cover
Contact Name
Nur Hanifah Insani
Contact Email
hanifahnurinsani@mail.unnes.ac.id
Phone
+62854354123
Journal Mail Official
hanifahnurinsani@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
Gedung B8 Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
ISSN : 22526307     EISSN : 2714867X     DOI : https://doi.org/10.15294/piwulang.v7i2
This journal contains article about Javanese language, literature, culture, arts, and education learning.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 214 Documents
TRADISI GAPURA MASJID WALI DI DESA LORAM KUDUS Angesti, Arjuna Jun Avithariyhana
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.506 KB) | DOI: 10.15294/piwulang jawa.v1i1.2363

Abstract

Salah satu cerita rakyat yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar membaca teks sastra di SMP adalah cerita rakyat KyaiSingoprono. Cerita rakyat Kyai Singoprono dijadikan sebagai bahan ajar karena tokoh tersebut sangat kontroversial serta jalanceritanya yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter.Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah 1) bagaimanakah struktur fungsi pelaku dan motif pelaku ceritarakyat Kyai Singoprono? dan 2) bagaimana hasil rekonstruksi cerita rakyat Kyai Singoprono yang mengandung pendidikankarakter sebagai bahan ajar membaca teks sastra di sekolah menengah pertama? Berkaitan dengan permasalahan tersebut makapenelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan struktur fungsi pelaku dan motif pelaku cerita rakyat KyaiSingoprono serta mengembangkan bahan ajar sastra melalui model rekonstruksi cerita rakyat Kyai Singoprono yang mengandungpendidikan karakter sebagai bahan ajar membaca teks sastra di SMP.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan menggunakan metode analisis struktural.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam cerita rakyat Kyai Singoprono yang mempunyai 4 versi cerita, diketemukanfungsi pelaku yang paling lengkap dari 31 fungsi pelaku yang ditawarkan Vladimir Propp. Versi tersebut adalah versi ketigayang mempunyai 26 fungsi pelaku serta 8 motif pelaku.Cerita rakyat Kyai Singoprono mengandung 17 nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4)disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanahair, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat atau komunikatif, (14) cinta damai, (15) peduli lingkungan, (16) peduli sosial, dan(17) tanggung jawab.Hasil dari rekonstruksi cerita rakyat Kyai Singoprono diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar membaca tekssastra, tidak hanya pada aspek membaca, akan tetapi diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar pada semuaaspek dalam pembelajaran bahasa Jawa di SMP. One of folklore that can be used as teaching materials in junior high reading of literary texts is Kyai Singoprono folklore . Kyai folklore Singopronoused as teaching material for the highly controversial character and the story that contains the values of character education .Issues to be examined in this study were 1 ) how the structure and function of the perpetrator committed the arson Singoprono Kyai folklore ? and 2 )how the results of the reconstruction of folklore Kyai Singoprono containing character education as teaching materials to read literary texts insecondary schools ? The problems associated with the study aims to uncover and describe the structure and function of the perpetrator committed thearson Singoprono Kyai folklore and literature instructional materials developed through the model reconstruction folklore Kyai Singopronocontaining character education as teaching materials in junior high reading of literary texts .The approach used in this study is an objective approach to the structural analysis method .Results of this study indicate that in folklore Singoprono Kyai who have 4 versions of the story , the actors found the most complete functionality ofthe 31 perpetrators of the functions offered Vladimir Propp . The third version is the version that has 26 functions and 8 perpetrator committed thearson.Kyai Singoprono folklore contains 17 character education values , namely ( 1 ) religious , ( 2 ) fair , ( 3 ) tolerance , ( 4 ) discipline , ( 5 ) hard work ,( 6 ) creativity, ( 7 ) independent , ( 8 ) democratic , ( 9 ) curiosity , ( 10 ) the national spirit , ( 11 ) patriotism , ( 12 ) the achievements , ( 13 )friendly or communicative , ( 14 ) love peace , ( 15 ) care about the environment , ( 16 ) social care , and ( 17 ) responsibility .Results of reconstruction folklore Singoprono Kyai expected to be used as alternative materials to read literary texts , not only on aspects of reading ,but is expected to be used as an alternative instructional materials on all aspects of the Java language learning in junior high .
TRADISI GAPURA MASJID WALI DI DESA LORAM KUDUS Angesti, Arjuna Jun Avithariyhana
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 1 No 1 (2013): Piwulang: Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/piwulang jawa.v1i1.2363

