cover
Contact Name
Agusri Fauzan
Contact Email
agusri.fauzan@iainbengkulu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
elafkar@iainbengkulu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis
ISSN : 25025384     EISSN : 26852918     DOI : -
Core Subject : Religion,
El-Afkar adalah jurnal Ilmiah yang diterbitkan untuk mengakomodir ide, gagasan serta pemikiran Keislaman bagi seluruh Dosen di Lingkungan IAIN Bengkulu secara umum. Meskipun demikian, nuasa dan trade mark yang akan diciptakan nantinya serta menjadi core identitynya adalah kajian ilmu ke-Ushuluddin-an khususya yang berkaitan dengan pemikiran, filsafat Islam, dan Tafsir Hadis.
Arjuna Subject : -
Articles 151 Documents
MENELUSURI JIN DALAM AL-QUR’AN Ahmad Farhan
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 4, No 2 (2015): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.025 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v4i2.1327

Abstract

Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan alam raya ini sebagai bukti kebesaran-Nya. Alam raya ini ditempati oleh berbagai makhluk ciptaan-Nya, baik makhluk yang berjasad maupun makhluk halus, makhluk yang berakal, makhluk hewani, nabati dan lain sebagainya. Jin dan manusia diciptakan Allah dengan misi penghambaan dan beribadah kepada Allah (QS. Al-Zariyat: 56). Sedangkan malaikat diciptakan Allah semata-mat auntuk taat kepada perintah-Nya dan tidak pernah durhaka terhadap perintah-Nya. (QS. Al-Nahl/16: 50), (QS. Al-Tahrim/50: 66). Pada awal penciptaan dan kejadiannya sama seperti manusia dengan mendapat mandat dan tugas untuk mengabdi kepada Allah. Secara fisik diciptakan dari api yang panas dan merupakan makhluk halus. Sebagai makhluk yang mendapat beban taklif, maka dalam kenyataannya jin itu terbagi kepada dua kelompok, yaitu jin muslim dan jin kafir. Jin kafir adalah iblis yang nantinya disebut dengan syaithan (Setan).
PROFESI HUKUM DAN KODE ETIK PROFESI John Kenedi
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 1 (2016): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.81 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i1.1120

Abstract

Manusia sebagai mahluk sosial dalam menjalani kehidupannya memerlukan kebutuhan, dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut manusia berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Sebagai rambu – rambu dalam berinteraksi tersebut manusia diatur oleh hukum guna untuk mencapai nilai moral dan kebenaran yang ideal tetapi sayangnya tidak semua manusia mengerti dan paham dengan hukum (isoterik) sehingga dalam berinteraksi tidak jarang terjadi sengketa maka untuk membantu menyelesaikan sengketa itu dibutuhkan bantuan orang lain yang mengerti dan paham hukum. Orang yang mengerti hukum itu misalnya advokat, advokat dalam menjalankan tugasnya diatur oleh kode etik profesi.
APA KABAR PEMBAHARUAN PEMIKIRAN ISLAM? (Meneropong Pembaharuan Pemikiran Islam Post Cak Nur - Gus Dur) Moch Iqbal
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 8, No 1 (2019): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.285 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v8i1.2027

Abstract

In the 1990s the world of Islamic thought was very crowded and dynamic. There are some Islamic thinkers of the country who are very interested in producing discourses on Islamic thought. Some of them were (alm) Nurcholis Madjid and  (alm) Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Although the political realm of the homeland at that time began to warm up, the Islamic thought movement was very dynamic. After the fall of the new Order in 1998, and the death of several Islamic thinkers, the Islamic thought movement seemed to experience congestion. Even now it is quiet from healthy Islamic thinking. All components of thought are absorbed in the ups and downs of the political stage which attracts much attention. the results of this paper show that the political stage turned out to be more attractive to the generation of Islamic intellectuals post Cak Nur - Gus Dur.
RELASI FIKIH DAN TASAWUF DALAM PEMIKIRAN SYEKH NAWAWI BANTEN Suwarjin Arsyad
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 6, No 1 (2017): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.606 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v1i6.1235

