is increasing but there is no provision in the city center, so that demand is being met outside Jakarta, such as in the areas around Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi. The Parung Panjang area, Bogor is one area that is being eyed by many private developers in the development of affordable, simple-sided houses. Affordable land prices coupled with factor support from public transportation services in the form of mass electric rail train (KRL) transportation have made the development of simple housing on a site in Parung Panjang successfully absorbed by the market. The high interest from the public to own simple landed houses in the Parung Panjang area has made residential property developers flock to offer their respective property products to the general public. In their journey, these residential property developers certainly do not experience smooth sailing due to the rivalry factor from other property developers, therefore every property developer is required to innovate in developing simple tread housing that is not only affordable, but also able to fulfill the following aspects: aspects desired by potential customers. So this research is directed to examine the factors that influence consumers in making purchasing decisions and the relationship between consumer characteristics and the relationship between consumer characteristics and purchasing decisions for simple landed houses in Parung Panjang, Bogor. This research is a descriptive quantitative research and the distribution of questionnaire surveys was carried out to respondents who had been previously selected, namely residents of the Sentraland Paradise and The River housing estates. The results of the research from 30 respondents showed that economic and environmental factors were the main factors in buying housing in Parung Panjang because almost all consumers in the housing said this was very important. Keywords: House, purchase decision, property, developer Abstrak Tingginya permintaan hunian yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk perkotaan dan terbatasnya lahan yang akan digunakan sebagai area perumahan adalah salah satu alasan harga properti residensial di kota melambung tinggi. Kebutuhan akan hunian meningkat tetapi penyediaan di pusat kota tidak ada, sehingga kebutuhan tersebut terpenuhi di luar Jakarta, seperti dikawasan sekitar Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Daerah Parung Panjang, Bogor adalah salah satu kawasan yang sedang banyak dilirik oleh pengembang swasta dalam pengembangan rumah sederhan tapak  yang terjangkau. Harga tanah yang terjangkau ditambah dukungan faktor dari layanan transportasi umum berupa transportasi masal kereta rel listrik (KRL) membuat pengembangan perumahan sederhana tapak di Parung Panjang berhasil terserap oleh pasar. Minat yang tinggi dari masyarakat untuk memiliki hunian rumah sederhana tapak di daerah Parung Panjang membuat para pengembang properti perumahan berbondong-bondong untuk menawarkan produk properti masing-masing kepada khalayak umum. Dalam perjalanannya, para pengembang properti perumahan ini tentu tidak serta merta mengalami jalan yang lancar dikarenakan faktor rivalitas dari para pengembang properti lain, oleh karena itu setiap pengembang properti diwajibkan untuk berinovasi dalam mengembangkan perumahan tapak sederhana yang tidak hanya terjangkau, namun juga dapat memenuhi aspek-aspek yang diinginkan para calon konsumennya. Maka penelitian ini diarahkan untuk meneliti faktor–faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian dan hubungan karakteristik konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian hunian rumah tapak sederhana di Parung Panjang, Bogor. penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dan penyebaran survei kuesioner dilakukan pada responden yang telah dipilih sebelumnya, yaitu penghuni perumahan Sentraland Paradise dan The River. Hasil penelitian dari 30 orang responden menunjukan bahwa Faktor ekonomi dan lingkungan merupakan faktor utama dalam pembelian perumahan di Parung Panjang karena hampir semua konsumen pada perumahan tersebut mengatakan hal tersebut sangat penting.
PERBANDINGAN VALIDITAS PEMERIKSAAN ASAM URAT MENGGUNAKAN TIGA URIC ACID METER DENGAN BAKU EMAS STANDAR LABORATORIUM Fia Fia; Marcella Erwina Rumawas; Alfianto Martin
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.9507

