cover
Contact Name
karim abdullah
Contact Email
karim.abdullah@yahoo.com
Phone
+6281513332575
Journal Mail Official
karim.abdullah@yahoo.com
Editorial Address
http://ejournal.kemenperin.go.id/tegi/about/editorialTeam
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Majalah Tegi
ISSN : 20856067     EISSN : 26568411     DOI : -
Majalah Teknologi Agroindustri (TEGI) adalah Jurnal Ilmiah yang diterbitkan sebanyak 2 kali dalam satu tahun oleh Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung. Majalah TEGI memiliki tujuan untuk menyebarluaskan hasil riset yang telah dilakukan oleh para peneliti, perekayasa, akademisi maupun mahasiswa terkait bidang agroindustri.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2017)" : 5 Documents clear
STUDI TEKNIK SENSOR NIRKABLE UNTUK SENSOR INDUSTRI ANALOG MENGGUNAKAN PROTOCOL WIFI Ali Jaya; Zulfa Zulfa
Majalah TEGI Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.121 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v9i1.3290

Abstract

Dalam aplikasi industri, sensor tradisional masih banyak menggunakan output analog. Beragam keluaran seperti ampere, voltage atau resistant membuat sensor membutuhkan beberapa perangkat untuk membuat sensor pintar. Untuk menjembatani teknologi antara sensor tradisional yang terpasang dengan sensor pintar maka dilakukan             penelitian ini, penelitian ini akan membahas sensor dengan keluaran tegangan, dan modifikasi keluaran dari arus ke tegangan. Sensor kabel industri sesuai standar ini menggunakan 4-20 mA sebagai output analog. Dengan menggunakan WiFi, output analog akan ditransfer ke PC, laptop, PDA atau Smartphone tanpa kabel berbasis embedded web server. Data keluaran analog dari sensor akan dikonversi menggunakan microcontroler dan selanjutnya akan ditransfer ke prosesor berbasis linux di dalam board yang memiliki kemampuan WiFi. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana membangun protokol komunikasi sensor industri yang menggunakan sensor suhu dan kelembaban dengan menerapkan WiFi. Sehingga, teknologi ini bisa diaplikasikan pada sensor industri apapun, tidak hanya untuk standar ANSI / ISA-50.1
Studi Awal Penggunaan Nanoselulosa Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kertas Edwin Sijabat
Majalah TEGI Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.347 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v9i1.3338

Abstract

Penelitian ini merupakan studi awal penggunaan nanoselulosa sebagai campuran bahan baku baru dalam pembuatan kertas. Nanoselulosa diperoleh dari hasil fermentasi air kelapa dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum yang menghasilkan nanoselulosa bakteri yang biasa dikenal dengan nata de coco. Selain dari air kelapa, nanoselulosa juga dapat diperoleh dari kulit pisang (nata de banana), air kedelai (nata de soya), kulit nenas (nata de pineapple), lidah buaya (nata de aloevera),dll. Penulis memilih nata de coco karena telah banyak diproduksi dan sudah dikenal oleh masyarakat. Nanoselulosa ini dicampurkan dengan Leaf Bleach Kraft Pulp (LBKP) dan dibuat menjadi handsheet.  Berikutnya diuji sifat fisik dan sifat optiknya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penambahan nanoselulosa tersebut. Nanoselulosa yang digunakan bervariasi dengan dosis 0% (blank), 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%, 17,5%, 20%, 22,5%, 25%, 27,5%,  30% terhadap berat kering handsheet. Secara umum, dari penelitian ini diperoleh bahwa nanoselulosa dapat dijadikan sebagai campuran bahan baku dalam pembuatan kertas. Kertas yang dihasilkan memiliki kekuatan fisik yang baik. Nilai porositas yang sangat rendah, indeks tarik yang optimal senilai 51,97 pada komposisi nanoselulosa 30% dan indeks sobek yang optimal senilai 64,64 pada komposisi nanoselulosa 15%. Namun untuk penyerapan dinilai kurang baik karena hasil uji klemm absorption turun hingga 5mm/min pada komposisi nanoselulosa 30%, dan drop test semakin naik hingga 197,81 detik pada komposisi nanoselulosa 30%. Selain itu sifat optik juga kurang baik terutama dari segi warna. Handsheet yang dihasilkan cenderung kekuningan. Nilai L*a*b menunjukkan perubahan bahwa warna semakin kuning dan kurang terang. Nilai L turun hingga 89,87 pada komposisi nanoselulosa 30%, dan nilai b yang naik hingga 6,37 pada komposisi nanoselulosa 30%. Whiteness juga mengalami penurunan hingga 45,67 pada komposisi nanoselulosa 30%, brightness juga turun hingga 69,05 pada komposisi nanoselulosa 30%. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya di bidang nanoselulosa agar ditemukan bahan baku baru selain dari tumbuhan yang dapat digunakan dalam pembuatan kertas
PEMODELAN HARGA DAN PRODUKSI UBI KAYU MENGGUNAKAN MODEL VEKTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) Devi Oktiani
Majalah TEGI Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.501 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v9i1.3343

