cover
Contact Name
Richa Mardianingrum
Contact Email
j.pharmacosript@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
j.pharmacosript@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pembela Tanah Air No.177, Kahuripan, Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat 46115
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Pharmacoscript
ISSN : 26224941     EISSN : 26851121     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Pharmacoscript merupakan jurnal penelitian yang dikelola oleh Prodi Farmasi dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Perjuangan Tasikmalaya (P-ISSN: 2622-4941 E-ISSN: 2685-1121) Jurnal ini merupakan media publikasi penelitian dan review artikel pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif, kreatif, original dan didasarkan pada scientific yang diterbitkan 2 kali dalam 1 tahun yakni pada bulan Agustus dan Februari. Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia farmasi, teknologi farmasi, farmakologi, biologi farmasi, farmasi klinik, dan bioteknologi farmasi.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript" : 7 Documents clear
PROFIL MONOUNSATURATED DAN POLYUNSATURATED FATTY ACIDS DALAM PLASMA DARAH WANITA YANG MENGONSUMSI JAMU Fatwa Hasbi; Endang Darmawan; Akrom Akrom
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.396

Abstract

Latar Belakang : Masyarakat Indonesia diketahui gemar mengonsumsi jamu. Pada riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa 59,12% masyarakat Indonesia mengonsumsi jamu. Jamu merupakan minuman asli Indonesia yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan untuk tujuan pengobatan. MUFA dan PUFA banyak di temukan pada tumbuh-tumbuhan.   MUFA (Mono Unsaturated Fatty Acid) & PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) merupakan golongan lemak tak jenuh yang dapat menurunkan kadar LDL serta menaikkan kadar HDL dalam darah.Tujuan : Untuk mengetahui profil monounsaturated dan polyunsaturated fatty acids dalam plasma darah wanita yang mengonsumsi jamuMetode : Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah relawan dalam penelitian adalah 127 orang. Kadar MUFA & PUFA dalam plasma darah diukur menggunakan GC-MS. Hasil pengukuran kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji distribusi frekuensi dan one-way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.Hasil : Rata-rata kadar asam lemak pada  relawan yang minum jamu adalah MUFA 0,176% dan PUFA 0,012% . Jenis MUFA dan PUFA yang teridentifikasi di dalam darah relawan wanita yang mengonsumsi jamu di Kabupaten Bantul adalah Palmitoleic acid, Oleic acid (MUFA) dan Linolenic acid (PUFA). Relawan dengan nilai BMI < 18,5 (kurus) memiliki kadar MUFA yang paling tinggi dibandingkan relawan dengan nilai BMI ≥ 18,5.Kesimpulan : Ditemukan kadar MUFA yang lebih banyak dibandingkan dengan PUFA pada plasma darah relawan wanita yang mengonsumsi Jamu.  Terdapat hubungan antara kadar MUFA dengan nilai BMI.Kata kunci: MUFA, Mono Unsaturated Fatty Acid, PUFA, Poly Unsaturated Fatty Acid, Jamu.
Analisis Efektivitas Biaya Terapi Antihipertensi Kombinasi Tetap Di Satu Rumah Sakit Jakarta Selatan Okpri Meila; Ani Rahayu
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.388

Abstract

Sebagian besar alternatif terapi antihipertensi memerlukan studi farmakoekonomi terutama tentang Analisis Efektivitas Biaya yang bermanfaat dalam menyeimbangkan pengeluaran pasien dengan menentukan alternatif pengobatan yang mewakili hasil kesehatan yang terbaik dengan biaya yang lebih terjangkau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan cost effective penggunaan antihipertensi kombinasi dosis tetap (FDC) Valsartan-Amlodipin + Furosemide dengan FDC Valsartan-HCT + Amlodipin. Metode penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik secara potong lintang dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari rekam medis penderita hipertensi sedangkan data rincian biaya pengobatan diperoleh dari bagian keuangan pasien rawat jalan di Salah Satu Rumah Sakit Tipe B Jakarta Selatan periode Januari – Juni 2018. Jumlah sampel 74 pasien yang terdiri dari 37 pasien menggunakan FDC Valsartan-Amlodipin + Furosemide dan 37 pasien menggunakan FDC Valsartan-HCT + Amlodipin. Parameter yang digunakan dalam penilitian ini adalah biaya pengobatan langsung (yang meliputi biaya pemeriksaan, biaya laboratorium dan biaya obat), biaya pengobatan tidak langsung (meliputi biaya akomodasi dan biaya Produktivitas yang hilang, sedangkan efektivitasnya menggunakan rata-rata MAP (Mean Arterial Pressure). Hasil penelitian menunjukkan efektivitas terapi paling besar untuk menurunkan tekanan darah adalah FDC Valsartan-Amlodipin + Furosemide yaitu sebanyak 32 pasien dengan rata-rata MAP 101,29 mmHg, sedangkan FDC Valsartan-HCT + Amlodipin hanya 29 pasien dengan rata-rata MAP 103,59 mmHg. Sedangkan efektivitas biaya berdasarkan nilai ACER pada kombinasi FDC Valsartan-Amlodipin + Furosemide dan FDC Valsartan-HCT + Amlodipin secara berurutan adalah Rp. 3.922.040/MAP dan Rp. 4.458.034/MAP, sedangkan nilai ICER sebesarr Rp – 1.169.970 . Dapat disimpulkan bahwa FDCValsartan-Amlodipin+ Furosemide lebih cost efektif.
IDENTIFIKASI POTENSI DRUG INTERACTION PADA PASIEN STROKE DI RSUD MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Ikhwan Yuda Kusuma
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.391