Abstract

Uric acid is an end-product from Purine metabolism, excreted in kidney. Hyperuricemia is resulted from either over production or decreased excretion of uric acid. Hyperuricemia results in uric acid crystallization or deposition in plasm and extracellular fluid. Deposition of uric acid crystal in synovial fluid cause arthritis, called gouty arthritis. In Indonesia, the prevalence of arthritis (including gouty arthritis) is 11,9%. Monitoring uric acid level is important for hyperurisemic patients, as an increased of acute episodes of gouty arthritis corresponds to the raised of uric acid level. Standard uric acid determination should be done in laboratory, but in daily practice, patient come to primary health center for monitoring, and uric acid meter is used to determine uric acid level. Prior studies reported that uric acid meters could be used in daily practice, yet in Indonesia, there has no published study comparing the  validity of different brands of uric acid meter available in the market. This analytic cross-sectional study aimed to determine the validity of three uric acid meters (UA sure, Autocheck dan Easytouch) as compared to the gold standard Laboratory method. Data of 39 adult men and women who were selected consecutively were analyzed by using the Bland-Altman method, one-sample t-test and ordinary least-square regression.   Result of this study showed that the validity of UA sure and Easytouch  uric acid meters were suitably good, whereas the validity of Autocheck was unrealiable  due to the present of fixed bias dan proportional bias. Keywords: uric acid, hyperuricemia, gouty arthritis, uric acid meter Abstrak Asam urat adalah hasil akhir metabolisme purin yang diekskresikan melalui ginjal. Produksi berlebihan atau penurunan ekskresi, atau keduanya dapat menyebabkan hiperurisemia. Kadar asam urat yang berlebihan dapat menyebabkan kristalisasi dan penumpukan di plasma dan cairan ekstraseluler terutama di sendi  sehingga mengakibatkan terjadinya radang sendi, yaitu artitis gout.  Di Indonesia, prevalensi radang sendi, termasuk artritis gout sebesar 11,9%.  Pada pasien hiperurisemia, pemantauan kadar asam urat sangat penting, karena angka kejadian artritis gout meningkat sesuai dengan tingginya asam urat plasma. Pemeriksaan asam urat standar dilakukan di laboratorium, namun pada prakteknya skrining kadar asam urat untuk pasien yang datang di layanan kesehatan primer sering dilakukan dengan menggunakan alat uric acid meter. Beberapa penelitian yang membandingkan hasil pemeriksaan asam urat dari laboratorium dengan uric acid meter melaporkan bahwa alat-alat tersebut dapat digunakan, namun di Indonesia belum ada penelitian yang membandingkan akurasi beberapa alat yang tersedia di pasaran. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk menilai validitas tiga alat uric acid meter (UA sure, Autocheck dan Easytouch) dengan baku emas standar laboratorium. Data kadar asam urat alat uric acid meter diperoleh dari sampel darah kapiler dan data  kadar asam urat baku emas diambil dari sampel darah vena  pada subyek yang sama  dan waktu yang sama kemudian diukur dengan menggunakan metode enzymatic calorimetry di laboratorium standar. Data kemudian dianalisa dengan metode one-sample t-test dan ordinary least-square regression untuk membandingkan apakah terdapat bias pemeriksaan dari alat uric acid meter dengan baku emas. Pada penelitian ini didapatkan 39 sampel  dengan hasil didapatkan UA sure dan Easy touch tidak mempunyai fixed bias (p=0,31; p=0,12) maupun proportional bias (p=0,91, p=0,42) terhadap baku emas, sedangkan Autocheck mempunyai fixed bias (p=0,001) dan proportional bias (p=0,006)  bila dibandingkan dengan baku emas.  Dari penelitian ini dapat disimpulkan UA sure dan Easy touch mempunyai validitas yang cukup baik, sedangkan Autocheck mempunyai validitas yang rendah.
IDENTIFIKASI FAKTOR PENGHAMBAT PENYEDIAAN HUNIAN PEKERJA INDUSTRI DI KABUPATEN TANGERANG (STUDI KASUS: KAWASAN INDUSTRI & PERGUDANGAN CIKUPAMAS DAN KAWASAN INDUSTRI MILLENIUM) Ridho Rifky Ariansyah
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.12126

