cover
Contact Name
Ainul Yaqin
Contact Email
ayaqin309@gmail.com
Phone
+6287850172545
Journal Mail Official
ayaqin309@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
ISSN : 25499157     EISSN : 25793543     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Al-Iman: Jurnal Keislaman dan kemasyarakatan adalah jurnal Jurnal ini memuat kajian-kajian pemikiran keislaman dan Kemasyarakatan dalam bentuk: 1) Hasil penelitian, 2) Gagasan konseptual, 3) Kajian kepustakaan, dan pengalaman praktis. Redaksi mengundang para akademisi, dosen, maupun peneliti untuk berkontribusi memasukkan artikel ilmiahnya yang belum pernah diterbitkan oleh jurnal lain. Naskah ditulis mengikuti standar karyatulis ilmiah dengan menyertakan refrensi (footnote) diketik dengan spasi 1,5 cm pada kertas ukuran A4 dengan panjang tulisan antara 20-30 halaman, serta menyertakan Abstrak dengan dua bahasa; Indonesia dan Inggris, ruang lingkup judul harus spesifik pada satu permasalahan dan tempat. Naskah yang masuk dievaluasi oleh dewan redaksi. Redaktur dapat melakukan perubahan pada tulisan yang dimuat untuk keseragaman format, tanpa mengubah substansinya. Jurnal ini bermitra bestari yang diterbitkan dua kali setahun dalam bentuk cetak dan online oleh STID Raudlatul Iman. Pernyataan ini menjelaskan perilaku etis seluruh pihak yang terlibat dalam penerbitan artikel dalam Al-Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan termasuk penulis, dewan penyunting, mitra bestari, dan penerbit. http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/etikapublikasi
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 2 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan" : 9 Documents clear
problematika istihadhoh Problematika Istihadhoh dalam persepsi wanita: problematika wanita Suci Damayanti; Ashif Az Zafi
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 2 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini berjudul problematika istihadhoh dalam persepsi wanita. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui problematika istihadoh yang terjadi pada wanita sehingga wanita tersebut bisa membedakan mana yang darah haid atau istihadhoh. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan artikel ini adalah karena mengenai tingkat pengetahuan tentang istihadhoh yang sangat kurang, sehingga banyak yang keliru dalam memahaminya. Bahkan meski pembahasnnya telah beruang ulang kali disampaikan. Disamping itu, wanita harus bisa memahami permasalahan istihadhoh karena semua wanita akan mengalaminya, maka wanita tidak boleh bodoh dalam perkara istihadhoh. Untuk mengetahui problematika penelitian terfokus kepada hukum dari bahan pustaka, sedangkan data yang diperoleh dianalisis kualitatif yaitu dengan mengkelompokan dan menelaah data yang diperoleh. Adapun hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan tentang perbedaan haid dengan istihadoh, sehingga kita mengetahui warna darah,macam-macam orang istihadhoh, hukum istihadhoh itu sendiri, sedangkan ketika wanita sedang istihadhoh hukumnya wajib sholat dan ibadah lainnya.
Tradisi Satu Suro Di Tanah Jawa Dalam Perspektif Hukum Islam Risma Aryanti; Ashif Az Zafi
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 2 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kata Suro dari bahasa arab yaitu 'asyura artinya kesepuluh (tanggal 10 Muharram). Kata Suro sebutan orang jawa untuk bulan Muharrom. Muharrom adalah bulan pertama penanggalan Hijriyah. Dalam perspektif Islam banyak kejadian luar biasa para Nabi di bulan muharram ini. Banyak daerah di Indonesia yang mengundang atau mengisi tahun baru Islam dengan cara atau tradisi yang unik. Karena keunikan tradisi ini peneliti tertarik untuk membahas masalah ini dengan merumuskan tiga rumusan masalah seperti: Bagaimana sejarah dari tradisi Satu Suro atau Satu Muharram, bagaimana menggabungkan Tradisi di tanah Jawa dalam Memperingati Satu Suro atau Satu Muharram, dan bagaimana tradisi Satu Suro atau Satu Muharram dalam Perspektif Islam. Penelitian ini adalah penelitian literatur dengan deskriptif kualitatif yang membahas untuk evaluasi tentang perayaan Satu Suro. Penulis melakukan penelitian dengan mencari referensi dari buku, jurnal, sumber yang lain yang memiliki tema dan wawancara. Dari penelitian ini dapat diketahui tentang kontribusi dalam pelaksanaan tradisi satu Suro tidak dapat menyelesaikan tujuan dan makna yang sama dan masalah tradisi dan budaya Jawa sangat berkaitan dengan ajaran-agama Islam, khususnya dalam bidang aqidah dan syariah.