Abstract

Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Pasien stroke sering memperoleh lebih dari dua macam obat sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat (farmakokinetik dan farmakodinamik), severity (keparahan) dan management penanganan kejadian drug interaction sehingga dengan penelitian ini mampu meminimalisir kejadian drug interaction pada pasien stroke di RSUD Margono Soekarjo dengan pemberian terapi yang rasional.Metode penelitian ini adalah observasional retrospektif (1-30 Juli 2019). Data dianalisis secara deskriptif menggunakan Stockley’s Drug Interaction, Drug Interaction Facts, www.drugs.com database dan Medscape Drug Interactions Checker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 pasien stroke terdapat 77,78% pasien yang mengalami interaksi obat. persentase jenis interaksi obat dengan mekanisme farmakodinamik lebih tinggi sebanyak 36 jenis (61,40%) dibandingkan dengan jenis interaksi obat dengan mekanisme farmakokinetik sebanyak 21 jenis (38,60%) dan tingkat keparahan terbanyak adalah moderate (63,16%).
PENGEMBANGAN KLOROFIL DARI DAUN SINGKONG SEBAGAI PEWARNA MAKANAN ALAMI Winasih Rachmawati
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.252

Abstract

Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau yang banyak terdapat pada daun. Banyak sekali tanaman yang mengandung klorofil diantaranya daun pandan, daun suji, daun singkong, daun cincau dan daun kale. Kandungan klorofil yang banyak dari beberapa tanaman di Indonesia tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan alami. Ketidakstabilan warna dari bahan alam yang pengaruhi pH, oksidasi serta pemanasan dapat menjadi kendala dalam pembuatan pewarna alami klorofil karena dengan kondisi tersebut dapat merubah warna hijau menjadi lebih cokelat atau intensitas warna menjadi berkurang. Sehingga tidak banyak juga produsen yang membuat pewarna alami. Penggunaan pewarna sintesis lebih banyak digunakan di masyarakat karena lebih menguntungkan karena dengan pemakaian sedikit dapat memberikan warnanya lebih menarik. Penggunaan pewarna sintetik yang tidak sesuai takaran dapat menyebabkan efek yang merugikan bagi tubuh. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk pewarna makanan alami berwarna hijau yang memiliki kualitas terbaik. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan sampel daun pandan, daun suji, daun singkong, daun cincau dan daun kale. Sampel diekstraksi dengan aseton 85% kemudian ditentukan kadar total klorofil dengan spektrofotometer sinar tampak. Sampel yang mengandung kadar klorofil yang paling tinggi dilakukan optimasi kestabilan warna dengan penambahan larutan Zn2+. Sediaan pewarna alami dibuat dengan membuat variasi konsentrasi maltodekstrin 3% dan 5%. Karakteristik sediaan dilakukan dengan pengujian kadar air, kadar total klorofil dan spektrum IR. Tahap terakhir adalah aplikasi produk serbuk yang dihasilkan untuk pewarna makanan agar-agar. Dari kelima sampel daun diketahui bahwa daun singkong mempunyai kandungan total klorofil yang paling tinggi sebesar 27,162 µg/ml. Konsentrasi ZnCl2 yang dapat menjaga stabilitas warna klorofil sebesar 0,3%. Penambahan maltodekstrin 3% menghasilkan kadar air 1,65%, total klorofil dalam sediaan 22,11 µg/ml dan menghasilkan warna dalam sediaan agar-agar yang homogen.  
EVALUASI PENGGUNAAN SEDIAAN PARASETAMOL PADA PASIEN PEDIATRI ISPA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE 2018 Ulfa Dwi Rokhmaniah; Endang Darmawan
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.385