Abstract

Syekh Nawawi Banten adalah salah seorang ulama Indonesia yang terkenal bukan saja di Indonesia, melainkan juga di dunia. Ia terkenal melalui karya-karyanya, baik tafsir, hadis, sejarah Islam, tauhid, fikih maupn tasawuf. Di antara karya-karyanya, yang paling menonjol adalah bidang fikih. Pemikiran fikihnya mengakar kuat di Indonesia melalui karya-karyanya yang diajarkan di Indonesia sejak satu setengah abad yang lalu oleh murid-muridnya. Pemikiran fikihnya yang dipadu dengan tasawuf sangat sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang menyukai hal-hal yang berbau mistik. Fikih yang demikian tidak sekedar bersifat  legalistik-formalistik, tetapi lebih menekankan penghayatan terhadap nilai-nilai sufistik yang terkandung di dalamnya. Melalui usahanya ini, Syekh Nawawi Banten berhasil menghidupkan kembali tasawuf Sunni sebagaimana dibangun al-Ghazali. Dalam kitab-kitab fikihnya corak sufistik pemikiran fikihnya terlihat secara jelas. Bukti paling meyakinkan bahwa ia adalah penganut tasawuf al-Ghazali terlihat dari pilihannya mensyarahkan salah satu kitab tasawuf karya al-Ghazali, yaitu Bidāyah al-Hidāyah yang ia beri judul Marāqi al-Ubūdiyah. Kitab ini merupakan kitab tasawuf terpenting karyanya, setelah kitab Salalim al-Fudala’.
WANITA DAN NERAKA (Telaah Kritis Terhadap Hadis Banyaknya Wanita yang Menjadi Penghuni Neraka) Syafira Sulistiani
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 7, No 2 (2018): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.26 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v7i2.1596

Abstract

Nabi saw. pernah bersabda bahwa mayoritas penghuni neraka adalah wanita, hadis ini terlihat seperti merendahkan wanita. Namun hadis ini disebut sebanyak 17 kali dalam kutub al-sittah dan kualitas hadis ini masuk dalam kategori shahih. Tetapi sebagai seorang muslim, kita tidak bisa menerima begitu saja. Diperlukan studi  kritis terhadap hadis banyaknya wanita yang menjadi penghuni neraka. Studi kritis dilakukan dengan (1) Pendekatan tekstual yakni metode memahami makna dan maksud yang terkandung dalam hadis-hadis Nabi dengan cara bertumpu pada analisis teks hadis, (2) Pendekatan antar-tekstual yakni metode pemahaman hadis dengan memperhatikan hadis lain (tanawwu’) dan/atau ayat-ayat Al-Qur’an yang terkait, dan (3) Pendekatan kontekstual yakni metode memahami hadis dengan melihat sisi-sisi konteks yang berhubungan dengan hadis. Dari studi kritis tersebut, menunjukkan bahwa maksud dari hadis bukan untuk merendahkan wanita, tetapi berlaku untuk pria maupun wanita yang tidak taat maka akan masuk ke neraka. Hadis ini juga menjadi peringatan bagi wanita (secara umumnya) untuk selalu melakukan perbuatan baik kepada siapapun, terutama suaminya dan selalu menjaga muru’ah atau kehormatan dirinya.
PERKEMBANGAN TAREKAT QADIRIYYAH-NAQSHABANDIYYAH DI PESANTREN SURYALAYA Triyani Pujiastuti
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 2 (2016): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.519 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i2.1134

Abstract

Tasawuf dengan tarekatnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perkembangan Islam. Di Indonesia ada dua tarekat yang sangat berpengaruh yaitu Tarekat Qadiriyyah dan Tarekat Naqshabandiyyah. Bahkan dari kedua tarekat tersebut muncullah tarekat gabungan yaitu Tarekat Qadiriyyah-Naqshabandiyyah yang dikembangkan oleh Syeikh Ahmad Khatib Sambas. Kajian ini mencoba untuk mengelaborasi perkembangan Tarekat Qadiriyyah-Naqshabandiyyah di Pesantren Suryalaya oleh Abah Sepuh dan Abah Anom sebagai salah satu pusat perkembangan Tarekat Qadiriyyah-Naqshabandiyyah di Indonesia.
PENDEKATAN DAKWAH PERSUASIF DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK Rodiyah Rodiyah
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 1 (2016): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.96 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i1.1125

Abstract

Pemberian contoh atau keteladanan dan pembiasaan terhadap nilai-nilai keagamaan merupakan cara efektif dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak. Pengaruh utama dari perilaku manusia selain dari dengan pengkondisian, juga sangat tergantung dengan hasil meniru perilaku model.[1] Oleh karena itu pembiasaan terhadap nilai-nilai keagamaan dan keteladan dari orang terdekat seperti orang tua dan guru menjadi sangat urgen untuk menanamkan nilai-nilai agama yang positif kepada pada.  Dakwah merupakan salah satu sarana untuk mengkomunikasikan nilai-nilai keislaman, sehingga metode dan pendekatan yang tepat akan sangat mendukung dalam menanamkan nilai keagamaan tersebut terutama kepada anak.
TEKS DAN KONTEKS PERANG DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Pendekatan Sirah Nabawiyyah dan Hadis) Syahidin Syahidin
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 4, No 2 (2015): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.745 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v4i2.1581