Metode Penelitian Hadis Simultan Dalam Kitab Dhaif Al-Adabul Mufrad Lil Al-Imam Al-Bukhari karya nasriruddin Albani No 49 No Hadits 383/57 Tentang Memelihara Burung Miftahul Ulum; Ihsan .
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 2 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil penelitian parsial, menyimpulkan bahwa hadis riwayat Ibnu Zubair yang ditakhrij oleh Al-Bukhari tersebut adalah berkualitas da’if al-isnad. Penelitian terhadap tawabi’nya, amat jarang ditemukan hadis berkualitas sahih al isnad, karena terdapat beberapa rawi yang tidak tsiqah. Jadi dari keempat hadis tabi’nya tidak bisa meningkatkan kualitas hadis mutaba’nya. Dengan demikian berarti bahwa hadis tabi’nya tidak berpengaruh pada peningkatan kualitas hadis mutaba’, yaitu: da’if al- Isnad. Penelitian terhadap hadis syawahidnya. Karena tidak memiliki 3 hadis dengan tema yang sama berkualitas sahih. Maka tidak terjadi (syawahid), kualitas hadis tersebut tidak terangkat. This study aimed to extend the following hadis that existed by Ibnu Zubair that labeled byAl-Bukhari as da’if al-isnad. Research to tawabi’, is rarely to find sahih al isnad, caused of those Rawiare not tsiqah. So the following tabi’ could not improved the quality of hadis. Therefore, the meaning is hadis tabi’ not influenced to the improvement of hadis mutaba’, that is: da’if al- Isnad. Research to the syawahid. Explained that found yet other hadis with the same theme that sahih. So absolutely doesnot happen (syawahid), the quality of hadis is not improved. The congclution is Mauquf “because the hadis refered to the Ibnu Zubair as a friend (shahaby) of Rasullah that predicated by Albani as dhoif al-Isnad. Jadi kesimpulannya adalah bahwa hadis ini adalah hadis Mauquf “Karena hanya disandarkan kepada sahabat Rasullah yang membawa burung dalam sangkar yang dishohihkan bukhori dan didoifkan Albani menurut hasil penelitian parsial dan simultan adalah dhoif al-Isnad.
Alternatif Pemecahan Masalah Pada Masyarakat Multikultural Triana Rosalina Noor
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 2 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultural dengan keragaman yang terdapat pada beberapa aspek dalam kehidupan, seperti suku, budaya, agama, status sosial dan lain sebagainya. Pada dasarnya multikulturalisme yang dimiliki tersebut bukan hanya bisa menjadi hal potensial dalam pengembangan Bangsa Indonesia, namun di sisi lain juga bisa membawa konflik horizontal yang harus diselesaikan dengan bijak. Konflik yang terjadi pada masyarakat multikultural harus diolah agar bisa membawa pada sebuah proses dinamisasi perubahan ke arah yang konstruktif dan positif, bukan justru mengarah pada suatu tindakan yang destruktif. Penyelesain suatu konflik pada umumnya akan sangat bergantung pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah bagaimana pihak-pihak yang berkonflik menyikapi konflik yang dihadapinya, sedangkan faktor eksternal adalah bagaimana pihak luar berperan dalam melakukan penanganan konflik. Untuk itu penting dibuat suatu perencanaan dan langkah tata pengelolaan konflik dalam bentuk pembangunan perdamaian agar masyarakat multikultural tetap terjaga proses dinamisasinya dengan baik. Indonesia is a multicultural nation with diversity in several aspects of life, such as ethnicity, culture, religion, social status and others. Basiclly, multiculturalism that is not only be a potential thing in the development of the Indonesian nation, but also lead to horizontal conflicts that must be resolved wisely. Conflicts that occur in multicultural societies must be processed so that they can lead to a process of dynamizing change in a constructive and positive direction, instead of leading to destructive action. In general, the resolution of a conflict will depend heavily on internal and external factors. The internal factor is how the conflicting parties respond to the conflict they face, while the external factor is how the outsiders play a role in handling conflict. For this reason, it is important to make plans and steps for conflict management in the form of peace building so that the multicultural society is well maintained in its dynamic process
Nilai-Nilai Pendidikan Anti Kekerasan dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X dan XI SMA Fahrizal Ibnu Pradana
