cover
Contact Name
Intan Permata Sari
Contact Email
intanpermata@iainbengkulu.ac.id
Phone
+6285292917330
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Bengkulu 38212, Kota Bengkulu, Bengkulu, Sumatera
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak
ISSN : 26858703     EISSN : 26863308     DOI : http://dx.doi.org/10.29300/hawapsga
Core Subject : Education, Social,
Hawa is a scientific journal within the scope of gender and child studies with various applications of approaches, namely: psychology, education, law, sociology, literature, anthropology, and Islamic studies. It is a half-yearly published, exactly every June and December by Gender and Child Studies Center, Research and Community Service Department of IAIN Bengkulu. It was firstly published in 2019. The editorial board uses OJS in accepting articles, reviewing systems, and publication.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2020): Desember" : 8 Documents clear
INOVASI DOKTRIN AJARAN ISLAM DI MASA PANDEMI UNTUK GENERASI DIGITAL NATIVE Muqarramah Sulaiman Kurdi
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i2.3361

Abstract

Bagaimana mengajarkan agama Islam bagi anak-anak dewasa ini menjadi tantangan tersendiri, khususnya untuk generasi digital native usia konkret operasioanl, yang artinya harus ada inovasi dalam cara doktrin agama Islam. Selain itu di masa sekarang ini dunia global telah mengalami masa sulit karena dampak Virus Corona yang mengharusnya anak-anak belajar di rumah maupun blended learning. Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan dengan metode dokumentasi yang koheren. Teknik analisis berupa induktif dengan penekanan pada meaning of creativity .Tujuan kajian ini adalah menggambarkan bagian alternatif inovasi  metodologi doktrin untuk anak-anak, terkait bagaimana mengajarkan agama Islam dengan tidak mengenyampingkan esensi mereka sebagai generasi digital native dan tantangan di masa pandemi. Berdasarkan hasil penelitian, sarana platform digital dan daring seperti e-learning, webinar, media sosial, aplikasi audio-visual, blogging, e-book, smartbook dan aplikasi game mampu mengakomodir pengajaran agama bagi generasi digital native . Platform-platform tersebut memunculkan ranah domain kognitif, afektif dan psikomotorik dalam doktrin Aqidah, Akhlak, Fiqh, Sejarah Islam, Alquran, Hadits, Bahasa Arab, dan maupun pengetahuan agama Islam lainnya.  Selain memperhatikan pengamalan beragama dalam sosio religius-kultur demografinya, inovasi cara doktrin tersebut juga harus memperhatikan tiga perspektif, yakni perspektif teknis, perspektif literasi kritis, dan perspektif literasi sosial-emosional.
Kebaya: Belenggu Konservatif Perempuan Muslim Fitrayani Dian Rositadewi
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i2.3765

Abstract

Kebaya as clothing that is identical to Indonesian identity has undergone changes in line with modernization. This change, apart from encouraging adaptations that must be carried out by women, also has implications for female values. This paper explains how changes in the existence and use of the kebaya as women's clothing have become the basis for the values and norms imposed on women. Kebaya modifications in various forms also become a configuration that forms the inherent values of women. Given that the kebaya is also the clothing of Muslim women, the kebaya has presented an interaction between culture and religion in its use. In other words, the times that were adapted to clothing have also changed perceptions of women's identity.
META NARASI NILAI-NILAI RESPONSIF GENDER DALAM MATA PELAJARAN FIQH DI MADRASAH IBTIDAIYAH Musyarrafah Sulaiman Kurdi
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i2.3257

Abstract

Fiqh memiliki peran penting bagi kehidupan seorang muslim. Ia menjadi salah satu pondasi dalam amaliyah dengan mengafirmasi bagaimana seorang muslim bersikap dengan kategori halal, haram, mubah, makruh, dan lain sebagainya. Dalam diskursus untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah, ilmu Fiqh merupakan ilmu yang harus dipelajari sejak dini karena  ia menjadi pondasi awal  pemahaman anak muslim dalam bersikap dengan memahami yang mana yang terpuji dan dicintai Allah, dan mana sikap atau langkah yang tidak sesuai dengan koridor ajaran Islam. Dalam barometer signifikansi, prinsip keilmuan Syar’iyyah merupakan materi doktriner  yang urgen untuk dihayati namun dilain pihak pilihan materi yang dijadikan pegangan dalam proses pembelajaran juga menjadi hal krusial untuk dikaji terlebih dalam fenomena stereotip seksisme yang dalam penyampaian agama cenderung berfaham male chauvinists. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Fiqh Madrasah Ibtidaiyah dengan melihat (1) potensi konten yang seksisme dan bias gender, dan (2) nilai-nilai yang dioptimalkan/dikembangkan dalam rangka mengembangkan semangat responsif gender di dalam skop Fiqh Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reseach) Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan tiga sudut model, yakni model kognisis sosial Teun A. Van Dijk untuk perspektif relasi gender, model feminis Sara Mills untuk perspektif posisi, dan model perubahan sosial Norman Fairlough untuk perspektif konten. Berdasarkan hasil analisis, kata kerja operasional ranah sikap dan pengetahuan memberi semangat responsif gender, sedangkan ranah psikomotorik (keterampilan) bisa lebih dioptimalisasikan ke arah segi posisi, konten, dan representasi feminis di dalam ilmu Syar’iyyah, yaitu nilai muqaranah dengan perspektif komparasi, nilai wasathiyyah dengan menekankan pada pendapat yang inklusif, nilai sensitive gender dengan  memunculkan potensi positif, nilai musawah (persamaan) dengan kesadaran karakteristik yang berbeda, dan nilai androgini tanpa mengaburkan identitas diri peserta didik.
GAMBARAN PSIKOLOGIS ANAK PENYANDANG TUNALARAS: TINJAUAN PADA ASPEK SOSIAL DAN EMOSI Lailatul Badriyah
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i2.3512

