cover
Contact Name
Enang Yusuf Nurjaman
Contact Email
enangyusuf@iain-ternate.ac.id
Phone
+6281572238784
Journal Mail Official
altadabbur2017@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota ternate,
Maluku utara
INDONESIA
Al-Tadabbur ; Jurnal Kajian sosial, Peradaban dan Agama
ISSN : 25273248     EISSN : 26139154     DOI : -
AL-TADABBUR (P-ISSN : 2527-3248; E-ISSN : 2613-9154 ) is a Journal published by Faculty of Ushuluddin Adab dan Dakwah of IAIN Ternate, Indonesia. It is a peer-reviewed open access journal in social civilization and religion.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur" : 10 Documents clear
TALFIQ (Teori Dan Penerapannya) MUHAMAD FADLY
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.127 KB)

Abstract

Sumber utama ajaran Islam adalah al-qur’an dan sunnah dalam memahaminya dan mengimplemntasikannya dalam kehidupan sehari – hari, terutama menjadikan sebagai pedoman amaliah dalam konteks fikih kelihatan terdapat pengaruh madzhab sehingga fikih menjadi terkotak-kotak dalam berbagi madzhab,seperti di kenal dengan madzhab al arba’ahSecara harfiah, talfiq berarti  “menyamakan atau merapatkan dua ujung barang yang berbeda”, menurut istilah fikih, talfiq berarti “mengambil atau mengikuti suatu hukum tentang suatu peristiwa dengan mengambilnya dari berbagai madzhab.Dalam bertalfiq Perbedaan ini bersumber dari dua masalah  boleh dan tidaknya sesorang berpindah dari suatu madzhab ke madzhab lain, dalam masalah ini mereka terbagi menjadi tiga kelompok: Kelompok pertama berpendrian bahwa manakala sesorang telah memilih suatu madzhab , ia harus berpegang pada madzhab yang telah di pilihnya, tidak di benarkan pindah, secara keseluruahan atau sebagian (talfiq), madzhab lain. Kelompok kedua berpendrian bahwa orang yang telah memilih salah satu madzhab , Islam tidak melarangnya untuk berpindah ke madzhab lain. Kelompok ketiga memandang bahwa yang telah memilih salah satu madzhab dapat berpindah ke madzhab lain walaupun dengan motivasi mencari kemudahan.Adapun kesimpulan tulisan ini adalah  Orang yang bertalfiq pada dasarnya boleh karena untuk mencari kemaslahatan, tapi kalau untuk kemudahan tidak boleh. Pada intinya talfiqbergantung pada niat dari orang yang melakukan. Karena dari niat akan terlihat seseorang dalam menentukan sikap memilih madzhab di dasarkan dengan tujuan kemaslahatan  atau semata mata bertujuan untuk mencari hal yang ringan. Talfiq boleh dilakukan pada soal muamalah untuk kepentingan orang banyak. Karena bertujuan mewujudkan kemasalahatan umum.
ISLAM DI SISILIA (Asal-usul, Kemajuan, Kemunduruan dan Kehancuran) MUSTAMIN GILING
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.894 KB)

Abstract

Salah satu faktor masuknya Islam ke Spanyol adalah  semangat da’wah di samping dipengaruhi oleh faktor materi yang secara universal berlaku waktu itu. Islam di Spanyol menjadi pusat peradaban Islam selama kurun waktu 700 tahun (711-1609M.). Hal ini menjadi arti yang sangat strategis bagi perkembangan IPTEK dan peradaban umat manusia secara keseluruhan. Namun kemajuan dan perkembangan peradaban terutama di bidang filsafat, sains dan teknologi, ternyata tidak bersinergi  dengan perkembangan kemajuan da’wah yang berorientasi  idiologis bagi penduduk setempat. Akibatnya Islam di Spanyol tidak melahirkan tokoh-tokoh putra daerah yang dapat meneruskan dan melestarikan Islam dalam aspek idiologis.  Akibatnya secara politik dan psikologis melemahkan  kekuatan Islam, dan membuka peluang penguasa Kristen mengambil alih kekuasaan di daerah tersebut, penyebabnya atl., konflik Islam vs Kristen, tidak adanya idiologi pemersatu, diperparah sulitnya ekonomi.  Endingnya bahwa penguasa Kristen mengambil alih kekuasan di Spanyol.  Menjadi sejarah yang pahit bagi umat Islam Spanyol, hanya satu opsi politik: memeluk agama Krsiten atau memilih keluar di daerah Spanyol.
Perdebatan Aspek-Aspek Ketuhan dalam Teologi dan Kaitannya dengan Kalimat Tauhid Hamza Giling
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.278 KB)

