Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KERUNTUHAN BIROKRASI TRADISIONAL DI KASUNANAN SURAKARTA Muhammad Anggie Farizqi Prasadana; Hendri Gunawan
Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya Volume 2, No. 2, June 2019
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.987 KB) | DOI: 10.33652/handep.v2i2.36

Abstract

Kasunanan Surakarta merupakan salah satu kerajaan semi-otonom yang diberi hak oleh Belanda untuk mengatur birokrasinya sendiri. Birokrasinya adalah birokrasi tradisional. Kekuasaan pemerintah kolonial yang kian menguat, terutama selepas Perang Jawa, menjadikan birokrasi itu berkedudukan di bawah birokrasi kolonial. Ketika Indonesia merdeka, birokrasi tradisional di Kasunanan hancur dan digantikan oleh birokrasi modern. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses keruntuhan birokrasi tradisional di Kasunanan Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dari pengumpulan sumber (heuristik), melakukan kritik sumber, interpretasi sumber, dan yang terakhir menuliskan hasilnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keruntuhan birokrasi tradisional di Kasunanan Surakarta disebabkan oleh tuntutan yang disuarakan kalangan anti-swapraja yang menganggap kerajaan sebagai kaki tangan Belanda dan ketidakpedulian Sunan terhadap gerakan revolusi yang sedang menggema. Keruntuhannya sejalan dengan hilangnya status istimewa yang sempat dirasakan wilayah Surakarta. Setelah runtuh, pemerintah Republik Indonesia membentuk birokrasi modern di daerah Surakarta dan menempatkannya di bawah provinsi Jawa Tengah.
PSEUDO-BATTLE OF MEMORY: DUA MEMORI KOLEKTIF PANGERAN SAMUDRO DI GUNUNG KEMUKUS Muhammad Anggie Farizqi Prasadana
Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya. Vol. 19 No. 2 (2018)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.828 KB) | DOI: 10.52829/pw.10

Abstract

Objek wisata Gunung Kemukus sesungguhnya mengandung dua memori kolektif tentang Pangeran Samudro. Kendati demikian, keduanya tidak dapat berjalan bersama, tetapi justru saling bertarung dan mengalahkan satu sama lain, sehingga hanya satu memori yang menjadi pemenang dan berkembang luas. Permasalahan penelitian ini adalah mengungkapkan awal mula terciptanya kedua ingatan tentang Pangeran Samudro. Selain itu menjelaskan mengapa dalam perkembangan selanjutnya salah satu dari keduanya mendominasi yang lain, serta mengapa pertarungan di antara keduanya disebut sebagai pertempuran memori yang semu.____________________________________________________________Mount Kemukus tourism object has two collective memories about Prince Samudro. However, the two memories fight and defeat each other. This study aims to find out how those two memories battle. This study used qualitative methods and qualitative descriptive analysis. The results showed that initially there was only one collective memory of Prince Samudro who was passed down from generation to generation in Mount Kemukus. Since Mount Kemukus is increasingly crowded with residential settlements, a second memory emerges which on the basis of economic interests seeks to defeat the memory that had already existed. In the next development, the second memory is actually developing because of offering a pilgrimage procession on Prince Samudro’s grave, which is easier in the form of sexual intercourse. The first memory does not remain silent and attempts to subdue the second memory. However, the first memory battle against the second memory was only half-hearted.
Satu Atap Empat Wajah: Multikulturalisme Etnik Gorontalo, Bugis, Jawa, dan Cina di Kota Gorontalo Hendri Gunawan; Muhammad Anggie Farizqi Prasadana
Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya. Vol. 22 No. 3 (2021): Desember
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/pw.345

Abstract

Tulisan ini membahas tentang multikulturalisme etnik Gorontalo, Bugis, Jawa, dan Cina di Kota Gorontalo. Selain itu, Kota Gorontalo juga dihuni berbagai penganut agama, mulai dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, hingga Konghucu. Keragaman suku bangsa dan agama di Kota Gorontalo telah berlangsung lama sejak masih berbentuk kerajaan dan berlangsung hingga kini. Mereka semua dapat hidup berdampingan dengan baik. Penelitian ini dilakukan di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo dan bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan metode studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedatangan etnik pendatang Bugis, Jawa, dan Cina di Kota Gorontalo didorong karena statusnya sebagai pusat perdagangan. Kaum pendatang itu kemudian menetap dan membangun permukiman. Potensi konflik yang ada dapat diredam karena adanya perkawinan campuran antara etnik pendatang dan etnik lokal, sikap saling toleransi, serta peran serta berbagai elemen masyarakat.
SEBUAH (INGATAN) YANG TERABAIKAN: PERJUANGAN SEMESTA (PERMESTA) 19571961 DI SULAWESI UTARA Hendri Gunawan; Muhammad Anggie Farizqi Prasadana
Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.483 KB) | DOI: 10.36869/pjhpish.v4i2.57

Abstract

Ingatan mengenai peristiwa Permesta yang terjadi di wilayah Indonesia Timur di bawah kepemimpinan Ventje Sumual masih terekam jelas di benak para bekas pejuangnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk memori kolektif yang mampu mempersatukan dan mendorong perjuangan orang-orang Indonesia Timur dalam wadah Permesta guna mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan di daerahnya. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dari pengumpulan sumber (heuristik), melakukan kritik sumber, menginterpretasinya, dan yang terakhir menuliskan hasilnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memori kolektif mengenai beban penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda, serta kuatnya persatuan antara rakyat dan tentara yang bahu-membahu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan peran dwitunggal Soekarno-Hatta dalam mempersatukan seluruh elemen masyarakat, menjadi ingatan yang mendorong Permesta memberikan perlawanan terhadap ketidakadilan pemerintah pusat Jakarta.
KISAH DUA TANAH PERDIKAN: PERUBAHAN STATUS WILAYAH BEBAS PAJAK DI KERAJAAN MATARAM ISLAM ABAD VIII DAN KERAJAAN SIAM ABAD XX Hendri Gunawan; Muhammad Anggie Farizqi Prasadana
Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya Volume 6, No. 1, December 2022
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33652/handep.v6i1.212