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 2 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian ini berawal dari banyaknya tindak kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan terutama di sekolah. Pendidikan yang seharusnya menjadi tempat menanamkan akhlak dan budi pekerti yang baik justru menjadi tempat menjamurnya tindak kekerasan. Pendidikan anti kekerasan merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meminimalisir adanya tindak kekerasan di dunia pendidikan. Pendidikan anti kekerasan tersebut dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, sehingga penelitian ini difokuskan pada kandungan nilai pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X dan XI SMA. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan dokumentasi. Penelitian ini mengggunakan pendekatan psikologi pendidikan, dan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik Analisis isi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan nilai Pendidikan Anti Kekerasan dalam Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas X dan XI mencakup lima nilai/aspek yaitu saling percaya, kerja sama, tenggang rasa, penerimaan terhadap perbedaan, serta penghargaan terhadap kelestarian lingkungan. Nilai-nilai ini terdapat dalam 9 bab pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X, serta 8 bab dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI. The background of this research originated from the many acts of violence that occurred in the education world, especially in schools. Schools that should be a place to instill good characters is becoming a place for violence to growing rapidly. Non-violence education is an alternative that can be used to minimize violence behavior in the education world. Non-violence education can be integrated in student’s subjects especially in Islamic Religious Education subject, so this research is focused on the content of non-violence education in Islamic Religious Education subject for Class X and XI Senior High Schools. Type of this research is library research with data collection is using documentation. This study uses an educational psychology approach, and data analysis is performed using content analysis techniques. The results of this study indicate that the value of Non-Violence Education in Islamic Religious Education subject for Class X and XI Senior High Schools includes five values​/aspects : mutual trust, cooperation, tolerance, acceptance of differences, and respect for environmental sustainability. These values ​​are contained in 9 chapters in the textbook of Islamic Religious Education for Class X, and 8 chapters in the book of Islamic Religious Education and Class XI Characteristics.
Dialogisasi Pesantren, Politik, dan Perempuan (Analisis terhadap Gaya Politik dan Resolusi Konflik ala Gus Dur) Ulfatun Hasanah
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 2 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini menekankan pada penyelesain konflik yang terjadi di pesantren melalui kiprah Gus Dur dalam diplomasi politiknya yang cenderung fun. Pola politik Gus Dur yang menggunakan ‘arus-balik’ dengan beberapa kebijakan yang menekankan pada diplomasi-bilateral berbuah output yang khas. Pertama, menekan resiko kegagalan dari distorsi implementasi yang melenceng. Kedua, terhindarnya penciptaan ‘musuh indonesia’ pada asumsi awal. Ketiga, manuver praktis jadi lebih lugas karena format negosiasi bilateral berlandaskan prinsip one-by-one. Gaya penyelesain konflik ini dinilai sangat pas apabila dihadapkan pada persoalan pesantren, baik konflik di internal pesantren sendiri, maupun eksternal yang apabila dihadapkan pada politik dan perempuan sering mengalami deadlock. Diplomasi ala Gus Dur merangkum empat tahapan yang ditawarkan dalam resolusi konflik pesantren; silaturrahim, bahtsul masail, tabayun, dan Islah. Dengan demikian, resolusi konflik pesantren ini pada dasarnya adalah penerimaan terhadap Gus Dur sebagai representatif presiden- santri dalam melakukan dialog dan kerjasama yang lebih intens dan transparan untuk menghindari dan menyelesaikan sebuah konflik. This study emphasizes resolving conflicts that occur in pesantren through Gus Dur's work in political diplomacy which tends to be fun. Gus Dur's political pattern uses backflow with a number of policies that emphasize bilateral diplomacy bearing fruitful output. First, reduce the risk of failure from distorted implementation distortions. Secondly, the avoidance of the creation of Indonesian enemies in the initial assumptions. Third, practical maneuvers are more straightforward because the bilateral negotiation format is based on the one-by-one principle. This style of conflict resolution is considered to be very appropriate when faced with pesantren issues, both internal conflicts within the pesantren itself, and externally which when confronted with politics and women often being deadlocks. Gus Dur's diplomacy summarizes the four stages offered in pesantren conflict resolution; silaturrahim, bahtsul masail, tabayun, and Islah. This pesantren conflict resolution is basically acceptance of Abdurrahman as the president-santri representative in conducting more intense and transparent dialogue and cooperation to avoid and resolve a conflict.