Abstract

Teks-teks al-Quran dan hadis dalam memberikan justivikasi terhadap perang dalam Islam, dan juga melihat koteks dari teks-teks perang yang terdapat dalam al-Qur’an maupun hadis. Tujuannya adalah agar teks-teks perang tidak disalahpahami yang pada akhirnya berkesimpulan bahwa Islam itu disebar dengan pedang–seperti yang sering disalahpahami oleh kalangan ahli dan pengamat Barat. Bahwa legitimasi perang yang termuat dalam ayat-ayat al-Qur’an maupun hadis, tidak serta merta hanya mengandung unsur perintah, akan tetapi selalu dibarengi dengan dimensi manusiawi, yaiut ‘ilat (sebab) diperintahkannya perang. Dan dari beberapa ayat-ayat perang maupun hadis dapat disimpulkan bahwa dasar dari berperang dalam Islam adalah sebagai bentuk perlindungan atau respon pembelaan diri, bukan sebagai pemicu perang.
ANALISIS IMPERTIF DALAM AL QUR’AN SURAT YĀSĪN Al Khumairi, Abdul Aziz
EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 8, No 1 (2019): Juni
Publisher : EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuturan imperatif dalam bahasa Arab mempunyai empat bentuk, yaitu: 1) fi‘l amr, 2) fi‘l mudari‘ yang didahului dengan lam amr, 3) masdar yang menggantikan fi‘l amr.1, dan 4) amr dengan redaksi khabar. Dalam suratyāsīn penutur (Allah SWT) banyak menggunakan redaksi tindak tutur imperatif dalam melakukan komunikasi.Penelitian ini adalah penelitian linguistik yang bertujuan untuk mengungkap bagaimana bentuk tindak tutur imperatif dalam suratyāsīndan apa arti penggunaan pragmatis tindak tutur imperatif dalam surat yā sīn. Bentuk Amr yang terdapat dalam surah Yāsīnsebanyak 12 buah, tersebar dalam 12 ayat.Bentuk amr yang sebanyak 12 tersebar dalam ayat-ayat sebagai berikut: 11. 13,20. 21,25,26.45,47, 61. 64.79 dan 82. Seluruhnya berbentuk fi 'il Amr. Adapun bentuk fi’il mudhari yang didahului lam amr. bentuk masdar pengganti fi ’il amr. dan bentuk isim fi 'il amr tidak ditemukan dalam surah Yā sīn.Makna pragmatik tindak tutur imperatif (al-’amriy) dalam surat yāsīn yaitu: Penghormatan/ikram, Pelajaran /i’tibar, Tawaran /iltimas, Mengharapkan / at-tammanni, Melemahkan / ta’jiz, Menakut-nakuti /at-tahwil , Sesuatu yang jauh dari kenyataan /al-istib’ad, Penghinaan /al-ihanah, Kecaman /tahdid, penghinaan /at-tahqir.
LIVING AL-QUR’AN SEBAGAI METODE ALTERNATIF DALAM STUDI AL-QUR’AN Ahmad Farhan
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 6, No 2 (2017): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.777 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v2i6.1240

Abstract

Pada dasarnya, kajian Al-Qur’an tidak selalu berfokus pada teks al-Qur’an (ma fil al-Qur’an) dan ma haul al Qur’an (kajian terhadap tafsir, ulumul qur’an), namun bisa meluas sampai pada fenomena sosial yang terkait dengan keberadaan al-Quran di tengah komunitas muslim tertentu atau lain yang berinteraksi dengannya dalam kehidupan sehari-hari atau yang sering disebut Living Qur’an, yakni Al-Qur’an yang hidup dalam masyarakat (komunitas). Artikel ini mencoba mengintrodusir pengembangan kajian al-Qur’an ke ranah Living Qur’an, yang sejauh ini kurang mendapatkan perhatian di tengah-tengah mainstream studi Al-Qur’an yang berkutat pada teks Al-Qur’an. Living Qur’an bisa menjadi alternatif menarik dalam pengembangan kajian al-Qur’an kontemporer.

Page 1 of 16 | Total Record : 151