cover
Contact Name
I Komang Mertayasa
Contact Email
kmertayasa19@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bawiayahfda@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
ISSN : 20896573     EISSN : 26141744     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Bawi Ayah Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu dengan e-ISSN 2614-1744 dan p-ISSN 2089-6573 adalah jurnal dengan peer-review yang diterbitkan oleh Fakultas Dharma Acarya Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang, Palangka Raya. Diterbitkan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan April dan Oktober. Jurnal ini menerbitkan tinjauan terkini dari hasil pemikiran dan penelitian tentang Pendidikan agama dan kajian budaya dalam Agama hindu.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 13 No 1 (2022): Pendidikan dan Budaya Hindu" : 6 Documents clear
Sistem Aguron-Guron Di Banjar Umadiwang Desa Batannyuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan Ida Bagus Putu Eka Suadnyana
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 13 No 1 (2022): Pendidikan dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v13i1.648

Abstract

The purpose of Aguron-guron is gaining knowledge, teacher instructions, learn to discipline prostration. Associated with Aguron-guron system is in Banjar Umadiwang, Batannyuh Village, Marga District, Tabanan Regency in the conduct of a lesson (aguron- guron) studied Weda knowledge by learning the Nabe, there are a lot of moral education and the sacred values ​​that must be known and studied. Based on the above problems, the problems in this study can be formulated as follows: ( 1 ) How does the system or form Aguron - guron in Banjar Umadiwang , Batannyuh Village, Marga District, Tabanan Regency, (2 ) What is the process Aguron Umadiwang-guron in Banjar, village Batannyuh, Marga District, Tabanan Regency. Theory is used to solve the problem of the study was the theory of structuralism , theory of value , the theory of constructivism. To provide answers to the issues raised in this study, used qualitative research. Techniques of data collection using observation techniques, interviews, literature. For descriptive data analysis techniques used. a result of the research , as follows :(1) Aguron-guron System or form practiced in Banjar Umadiwang, which is based on kinship, in the sense of the Guru Nabe with sisya have a very close relationship, which is equally bound by the rules Pangasraman. (2) Aguron-guron process a series of such ceremonies to purify themselves before studying with nabe, followed by a ceremony performed by muspa Diksita candidate, candidate faces to the teacher Diksita nabe, nabe teacher candidates Commemoration diksita, tetebus ceremony, ceremony majaya-jaya, last sisya mapamit on foot worship teacher nabe.
Bentuk Dan Fungsi Balai Basarah Hindu Kaharingan Di Desa Pangi Kecamatan Banama Tingang Kabupaten Pulang Pisau Made Paramarta
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 13 No 1 (2022): Pendidikan dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v13i1.786

Abstract

A holy place is a place that must be owned by every religious community. Hindu holy place is a place which is very sacred and sacred for Hindus. Faceted sacred place of Hindus in Indonesia built in accordance with desa, kala and patra. There is a tangible temple, temple, statues, and balai Basarah. Balai Basarah is a kind of holy place of Hindu Kaharingan located in Central Kalimantan. Balai Basarah have a different shape in every district in Central Kalimantan are shaped, house, and meru. Balai Basarah have other functions, in addition to the main functions, namely as a place of worship. Another function, namely as a place of education, the implementation of a religious ritual, and celebration of holy days of religious. See the forms and functions of the balai Basarah, researchers are interested to study the characteristic form of balai Basarah because it has reliefs and artistic regionalism that need to be preserved. The functions of the balai Basarah have some function other than as a place of worship, it is very interesting to be dissected in depth so as to present a piece of writing that is interesting about the form and functions of the balai Basarah Hindu Kaharingan.
Leksikon Mantra Pengobatan pada Ritual Balian Pengobatan dalam Masyarakat Desa Pendreh Kabupaten Barito Utara Santang Santang
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 13 No 1 (2022): Pendidikan dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v13i1.789

Abstract

Treatment techniques in the Dayak community of Pendreh Village, North Barito Regency still maintain traditional medicine techniques, namely the Balian ritual. The purpose of carrying out the Balian treatment ritual is to ask God for health through the intermediary of Sangiang whose power was borrowed by Basir in the ritual. This study aims to describe the Lexicon of Healing Mantras on Balian Rituals in the Pendreh village community, North Barito Regency. The results of this study show that there is a relationship between language and community culture. The language spoken in the form of mantras influences the treatment system that has an order in society. it also strengthens the ties of friendship between community members. The results of this study also explained the ritual implementers with their respective duties. In addition, there is also a list of ritual lexicons of Balian medicine rituals which are presented in tabular form.
Implementasi Tat Twam Asi Pada Pendidikan Karakter Anak Di Masa Pandemi Covid-19 Desak Ketut Angraeni
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 13 No 1 (2022): Pendidikan dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v13i1.794