Studi Komparasi Prestasi Belajar Bahasa Arab Antara Peserta Didik Dengan Motivasi Agama Dan Motivasi Karir Di Lembaga Kursus Jogja Course Center Yogyakarta Ikhsan Setiawan
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 2 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar bahasa Arab Peserta didik dengan motivasi agama dan peserta didik dengan motivasi karir, serta perbedaan prestasi bahasa Arab antara keduanya.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, di Lembaga Kursus Jogja Course Center (JCC) Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Rata-rata Prestasi belajar bahasa Arab peserta didik dengan motivasi agama mempunyai nilai rata-rata 69,7. 2) Prestasi belajar bahasa Arab yang dicapai peserta didik dengan motivasi karir mempunyai nilai rata-rata 72,8. 3) Berdasarkan hasil uji tes yang peneliti lakukan, menunjukan bahwa besarnya t0 adalah 1,312 sedangkan besarnya tt.ts5% dan tt.ts1% yakni 2,05 dan 2,76, maka dapat diketahui t0 lebih kecil daripada tt, yaitu : 2,05>1,312<2,76 karena t0 lebih kecil daripada tt, maka hipotesis nihi (Ho) diterima. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar bahasa Arab antara peserta didik yang mempunyai motivasi agama dengan peserta didik yang mempunyai motivasi karir tidak terdapat perbedaan yang signifikan. This is a field research in the form of methode research type. The methode to find data’s is observation, interview, documentation and questioner. Then the technic to croos check about validity of data’s is validity, reability, normality and homogeneity test. Technic of analyze data’s is sample t test. The results of this study show that: 1) Average Arabic learning achievement of students with religious motivation has an average value of 69.7. 2) Arabic learning achievement achieved by students with career motivation has an average score of 72.8. 3) Based on the results of test tests that the researchers conducted, it shows that the magnitude of t0 is 1.312 while the magnitude of tt.ts5% and tt.ts1% is 2.05 and 2.76, so it can be seen that t0 is smaller than tt, namely: 2.05 > 1.312 <2.76 because t0 is smaller than tt, so the null hypothesis (Ho) is accepted. So it can be concluded that the learning achievement of Arabic among students who have religious motivation with students who have career motivation has no significant difference.