Abstract

Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya;  juga membahas tentang para rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka, meyakinkan apa yang wajib ada pada diri mereka, apa yang boleh dihubungkan (nisbah) kepada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkannya kepada diri mereka. Dalam teologi Islam, tentang wujud Allah tidak menjadi persoalan tetapi penafsiran tentang sifat-sifat-Nya, kalam-Nya, intinya perdebatan lebih memfokuskan tentang sifat-sifat Allah, keadilan Tuhan, hubungan wahyu dan akal dan perbuatan manusia.  Menyangkut tentang kontroversi, tulisan ini memfokuskan pembahasan tentang perdebatan tentang aspek-aspek ketuhanan dalam teologi dalam aliran Asy`ariyah dan Mu`tazilah, khusus pada tiga pokok permasalahan, yaitu tentang sifat Tuhan, keadilan Tuhan dan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan.
MENEMUKAN NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM NURJANNAH NURJANNAH
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.734 KB)

Abstract

Pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah sebagai bagian yang integral dari Pendidikan Agama. Memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan watak dan kepribadian anak. Tetapi secara substansial mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada anak untuk mempraktekkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah kebudayaan Islam diMadrasah tidak hanya berisi kompetensi kognitif semata, tetapi lebih dari itu yang sangat mendasar adalah terletak pada kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada.
STUDI TERHADAP BEBERAPA TERMA AL-QUR’AN (al-sa’id, al-falah, al-fauz) M Djidin
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.88 KB)

Abstract

Al-qur’an berisi 114 surah, 30 juz dan 6236 ayat. Sebagai kitab petunjuk, pedoman, kitab yang memuat dan membicarakan berbagai aspek kehidupan manusia, maka al-Qur’an menjadi obyek kajian dari masa ke masa oleh berbagai kalangan, bukan hanya oleh para sarjana muslim tetapi juga dari kalangan non muslim. Mereka mengkaji al-qur’an dari berbagai sisi dengan menggunakan metode dan pendekatan yang bervariasi.Salah satu metode yang digunakan adalah menentukan suatu tema yang akan diteliti kemudian menghimpun kata-kata yang berkaitan dengan tema kajian. Kata-kata tersebut dihimpun dari surah-surah al-Qur’an. Selanjutnya kata-kata itu ditelusuri terdapat pada surah apa lalu dikelompokkan kemudian diurut berdasarkan turunnya, apakah ia masuk kategori makkiyah atau madaniyah. Jika ada asbab al-nuzulnya juga menjadi bagian dari penjelasan ayat untuk kemudian tiba pada kesimpulan tentang kandungan ayat yang dikaji. Metode ini dikenal dengan metode maudhu’i atau tematik.Tulisan ini tidak membahas metode tematik tetapi akan membahas berbagai kata dalam al-Qur’an yang dapat dimaknai dengan kebahagiaan. Kata-kata dimaksud adalah kata al-sa’id, al-falah, dan al-fauz.
MENEMUKAN NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM RAKHMAT RAKHMAT
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.53 KB)

Abstract

Pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah sebagai bagian yang integral dari Pendidikan Agama. Memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan watak dan kepribadian anak. Tetapi secara substansial mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada anak untuk mempraktekkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah kebudayaan Islam diMadrasah tidak hanya berisi kompetensi kognitif semata, tetapi lebih dari itu yang sangat mendasar adalah terletak pada kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada.
ISLAMISASI DI TAYANDO KOTA TUAL MALUKU (POLA ADAPTASI RITUAL DAN PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN ISLAM) Islamization in Tayando of Tual City Maluku (Pattern of Adaptation Ritual and Development Institutional Islamic) JAMAIN WARFEWUBUN
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.317 KB)

