cover
Contact Name
Richa Mardianingrum
Contact Email
j.pharmacosript@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
j.pharmacosript@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pembela Tanah Air No.177, Kahuripan, Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat 46115
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Pharmacoscript
ISSN : 26224941     EISSN : 26851121     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Pharmacoscript merupakan jurnal penelitian yang dikelola oleh Prodi Farmasi dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Perjuangan Tasikmalaya (P-ISSN: 2622-4941 E-ISSN: 2685-1121) Jurnal ini merupakan media publikasi penelitian dan review artikel pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif, kreatif, original dan didasarkan pada scientific yang diterbitkan 2 kali dalam 1 tahun yakni pada bulan Agustus dan Februari. Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia farmasi, teknologi farmasi, farmakologi, biologi farmasi, farmasi klinik, dan bioteknologi farmasi.
Arjuna Subject : -
Articles 78 Documents
BIOAKTIVITAS DAN STUDI IN SILICO SENYAWA TURUNAN N’-BENZOYLISONICOTINOHYDRAZIDE (4-methyl, 4-chloro dan 3,5-dinitro) PADA Mycobacterium Tuberculosis (H37RV) BAKTERI GRAM POSITIF SERTA BAKTERI GRAM NEGATIF Ruswanto Ruswanto
Pharmacoscript Vol. 2 No. 2 (2019): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v2i2.239

Abstract

Isoniazid merupakan obat antituberkulosis yang memiliki aktivitas antimikobakterial yang baik yang bekerja secara aktif dengan menghambat biosintesis asam mikolat. Telah dilakukan pengujian In Vitro pada senyawa N’-(4-Methylbenzoyl) Isonicotinohydrazide N’-(4-Chlorobenzoyl) Isonicotinohydrazide dan N’-(3,5-Dinitrobenzoyl) Isonicotinohydrazide terhadap Mycobacterium tuberculosis H37Rv, bakteri gram positif serta bakteri gram negatif dengan menggunakan metode sumuran dan pada pengujian Mycobacterium tuberculosis H37Rv menggunakan metode REMA (Resazurin Microtiter Assay). Didapat nilai MIC terbaik pada senyawa N’-(3,5-Dinitrobenzoyl) Isonicotinohydrazide memiliki potensi tinggi sebagai antibakteri dengan nilai MIC 0,169 ppm terhadap bakteri e.colli. Ketiga senyawa yang diujikan pada  Mycobacterium tuberculosis H37Rv memiliki kemampuan sebagai anti tuberkulosis tetapi isoniazid lebih baik dari senyawa uji. Senyawa N’-(3,5-Dinitrobenzoyl) Isonicotinohydrazide di dockingkan pada reseptor 1KZN memiliki binding affinity yang lebih kecil dibandingkan senyawa pembanding yaitu isoniazid sebesar -6,89 kkal/mol.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK TANAMAN KEMANGI (Ocimum sp.) TERHADAP Candida albicans Syifa Alifia Lukman; Richa Mardianingrum; Ummy Mardiana
Pharmacoscript Vol. 3 No. 2 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i2.526

Abstract

Penyakit mulut yang paling umum terjadi adalah Stomatitis Aftosa Rekuren atau sariawan. Sariawan adalah infeksi oportunistik yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur permukaan Candida albicans yang berlebihan. Secara empiris tanaman kemangi digunakan untuk mengobati demam, sariawan dan panas dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antifungi ekstrak tanaman kemangi (Ocimum sp.) terhadap Candida albicans kemudian spesies apakah dari tanaman daun kemangi Ocimum sp. yang dapat menghasilkan zona hambat yang paling kuat terhadap Candida albicans. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan 23 jurnal penelitian mengenai tanaman Ocimum sp. sebagai antifungi terhadap Candida albicans dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hasil penelitian ini menunjukan  bahwa ekstrak tanaman kemangi (Ocimum sp.) memiliki aktivitas terhadap Candida albicans dengan zona hambat yang dihasilkan ada yang kuat, sedang dan lemah dan spesies Ocimum sanctum L. dengan pelarut alkohol 100% dengan metode difusi sumuran memiliki aktivitas yang paling kuat dengan zona hambat yang dihasilkan sebesar 17 mm.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM Rika Lustina
Pharmacoscript Vol. 1 No. 1 (2018): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v1i1.412