Abstract

The Central Government's policy that mandates the provision of housing for workers in industrial estates in order to achieve efficiency and effectiveness in industrial estates, as well as in the framework of fulfilling housing for workers in industrial estates is still far from a reality. One of these things happened in industrial areas in the Regency. This condition has occurred for years and in many places, therefore it is interesting to know the causal factors that hinder the realization of housing provision for industrial workers in the Cikupamas Industrial & Warehousing Area and the Millennium Industrial Area, Tangerang Regency, which are the main objectives of this research. To explore these objectives, this study uses a qualitative approach by collecting data through semi-structured interviews, field observations, and processed maps, as well as efforts to validate and validate the data and results that have been collected. Next, the analysis uses content analysis which is obtained through audio recordings, field notes, and documentation in the form of images which will be converted into transcripts for further analysis. The results of this study indicate five factors inhibiting the provision of housing for industrial workers in the Cikupamas Industrial & Warehousing Area and the Millennium Industrial Area, namely the regulatory vacuum at the regional level which should execute the directives of the central government; climate of cooperation between stakeholders that has not been created properly; then limited land in industrial areas; lack of technical coordination between related agencies; and the business orientation tendency of industrial estate managers to override workers' housing needs. What hinders the most is the climate aspect of cooperation between stakeholders (Public Private Partnership), as well as law enforcement carried out by the government/regional government. Keywords: Housing Provision, Industrial Workers, Government Policy, Inhibiting Factors Abstrak Kebijakan Pemerintah Pusat yang mengamanatkan penyediaan hunian bagi pekerja di kawasan industri agar dapat tercapai efisiensi dan efektivitas dalam kawasan industri, serta dalam rangka pemenuhan hunian bagi tenaga kerja di kawasan industri masih jauh dari kenyataan. Hal tersebut salah satunya terjadi di kawasan industri di Kabupaten. Kondisi ini terjadi bertahun-tahun dan banyak tempat, oleh karena itu menarik untuk mengetahui faktor penyebab yang menghambat realisasi penyediaan hunian bagi pekerja industri di Kawasan Industri & Pergudangan Cikupamas dan Kawasan Industri Millenium, Kabupaten Tangerang, yang menjadi tujuan utama penelitian ini. Untuk menggali tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara semi struktur, observasi lapangan, dan hasil olahan peta, juga upaya validitas dan keabsahan dari data dan hasil yang telah dikumpulkan. Selnjutnya, analisis menggunakan analisis isi (content analysis) yang didapat melalui rekaman audio, catatan lapangan, dan dokumentasi berupa gambar yang akan diubah menjadi transkrip untuk dianalisis lebih lanjut. Adapun hasil penelitian ini menunjukan lima faktor penghambat penyediaan hunian pekerja industri di Kawasan Industri & Pergudangan Cikupamas dan Kawasan Industri Millenium yakni kekosongan regulasi pada tingkat daerah yang seharusnya mengeksekusi arahan pemerintah pusat; ilkim kerjasama antar stakeholder yang belum tercipta dengan baik; lalu keterbatasan lahan di kawasan industry; minimnya koordinasi teknis antar dinas terkait; dan kecenderungan orientasi bisnis pengelola kawasan industri yang mengesampingkan kebutuhan hunian pekerja. Adapun yang paling menghambat adalah aspek iklim kerjasama antar stakeholder (Public Private Partnership), serta penegakan hukum yang dilakukan oleh pihak pemerintah/pemerintah daerah.
EVALUASI PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 UNTUK KEPUASAN PENGGUNA JASA DI PT X DITINJAU DARI SISI PELAKSANA Simon Togar Kurniawan; Johny Johan
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.12252

