cover
Contact Name
Pantjar Simatupang
Contact Email
jae.psekp@gmail.com
Phone
+62251-8333964
Journal Mail Official
jae.psekp@gmail.com
Editorial Address
Lt. III Gedung A. Kawasan Inovasi Pertanian Cimanggu Jl. Tentara Pelajar No. 3B, Kota Bogor 16111
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Agro Ekonomi
ISSN : 02169053     EISSN : 25411527     DOI : http://dx.doi.org/10.21082/
Core Subject : Agriculture,
Ruang lingkup dari Jurnal Agro Ekonomi adalah sosial ekonomi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi" : 5 Documents clear
Conjecturing Production, Imports and Consumption of Horticulture in Indonesia In 2050: A GAMS Simulation Through Changes in Yields Induced by Climate Change Hutabarat, Budiman; Setiyanto, Adi; Kustiari, Reni; Sulser, Timothy B.
Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3746.414 KB) | DOI: 10.21082/jae.v30n1.2012.1-23

Abstract

IndonesianPetunjuk perubahan iklim yang cepat saat ini telah diamati dan dibukukan secara meluas. Semua perubahan ini secara pasti akan menyebabkan kemerosotan jumlah dan mutu lahan, air, dan iklim mikro di tempat di pertumbuhan tanaman hortikultura. Selanjutnya, dapat diprakirakan produktivitas lahan dan hortikultura akan menurun. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh yang dipicu perubahan ini pada produksi, impor, dan konsumsi produk hortikultura. Penelitian ini menggunakan pendekatan model keseimbangan parsial pasar-jamak dalam kerangka simulasi. Semua hasil-hasil simulasi IFPRI memprakirakan bahwa produktivitas kelompok buah (pisang dan jeruk) dan sayuran (cabai dan bawang merah) meningkat dibandingkan keadaan baseline. Demikian pula, apabila perbandingan dilakukan terhadap hasil skenario tidak terjadi perubahan iklim (NoCC), kesimpulan yang berbeda akan diperoleh. Pada tahun 2050, model ini memberikan petunjuk yang berlainan dengan hasil literatur dan hipotesis yang menyatakan bahwa produksi, impor, dan konsumsi terhadap hortikultura akan menurun. Sebaliknya model mengantisipasi bahwa produksi pisang, jeruk, cabai, dan bawang akan meningkat di perdesaan Jawa dan Luar-Jawa. Namun, hasil-hasil ini harus ditafsirkan secara hati-hati berhubung kesulitan penarikan kesimpulan atas pengaruh perubahan iklim terhadap komoditas hortikultura yang berlaku secara umum, karena komoditas hortikultura jumlahnya beribu-ribu dengan sifat masing-masing yang khas. Untuk itu kajian dan penelitian yang intensif dan menyeluruh sangat diperlukan karena perubahan iklim bukanlah fenomena jangka pendek seumur tanaman, tetapi bersifat jangka panjang. Dalam kaitannya dengan indikator perdagangan, simulasi memberikan hasil yang sama bahwa impor pisang, jeruk, cabai, dan bawang akan meningkat, tetapi impor kedua komoditas terakhir tidak besar. Skenario CSIRO_A1b, CSIRO_B1, dan MIROC_A1b memproyeksikan konsumsi nasional agregat pisang, jeruk, cabai, dan bawang  akan menurun dengan perubahan iklim, tetapi meningkat menurut Skenario MIROC_B1 . Namun, terlihat ada perbedaan konsumsi komoditas-komoditas ini antarwilayah. Konsumsi rumah tangga di Jawa menurun pada 2050, penurunan ini akan sangat terasa pada keluarga miskin di Jawa. Sementara itu, konsumsi semua kelompok rumah tangga di Luar Jawa meningkat, kecuali menurut Skenario MIROC_A1b dan Skenario CSIRO_B1, di mana konsumsi keluarga miskin di Luar Jawa menurun. Makalah menyarankan agar penelitian perakitan kultivar yang dapat menyesuaikan diri dan tahan kekeringan dan juga teknik-teknik penghematan air yang sesuai untuk tanaman hortikultura atau penggunaan air secara efisien perlu ditingkatkan. Teknologi-teknologi semacam ini sangat dibutuhkan saat ini. Cara-cara penyebarluasan atau pengkomunikasian kultivar-kultivar dan teknologi-teknologi di atas ke pihak petani kecil juga perlu digali lagi agar mereka dapat memanfaatkannya. EnglishIndication of Earth’s changing climate with rapid pace currently present time has been observed and extensively documented. All these changes will undoubtedly lead to deterioration in quantity and quality of land, water, and micro-climate where the horticultural crops are grown. Subsequently, it can be anticipated that land and horticultural productivity will be depreciated. The purpose of this paper is to investigate the impact of this induced change in these horticultural crops on the production, imports, and consumption of these crops. This study adapts a multimarket model of partial equilibrium analysis to a simulation framework. All scenarios adopted by the IFPRI study predict that the yields of fruit crop group (bananas and oranges) and vegetables (chilies and shallots) would increase compared to the baseline scenarios. But by making comparison to no climate change (NoCC) scenario after simulating it from the baseline, mixed conclusions are obtained. For 2050, the model anticipates increases in the production of bananas, oranges, shallot, and chilies by rural households in Java and Off-Java. These findings have to be interpreted cautiously, because it is extremely difficult to make a general conclusion about the impact of climate change on horticulture for the fact that horticulture consists of thousands of crops, of which each of them has unique characteristics. More intensive and comprehensive studies are still required because climate change is not a short-term phenomenon of crop-cycle. In regard to net trade indicators, this study foresees that bananas, oranges, chilies and onions imports would grow but the rate of growth of chilies’ and onions’ imports are not significant. National consumption of bananas, oranges, chilies and shallot are projected to fall under Scenarios CSIRO_B1 and MIROC_A1b but it increases under Scenario MIROC_B1. However, there would be disparities in consumption of bananas, oranges, chilies and shallot among regions. Java households will experience decreases in consumption in 2050, whereas Java–poor households would suffer the most. On the other hand almost all types of Off-Java households will enjoy a positive rate of consumption changes, with the exception being the results of Scenario MIROC_A1b and Scenario CSIRO_B1 for Off-Java–poor households, which indicate a decrease in consumption. This paper recommends that more researches on assembling cultivars adaptable or tolerable to drought as well as appropriate technologies to conserve water for horticultural crops and to use the limited amount of water efficiently  are in high demand today. Best means to disseminate or communicate these cultivars and technologies to smallholding horticultural-farmers ought to be explored.
Analisis Pengaruh Faktor Ketersediaan, Akses, dan Penyerapan Pangan Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Surplus Pangan: Pendekatan Partial Least Square Path Modeling Akhmad Mun’im
Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.533 KB) | DOI: 10.21082/jae.v30n1.2012.41-58