Abstract

Jerawat (Acne vulgaris) adalah penyakit peradangan kronik dari unit pilosebaseus yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustul, nodul, kista yang sering terjadi pada kulit wajah, leher, dada, punggung dan menimbulkan efek yang tidak menyenangkan seperti kemerahan dan gatal. Penyebab yang paling sering terjadi disebabkan oleh bakteri P. acnes. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mempunyai senyawa metabolit berupa flavonoid, alkaloid, saponin, tannin dan polifenol yang mempunyai efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai aktivitas antibakteri terhadap P.acnes serta untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang dapat menghambat pertumbuhan P.acnes. Ekstraksi kulit manggis dilakukan dengan maserasi selama 3 hari dengan etanol 96 %. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dari 3 konsentrasi ekstrak yaitu 40%, 60% dan 80% dilakukan pada media MHA dengan Klindamsin sebagai kontrol positif. Hasil uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram menunjukkan ekstak dengan konsentrasi 60% memiliki diameter zona hambat paling besar yaitu sebesar 21,33 ± 0,15 mm dibandingkan konsentrasi ekstrak lainnya yaitu 40% (19,33 ± 0,15 mm), 80% (20,00±0,00 mm) dan Klindamisin (14,66±0,15 mm). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi 60% dalam menghambat pertumbuhan P. acnes yang paling  optimum dibandingakn dengan konsentrasi 40%, dan 80%.
EVALUASI PENGGUNAAN SEDIAAN PARASETAMOL PADA PASIEN PEDIATRI ISPA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE 2018 Ulfa Dwi Rokhmaniah; Endang Darmawan
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.385

Abstract

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat  di negara maju dan berkembang. Salah satu gejala infeksi adalah demam. Parasetamol merupakan pilihan pertama dalam mengurangi demam. Tujuan dari penelitian ini  untuk mengetahui penggunaan parasetamol sediaan sirup, injeksi, drop dan suppositoria berdasarkan penurunan suhu pasien pediatri ISPA di instalasi rawat inap RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta periode 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, desain penelitian cross-sectional dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel yang diperoleh sebanyak 119 pasien dan 70 pasien yang memenuhi kriteria inklusi kemudian sampel dibagi menjadi 4 kelompok yang mendapat terapi parasetamol sediaan sirup ( n=42),  drop (n=9), injeksi (n=10) dan suppositoria (n=9). Hasil penelitian sebanyak 55,7% di dominasi oleh laki-laki, dan 51,4% yang berusia lebih dari atau 3 tahun serta 61,4% memiliki berat badan kurang dari 15 kg. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara bentuk sediaan parasetamol terhadap suhu tubuh tiap 8 jam. Parasetamol sediaan injeksi paling cepat dalam menurunkan suhu tubuh. Kesimpulan yang di peroleh sediaan parasetamol yang paling banyak digunakan adalah sirup 60%. Ada perbedaan bermakna antara jenis sediaan dan suhu tubuh setip 8 jam setelah di terapi parasetamol. Rata-rata suhu tubuh menunjukkan parasetamol sediaan injeksi paling cepat dalam menurunkan suhu tubuh di bandingkan sediaan sirup, drop dan suppositoria.
PENGARUH PELARUT CAMPUR ETIL ASETAT DAN N-HEKSAN TERHADAP RENDEMEN DAN KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK DAUN BIDARA ARAB (Ziziphus sphina-christi L) Nur Aji
Pharmacoscript Vol. 2 No. 2 (2019): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v2i2.222

Abstract

Bidara arab (Ziziphus sphina-christi L) merupakan tanaman obat yang belum banyak diketahui masyarakat. Daunnya diketahui mengandung berbagai metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, tanin dan triterpenoid. Tujuan penelitian ini yaitu melihat pengaruh perbandingan pelarut campur etil asetat dan n-heksan terhadap rendemen dan kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak daun bidara arab (Ziziphus sphina-christi L).  Metode penelitian ini yaitu eksperimental laboratorium menggunakan campuran pelarut etil asetat dan n-heksan dengan perbandingan 1:9, 3:7, 5:5, 7:3 dan 9:1 terhadap daun bidara arab, dengan metode maserasi. Hasil rata-rata rendemen ekstrak menggunakan campuran pelarut etil asetat dan n-heksan dengan perbandingan 1:9, 3:7, 5:5, 7:3, dan 9:1 berturut-turut adalah 3,53%, 3,81%, 3,89%, 5,15% dan 3,70%. Hasil penapisan fitokimia ekstrak daun bidara arab positif mengandung senyawa kimia golongan flavonoid dan steroid.
PENGARUH PERBANDINGAN ESSENTIAL LEMON OIL DENGAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN MUTU FORMULASI SABUN CAIR Hisyam Arief; Srie Rezeki Nur Endah; Susanti Susanti
Pharmacoscript Vol. 3 No. 2 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i2.387