Abstract

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat  di negara maju dan berkembang. Salah satu gejala infeksi adalah demam. Parasetamol merupakan pilihan pertama dalam mengurangi demam. Tujuan dari penelitian ini  untuk mengetahui penggunaan parasetamol sediaan sirup, injeksi, drop dan suppositoria berdasarkan penurunan suhu pasien pediatri ISPA di instalasi rawat inap RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta periode 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, desain penelitian cross-sectional dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel yang diperoleh sebanyak 119 pasien dan 70 pasien yang memenuhi kriteria inklusi kemudian sampel dibagi menjadi 4 kelompok yang mendapat terapi parasetamol sediaan sirup ( n=42),  drop (n=9), injeksi (n=10) dan suppositoria (n=9). Hasil penelitian sebanyak 55,7% di dominasi oleh laki-laki, dan 51,4% yang berusia lebih dari atau 3 tahun serta 61,4% memiliki berat badan kurang dari 15 kg. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara bentuk sediaan parasetamol terhadap suhu tubuh tiap 8 jam. Parasetamol sediaan injeksi paling cepat dalam menurunkan suhu tubuh. Kesimpulan yang di peroleh sediaan parasetamol yang paling banyak digunakan adalah sirup 60%. Ada perbedaan bermakna antara jenis sediaan dan suhu tubuh setip 8 jam setelah di terapi parasetamol. Rata-rata suhu tubuh menunjukkan parasetamol sediaan injeksi paling cepat dalam menurunkan suhu tubuh di bandingkan sediaan sirup, drop dan suppositoria.
HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR AKTIVITAS DAN DESAIN OBAT TURUNAN N'-BENZOYLISONICOTINOHYDRAZIDE SEBAGAI KANDIDAT ANTI TUBERKULOSIS Raja Ramadiansyah; Ruswanto Ruswanto
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.573

Abstract

Telah dilakukan analisa hubungan kuantitatif struktur aktivitas (HKSA) dan desain obat dari 12 senyawa turunan N’-benzoylisonicotinohydrazide terhadap Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli berdasarkan pada perhitungan sifat kimia senyawa. Deskriptor yang digunakan dalam analisa HKSA diantaranya deskriptor hidrofobik, deskriptor elektronik dan deskriptor sterik. Data dekriptor diperoleh dari struktur hasil optimasi sedangkan data binding affinity diperoleh dari jurnal penelitian dan data MIC dari hasil pengujian secara in vitro. Analisa HKSA dilakukan dengan Multiple Linear Regression (MLR) menggunakan metode backward pada program SPSS. Hasil analisa HKSA menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuantitatif struktur dan aktivitas dari 12 senyawa turunan N’-benzoylisonicotinohydrazide terhadap Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Analisis hasil docking senyawa 3-{N'-[ (pyridine – 4 - yl) carbonyl] hydrazinecarbonyl} phenyl acetate dan senyawa 4-nitro-N'-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide terhadap reseptor 2X23, senyawa N'-[(pyridin-4-yl)carbonyl]-4-(pyrrolidine-1 sulfonyl) benzohydrazide terhadap resptor 1JIJ, serta senyawa N'-[ (pyridine – 4 -yl) carbonyl] - 2,5 – bis (trifluoromethyl) benzohydrazide terhadap reseptor 1KZN menunjukkan bahwa semua senyawa usulan memiliki interaksi yang lebih baik terhadap masing-masingreseptor dibandingkan dengan INH karena senyawa-senyawa tersebut memiliki nilai binding affinity lebih kecil daripada INH. Hasil prediksi toksisitas menggunakan PreADMETmenunjukkan bahwa semua senyawa usulan menurut parameter ames test adalah mutagen.
FORMULASI DAN UJI IRITASI EMULGEL KOMBINASI EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale R. var rubrum) DAN MINYAK PEPPERMINT Nur Aji
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.386

Abstract

Ekstrak jahe merah (EJM) dan minyak peppermint (MP) telah diformulasi dalam bentuk emulgel. Formula emulgel dibuat tiga variasi yaitu : EJM 4% (b/b), MP 5% (b/b), dan kombinasi EJM-MP (2%:2,5%, b/b). Ketiga formula diuji karakteristik dan indeks iritasi. Pengujian karakteristik meliputi : organoleptik, homogenitas, pH, viskositas dan daya sebar. Pengujian tersebut dilakukan terhadap emulgel yang disimpan pada suhu 4±2oC, 27,5±2oC dan suhu 40±2oC selama tiga bulan.  Uji iritasi dilakukan secara topikal pada kelinci albino betina. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua formula memiliki penampilan homogen dan pH 6. Selama penyimpanan homogenitas dan pH tidak terjadi perubahan. Namun secara organoleptik semua emulgel yang mengandung EJM mengalami pengelapan terutama yang disimpan pada suhu 40±2oC. Hasil uji daya sebar ketiga formula diperoleh pada kisaran 4-4,8 cm, semua formula mengalami perubahan yang signifikan (sig.<0,05) pada suhu 40±2oC selama penyimpanan. Nilai viskositas emulgel diperoleh hasil : EJM =10339,13 Poise; MP= 14686,47 Poise; EJM-MP= 16191,10 Poise. Nilai viskositas mengalami perubahan yang signifikan (sig.<0,05.) pada semua suhu selama penyimpanan. Hasil ujii ritasi menunjukan bahwa formula kombinasi EJM-MP  tidak menimbulkan iritasi pada hewan uji.

Page 1 of 1 | Total Record : 7