Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

MODERNISASI PERTANIAN DENGAN PENGEMBANGAN ROBOT TANI DALAM RANGKA PENYAMARATAAN OTOMATISASI PADA INDUSTRI AGRICULTURE Alfarezi Audy Nugraha; Sautma Panjaitan; Daniel Joachim; Sobron Lubis
PROSIDING SERINA Vol. 2 No. 1 (2022): PROSIDING SERINA IV 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.641 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v2i1.19648

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris dengan jumlah lahan pertanian sebesar 13 Juta Hektar. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia membuat kegiatan pada dunia agriculture berjalan dengan lancar. Agriculture merupakan kegiatan untuk mendapatkan kebutuhan pokok manusia seperti beras, tumbuhan, buah, hewan ternak dan lain sebagainya. Agriculture di Indonesia menjadi salah satu penopang utama perekonomian negara. Semakin luas jumlah lahan, semakin besar pula hasil tani yang dihasilkan. Menurut Rusman Heriawan, rata-rata petani memiliki lahan sebesar 0.3 sampai dengan 0.4 hektar. Lahan pertanian yang dikekola dengan baik menjadi tulang punggung para petani dari dulu hingga sekarang ini. Petani memulai hari dengan membajak sawah dipagi hari dilanjut dengan bercocok tanam. Mulai dari penananaman pagi, pengolahan hingga menjadi beras, panen hasil perkebunan, dan lain sebagainya. Sayangnya, pertanian di Indonesia masih dilakukan secara konvensional. Oleh sebab itu diperlukan robot tani yang akan meningkatkan efisiensi para petani. Robot tani merupakan robot yang digunakan pada industri agriculture. Robot tani akan membantu petani untuk menanam padi, mengumpulkan buah buahan, dan mengelola hasil perkebunan. Robot tani dikembangkan dengan tujuan untuk memodernisasi pertanian konvensional menjadi otomatis sehingga mengurangi beban para petani serta meningkatkan efisiensi pengolahan sawah, kebun dan hewan ternak. Dengan adanya robot tani, diharapkan terjadi peningkatan otomatisasi pada industri agriculture sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan perkembangan teknologi dengan industri yang lainnya.
PENGGUNAAN MESIN PENYERUT UNTUK PENGOLAHAN REMPAH JAMU TRADISIONAL DI TANJUNG DUREN GROGOL JAKARTA BARAT Sobron Lubis; Alifya P. A; Silvester. L; Alif.A.H. Emilza; Silvi Ariyanti
PROSIDING SERINA Vol. 2 No. 1 (2022): PROSIDING SERINA IV 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.915 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v2i1.19898

Abstract

Minuman kesehatan yang terbuat dari bahan rempah atau yang dikenal dengan Jamu, dapat meningkatkan stamina untuk menjaga kesehatan tubuh. Salah seorang pembuat jamu di daerah tanjung duren adalah Ibu Sri Lestari Rahayu beliau melakukan aktivutas membuat jamu dimasa pandemik. Usaha jamu yang dirintis semasa Covid 19 semakin meningkat permintaan dari konsumen, namun tidak semuanya dapat terpenuhi oleh karena proses pengolahannya masih dilakukan secara manual, terutamanya pada penyerutan bahan baku rempah-rempah. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan PKM ini dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pelatihan penggunaan mesin penyerut. Bahan rempa yang terdiri dari jahe, sereh, kunyit dan jeruk lemon dengan yang masing-masing berat 1 kg. Kemudian dilakukan penyerutan dengan menggunakan mesin serut dengan tenaga penggerak motor listrik. Dari hasil proses penyerutan diperoleh waktu proses lebih cepat yaitu 15 menit berbanding sebelumnya 120 menit. Mesin yang digunakan tidak menimbulkan suara yang bising dan getaran yang rendah sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya ketika proses pengoperasian. Hasil serutan rempah-rempah sangat halus. Jumlah rempah-rempah yang diproduksi dapat ditingkatkan sehingga permintaan konsumen dapat dipenuhi. Disamping itu dengan penerapan mesin penyerut dapat mengurangi tenaga pekerja.
PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (ALAT PENGERING DAN VACUUM SEALER) BAGI PENGRAJIN BAWANG GORENG DI KOTA MATSUM MEDAN Sobron Lubis; Steven Darmawan; Silvi Ariyanti
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.22578