Abstract

Minyak kelapa murni merupakan minyak dengan kandungan asam laurat yang tinggi. Asam laurat ini berfungsi untuk menghaluskan dan melembabkan kulit. Sehingga VCO cocok dijadikan sebagai bahan baku pembuatan sabun. Sabun yang dibuat dalam penelitian ini menggunakan penambahan essensial lemon oil yang mampu meningkatkan kualitas pada sabun cair. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun cair, mencari penambahan konsentrasi essensial lemon oil yang tepat dalam pembuatan sabun cair dan mengetahui pengaruh penambahan essensial lemon oil terhadap karakteristik sabun cair. Perlakuan pada penelitian ini konsentrasi essensial lemon oil adalah dengan penambahan sebesar F1 = 1% (b/v), F2 = 2% (b/v), F3 = 3% (b/v) dari 100 gram basis sabun. Parameter pengamatan meliputi sifat kimia, sifat fisik sabun dan uji organoleptik. Hasil analisis menunjukan bahwa semua formulasi sabun cair memenuhi persyaratan berdasarkan SNI sabun cair 06-4085-1996. Sabun cair dengan formulasi F3 merupakan produk terbaik dengan hasil analisis sabun cair pada perlakuan F3 adalah kadar alkali bebas 0.078%, nilai pH 11, bobot jenis 1,041% dan angka lempeng total 8,3 X 102. Sehingga teknologi proses pembuatan sabun cair dengan penambahan essensial lemon oil selanjutnya dapat dikembangkan dan diaplikasikan pada skala industri.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN DADAP SEREP (Erythrina lithosperma Miq.) TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli Asep Abdul Rahman; Ridwan Firmansyah; Lulu Setyabudi
Pharmacoscript Vol. 1 No. 2 (2018): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v1i2.105

Abstract

Dadap Serep (Erythrina lithosperma Miq.) is one of the plants containing secondary metabolites in the form of alkaloids, flavonoids and tannins. Empirically dadap serep can be used to treat fever, abdominal pain, breast milk, prevent miscarriage, inflammation and cough. The aim of this research is to know the activity of ethanol extract in dadap serep (Erythrina lithosperma Miq.) in inhibiting growth of Escherichia coli ATCC 8939. The dadap serep leaves were extracted by maceration method using 96% ethanol solvent. The leaf thickness extract of dadap serep with concentration of 20%, 40%, 60% and 80% tested its antibacterial activity against growth of Escherichia coli ATCC 8939 using paper disc diffusion method. The result of concentration of leaf extract of dadap serep, obtained rendemen as much as 23,53%. Then the result of antibacterial activity test showed that leaf extract of dadap serep with concentration of 20% had no inhibition to growth of Escherichia coli ATCC 8939, while at concentration extract 40%, 60%, and 80% had inhibitory to growth of Escherichia coli ATCC 8939 with category weak resistor response.Keywords: Dadap serep (Erythrina lithosperma Miq.), Antibacterial activity, Escherichia coli ATCC 8939
PENGEMBANGAN KLOROFIL DARI DAUN SINGKONG SEBAGAI PEWARNA MAKANAN ALAMI Winasih Rachmawati
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.252