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis anak dengan penyandang tunalaras jika dilihat dari aspek sosial dan emosi. Menurut Tamsik Udin dan Tejaningsih menyatakan bahwa anak tunalaras adalah anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan sosial dan emosinya sehingga dimanifastikan lewat tingkah laku norma hukum, sosial, agama yang berlaku di lingkungannya dengan frekuensi  yang cukup tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Dengan jumlah subjek penelitian berjumlah 6 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan pemberian Daftar Cek Masalah (DCM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan penyandang tunalaras memiliki ketidakstabilan emosional sehingga terjadai hambatan dalam bersosial ke masyarakat. Hambatan dalam perkembangan sosial pada anak tunalaras dimana ini ditunjukan bahwa mereka tidak mempunyai teman. Hal ini dikarenakan mereka tidak mampu menyesuaikan diri dengan kelompok yang  lebih luas dan kesadaran sosial mereka sangat rendah serta mereka lebih suka bermain sendiri. Diperlukan pendekatan yang lebih baik pada anak penyandang tunalaras seperti halnya pendekatan dalam bimbingan karena akan sangat berpengaruh pada kehidupan di masa yang akan datang.
Feminine Stereotypes, Educating Women Trough Literature: An Analysis of Guy de Maupassant Short Stories Rany Syafrina
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i2.3522

Abstract

Guy de Maupassant is a French author whose works have been translated into English. Some of his shorts stories focused on women as the center of the story in which women become the source of misfortune as presented in five chosen short stories for this research. This research is part of objective approach research that focuses on analyzing literary works as it is, without considering the relationship of the intrinsic aspects to the reality of the world. Although the possible intention of the author to use literary work as a tool to educate readers is also explained. In delivering his ideas, Guy de Maupassant often describes women in stereotypes that include formlessness, instability, irrationality, piety, spirituality, materialism. Guy de Maupassant also used his literary work as an instrument to teach the readers about the concept of ideal women by providing advice if not criticism and humiliation; because trough reading literature, the knowledge transfer activities become possible. Keyword: Guy De Maupassant, Short Stories, Stereotypes
PEREMPUAN DAN KARIER: PERBANDINGAN KESENJANGAN UPAH GENDER DI INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA DI EROPA (STUDI KASUS: FINLANDIA, INGGRIS, PRANCIS, DAN JERMAN) Hartika Arbiyanti
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i2.3664

Abstract

In some countries, women's wages lag behind men. The most recent study shows that most of the payments made by gender in wage growth are issued during the first ten years of workers in the labor market. Some part of the contribution of growth can be explained by investment in human capital and work mobility between men and women. In Europe, gender payments occur in several countries. This research will discuss the factors of gender payment in the UK, Finland, Germany, and France - which incidentally relates to gender payments by comparing other countries - with qualitative research methods.
Self-monitoring Techniques: Perbedaan Peningkatan Achievement Motivation Siswa SMA Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender) Prio Utomo; Zubaidah Zubaidah
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i2.3533

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah pencapaian prestasi akademik siswa rendah, data awal pra-penelitian diperoleh temuan bahwa masalah pencapaian prestasi akademik siswa rendah disebabkan oleh achievement motivation siswa rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan peningkatan achievement motivation siswa berdasarkan jenis kelamin (gender) setelah diberi teknik self-monitoring. Rancangan penelitian menggunakan experimental research dengan grup prestest and posttest design. Subjek penelitian siswa kelas XI SMA 03 Kota Bengkulu berjumlah 10 siswa terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Instrumen penelitian menggunakan skala achievement motivation  dan pedoman perlakuan. Analisis data menggunakan analisis statistik nonparametrik dengan Wilcoxom Signed Rank Test. Pengujian hipotesis menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti tidak terdapat perbedaan peningkatan achievement motivation siswa berdasarkan jenis kelamin (gender) setelah diberi teknik self-monitoring. Nilai rata-rata peningkatan siswa perempuan sebelum (pretest) sebesar 1,922 dan sesudah (posttest) sebesar 3,184. Sedangkan nilai rata-rata peningkatan siswa laki-laki sebelum (pretest) sebesar 1,931, dan sesudah (posttest) sebesar 3,086. Simpulan hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan peningkatan achievement motivation siswa laki-laki dan perempuan setelah diberi teknik self-monitoring dan peran jenis kelamin (gender) tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan achievement motivation siswa.
GENDER ISSUES IN POPULER CHILDREN’S FAIRY TALES Andriadi Andriadi
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i2.3727

Abstract

This study focuses on children's popular fairy tales which are indicated to carry gender issues in the elements of story building. This study aims to: (1) identify gender issues that are subtly aired through popular children's fairy tales; and (2) know the role of parents in dealing with gender issues. This study applied a qualitative method using three popular children's tales as a source of data, namely Putri Salju dan Tujuh Kurcaci, Bawang Merah Bawang Putih, and Keong Mas. The results of the study indicate that several gender issues are subtly exhaled concerning gender bias which is not yet suitable for consumption by childhood. Therefore, the function of parents as guides and filters of children's reading sources is very important so that they can make fairy tales as a means of character education and ignore the elements of the story that are not by their character education and character formation.

Page 1 of 1 | Total Record : 8