Abstract

Salah satu permasalahan industri tapioka adalah kekurangan pasokan bahan baku. Hal ini merupakan salah satu penyebab harga tapioka Indonesia sulit bersaing dengan tapioka dari negara lain. Makalah ini memberikan gambaran tentang kecenderungan harga ubi kayu. Pemodelan seacara regresi linear menggunakan Vector Autoregressive (VAR) model digunakan untuk menggambarkan harga ubi kayu sebagai fungsi dari jumlah pasokan ubi kayu. Model yang didapatkan berupa VAR model pada first difference.  
Harmonisasi Standar AMDK menurut SNI dan Standar Internasional Sri Agustini , M.Si
Majalah TEGI Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.824 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v9i1.3206

Abstract

The harmonization on the National Standard for bottled  drinking water for mineral water (SNI 3553:2015) and demineral water (SNI 6241:2015) against the regulatory requirements set by Minister of healt regulation number 492/2010 and International Bottled Water Association (IBWA,2015), and WHO guidelines for drinking water quality has been done. The objective was to identify the harmonisation among requirements and standard specification which apllied on the bottled drinking  water. There were 2 distinc differentiation identified. There is different mandatory parameter between Minister regulation and SNI. The SNI  is more stringent and protected than  standard required by Minister regulation for microbial contaminant. The Minister regulation and IBWA requires Total coliform and E. coli must not be detectable in any 100 ml sample of drinking water, while SNI has set Total coliform, Total Plate count and  Pseudomonas aeruginosa as requirement. Test result for the samples taken during surveillance showed that all of 8 samples which were sent to 3 different laboratories did not detected for Total coliform. Instead of E. coli, SNI requires Pseudomonas aeruginosa and Total plate count as mandatory requirement. Both SNI for mineral water, demineral water and Minister regulation have the same chemical requirements for those which have health concern, but for some parameter SNI more stringent than Minister regulation. SNI has not required hardness, aluminium and zinc those are mandotory parameter according to Minister regulation and IBWA. SNI has reqiured desinfection by product which were secondary parameter according to minister of health regulation, IBWA and WHO. No differentiation for physical properties identified between Minister regulation and SNI. Keywords: Bottled drinking water, SNI, Ministry of health regulation 492/2010, IBWA code of practice, WHO guidelines.
KAJIAN POTENSI TEPUNG NABATI DAN HEWANI DI PROPINSI LAMPUNG Nanti Musita
Majalah TEGI Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.614 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v9i1.3270

Abstract

Tepung industri merupakan tepung yang banyak digunakan pada baik sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan pelengkap, baik berupa tepung alami maupun yang sudah mengalami modifikasi. Pengkajian potensi tepung industri berasal dari sumber nabati (beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sukun, pisang, dan durian) dan hewani (ikan dan telur) yang terdapat di Lampung menjadi topik tulisan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan baku yang berpotensi sebagai sumber pati adalah ubi kayu, jagung, kentang, sukun, beras dan ubi jalar. Bahan baku yang berpotensi sebagai sumber pati adalah ubi kayu, jagung, kentang, sukun, beras dan ubi jalar; yang berpotensi sebagai sumber serat pangan adalah kentang, beras, sukun, durian, dan papaya; yang berpotensi sebagai sumber proteini adalah ikan, telur, kentang, dan jagung; dan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kegiatan usaha IKM tepung industri adalah ubi jalar, pisang,  kopi, ikan, dan pepaya.

Page 1 of 1 | Total Record : 5