Abstract

Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau yang banyak terdapat pada daun. Banyak sekali tanaman yang mengandung klorofil diantaranya daun pandan, daun suji, daun singkong, daun cincau dan daun kale. Kandungan klorofil yang banyak dari beberapa tanaman di Indonesia tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan alami. Ketidakstabilan warna dari bahan alam yang pengaruhi pH, oksidasi serta pemanasan dapat menjadi kendala dalam pembuatan pewarna alami klorofil karena dengan kondisi tersebut dapat merubah warna hijau menjadi lebih cokelat atau intensitas warna menjadi berkurang. Sehingga tidak banyak juga produsen yang membuat pewarna alami. Penggunaan pewarna sintesis lebih banyak digunakan di masyarakat karena lebih menguntungkan karena dengan pemakaian sedikit dapat memberikan warnanya lebih menarik. Penggunaan pewarna sintetik yang tidak sesuai takaran dapat menyebabkan efek yang merugikan bagi tubuh. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk pewarna makanan alami berwarna hijau yang memiliki kualitas terbaik. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan sampel daun pandan, daun suji, daun singkong, daun cincau dan daun kale. Sampel diekstraksi dengan aseton 85% kemudian ditentukan kadar total klorofil dengan spektrofotometer sinar tampak. Sampel yang mengandung kadar klorofil yang paling tinggi dilakukan optimasi kestabilan warna dengan penambahan larutan Zn2+. Sediaan pewarna alami dibuat dengan membuat variasi konsentrasi maltodekstrin 3% dan 5%. Karakteristik sediaan dilakukan dengan pengujian kadar air, kadar total klorofil dan spektrum IR. Tahap terakhir adalah aplikasi produk serbuk yang dihasilkan untuk pewarna makanan agar-agar. Dari kelima sampel daun diketahui bahwa daun singkong mempunyai kandungan total klorofil yang paling tinggi sebesar 27,162 µg/ml. Konsentrasi ZnCl2 yang dapat menjaga stabilitas warna klorofil sebesar 0,3%. Penambahan maltodekstrin 3% menghasilkan kadar air 1,65%, total klorofil dalam sediaan 22,11 µg/ml dan menghasilkan warna dalam sediaan agar-agar yang homogen.  
IDENTIFIKASI DAN UJI STABILITAS ZAT WARNA KUNING DARI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Hasna Yerina Azhar
Pharmacoscript Vol. 2 No. 1 (2019): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v2i1.144

Abstract

Daun salam (syzygium polyanthum) mengandung warna kuning sebagai pewarna alami. Penelitian ini dilakukan untuk identifikasi zat warna kuning dan mengetahui stabilitas zat warna kuning terhadap pH dan suhu pada daun salam. Metode ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-Heksana, etil asetat, methanol. Uji senyawa zat warna kuning dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis secara kualitatif, fraksinasi dilakukan dengan metode Kromatografi Cair Vakum, pemurnian fraksi dilakukan dengan metode KLT Preparatif, dan uji kemurnian dengan metode KLT 2 Dimensi, identifikasi dan uji stabilitas dilakukan dengan spektrofotometri Uv-Vis. Hasil ekstraksi daun salam dari pelarut n-Heksana diperoleh rendemen sebesar 1,326%, pelarut etil asetat 3,5946%, dan pelarut methanol 3,0871%. Hasil identifikasi zat warna kuning terdapat pada ekstraks etil asetat. Isolate diduga mengandung zat warna karotenoid pada panjang gelombang 467.5 nm. Isolate stabil pada pH 8 dan 9 dan stabil pada suhu 400 C.Kata kunci : Daun salam(Syzygium polyanthum), isolasi, uji stabilitas, zat warna.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN KAPULAGA (Amomum compactum Soland ex. Maton) TERHADAP PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum Khusnul Khusnul
Pharmacoscript Vol. 2 No. 2 (2019): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v2i2.238

Abstract

Kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) merupakan tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan dan juga dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya penyakit yang disebabkan oleh jamur. Trichophyton rubrum merupakan salah satu jamur yang dapat menyebabkan penyakit kulit, diantaranya tinea pedis, tinea unguium, tinea korporis, dan lan-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum. Pengujian daya hambat ekstrak etanol daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) dilakukan dengan menggunakan metode Kirby-Bauer. Hasil penelitian yang diperoleh, ekstrak etanol daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) dapat menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum dari konsentrasi 10% dengan rerata diameter zona hambat sebesar 30 mm, 20% sebesar 35 mm, 30% sebesar 38 mm, 40% sebesar 40 mm, 50% sebesar 45 mm, 60% sebesar 46 mm, 70% sebesar 47 mm, 80% sebesar 48 mm, 90% sebesar 62 mm, dan 100% sebesar 72 mm. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa diameter zona hambat jamur  Trichophyton rubrum  untuk hampir setiap konsentrasi ekstrak kapulaga menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap semua konsentrasi ekstrak, Hal ini berarti sebagian besar konsentrasi ekstrak tersebut telah menunjukkan efek yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan Trichophyton rubrum. Efek antifungi yang paling baik terlihat pada konsentrasi ekstrak 100% dengan kemampuan daya hambat sebesar 72 mm dengan kategori hambatan sangat kuat sedangkan konsentrasi terkecil yang masih dapat menghambat pertumbuhan  terdapat pada konsentrasi ekstrak 10 % dengan kemampuan daya hambat sebesar 30 mm dengan kategori hambatan sama-sama sangat kuat