Abstract

Salah satu cerita rakyat yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar membaca teks sastra di SMP adalah cerita rakyat KyaiSingoprono. Cerita rakyat Kyai Singoprono dijadikan sebagai bahan ajar karena tokoh tersebut sangat kontroversial serta jalanceritanya yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter.Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah 1) bagaimanakah struktur fungsi pelaku dan motif pelaku ceritarakyat Kyai Singoprono? dan 2) bagaimana hasil rekonstruksi cerita rakyat Kyai Singoprono yang mengandung pendidikankarakter sebagai bahan ajar membaca teks sastra di sekolah menengah pertama? Berkaitan dengan permasalahan tersebut makapenelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan struktur fungsi pelaku dan motif pelaku cerita rakyat KyaiSingoprono serta mengembangkan bahan ajar sastra melalui model rekonstruksi cerita rakyat Kyai Singoprono yang mengandungpendidikan karakter sebagai bahan ajar membaca teks sastra di SMP.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan menggunakan metode analisis struktural.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam cerita rakyat Kyai Singoprono yang mempunyai 4 versi cerita, diketemukanfungsi pelaku yang paling lengkap dari 31 fungsi pelaku yang ditawarkan Vladimir Propp. Versi tersebut adalah versi ketigayang mempunyai 26 fungsi pelaku serta 8 motif pelaku.Cerita rakyat Kyai Singoprono mengandung 17 nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4)disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanahair, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat atau komunikatif, (14) cinta damai, (15) peduli lingkungan, (16) peduli sosial, dan(17) tanggung jawab.Hasil dari rekonstruksi cerita rakyat Kyai Singoprono diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar membaca tekssastra, tidak hanya pada aspek membaca, akan tetapi diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar pada semuaaspek dalam pembelajaran bahasa Jawa di SMP. One of folklore that can be used as teaching materials in junior high reading of literary texts is Kyai Singoprono folklore . Kyai folklore Singopronoused as teaching material for the highly controversial character and the story that contains the values of character education .Issues to be examined in this study were 1 ) how the structure and function of the perpetrator committed the arson Singoprono Kyai folklore ? and 2 )how the results of the reconstruction of folklore Kyai Singoprono containing character education as teaching materials to read literary texts insecondary schools ? The problems associated with the study aims to uncover and describe the structure and function of the perpetrator committed thearson Singoprono Kyai folklore and literature instructional materials developed through the model reconstruction folklore Kyai Singopronocontaining character education as teaching materials in junior high reading of literary texts .The approach used in this study is an objective approach to the structural analysis method .Results of this study indicate that in folklore Singoprono Kyai who have 4 versions of the story , the actors found the most complete functionality ofthe 31 perpetrators of the functions offered Vladimir Propp . The third version is the version that has 26 functions and 8 perpetrator committed thearson.Kyai Singoprono folklore contains 17 character education values , namely ( 1 ) religious , ( 2 ) fair , ( 3 ) tolerance , ( 4 ) discipline , ( 5 ) hard work ,( 6 ) creativity, ( 7 ) independent , ( 8 ) democratic , ( 9 ) curiosity , ( 10 ) the national spirit , ( 11 ) patriotism , ( 12 ) the achievements , ( 13 )friendly or communicative , ( 14 ) love peace , ( 15 ) care about the environment , ( 16 ) social care , and ( 17 ) responsibility .Results of reconstruction folklore Singoprono Kyai expected to be used as alternative materials to read literary texts , not only on aspects of reading ,but is expected to be used as an alternative instructional materials on all aspects of the Java language learning in junior high .
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN (EKSPERIENSIAL GYM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK TUNAGRAHITA KELAS VII SMPLB C/C1 YPAC SEMARANG Kusumaningrum, Hesti
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/piwulang jawa.v1i1.2389