Abstract

The Construction Industry globally is one of the biggest contributors to economic growth. The increasing activity of construction projects in Indonesia in recent years has also increased competitiveness among construction service providers. To improve the quality of their performance, many construction companies implement a Quality Management System (QMS) based on ISO 9001 which aims to ensure the suitability of a process and product to the specified needs or requirements so as to increase customer satisfaction. Based on several previous studies, it is explained that consistently implementing a quality management system (QMS) has a positive effect on customer satisfaction as an indicator of project performance. Based on the results of the literature study, there are six factors of customer satisfaction in the construction industry. This study deepens the results of previous studies to determine the effect of implementing a quality management system based on ISO 9001:2015 at PT X on six client satisfaction factors. Research data were obtained from 32 respondents who are PT X personnel using a questionnaire compiled based on a literature study regarding the implementation of QMS ISO 9001:2015 and customer satisfaction factors. The collected data were analyzed using regression and correlation analysis. The results of the study found that the implementation of the ISO 9001:2015 QMS at PT X had a positive relationship and effect on the six client satisfaction factors. Keywords: Quality Management System; ISO 9001; Client Satisfaction Abstrak Industri Konstruksi secara global merupakan salah satu kontributor terbesar yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Peningkatan aktifitas proyek konstruksi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir juga meningkatkan daya saing antar penyedia jasa konstruksi. Untuk meningkatkan kualitas kinerjanya banyak perusahaan konstruksi menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) berbasis ISO 9001 yang bertujuan untuk menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan yang ditentukan sehingga dapat meningkatkan kepuasan terhadap pengguna jasa. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya dijelaskan bahwa secara konsisten penerapan sistem manajemen mutu memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pengguna jasa sebagai indikator kinerja proyek. Berdasarkan hasil studi literatur, terdapat enam faktor kepuasan pengguna jasa dalam industri konstruksi. Penelitian ini mendalami hasil penelitian sebelumnya untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001:2015 di PT X terhadap enam faktor kepuasan pengguna jasa. Data penelitian diperoleh dari 32 responden yang merupakan personil PT X dengan menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan studi literatur mengenai penerapan SMM ISO 9001:2015 dan faktor-faktor kepuasan pengguna jasa. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis regresi dan korelasi. Hasil penelitian menemukan bahwa penerapan SMM ISO 9001:2015 di PT X memiliki hubungan dan pengaruh positif terhadap enam faktor kepuasan pengguna jasa.
HUBUNGAN EMPATI DENGAN HASIL UJIAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN DAN BREAKING BAD NEWS Evelin Maharani Widjaja; Enny Irawaty
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.12716

Abstract

Empathy is the ability to understand someone else’s experiences, emotions, and feelings. Empathy is one of the professional qualities in patient-centered health services. Empathy in medical education is closely related to the student's mastery of clinical competence. The student’s empathy measurement becomes crucial in acquiring feedback regarding empathy learning at the preclinical education stage. It encourages the study of the relationship between empathy and doctor-patient communication and breaking bad news (BBN) skill examination results. This study used a cross-sectional design on Faculty of Medicine students of Universitas Tarumanagara. Empathy was assessed using The Toronto Empathy Questionnaire while the results of the doctor-patient communication and BBN skills examinations were collected from the respondents via Google Form. In this study, the number of respondents was as many as 124 students with the majority of them being female (71.8%). A total of 78.2% of respondents possessed high empathy. A total of 94.4% of respondents passed the doctor-patient communication skills examination and 98.4% of respondents passed the BBN skills examination. Respondents who passed both of the examinations were 92.7%. Empathy and the results of the two clinical skills examinations were analyzed using Fisher's exact test which led to the discovery of a p-value >0.05. In this study, it can be concluded that there is no significant relationship between empathy and the results of the doctor-patient communication and BBN skills examinations on Faculty of Medicine students of Universitas Tarumanagara. Keywords: empathy, clinical skills, medical students Abstrak Empati merupakan kemampuan untuk memahami pengalaman, emosi, dan perasaan orang lain. Empati termasuk salah satu kualitas profesionalisme dalam pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien. Empati pada tahap pendidikan kedokteran berkaitan erat dengan penguasaan mahasiswa terhadap suatu kompetensi klinis. Pengukuran tingkat empati mahasiswa menjadi hal yang penting sebagai umpan balik terhadap pembelajaran empati pada tahap pendidikan pre-klinik. Hal ini mendorong untuk dilakukannya penelitian mengenai hubungan empati dengan hasil ujian keterampilan komunikasi dokter-pasien dan breaking bad news (BBN). Penelitian ini menggunakan desain cross sectional terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Empati dinilai dengan menggunakan The Toronto Empathy Questionnaire serta hasil ujian keterampilan komunikasi dokter-pasien dan BBN ditanyakan ke responden melalui Google Form. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 124 mahasiswa dengan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (71,8%). Sebanyak 78,2% responden memiliki empati tinggi. Sebanyak 94,4% responden lulus ujian keterampilan komunikasi dokter-pasien dan 98,4% responden lulus dalam ujian keterampilan BBN. Responden yang lulus pada kedua ujian keterampilan tersebut sebesar 92,7%. Empati dan hasil ujian kedua keterampilan klinis dianalisis dengan menggunakan uji Fisher’s exact dan didapatkan p value >0,05. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara empati dengan hasil ujian keterampilan komunikasi dokter-pasien dan BBN pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara.  
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GAWAI DENGAN MOVEMENT BEHAVIOUR PADA REMAJA SELAMA PANDEMI COVID-19 Ilma Tria Nursyifa; Herwanto Herwanto
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.12991

