cover
Contact Name
Sisva Maryadi
Contact Email
45trea@gmail.com
Phone
+6281374389611
Journal Mail Official
jurnalhandep.bpnbkalbar@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Jalan Sutoyo Pontianak, Kalimantan Barat
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya
ISSN : 26140209     EISSN : 26847256     DOI : https://doi.org/10.33652/handep
Core Subject : Social,
Handep merupakan seri penerbitan kajian sejarah dan budaya yang dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat. Skop utama dari penerbitan ini adalah sejarah dan budaya. Kami memprioritaskan tulisan yang memuat isu tentang Kalimantan.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Volume 2, No. 2, June 2019" : 5 Documents clear
KERUNTUHAN BIROKRASI TRADISIONAL DI KASUNANAN SURAKARTA Muhammad Anggie Farizqi Prasadana; Hendri Gunawan
Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya Volume 2, No. 2, June 2019
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.987 KB) | DOI: 10.33652/handep.v2i2.36

Abstract

Kasunanan Surakarta merupakan salah satu kerajaan semi-otonom yang diberi hak oleh Belanda untuk mengatur birokrasinya sendiri. Birokrasinya adalah birokrasi tradisional. Kekuasaan pemerintah kolonial yang kian menguat, terutama selepas Perang Jawa, menjadikan birokrasi itu berkedudukan di bawah birokrasi kolonial. Ketika Indonesia merdeka, birokrasi tradisional di Kasunanan hancur dan digantikan oleh birokrasi modern. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses keruntuhan birokrasi tradisional di Kasunanan Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dari pengumpulan sumber (heuristik), melakukan kritik sumber, interpretasi sumber, dan yang terakhir menuliskan hasilnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keruntuhan birokrasi tradisional di Kasunanan Surakarta disebabkan oleh tuntutan yang disuarakan kalangan anti-swapraja yang menganggap kerajaan sebagai kaki tangan Belanda dan ketidakpedulian Sunan terhadap gerakan revolusi yang sedang menggema. Keruntuhannya sejalan dengan hilangnya status istimewa yang sempat dirasakan wilayah Surakarta. Setelah runtuh, pemerintah Republik Indonesia membentuk birokrasi modern di daerah Surakarta dan menempatkannya di bawah provinsi Jawa Tengah.
AGAMA, RITUAL, DAN KONFLIK: SUATU UPAYA MEMAHAMI KONFLIK INTERNAL UMAT BERAGAMA DI INDONESIA Febby Febriyandi.YS
Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya Volume 2, No. 2, June 2019
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.053 KB) | DOI: 10.33652/handep.v2i2.41

Abstract

Beragam konflik telah tercatat dalam perjalanan panjang sejarah agama manusia. Dalamkonteks Indonesia juga telah terjadi sederetan konflik yang mengatasnamakan agamasepanjang sejarah kehidupan bernegara. Konflik tersebut tidak hanya terjadi antara pemelukagama yang berbeda, tetapi juga antara pemeluk agama yang sama. Dengan mengikutipemikiran Elizabeth Nottingham mengenai dualisme agama, teori fungsionalisme konflikAlfred Coser, serta meminjam contoh kasus konflik agama dalam artikel John Bowen, sayamencoba menyampaikan empat hal: pertama, konflik dalam kehidupan beragama adalahsuatu keniscayaan; kedua, konflik yang terjadi antara pemeluk agama yang sama disebabkan oleh perbedaan penafsiran dan praktik ritual agama; ketiga, ritual agama tidak hanya memiliki aspek religius semata, tetapi juga aspek sosial-politik; keempat, konflik keagamaan sejatinya tidak hanya bersifat merusak, tetapi juga memiliki fungsi bagi agama dan masyarakat itu sendiri, seperti: memperkuat integrasi suatu kelompok atau komunitas, memotivasi pemeluk agama untuk lebih memahami ajaran agamanya, mendorong terbentuknya komunitas atau kelompok yang baru, serta menjaga solidaritas kelompok.
STRATEGI GRUP BARONG SARDULO KRIDA MUSTIKA DALAM MELESTARIKAN SENI BARONGAN BLORA Hamidulloh Ibda
Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya Volume 2, No. 2, June 2019
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6471.996 KB) | DOI: 10.33652/handep.v2i2.35