Abstract

Fried onions are a compliment that is almost always present in food, has a fragrant aroma and a savory but slightly bitter taste but many people like it. Therefore, many housewives make this fried onion business, but in general, the manufacturing process is still done traditionally starting from peeling the skin, slicing, frying, slicing, and wrapping. A housewife who is in this fried onion business, Herni Susanti has been doing this business since 2019 but still uses the manual method. In her daily life, the processing of fried onions involves mothers who are around the house. Because this business is still new and started with a business capital that is not that big, the problem that arises in increasing production capacity is processing time, especially in the case of drying fried onions which is still done conventionally by drying on paper. Besides that, the packaging used still uses plastic tied with rubber, so the products produced are not neat and the storage time is limited. The results of discussions with business owners/partners show that there is a great desire to increase production capacity by speeding up drying time, and neater and more attractive packaging in line with the increasing market demand. Based on this, this activity was carried out by providing appropriate technology training, namely onion slicing machines and vacuum sealers. Training is carried out in theory and practice in using tools and handing over tools to Partners. The results achieved were that the draining time for fried onions was shorter, namely 30 seconds, and fried onions which were stored in a vacuum-sealed plastic wrap so that fried onions could be stored longer. The use of a slicing machine can shorten the drying process of fried onions and a vacuum sealer machine can wrap deep-fried onions. vacuum and tight packaging. Training and application of appropriate technology provide significant benefits to partners in efforts to increase production capacity and shorten processing time. ABSTRAK: Bawang goreng merupakan pelengkap yang hampir selalu ada pada makanan, memiliki aroma yang harum dan cita rasa yang gurih namun sedikit pahit tetapi banyak disukai. Oleh karena itu, banyak para ibu-ibu membuat usaha bawang goreng ini, namun umumnya proses pembuatannya masih dilakukan secara tradisional mulai dari pengelupasan kulit, pengirisan, penggorengan, penirisan, dan pembungkusan. Seorang ibu rumah tangga yang menggeluti usaha bawang goreng ini yaitu Herni Susanti, sudah melakukan usaha ini sejak tahun 2019 namun masih menggunakan metode tradisional tersebut, dalam kesehariannya untuk pengolahan bawang goreng ini melibatkan ibu-ibu yang berada di sekitar perumahan. Karena usaha ini masih baru dan dimulai dengan modal usaha yang tidak begitu besar, maka persoalan yang muncul dalam meningkatkan kapasitas produksi adalah waktu proses, terutamanya dalam hal pengeringan bawang goreng yang masih dilakukan secara konvensional dengan mengeringkan di atas kertas. Di samping itu kemasan yang digunakan masih menggunakan plastik yang diikat dengan karet, sehingga waktu penyimpanan produk terbatas. Hasil diskusi dengan pemilik usaha /mitra bahwa terdapat keinginan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan mempercepat waktu pengeringan, kemasan yang lebih rapi dan menarik. Berdasarkan hal tersebut kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pelatihan teknologi tepat guna yaitu mesin peniris bawang dan vacuum sealer. Pelatihan dilakukan secara teori dan praktik penggunaan alat serta penyerahaan alat kepada Mitra. Hasil yang dicapai adalah waktu penirisan bawang goreng lebih singkat yaitu 30 detik dan bawang goreng yang disimpan dalam plastik pembungkus vacuum dalam keadaan tertutup rapat sehingga bawang goreng dapat disimpan lebih lama.Pelatihan dan penerapan teknologi tepat guna memberi manfaat yang berarti kepada mitra dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi dan mempersingkat waktu proses.
Penentuan Parameter Pemotongan Optimal Proses Milling Terhadap Kekasaran Permukaan Baja SKD11 Dengan Metode Taguchi Muhammad Sobron Yamin Lubis; Steven D; Alfred Briantio; Rosehan Rosehan
IRA Jurnal Teknik Mesin dan Aplikasinya (IRAJTMA) Vol 1 No 3 (2022): Desember
Publisher : CV. IRA PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56862/irajtma.v1i3.33