Abstract

Movement behaviour is a individual behavioral pattern regarding movements and daily activities that are associated with health risks. Nowadays, the world is facing COVID-19 that attacks the human respiratory system. There are many impacts, one of the impacts is in the education sector. Schools are forced to change the face-to-face method to the digital learning method, resulting in significant increase gadgets intensity. The purpose of this study was to determine the relationship between the intensity of gadget use and movement behaviour during the COVID-19 in high school students using a cross-sectional study design. This study was conducted in Kharisma Bangsa Senior High School, South Tangerang, with 160 student including 52 male and 108 female. The data was collected using a questionnaire through Zoom. The results of data were processed using statistical software with Pearson chi-square test. The result found an intensity of gadget usage with more than 8 hours per day in 19 (36%) male and in 63 (58%) female. Movement behaviour in categories did not meet the guideline was found in 24 (46%) male and in 60 (60%) female. The number of respondents with movement behaviour that does not meet the three guidelines with the intensity of using gadgets for more than 8 hours is 48 (30%) people. According to Pearson Chi-square test, the correlation coefficient (r) -0.049 with p value 0.269. The conclusion is no significant correlation between the intensity of gadget usage and movement behaviour during the COVID-19 pandemic in Kharisma Bangsa Senior High School, South Tangerang. Keywords: Gadget usage intensity; Movement behaviour; Adolescent; COVID-19 Abstrak berhubungan dengan risiko kesehatan. Saat ini, dunia sedang menghadapi pandemi COVID-19 yang menyerang sistem pernapasan manusia. Banyak dampak yang terjadi, salah satunya sektor pendidikan. Sekolah mengganti metode tatap muka menjadi metode pembelajaran jarak jauh yang menimbulkan peningkatan signifikan pada penggunaan gawai. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan intensitas penggunaan gawai dengan movement behaviour selama pandemi COVID-19 pada siswa SMA menggunakan studi cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di SMA Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan sebanyak 160 responden terdiri dari 52 siswa laki-laki dan 108 siswi perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner melalui media Zoom. Hasil data diolah dengan menggunakan software statistik dengan uji pearson chi-square. Hasil penelitian menunjukan, intensitas penggunaan gawai lebih dari 8 jam per hari pada laki-laki berjumlah 19 (36%) siswa, sedangkan pada perempuan 63 (58%) siswi. Movement behaviour pada kategori yang tidak memenuhi pedoman untuk laki-laki sebanyak 24 (46%) siswa, sedangkan pada perempuan 60 (60%) siswi. Jumlah responden dengan movement behaviour yang tidak memenuhi 3 pedoman dengan intensitas penggunaan gawai lebih dari 8 jam per hari sebanyak 48 (30%) orang. Berdasarkan uji pearson chi-square didapatkan koefisien korelasi (r) sebesar -0.049 dengan nilai p sebesar 0.269. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara intensitas penggunaan gawai dengan movement behaviour selama pandemi COVID-19 pada siswa kelas 10-12 SMA Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan
ANALISIS VALUE ENGINEERING PADA PERENCANAAN FONDASI DI TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PERBAIKAN TANAH METODE VACUUM Anthony Kesumah
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.13128