Abstract

AbstractThe aims of this research is to examine the process of Islamization in Tayando of Tual City in Maluku;  the system of ritual adaptation in Tayando of Tual City in Maluku, and the development of Islamic Institutions in Tayando of Tual City in Maluku.This research employed historical research where teh writing was conducted though analytic descriptive that relies on written sources or documentation. Data were collected by library research, inteview, and documentation. Technique used for data analysis was source critics, interpretation, and then writing of history.The result of the research show that  the process of Islamization in Tayando of Tual City in Maluku is from Datuk Abdullah from Banda Neira trough Seram, Ambon, Kepulauan Kur, Tam, and ends in Tayando. Islamization is also influenced by Kesultanan Ternate and Tidore. However, the influenced of Kesultanan Tidore is more dominan; (ii) the ritual adaptation in Tayando of Tual City in Maluku is the tradition of each district had existed before Islam existed in the district so it gives its own color for Islam. The dominant forms of ritual adaptation in Tayando society in education, and tasauf. The Islamization in Tayando of Tual City in Maluku is through cultural approach, namely adaptive and accomodative with local culture and tradition. The spreading of Islam in Tayando of Tual City is withouth force as well with sword. Hawever, teh spreading of Islam is only through dakwah, meetings as in wedding party or Islamic events; (iii) the development of Islamic institutions in Tayando of Tual City in Maluku are religious institutions in bureaucracy structure, mosques, religius education institution, religius and politic organizations, art anda sport institutions.
“ Kota Madinah Dan Risalah Kenabian Muhammad SAW” USMAN NOMAY
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Madinah sebagai model kota peradaban yang di dalamnya tumbuh-kembang model perilaku masyarakat yang berperadaban. Mengawali perjalanannya pada tanggal 12 Rabiul awal, Nabi Muhammad SAW  melaksanakan hijrah ke Madinah. Hal ini merupakan sebuah langkah refolusioner. Beliau berhasil menerapkan nilai-nilai qur’an secara konprehensip. Hubungan antar kelompok yang sebelumnya dibangun di atas pertalian darah, kemudian diubah oleh Nabi berdasarkan idiologi yang sama. Nabi tidak melakukan pemaksaan kepada kelompok lain. Ia justru menyebut orang-orang muslim, kaum Pagan dan Yahudi sebagai ummah satu, yang   bersepakat untuk tidak saling menyerang dan menjamin kebebasan bagi tiap kelompok. Muhammad SAW telah menjadi sumber inspirasi bagi perdamaian di kota Madinah. Beliau memiliki integritas tinggi dengan penuh keberanian dan berusahaa tanpa kenal putus asa untuk  mencapai apa yang dicita-citakan. Cita-cita yang dimilikinya itu, mampu mendorong dirinya untuk tetap konsisten.  Keberhasilan Nabi di Madinah harus menjadi pijakan dan rujukan bagi setiap muslim untuk membangun kepercayaan diri yang tinggi, bahwa Islam yang diusung Muhammad SAW adalah agama yang dapat menerima kebhinekaan dan mendorong perdamaian. Dan salah satu khazanah yang sangat penting adalah visi dan misi Madinah, sebagai gaun peradaban seluruh umat manusia, tanpa memandang suku, ras, etnis dan golongan.
USMAN BIN AFFAN (Melacak Akar Pemberontakan dari Isu Nepotisme MARWA MARWA
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.513 KB)

Abstract

Rasulullah Saw sebagai Nabi penutup, tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin dengan maksud untuk mendewasakan mereka. Maka di mulailah masa Khilafah Rasyidah yang diawali dengan pembaiatan Abu Bakar al-Shiddiq ra. sebagai Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut khalifah saja, untuk menggantikan Rasulullah SAW sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Kemudian Umar bin Khattab ra. melanjutkan estafet kepemimpinan Abu Bakar, dan selanjutnya melalui tim formatur terpilihlah Usman bin Affan ra. menggantikan kepemimpinan Umar, dan khilafah Rasyidah ditutup dengan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib.  Di antara keempat Khilafah Rasyidah tersebut, kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan memang sangat berbeda. Ini dimungkinkan karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut, sehingga pemerintahan Usman yang berlangsung selama 12 tahun tidak sepenuhnya berjalan mulus. Paruh terakhir kepemimpinan beliau, muncul pemberontakan yang berujung terbunuhnya Khalifah Usman yang salah satu faktornya karena akumulasi dari kekecewaan rakyat akibat kebijaksanaan beliau mengangkat beberapa anggota keluarganya dalam kedudukan tinggi yang dalam zaman ini dikenal dengan istilah nepotisme.
VOCABULARY AND READING Wahdiah Wahdiah
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.3 KB)

Abstract

ABSTRACMembaca adalah bagian yang sangat penting dalam belajar bahasa inggris khususnya bagi yang pelajar  awa sedangkan bagi pelajar lanjutan setidaknya menguasai 3000 kata. Pelajar pemula yang menguasai kosa kata yang terbatas akan mengalami keterbatasan kemampuan dalam membaca.  

Page 1 of 1 | Total Record : 10