Abstract

In the milling process, good surface roughness conditions are indicated by low surface roughness values. Surface roughness is formed by the friction of the cutting tools on the surface of the workpiece. Increasing the use of cutting parameters will invariably increase the applied frictional force and faster scratching; however, if there are three cutting parameters used, such as cutting speed, infeed speed, and depth of cut, it is difficult to determine which parameter contributes to the resulting value. Good surface roughness. So based on this, to find out the optimal cutting parameters, this research was carried out. The study was carried out using a milling machine. In the SKD11 Steel material milling process, the surface roughness value of the workpiece is an indicator in determining a good surface condition. SKD11 steel material has a hardness value of 16-20 HRC and is a type of tool steel commonly used as cutting tools, Deep Drawing molds, Drawing Cones, and Compression Molding Dies. By varying the cutting parameters, the workpiece is formed using a milling machine. The cut workpiece is then measured for surface roughness using a surface test tool. Furthermore, to analyze the optimal cutting parameter values for minimal surface roughness, the Taguchi method is used. The results showed that the optimal surface roughness value was obtained from a combination of cutting parameters with a spindle speed of 1800 r/min, a feed rate of 256 mm/min, and a depth of cut of 0.25 mm.
ANALISIS KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN PLAT ALUMINIUM AA 5083 PADA PADA PROSES SPOT WELDING Sobron Yamin Lubis; Sofyan Djamil; Rosehan Rosehan; Harley Anugrah; Kevin Raynaldo
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.13298

Abstract

Spot welding is a method of electrical resistance welding in which two or more metal sheets are clamped between two electrodes and at the same time an electric current is applied so that the surface of the material reaches the welding temperature and then the material is fused. The purpose of the study was to determine the tensile strength of the 5083 aluminum plate connection in the spot welding process. This research was carried out experimentally as for the plate material that is connected is aluminum AA 5083 which has a thickness of 1 mm. Before welding is carried out, it is necessary to determine the variation of parameters, namely the welding current of 1.75 volts, 2.20 volts, 2.28 volts and the welding time for 1 second, 1.5 seconds, and 2 seconds. The spot welding process is carried out by varying these parameters, with the shape of the connection that occurs is overlapping. After the splicing process, then the specimen is tested for connection strength through a tensile. From the results of the study, it was obtained that the greater the electric current used, the greater the electric power used and it can be seen that the longer the welding time, the greater the electric power used. Keywords: Spot welding, tensile strength, AA 5083. aluminum Abstrak Las titik (spot welding) merupakan salah satu cara pengelasan resistansi listrik di mana dua atau lebih lembaran logam di jepit di antara dua elektroda dan pada saat yang bersamaan arus listrik di alirkan sehingga permukaan material mencapai temperatur pengelasan kemudian material bersatu. Penelitian di laksanakan bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik sambungan plat alumunium 5083 pada proses spot welding. Penelitian di lakukan secara eksperimen, adapun bahan plat yang di sambung adalah aluminium AA 5083 yang memiliki ketebalan 1 mm. Sebelum pengelasan di lakukan, maka di tentukan terlebih dahulu variasi parameter yaitu arus pengelasan yang terdiri dari 1,75 V, 2,20 V, 2,28 V dan waktu pengelasan selama 1 s, 1,5 s, 2 s. Proses spot welding di lakukan memvariasikan parameter tersebut, dengan bentuk sambungan adalah tumpang tindih. setelah proses penyambungan, kemudian spesimen di lakukan pengujian kekuatan sambungan melalui uji tarik.Hasil penelitian di peroleh bahwa jika tegangan arus listrik semakin besar di gunakan, maka semakin besar daya listriknya, dan semakin lama waktu pengelasan maka daya listrik yang di gunakan semakin besar.
KEKUATAN LENTUR KOMPOSIT MENGGUNAKAN MATRIKS EPOXY DENGAN REINFORCEMENT BAMBU, CARBON, PALF DAN SERAT BUNGA MALVA Kelvin Fernando; Sofyan Djamil; Sobron Lubis
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Teknik Industri : Jurnal Keilmuan Teknik dan Manajemen Industri
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jitiuntar.v11i1.11940