Program Pembelajaran Al Qur’an dalam Rangka Mencetak Mahasiswa Generasi Qur’ani ditengah Persaingan Global (Studi Kasus di Ma’had Sunan Ampel Al-‘Aly ) Umar Al Faruq
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 2 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pembelajaran al Qur’an di Ma’had Sunan Ampel Al-‘Aly UIN Maulana Malik Ibrahim Malang terbilang baik. Meskipun tidak seluruh alumninya memiliki kemampuan yang baik dalam membaca dan menulis al Qur’an (BTQ). Hal ini terbukti dengan prestasi yang diraih oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai kampus dengan indeks baca tulis al Qur’an terbaik diantara seluruh UIN yang ada di Indonesia. Tulisan ini akan mengkaji dan menganalisa bagaimana juhud MSAA dalam mencetak mahasiswa generasi Qur’ani yang mampu membaca dan menulis al Qur’an dengan baik dan benar. Penelitian ini adalah studi kasus di lapangan dengan sumber data dari mudir ma’had, staff ma’had dan para mu’allim al Qur’an serta mahasantri. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi lalu dianalisa secara mendalam. Hasil penelitian adalah bahwa pembelajaran al Qur’an di MSAA berlangsung sistematis dan terstruktur, masif dan terkontrol dengan baik. MSAA memiliki program tashih sebagai upaya evaluasi bacaan al Qur’an mahasantri yang sangat implementatif, efektif dan riil hasilnya. Hasilnya pada tahun 2019 mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menduduki indeks teratas dari segi kemampuan BTQ dibandingkan UIN di Indonesia. Selain itu semua stakeholder MSAA juga terlibat aktif dalam program kegiatan tersebut. The learning system of Qur'an in Ma'had Sunan Ampel Al-'Aly (MSAA) of Maulana Malik Ibrahim State Islamic University (UIN) of Malang is good enough. Although not all graduates of this institution have a good ability to read and write the Qur'an (BTQ). This is evidenced by Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang as a campus with the best index in reading and writing of Qur’an among all State Islamic University (UIN) in Indonesia. This article will examine and analyse how MSAA's efforts in creating Qur'anic generation students which have ability to read and write the Qur'an well and correctly. This research is a case study in the field with data sources from Directure of Ma'had, Staff of Ma'had and Mu'allim of Qur'an and Mahasantri (students). Data obtained through observations, interviews and documentation studies and then analyzed deeply. The results of the study are that the study of the Qur'an in MSAA lasts systematically and is structured, massive and well controlled. MSAA has a tashih program as an effort to evaluate the Qur'an recitation of Mahasantri is very implemented, effective and real results. As a result, in 2019 students UIN Maulana Malik Ibrahim Malang occupied the top index in terms of BTQ capability compared to UIN in Indonesia. In addition, all MSAA stakeholders are also actively involved in the program.
Strategi Pendidikan Dan Dakwah Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari Fathorrahman .
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 2 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesultanan Banjar telah berdiri dengan Islam sebagai agama resminya sejak abad ke-15, namunpemeluk Islam hanyalah minoritas di tengah di kalangan penduduk.Mereka hanyalah terbatas orang-orang Melayu Islam dan belum mampu masuk secara cepat ke kalangan suku Dayak. Pun di kalangan kaum Melayu kepatuhan hanya terbatas pada pengucapan syahadat belaka. Tidak ada usaha yang serius dari para penguasa pada saat itu untuk memajukan kehidupan Islam. Namun ternyata mereka telah menggunakan tulisan Arab dalam berkorespondensi dengan penguasa-penguasa lain di Nusantara, pun juga dengan Inggris dan Belanda. Usaha-usaha yang intens hanya di lakukan oleh para da’i keliling dalam melakukan islamisasi di wilayah ini, namun mengalami kemajuan yang sedikit. Adalah seorang ulama yang paling terkenal dari tanah Borneo yang berusaha melancarkan islamisasi secara kuat yaitu Muhammmad Arsyad al- Banjari. Syekh keturunan Alawiyyin ini adalah tipikal seorang ulama yang berhasil ‘mengislamkan’ masyarakat Banjar dengan gigih sehingga Islam mampu menjadi agama mayoritas di tanah Borneo tersebut. Salah kecermelangan strategi dakwahnya adalah dengan selalu menggandeng tangan penguasa dalam menghidupkan Islam di hati masyarakat. The Sultanate of Banjar has stood with Islam as its official religion since the 15th century, but Muslims are only a minority in the middle among the population. They are only limited to Muslim Malays and have not been able to quickly enter the Dayak tribe. Even among the Malays, obedience is limited to the recitation of the shahada. There was no serious attempt by the rulers at that time to advance the life of Islam. However, it turned out that they had used Arabic script in their correspondence with other rulers in the archipelago, also with England and the Netherlands. There are only intense efforts made by itinerant da'is in carrying out the Islamization of the region, but there has been little progress. Is the most famous scholar from the land of Borneo who tried to carry out a strong Islamization, namely Muhammmad Arsyad al-Banjari. This Shaykh of Alawiyyin descent is a typical scholar who has succeeded in 'Islamizing' the Banjar people so persistently so that Islam is able to become the majority religion in the land of Borneo. One of the cleverness of his preaching strategy is to always take the hands of the authorities in reviving Islam in the hearts of the people.

Page 1 of 1 | Total Record : 9