Abstract

Indonesia is an area that is dominated by soft soils. Soft soils are the type of soil that is less supporting for construction work. Failures of construction on soft soils actually have often occurred in Indonesia and in other countries. Therefore, construction planning on soft soils must be considered both in terms of design and implementation so that the work can be carried out properly. Moreover, cost, time, and safety aspects must also be considered. In order to get appropriate performance, cost, and time results, Value Engineering (VE) method can be applied in the initial design stage. This study is intended to find a better alternative method for construction on soft soil. Results of the study shows that direct construction without vacuum has a lower cost with the difference of Rp. 2,605,156,860.00. Moreover, the bored pile production time is 11 months faster using direct construction. The vacuum method gives advantages to the soil condition becomes more stable and also gives an opportunity to cut the bored pile length for cost efficiency. However, the soil stability after improvement is not significantly different. Moreover, the cost efficiency of cutting the bored pile length is smaller than the cost of vacuum works. Based on the comparison information above, the coefficient of function, cost coefficient, and value coefficient calculated. The calculation result shows that the coefficient value for the direct construction alternative is 1.0649, so it can be concluded that the direct construction alternative is better than performing the soil improvement first with vacuum method. Keywords: Soft Soils, Value Engineering, Vacuum, Bored Pile Abstrak Indonesia merupakan daerah yang didominasi oleh tanah lunak. Tanah lunak merupakan jenis tanah yang kurang mendukung untuk suatu pekerjaan konstruksi. Kegagalan konstruksi pada tanah lunak sudah sering terjadi di Indonesia maupun di negara lain. Oleh karena itu, perencanaan konstruksi pada tanah lunak harus diperhatikan baik dari segi desain maupun segi pelaksanaan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu, pertimbangan dari segi biaya, waktu, dan tingkat keamanan juga tetap harus diperhatikan. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan dengan kinerja, biaya, dan waktu yang sesuai, dapat diterapkan metode Value Engineering (VE) pada tahap perencanaan proyek. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari alternatif metode mana yang lebih baik jika konstruksi fondasi berada pada tanah lunak. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa konstruksi langsung tanpa vacuum menghasilkan selisih biaya yang lebih murah yaitu sebesar Rp. 2.605.156.860,00. Selain itu waktu penyelesaian pekerjaan fondasi bored pile lebih cepat 11 bulan jika dilakukan konstruksi langsung. Metode vacuum memberikan keuntungan dimana kondisi tanah menjadi lebih stabil dan juga memberikan efisiensi pemotongan panjang bored pile. Tetapi, kestabilan yang diberikan tidak terlalu signifikan perbedaannya. Selain itu, efisiensi biaya dari pemotongan panjang bored pile lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk vacuum. Dari informasi perbandingan di atas, dihitung koefisien fungsi, koefisien biaya, dan koefisien nilai. Hasil perhitungan menunjukkan koefisien nilai sebesar 1,0649 untuk alternatif konstruksi langsung sehingga dapat disimpulkan bahwa alternatif konstruksi langsung lebih baik dibandingkan dengan melakukan perbaikan tanah metode vacuum terlebih dahulu.
ANALISIS KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN PLAT ALUMINIUM AA 5083 PADA PADA PROSES SPOT WELDING Sobron Yamin Lubis; Sofyan Djamil; Rosehan Rosehan; Harley Anugrah; Kevin Raynaldo
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.13298