Abstract

The flexural strength comparasion of epoxy matrix composite with diferent reinforcement . Composite is a combination of two or more materials that have good physical properties and good mechanical properties. Reinforcement materials commonly used in polymer composites are fibers and strips material, bamboo fiber,carbon, PALF and malva fiber are  used as reinforcement materials and epoxy resin polymer used as matrix. The research phase began with finding the journal which explain about flexural strength in a composite that using epoxy resin as matrix. The composite manufacturing process uses the hand lay-up method. The flexural strengths data will be compare and analized. The mechanical properties tested used flexural test with ISO 14125:1998 Fibre-reinforced plastic composites – Determination of flexural properties and ASTM D790/D790M-17 “Standard Test Methods for Flexural Properties of Unreinforced and Reinforced Plastics and Electrical Insulating Materials”.The strongest reinforcement is carbon with 475,27 MPa, second is malva’s fiber 214,00 MPa, third is PALF 103,25 MPa, the last one is bamboo 80,30 MPa.
PERANCANGAN PROTOTYPE CETAKAN CUTTING TOOL INSERT BENTUK RHOMBIC Ardy Pratama; M. Sobron Y. Lubis; Rosehan Rosehan
Prosiding Seminar Nasional Teknik UISU (SEMNASTEK) SEMNASTEK UISU 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.522 KB)

Abstract

Seiring perkembangan zaman, terjadi perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah pada bidang industry manufaktur. Salah satu bidang yang berkembang pada industry manufaktur adalah pada proses pemotongan yang mana pada masa ini sudah dilakukan dengan menggunakan mesin potong. Pada mesin potong bagian yang berperan penting untuk memotong material dalah mata pahat, bentuk dan ukuran dari mata pahat pun berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, salah satunya adalah mata pahat berbentuk persegi. Proses pembuatan mata pahat ini pun berbeda-beda, bergantung pada jenis bahan yang digunakan, salah satu bahan mata pahat adalah keramik, untuk pembentukan mata keramik memerlukan cetakan.Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendesain mold mata pahat. Metode yang dilakukan melalui perhitungan dan pembuatan design dengan menggunakan software Autodesk fusion 360. Bentuk cetakan yang di desain yaitu bentuk persegi empat. Bagian-bagian cetakan terdiri dari anvil, mold dan punch. Untuk proses pembentukan keramik diperlukan bahan serbuk keramik alumina seberat 5 gr. Dari hasil perancangan diperoleh gambar desin mold yang terdiri dari anvil, mold dan punch. Dan bahan yang digunakan adalah jenis tool steel.
STUDY PERBANDING BIAYA PEMESINAN PADA PROSES DRILLING MENGGUNAKAN PAHAT HSS DAN KARBIDA Sobron Lubis; Steven Darmawan; Alifya Putri Askolani; Silvi Ariyanti
Prosiding Seminar Nasional Teknik UISU (SEMNASTEK) SEMNASTEK UISU 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.308 KB)