Abstract

Keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak cukup dikenal di dunia pendidikan. Pada umumnya para guru menyampaikan materi dalam pembelajaran secara lisan, dan siswa berkewajiban untuk menyimaknya dengan baik. Siswa yang memiliki kemampuan menyimak rendah, akan mendapat hambatan dalam menerima materi yang disampaikan. Keadaan tersebut tentu saja berakibat buruk terhadap keterampilan berbahasa yang lain, yaitu keterampilan membaca, menulis, dan berbicara. Beberapa fakta di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran menyimak berbahasa Jawa di SMPLB mengalami beberapa kendala, oleh karena itu guru perlu merancang model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan anak SMPLB. Language skills covers listening skills, speaking, reading, and writing. Listening skills were well known in the world of education. In general, the teachers present material in verbal learning, and students are obliged to listen for them properly. Students who have poor listening skills, be challenged in receiving the material presented. The situation is of course bad for the other language skills, namely reading, writing, and speaking. Some facts on the ground indicate that the Java language in learning listening SMPLB having some problems, so teachers need to design learning model is interesting and appropriate to the needs of children SMPLB.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN (EKSPERIENSIAL GYM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK TUNAGRAHITA KELAS VII SMPLB C/C1 YPAC SEMARANG Kusumaningrum, Hesti
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 1 No 1 (2013): Piwulang: Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/piwulang jawa.v1i1.2389

Abstract

Keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak cukup dikenal di dunia pendidikan. Pada umumnya para guru menyampaikan materi dalam pembelajaran secara lisan, dan siswa berkewajiban untuk menyimaknya dengan baik. Siswa yang memiliki kemampuan menyimak rendah, akan mendapat hambatan dalam menerima materi yang disampaikan. Keadaan tersebut tentu saja berakibat buruk terhadap keterampilan berbahasa yang lain, yaitu keterampilan membaca, menulis, dan berbicara. Beberapa fakta di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran menyimak berbahasa Jawa di SMPLB mengalami beberapa kendala, oleh karena itu guru perlu merancang model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan anak SMPLB. Language skills covers listening skills, speaking, reading, and writing. Listening skills were well known in the world of education. In general, the teachers present material in verbal learning, and students are obliged to listen for them properly. Students who have poor listening skills, be challenged in receiving the material presented. The situation is of course bad for the other language skills, namely reading, writing, and speaking. Some facts on the ground indicate that the Java language in learning listening SMPLB having some problems, so teachers need to design learning model is interesting and appropriate to the needs of children SMPLB.
PENANDA REFERENSIAL DALAM NOVEL KENJA KETULA-TULA KARYA WIDI WIDAJAT Susanti, Ayu Ari
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.613 KB) | DOI: 10.15294/piwulang jawa.v1i1.2397