Abstract

Tat Twam Asi Application on Children's Character Education During the Covid-19 Pandemic ABSTRACT Corona Virus Disease 2019 or what we often call Covid-19 is a disease that has attacked the human respiratory system since the end of 2019 causing a worldwide pandemic. The Indonesian state itself has implemented the New Normal or a new life with new habits by following health protocols, namely, being obliged to use a mask while doing activities outside of the house, washing hands or using a hand sanitizer after holding something and keeping a distance from people around. This pandemic certainly affects various sectors, especially the education sector. In the world of education, students are required to carry out online learning at home which is assisted by teachers and parents. With the restrictions on large-scale activities, interactions between people are reduced, so that it has an impact on the formation of good character for children, which should be formed at school and at home when they enter early childhood education to high school level. Good character in children can be reflected in the teachings of Hinduism, one of which is Tat Twam Asi which is the basis of Hindu Ethics in an effort to achieve moral improvement. Tat Twam Asi means it is you, meaning that the position as fellow human beings is the same. Applying Tat Twam Asi teachings to students at home and online learning during the Covid-19 pandemic can form good characters in respecting and loving parents, friends, teachers, local residents and the surrounding environment so that they can create a peaceful atmosphere in the family and harmony among others.
Keluarga Pondasi Utama Dalam Menanamkan Budi Pekerti Pada Anak G.A Kristha Adelia Indraningsih
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 13 No 1 (2022): Pendidikan dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v13i1.809

Abstract

Upaya dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seseorang yaitu dengan menanamkan pendidikan budi pekerti sejak dini. Budi pekerti tidak harus diberikan dilembaga pendidikan formal namun juga dapat diberikan di lingkungan keluarga. Budi pekerti sebagai prilaku yang baik, mengandung makna usaha atau kegiatan yang mengantarkan seorang anak menjadi dewasa dengan memiliki etika dan moralitas yang luhur. Pendidikan Budi pekerti yang dapat diberikan dalam lingkungan keluarga adalah dengan menanamkan sradha, menanamkan kesucian, menanamkan kasih sayang, menanamkan kesetiaan, menanamkan kesabaran, menanamkan kejujuran, dan menanamkan ketulus ikhlasan. Keluarga merupakan tempat persemaian benih-benih Budi pekerti yang ditanamkan pada diri seorang anak. Keluarga juga merupakan sekolah yang pertama bagi berlangsungnya proses pendidikan. Oleh karena itu peranan keluarga terutama ibu sebagai guru yang utama dan perdana dengan kelembutan dan cinta kasih yang sejati harus mampu menumbuhkembangkan pendidikan Budi pekerti kepada anak-anaknya. Untuk itu orang tua sangat perlu menyadari betapa pentingnya pendidikan Budi pekerti bagi setiap anggota keluarga dan khususnya bagi anak-anak, karena hal itu sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan prilaku dan kepribadian anak..
Etika Berbusana Adat Bali Dalam Persembahyangan Di Pura Mandira Taman Sari Kota Palopo Desak Made Suartini
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 13 No 1 (2022): Pendidikan dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v13i1.819

Abstract

Perkembangan jaman telah memberi dampak pada perkembangan penggunaan busana sembahyang adat bali. Masyarakat mulai mengikuti trend yang beberapa tidak beretika dan tidak sopan apabila digunakan pada persembahyangan bersama. Busana-busana tersebut perlu didesain atau pengguna perlu mengatur penggunaan dengan menambahkan atau melapisi dengan bahan lainya yang sesuai. Dengan demikian pelaksanaan persembahyangan kepura akan memberi kenyamanan baik bagi orang lain maupun untuk diri sendiri. Berkembangnya trend busana yang kurang pantas telah banyak digunakan, sehingga dibutuhkan pemahaman yang lebih komprehensif terkait dengan etika dalam berbusana ke pura baik pada hari raya maupun pada hari-hari tertentu. Busana sembahyang dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu dewa angga, Manusa Angga dan bhuta angga. Dewa Angga yaitu busana untuk bagian kepala hingga leher. Manusa Angga yaitu busasana dari leher hingga pinggang dan Bhuta Angga yaitu busana dari pinggang hingga kaki. Bagian kepala pada pria ditutupi dengan sesuai dengan etikanya, mulai dari lipatan hingga ikatannya, sementara pada wanita etikanya tidak mengurai rambut, namun membuat bentuk pusungan dengan menambahkan aksessoris sewajarnya. Pada Manusa Angga pria menggunakan kemeja atau safari sementara pada wanita menggunakan kebaya yang sopan dengan warna putih. Selain penggunaan kebaya penggunaan selendang juga memiliki etika, yaitu bentuk ikatan yang berada didepan agak kesamping kiri, bukan diikatkan pada bagian belakang. Bagian Bhuta Angga pada pria menggunakan kamen dengan kancut dan dibungkus sesaput yang dibuat sejengkal dari telapak kaki, sementara untuk wanita menggunakan kamen yang setinggi mata kaki

Page 1 of 1 | Total Record : 6