Abstract

Pada proses pembuatan suatu produk, terdapat  beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, seperti perhitungan waktu pemesinan, umur pahat serta biaya produksi.  Waktu pemesinan memberi pengaruh terhadap perhitungan biaya pemesinan.Perbedaan parameter potong merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi waktu pemesinan serta tingkat kecepatan keausan mata pahat. Semakin mata pahat cepat mengalami keausan maka mata pahat tersebut akan mengalami penggantian sehingga biaya pada mata pahat akan semakin tinggi, dan juga mempengaruhi biaya produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbanding biaya produksi pada proses drilling dengan menggunakan dua jenis mata pahat yaitu HSS dan Karbida. Penelitian dilakukan dengan melakukan variasi parameter pemotongan dan pengamatan keausan yang terjadi pada kedua mata pahat dan mengukur waktu pemotongan yang dicapai, kemudian melakukan perhitungan biaya produksi dengan menggunakan persamaan biaya permesinan.Dari hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa perbedaan parameter pemotongan sangat mempengaruhi waktu pemesinan serta biaya produksi. Pada jenis pahat HSS 1 sampai HSS 3 waktu pemesinan yang didapat 114,17 menit dengan biaya produksi Rp. 844.900, 103,36 menit dengan biaya produksi Rp. 935.200, 95,87 menit dengan biaya produksi Rp. 1.033.900 dan pada jenis pahat karbida 1 sampai karbida 3 waktu pemesinan yang diperoleh 109,18 menit dengan biaya produksi Rp. 1.052.900, 93,33 menit dengan biaya produksi Rp. 1.105.000, 80,8 menit dengan biaya produksi Rp. 1.169.500.
PENGARUH CUTTING SPEED TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAHAN ALLUMININIUM ALLOY 6061 PADA PROSES PEMBUBUTAN Sobron Y. Lubis; Rosehan Rosehan; Rico W
Prosiding Seminar Nasional Teknik UISU (SEMNASTEK) SEMNASTEK UISU 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.189 KB)

Abstract

Pada proses pembubutan benda kerja logam terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kekasaran permukaan benda kerja. Selalin geometri sudut mata pahat, parameter pemotongan memberi pengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh parameter kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan pada pembubutan benda kerja aluminium alloy 6061, Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan lima kecepatan pemotongan yaitu 200, 300, 400, 500 dan 600 m/min. Setiap kali selesai proses pemesinan dengan menggunakan masing-masing kecepatan pemotongan tersebut, benda kerja hasil pembubutan dilakukan pengukuran kekasaran permukaannya dengan menggunakan alat ukur surface test Mitotoyo tipe 211 dengan pengambilan panjang spesimen sebesar 0,25 mm. hasil penelitian diperoleh bahwa pada setiap kenaikan kecepatan potong dengan kelipatan 100 m/min maka angka penurunan kekasaran permukaan dengan TNR=0.4 adalah sebesar 9.98%, TNR=0.8 adalah sebesar 6.21% , dan TNR 1.2 adalah 3.23%. Selanjutnya, setiap pembesaran tool nose radius dengan kelipatan 0.4 mm  dihasilkan rata-rata  penurunan harga kekasaran permukaan pada Vc =200m/min adalah sebesar 26.3 %, pada Vc=300m/min adalah 22.66% , Vc= 400 m/min adalah 14.53% , Vc 500m/min adalah 12.24%, dan Vc=600m/min adalah 13.73%
IMPLEMENTASI ARTIFICIAL INTELLIGENCE PADA SYSTEM MANUFAKTUR TERPADU M. Sobron Yamin Lubis
Prosiding Seminar Nasional Teknik UISU (SEMNASTEK) SEMNASTEK UISU 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.415 KB)

Abstract

Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan adalah sistem komputer yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Proses yang terjadi dalam Artificial Intelligence mencakup learning, reasoning, dan self-correction. Proses ini mirip dengan manusia yang melakukan analisis sebelum memberikan keputusan. Artificial Intelligence adalah teknologi yang telah banyak diadopsi di era industri 4.0 ini. Artificial Intelligence mampu menghubungkan setiap perangkat, hingga seseorang dapat mengotomatisasi semua perangkat tanpa harus berada di lokasi. Lebih dari itu, saat ini telah banyak mesin yang dapat menginterprestasi suatu kondisi atau kejadian tertentu dengan bantuan Artificial Intelligence. Proses yang terjadi dalam Artificial Intelligence mencakup learning, reasoning, dan self-correction. Implementasi AI pada pengerjaan manusia adalah memperoleh hasil kinerja optimal dengan waktu proses yang cepat dan hasil yang maksimal.