Abstract

Novel merupakan sebuah karya sastra berbentuk tulisan yang dibangun dengan unsur tertentu sehingga menghasilkan suatu nilai estetika atau nilai keindahan. Salah satu unsur pembangunnya adalah referensial atau pengacuan. Analisis dalam penelitian novel Kenja Ketula-tula dilihat dari segi ilmu kebahasaan yaitu wacana khususnya penanda referensial.Permasalahan penelitian ini yaitu penanda referensial dan penggunaan penanda referensial dalam novel Kenja Ketula-tula karya Widi Widajat. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penanda referensial apa saja dan mendeskripsikan penggunaan penanda referensial dalam novel Kenja Ketula-tula karya Widi Widajat.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang akan diteliti berupa penggalan-penggalan tuturan yang diduga kuat mengandung penanda referensial. Sumber data penelitian ini adalah sebuah novel berbahasa Jawa yaitu novel Kenja Ketula-tula Karya Widi Widajat. Pengumpulan data dengan teknik simak dan catat yang kemudian data yang sudah ada dianalisis dengan metode agih.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penanda referensi yang digunakan dalam novel Kenja Ketula-tula Karya Widi Widajat yaitu referensi persona, referensi demonstratif, dan referensi komparatif. Wujud penanda referensialnya antara lain aku „aku?, kowe „kamu?, sampejan „anda?,-ku „-ku?, -mu „-mu?, dak- „ku-?, iki „ini?, kana „sana?, kaya „seperti?, sesuk „besok?, dan bengi „malam?.Berdasarkan penelitian ini, penulis merekomendasikan saran kepada para penulis agar dapat menggunakan penanda referensial yang ada dalam novel ini tetapi tidak ada dalam novel-novel sekarang agar penanda referensial yang dulu sering digunakan tidak hilang begitu saja. Bagi para peneliti diharapkan mengkaji wacana dalam novel Kenja Ketula-tula tidak hanya ditekankan pada bidang kebahasaan dan sastra tetapi juga pada bidang pendidikan. The novel is a literary form of writing that is built with certain elements to produce an aesthetic value or the value of beauty. One element is the reference builder or this reference. The analysis in the study of novel Kenja Ketula-tula in terms of linguistic knowledge that is particular discourse marker referential.The problem of this research is a marker of referential and referential use of the novel markers Kenja Ketula-tula Widi Widajat works. The purpose of this study was to describe any referential markers and describe the use of novel markers in Kenja Ketula-tula referential Widi Widajat works.The approach used in this study is the qualitative descriptive approach. The data will be examined in the form of fragments of speech that allegedly contains referential markers. The data source of this research is a novel in which a novel Java Kenja Ketula-tula work Widi Widajat. Data collection techniques and note that then consider existing data were analyzed with agih.The research concluded that the reference markers used in the novel Kenja Ketula-tula work Widi Widajat the persona reference, demonstrative reference and comparative reference. Being referential markers such as aku „i?, kowe „you?, sampejan „you?,-ku „my?, -mu „your?, dak- „my?, iki „this?, kana „there?, kaya „like?, sesuk „tomorrow?, and bengi „night?.Based on this study, authors recommend suggestions to the authors to use the existing referential markers in this novel, but not in the novels now that referential markers are often used not just disappear. For researchers to examine the discourse of the novel Kenja Ketula-tula is not only focused on the field of language and literature, but also on education.
PENANDA REFERENSIAL DALAM NOVEL KENJA KETULA-TULA KARYA WIDI WIDAJAT Susanti, Ayu Ari
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 1 No 1 (2013): Piwulang: Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/piwulang jawa.v1i1.2397