Abstract

Penelitian ini bertujuan menggambarkan strategi grup Sardulo Krida Mustika dalam melestarikan seni barong khas Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data berbasis analisis kualitatif deskriptif dengan memaparkan informasi faktual dari grup barong Sardulo Krida Mustika di Kabupaten Blora. Mulai dari pengelolaan grup, perintisan, sampai tahap promosi, branding, sosialisasi pada masyarakat, bahkan proses pembuatan mandiri barong secara fisik. Dari strategi yang dilakukan Sardulo Krida Mustika untuk melestarikan barongan Blora, ada sembilan langkah yang dilakukan. Pertama, memanfaatan teknologi. Kedua, melakukan kerjasama dengan media siber. Ketiga, mengikuti perkembangan zaman dengan cara memoles desain barong yang menarik. Keempat, merintis kerajinan barong secara mandiri pada anggota grup. Kelima, mengutamakan sisi edukasi daripada komersil dan uang. Keenam, kerjasama dengan grup barong lain dengan cara mengambil satu, atau dua orang saat ada pentas. Ketujuh, memperbanyak anggota dari unsur anak-anak, pelajar, dan mahasiswa. Kedelapan, menjadikan aktivitas seni barong untuk berbinis dan melatih kemandirian secara ekonomi. Kesembilan, bekerjasama, menjalin komunikasi dengan organisasi mahasiswa dan perantau Blora, baik di wilayah Blora, Jawa, Jakarta, luar Jawa bahkan di luar negeri.
EKSISTENSI DAN FUNGSI DOANGANG PADA KEHIDUPAN SOSIAL ORANG MAKASSAR Nur Alam Saleh
Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya Volume 2, No. 2, June 2019
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.535 KB) | DOI: 10.33652/handep.v2i2.21

Abstract

Doangang atau mantra merupakan suatu adat istidat yang masih dipercayai oleh masyarakat penghayatnya sebagai kebutuhan penunjang setelah kehidupan agamanya dijalani secara sungguh-sungguh. Adanya kebutuhan terhadap mantra sebagai warna yang menghiasi kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut tidak terlepas dari keadaan alam dan mata pencaharian, sehingga dalam doangang Makassar menghasilkan tiga kelompok yang berhubungan dengan penggunaan doangang atau mantra untuk perlindungan, kekuatan dan pengobatan.
“SIMALAKAMA DI LAHAN GAMBUT” ETNOGRAFI MASYARAKAT DI KALIMANTAN BARAT DAN SUMATRA SELATAN Rio Heykhal Belvage; I Ngurah Suryawan; Aprinus Salam; Wiwien Widyawati Rahayu
Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya Volume 2, No. 2, June 2019
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.183 KB) | DOI: 10.33652/handep.v2i2.40

Abstract

Penelitian etnografi ini mencoba memahami kondisi yang terjadi pada masyarakat di kawasan garis depan (frontier) Sumatra Selatan dan Kalimantan Barat di tengah arus besar kuasa investasi dan eksploitasi sumber daya alam. Introduksi pembangunan dan tawaran kemakmuran merangsek terus-menerus hingga mempertaruhkan kehidupan mereka sendiri. Relasi historis mereka dengan lingkungan perlahan-lahan tersingkirkan. Penelitian ini memilih dua karakteristik masyarakat yang berada di lahan gambut; Pertama, masyarakat lokal Dayak Kanayatn di Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dan Kedua adalah kehadiran masyarakat transmigrasi di Desa Banyubiru, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. Dua tempat ini mewakili dua karakteristik masyarakat, yakni masyarakat tempatan dan pendatang. Keduanya kini bermukim di kawasan yang oleh negara didefinisikan sebagai wilayah Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG). Dengan memaparkan fenomena antropologis di dua lokasi KHG, penelitian ini berargumentasi bahwa eksistensi masyarakat di kawasan gambut kian terhimpit ruang hidupnya. Upaya-upaya restorasi di tengah kian meluasnya kapitalisme ekstraktif, bila tidak ditangani secara hati-hati, beresiko mengkonversi kompleksitas sistem sosial menjadi rumus-rumus teknis pembangunan belaka.

Page 1 of 1 | Total Record : 5