Abstract

EnglishFood security does not depend on food availability only, but also on access and utilization of food. It indicates that even though Indonesia is one of the food-surplus countries, it doesn’t guarantee that Indonesian people have a good food security since they still have to deal with access and utilization aspects. Using data from Social and Economic Survey 2007 (Susenas 2007) by Badan Pusat Statistik and results of National Basic Health Research 2007 (Riskesdas 2007) by Ministry of Health, this research aims to identify influencing factors of food availability, access, and utilization on food security in food-surplus regencies in Indonesia at 2007. This research uses Partial Least Square Path Modeling (PLS-PM) as an analytical tool and applies a bootstrapping approach in statistical testing. Analysis results show that availability of food factor insignificantly influence food security in food-surplus regencies. Food access and absorption significantly affect food security. Each score of food access factor increases by 100 percent, the food security core will increase by 58.3 percent. An increase of 100 percent in score of food utilization factor, food security will increase by 31.9 percent. IndonesianKetahanan pangan tidak hanya bergantung kepada ketersediaan pangan saja, tetapi juga akses dan penyerapan pangan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia merupakan negara yang tahan pangan yang ditunjukkan oleh ketersediaan pangan yang baik, namun tidak menjamin penduduk Indonesia menjadi tahan pangan karena masih harus melihat aspek akses dan penyerapan pangannya. Menggunakan data Survei Sosial Ekonomi 2007 (SUSENAS 2007) BPS, serta hasil dari Riset  Kesehatan Dasar 2007 (Riskesdas 2007) Kementerian Kesehatan, penelitian ini ingin mengetahui pengaruh dari faktor ketersediaan, akses, serta penyerapan pangan terhadap ketahanan pangan di kabupaten surplus pangan di Indonesia tahun 2007. Penelitian ini menggunakan alat analisis Partial Least Square Path Modeling (PLS-PM) dan menggunakan pendekatan bootstrapping dalam pengujian statistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor ketersediaan pangan tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap ketahanan pangan di kabupaten surplus pangan. Sedangkan faktor akses serta penyerapan pangan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ketahanan pengan di kabupaten surplus pangan pada tahun 2007. Setiap peningkatan 100 persen skor faktor akses pangan akan meningkatkan skor faktor ketahanan pangan sebesar 58,3 persen. Setiap peningkatan 100 persen skor faktor penyerapan pangan akan meningkatkan skor faktor ketahanan pangan sebesar 31,9 persen.
Peningkatan Kinerja Petani Sekitar Hutan dalam Penerapan Sistem Agroforestri di Pegunungan Kendeng Pati nFN Sumarlan; nFN Sumardjo; Prabowo Tjitropranoto; Darwis S. Gani
Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v30n1.2012.25-39