Abstract

Novel merupakan sebuah karya sastra berbentuk tulisan yang dibangun dengan unsur tertentu sehingga menghasilkan suatu nilai estetika atau nilai keindahan. Salah satu unsur pembangunnya adalah referensial atau pengacuan. Analisis dalam penelitian novel Kenja Ketula-tula dilihat dari segi ilmu kebahasaan yaitu wacana khususnya penanda referensial.Permasalahan penelitian ini yaitu penanda referensial dan penggunaan penanda referensial dalam novel Kenja Ketula-tula karya Widi Widajat. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penanda referensial apa saja dan mendeskripsikan penggunaan penanda referensial dalam novel Kenja Ketula-tula karya Widi Widajat.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang akan diteliti berupa penggalan-penggalan tuturan yang diduga kuat mengandung penanda referensial. Sumber data penelitian ini adalah sebuah novel berbahasa Jawa yaitu novel Kenja Ketula-tula Karya Widi Widajat. Pengumpulan data dengan teknik simak dan catat yang kemudian data yang sudah ada dianalisis dengan metode agih.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penanda referensi yang digunakan dalam novel Kenja Ketula-tula Karya Widi Widajat yaitu referensi persona, referensi demonstratif, dan referensi komparatif. Wujud penanda referensialnya antara lain aku „aku?, kowe „kamu?, sampejan „anda?,-ku „-ku?, -mu „-mu?, dak- „ku-?, iki „ini?, kana „sana?, kaya „seperti?, sesuk „besok?, dan bengi „malam?.Berdasarkan penelitian ini, penulis merekomendasikan saran kepada para penulis agar dapat menggunakan penanda referensial yang ada dalam novel ini tetapi tidak ada dalam novel-novel sekarang agar penanda referensial yang dulu sering digunakan tidak hilang begitu saja. Bagi para peneliti diharapkan mengkaji wacana dalam novel Kenja Ketula-tula tidak hanya ditekankan pada bidang kebahasaan dan sastra tetapi juga pada bidang pendidikan. The novel is a literary form of writing that is built with certain elements to produce an aesthetic value or the value of beauty. One element is the reference builder or this reference. The analysis in the study of novel Kenja Ketula-tula in terms of linguistic knowledge that is particular discourse marker referential.The problem of this research is a marker of referential and referential use of the novel markers Kenja Ketula-tula Widi Widajat works. The purpose of this study was to describe any referential markers and describe the use of novel markers in Kenja Ketula-tula referential Widi Widajat works.The approach used in this study is the qualitative descriptive approach. The data will be examined in the form of fragments of speech that allegedly contains referential markers. The data source of this research is a novel in which a novel Java Kenja Ketula-tula work Widi Widajat. Data collection techniques and note that then consider existing data were analyzed with agih.The research concluded that the reference markers used in the novel Kenja Ketula-tula work Widi Widajat the persona reference, demonstrative reference and comparative reference. Being referential markers such as aku „i?, kowe „you?, sampejan „you?,-ku „my?, -mu „your?, dak- „my?, iki „this?, kana „there?, kaya „like?, sesuk „tomorrow?, and bengi „night?.Based on this study, authors recommend suggestions to the authors to use the existing referential markers in this novel, but not in the novels now that referential markers are often used not just disappear. For researchers to examine the discourse of the novel Kenja Ketula-tula is not only focused on the field of language and literature, but also on education.
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK SULIH SUARA DAN ANALISIS KESALAHAN BAHASA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SRIWULAN 1 KEC. SAYUNG KAB. DEMAK Bintoro, Adeng Fatah
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.92 KB) | DOI: 10.15294/piwulang jawa.v1i1.2401

Abstract

Berbicara sesuai unggah-ungguh berbahasa Jawa yang baik dan benar menjadi salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa kelas V SD Negeri Sriwulan 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Namun, nilai pencapaian kompetensi dasar tersebut masih terbilang rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan dan perubahan perilaku belajar siswa setelah dilakukannya pembelajaran dengan teknik tersebut. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas.Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai rata-rata keterampilan berbicara dari prasiklus ke siklus I sebesar 7,3%, siklus I ke siklus II sebesar 8,4%, dan dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,3%. Peningkatan keterampilan berbicara juga diikuti dengan perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II, siswa yang sebelumnya kurang antusias terhadap pembelajaran berbicara menjadi antusias, senang dan tertarik setelah mengikuti pembelajaran berbicara dengan teknik sulih suara. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran karena media yang digunakan berupa film animasi. Speaking accordance good ungguh ungguh Javanese and right to be one of the must-have skills fifth grade students of SD Negeri 1 District Sayung Sriwulan Demak regency . However , the value of the basic competency achievement is still low . The purpose of this study to determine the skills and changes in student behavior subsequent to learning the technique . This study uses classroom action research design .The results showed an increase in the average value of prasiklus speaking skills to the first cycle of 7.3 % , the first cycle to the second cycle of 8.4 % , and from the second cycle prasiklus to an increase of 16.3 % . Improved speaking skills are also accompanied by changes in negative behavior into positive behavior . In the second cycle , students who previously were less enthusiastic towards learning to talk to enthusiastic , excited and interested in learning after attending a talk with voiceover technique . This is evident from the enthusiastic attitude of the students in the learning process to follow because the media used in the form of animated films .
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK SULIH SUARA DAN ANALISIS KESALAHAN BAHASA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SRIWULAN 1 KEC. SAYUNG KAB. DEMAK Bintoro, Adeng Fatah
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 1 No 1 (2013): Piwulang: Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/piwulang jawa.v1i1.2401