Abstract

Spot welding is a method of electrical resistance welding in which two or more metal sheets are clamped between two electrodes and at the same time an electric current is applied so that the surface of the material reaches the welding temperature and then the material is fused. The purpose of the study was to determine the tensile strength of the 5083 aluminum plate connection in the spot welding process. This research was carried out experimentally as for the plate material that is connected is aluminum AA 5083 which has a thickness of 1 mm. Before welding is carried out, it is necessary to determine the variation of parameters, namely the welding current of 1.75 volts, 2.20 volts, 2.28 volts and the welding time for 1 second, 1.5 seconds, and 2 seconds. The spot welding process is carried out by varying these parameters, with the shape of the connection that occurs is overlapping. After the splicing process, then the specimen is tested for connection strength through a tensile. From the results of the study, it was obtained that the greater the electric current used, the greater the electric power used and it can be seen that the longer the welding time, the greater the electric power used. Keywords: Spot welding, tensile strength, AA 5083. aluminum Abstrak Las titik (spot welding) merupakan salah satu cara pengelasan resistansi listrik di mana dua atau lebih lembaran logam di jepit di antara dua elektroda dan pada saat yang bersamaan arus listrik di alirkan sehingga permukaan material mencapai temperatur pengelasan kemudian material bersatu. Penelitian di laksanakan bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik sambungan plat alumunium 5083 pada proses spot welding. Penelitian di lakukan secara eksperimen, adapun bahan plat yang di sambung adalah aluminium AA 5083 yang memiliki ketebalan 1 mm. Sebelum pengelasan di lakukan, maka di tentukan terlebih dahulu variasi parameter yaitu arus pengelasan yang terdiri dari 1,75 V, 2,20 V, 2,28 V dan waktu pengelasan selama 1 s, 1,5 s, 2 s. Proses spot welding di lakukan memvariasikan parameter tersebut, dengan bentuk sambungan adalah tumpang tindih. setelah proses penyambungan, kemudian spesimen di lakukan pengujian kekuatan sambungan melalui uji tarik.Hasil penelitian di peroleh bahwa jika tegangan arus listrik semakin besar di gunakan, maka semakin besar daya listriknya, dan semakin lama waktu pengelasan maka daya listrik yang di gunakan semakin besar.
PENJADWALAN PROYEK PERUMAHAN X BINTARO DENGAN METODE LINE OF BALANCE YANG DISEMPURNAKAN Andreas Timothy; Onnyxiforus Gondokusumo
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.16927

Abstract

In a project with repetitive activities, traditional scheduling methods like barchart are considered less effective to be used. So it would be better if using a special scheduling method . The commonly used method is line of balance and flowline. In its application, the two methods have several obstacles, both from a technical and visual perspective. Technically, the line of balance method will arrange workers with shifted time that is not effective. Visually, the flowline method cannot directly inform the duration of a project. This research will be using line of balance scheduling method and an enchanced line of balance scheduling method, which is improved both from a technical and visual perspective. Technically, the preparation is done using 3 steps; (1) Line of Balance (LOB) formulation, (2) interruption calculation, and (3) First-Come First Serve (FCFS. While visually, duration-distance chart (DD-Chart) is used to combine the advantages of the two existing methods, which is line of balance and flowline. This study uses housing project X in Bintaro to be the object of research with a total of 6 housing units. Based on the result of the research, the duration of the project with line of balance method is 353 days, and 336 days with enhanced repetitive scheduling method. The reduction of the project duration keeps using the same amount of man-days. Keywords: LOB; scheduling; FCFS; DD-Chart;  repetitive scheduling Abstrak Pada suatu proyek dengan pekerjaan berulang (repetitive), penjadwalan dengan metode biasa seperti barchart tidak efektif untuk digunakan. Sehingga lebih baik digunakan suatu metode penjadwalan yang khusus. Metode yang digunakan biasanya adalah metode line of balance dan flowline. Pada penerapannya, kedua metode tersebut terdapat beberapa kendala baik dari segi teknis maupun visual. Dari segi teknis, metode line of balance akan menyusun pekerja dengan adanya waktu geser yang tidak efektif. Sedangkan dari segi visual, metode flowline tidak dapat secara langsung menginformasikan durasi dari suatu proyek. Pada penelitian ini, akan dikaji suatu metode penjadwalan dengan metode line of balance dan metode line of balance yang disempurnakan baik dari segi teknis dan visual. Secara teknis, penyusunan dilakukan dengan menggunakan 3 langkah; (1) Formulasi Line of Balance (LOB), (2) Perhitungan interupsi, dan (3) First-Come First-Serve (FCFS). Sedangkan secara visual,  digunakan grafik duration-distance chart (DD-Chart) untuk mengkombinasikan keunggulan dari dua metode yang sudah ada, yaitu line of balance dan flowline. Penelitian ini menggunakan proyek perumahan X di Bintaro untuk dijadikan obyek penelitian dengan jumlah unit sebanyak 6 unit rumah. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh durasi penjadwalan sebesar 353 hari dengan metode line of balance, serta 336 hari dengan metode line of balance yang disempurnakan. Pengurangan durasi tersebut tetap menggunakan jumlah orang-hari yang sama.

Page 1 of 2 | Total Record : 18