Abstract

Perdikan land or tax-free land in Indonesia and Thailand is used for religious purposes. This study aims to determine the change in tax-exempt status in Indonesia and Thailand, especially in the Islamic Mataram Kingdom and Siam Kingdom. This research used historical methods consisting of topic selection, source collection, source criticism, interpretation, and writing. The result shows the existence of tax-free areas in Indonesia and Thailand has been going on for a long time. However, tax-free land in Indonesia was revoked after independence because it was considered injustice. Differently, tax-free land in Thailand still exists but no longer receives forced labor support from the king, replaced with wage labor because of the money economy influence that Chinese trader brought and for the abolition of slavery. In conclusion, tax-free lands in these two countries have different fates due to social and economic changes.
The Role of Islamic Education K.H. Asnawi in Social Changes in Banten Society, 1870-1945 Amalia Dwi Sahara; Lina Herlina; Rilva Deni Yogatama; Muhammad Anggie Farizqi Prasadana
Journal of Islamic History and Manuscript Vol. 1 No. 2 (2022): Journal of Islamic History and Manuscript
Publisher : Institute of Research and Community Service UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.666 KB) | DOI: 10.24090/jihm.v1i2.6950

Abstract

This study aims to describe the role of Islamic education in the style of Kiai Haji (K.H.) Asnawi in the social changes of Banten society in 1870-1945, where the focus of the discussion is to compare people's lives before and after getting the influence of Islamic education from K.H. Asnawi. This study also seeks to provide theoretical benefits in the form of knowledge contributions regarding the history of education in Banten and practical benefits by making readers aware of the importance of Islamic education for the people of Banten. This research used historical methods consisting of topic selection, source collection, source criticism, interpretation, and writing. The results showed that the Islamic education of K.H. Asnawi positively impacted the people of Banten in the form of religious life following the Qadiriyahwa Naqsabandiyah Order and encouraging resistance to the Dutch
EFEKTIVITAS EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SMAN 1 PONTANG KABUPATEN SERANG DI MASA PANDEMI Rilva Deni Yogatama; Asmunah; Surya Adam Hilmi; Muhammad Anggie Farizqi Prasadana
Sinau : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : LPPM STKIP Pangeran Dharma Kusuma Segeran Juntinyuat Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37842/sinau.v9i1.149

Abstract

Pramuka or Praja Muda Karana is a scouting organization in Indonesia. Pramuka is one of the extracurricular activities at SMAN 1 Pontang. This study aims to determine the level of effectiveness of Pramuka extracurricular activities during the pandemic in terms of achieving the goals that have been set both in the work program and national consensus. This study took place at SMAN 1 Pontang where data collection used interviews and observations and compared the data obtained with the relevant literature, the data that had been collected was analyzed by inductive analysis and validated by data triangulation. This research is also intended to measure the effectiveness of Pramuka extracurricular management at SMAN 1 Pontang in carrying out various programs during the pandemic. The research results show that the pandemic has affected many aspects of life. The implementation of extracurricular activities at SMAN 1 Pontang was also affected. Nevertheless, Pramuka extracurricular activities at SMAN 1 Pontang are still going well. The activities are carried out online through the Zoom Meeting application. After the pandemic subsided, Pramuka was held offline again.
Sejarah Pengadilan di Batavia, 1619-1942 Muhammad Anggie Farizqi Prasadana
HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 11, No 2 (2023): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.734 KB) | DOI: 10.24127/hj.v11i2.7259

Abstract

Tulisan ini mengulas secara kronologis sejarah pengadilan di Batavia 1619-1942. Sejak tiba di Indonesia, Kompeni sudah menganut Hukum Eropa. Lantas hukum ini diterapkan lewat lembaga peradilan yang dibentuk di Batavia. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan bagaimana sejarah pengadilan di Batavia tahun 1619-1942. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari pemilihan topik, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan pengadilan digunakan untuk melindungi kepentingan Belanda di tanah jajahan. Kendati pengadilan dibentuk untuk semua kalangan, diskriminasi tetap terasa lantaran pengadilan untuk orang Eropa dan Pribumi dipisah. Pemisahan ini terus berlangsung hingga Belanda angkat kaki dari Indonesia pada 1942.
MELESTARIKAN TRADISI, MERAWAT INGATAN: SOSIALISASI KESENIAN DEBUS BANTEN PADA HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH (HIMADIRA) FKIP UNTIRTA Eko Ribawati; Muhammad Anggie Farizqi Prasadana; Yuni Maryuni; Tubagus Umar Syarif Hadi Wibowo; Ana Nurhasanah; Arif Permana Putra; Rikza Fauzan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol. 6 No. 2 (2023): Agustus : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpmbr.v6i2.5605

Abstract

Kesenian debus perlu dilestarikan kepada generasi muda, utamanya mahasiswa. Hal ini agar tetap lestari. Di era globalisasi seperti dewasa ini kesenian debus terkikis lantaran desakan kebudayaan-kebudayaan modern dari luar. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk menyampaikan literasi terkait pentingnya kesenian debus beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai kesenian debus: nilai religi, nilai sosial, nilai ekonomi, dan nilai seni perlu disosialisasikan kepada mahasiswa. Metode kegiatan dilakukan dengan ceramah lewat sosialisasi. Lokasi kegiatan dilakukan di Kampus Ciwaru, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kata Kunci: Tradisi, Merawat, Sejarah