Abstract

Berbicara sesuai unggah-ungguh berbahasa Jawa yang baik dan benar menjadi salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa kelas V SD Negeri Sriwulan 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Namun, nilai pencapaian kompetensi dasar tersebut masih terbilang rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan dan perubahan perilaku belajar siswa setelah dilakukannya pembelajaran dengan teknik tersebut. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas.Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai rata-rata keterampilan berbicara dari prasiklus ke siklus I sebesar 7,3%, siklus I ke siklus II sebesar 8,4%, dan dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,3%. Peningkatan keterampilan berbicara juga diikuti dengan perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II, siswa yang sebelumnya kurang antusias terhadap pembelajaran berbicara menjadi antusias, senang dan tertarik setelah mengikuti pembelajaran berbicara dengan teknik sulih suara. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran karena media yang digunakan berupa film animasi. Speaking accordance good ungguh ungguh Javanese and right to be one of the must-have skills fifth grade students of SD Negeri 1 District Sayung Sriwulan Demak regency . However , the value of the basic competency achievement is still low . The purpose of this study to determine the skills and changes in student behavior subsequent to learning the technique . This study uses classroom action research design .The results showed an increase in the average value of prasiklus speaking skills to the first cycle of 7.3 % , the first cycle to the second cycle of 8.4 % , and from the second cycle prasiklus to an increase of 16.3 % . Improved speaking skills are also accompanied by changes in negative behavior into positive behavior . In the second cycle , students who previously were less enthusiastic towards learning to talk to enthusiastic , excited and interested in learning after attending a talk with voiceover technique . This is evident from the enthusiastic attitude of the students in the learning process to follow because the media used in the form of animated films .
KESALAHAN BERBAHASA PADA SOAL-SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN BAHASA JAWA SD NEGERI SE-KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2012/2013 Tritantining, Ana Meilisa
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.946 KB) | DOI: 10.15294/piwulang jawa.v1i1.2421

Abstract

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Jawa pada soal-soal ulangan akhir semester gasal SD Negeri se-Kabupaten Pati tahun ajaran 2012/2013 ditinjau dari tataran-tataran linguistik. Berkaitan dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan mendeskripsi bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Jawa yang terdapat pada soal-soal ulangan akhir semester gasal SD Negeri se-Kabupaten Pati tahun ajaran 2012/2013 ditinjau dari tataran-tataran linguistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kesalahan berbahasa (pendekatan teoritis) dan pendekatan kualitatif deskriptif (pendekatan metodologis). Sumber data penelitian yang digunakan yaitu naskah soal-soal ulangan akhir semester gasal mata pelajaran bahasa Jawa SD Negeri se-Kabupaten Pati tahun ajaran 2012/2013.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Jawa pada soal-soal ulangan akhir semester gasal SD Negeri se-Kabupaten Pati tahun ajaran 2012/2013 terdapat pada tataran linguistik fonologi, morfologi, sintaksis (frasa, klausa, kalimat), dan semantik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, saran yang bisa diberikan yaitu bagi guru maupun tim penyusun soal agar lebih memperhatikan kaidah kebahasaan dalam penyusunan soal. Selain itu, hendaknya ada penelitian lainnya mengenai penelitian kesalahan berbahasa Jawa pada soal-soal ulangan akhir semester (UAS) dengan sudut pandang yang berbeda oleh peneliti. The problem studied in this research is what forms the Javanese language guilt issues final replay odd semester Elementary School as Pati academic year 2012/2013 in terms of the level - linguistic level . In connection with the issue , this study aims to decrypt the forms contained errors in the Java language questions odd semester final replay Elementary School as Pati academic year 2012/2013 in terms of the level - linguistic level . This study uses language error analysis approach ( theoretical approach ) and qualitative descriptive approach ( methodological approach ) . Sources of data used in this study is the script issues final replay odd semester subjects Javanese primary school as Pati academic year 2012/2013 .Results of this study indicate that the fault forms the Java language questions odd semester final replay Elementary School as Pati academic year 2012/2013 are at the level of linguistic phonology , morphology , syntax ( phrases , clauses , sentences ) , and semantics . Based on these results , the advice that can be given to teachers as well as the drafting team to be more concerned about the rules of language in a matter of preparation . In addition , there should be more research on the Java language error research questions replications end of the semester ( UAS ) with a different point of view by the researchers .
KESALAHAN BERBAHASA PADA SOAL-SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN BAHASA JAWA SD NEGERI SE-KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2012/2013 Tritantining, Ana Meilisa
Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 1 No 1 (2013): Piwulang: Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/piwulang jawa.v1i1.2421

Abstract

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Jawa pada soal-soal ulangan akhir semester gasal SD Negeri se-Kabupaten Pati tahun ajaran 2012/2013 ditinjau dari tataran-tataran linguistik. Berkaitan dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan mendeskripsi bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Jawa yang terdapat pada soal-soal ulangan akhir semester gasal SD Negeri se-Kabupaten Pati tahun ajaran 2012/2013 ditinjau dari tataran-tataran linguistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kesalahan berbahasa (pendekatan teoritis) dan pendekatan kualitatif deskriptif (pendekatan metodologis). Sumber data penelitian yang digunakan yaitu naskah soal-soal ulangan akhir semester gasal mata pelajaran bahasa Jawa SD Negeri se-Kabupaten Pati tahun ajaran 2012/2013.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Jawa pada soal-soal ulangan akhir semester gasal SD Negeri se-Kabupaten Pati tahun ajaran 2012/2013 terdapat pada tataran linguistik fonologi, morfologi, sintaksis (frasa, klausa, kalimat), dan semantik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, saran yang bisa diberikan yaitu bagi guru maupun tim penyusun soal agar lebih memperhatikan kaidah kebahasaan dalam penyusunan soal. Selain itu, hendaknya ada penelitian lainnya mengenai penelitian kesalahan berbahasa Jawa pada soal-soal ulangan akhir semester (UAS) dengan sudut pandang yang berbeda oleh peneliti. The problem studied in this research is what forms the Javanese language guilt issues final replay odd semester Elementary School as Pati academic year 2012/2013 in terms of the level - linguistic level . In connection with the issue , this study aims to decrypt the forms contained errors in the Java language questions odd semester final replay Elementary School as Pati academic year 2012/2013 in terms of the level - linguistic level . This study uses language error analysis approach ( theoretical approach ) and qualitative descriptive approach ( methodological approach ) . Sources of data used in this study is the script issues final replay odd semester subjects Javanese primary school as Pati academic year 2012/2013 .Results of this study indicate that the fault forms the Java language questions odd semester final replay Elementary School as Pati academic year 2012/2013 are at the level of linguistic phonology , morphology , syntax ( phrases , clauses , sentences ) , and semantics . Based on these results , the advice that can be given to teachers as well as the drafting team to be more concerned about the rules of language in a matter of preparation . In addition , there should be more research on the Java language error research questions replications end of the semester ( UAS ) with a different point of view by the researchers .

Page 1 of 22 | Total Record : 214


Filter by Year

2013 2022