Abstract

EnglishCritical land areas increase over time due to mismanagement. One of attempts to overcome this problem is through agroforestry system application. It is urgent to improve the farmers’ performance in managing agroforestry sustainability on degraded land areas. Objectives of the research are: (1) To analyze the farmers’ performance, its impacts on agroforestry system sustainability, and its influencing factors; (2) To identify appropriate strategies for extension activities to improve the farmers’ performance. This study is an explanatory research taking 400 respondents as the sample and the unit of the analysis is the household heads. Data are analyzed using descriptive statistics and SEM (Structural Equation Modeling). Results of the study are as follows: (i) the farmers’ performance in Kendeng Mountains is relatively low indicated by low income level; limited types of food diversity; and absence of business network in the agroforestry system; but.the farmers ‘motivation to apply the agroforestry system is relatively strong. (ii) agroforestry extension strategy should consider the farmers’ motivation, job opportunities, capabilities, and characteristics.IndonesianLuas lahan kritis di Pulau Jawa semakin bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena kesalahan dalam pengelolaan lahan. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut dengan menerapkan sistem agroforestri. Untuk itu peningkatan kinerja petani dalam penerapan agroforestri perlu dilakukan. Penelitian ini ditujukan untuk (1) menganalisis tingkat kinerja petani dan dampaknya terhadap keberlanjutan sistem agroforestri serta faktor-faktor penentu tingkat kinerja; serta (2) mengidentifikasi strategi penyuluhan yang tepat guna meningkatkan kinerja petani dalam penerapan sistem agroforestri pada lahan kritis. Penelitian ini menggunakan pendekatan structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petani Pegunungan Kendeng dalam penerapan agroforestri masih rendah. Indikator utamanya adalah pendapatan usahatani, keragaman jenis pangan yang diproduksi, dan jejaring bisnis agroforestri yang masih sangat terbatas. Meskipun demikian, motivasi petani untuk menerapkan agroforestri cukup kuat. Dari penelitian ini juga diperoleh kesimpulan bahwa basis perumusan strategi penyuluhan untuk meningkatkan kinerja petani dalam penerapan agroforestri di lokasi penelitian adalah motivasi, kesempatan, kemampuan, dan karakteristik petani.
Predicting Technology Adoption in Paddy (Rice) Cultivation at Sukoharjo and Wonokarto Village of Sekampung Subdistrict in East District of Lampung Province, Indonesia Muhammad Ibnu; Budiman Hutabarat
Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v30n1.2012.59-79

Abstract

IndonesianPengenalan banyak teknologi baru selama ini telah semakin kurang berhasil, sebagaimana ditunjukkan oleh tingkat adopsinya yang rendah. Proses pengenalan teknologi baru padi sampai petani berkeinginan untuk mengadopsinya memang bukanlah hal mudah. Tujuan makalah ini adalah menganalisi faktor-faktor yang menjadi penggerak niat petani untuk mengadopsi teknologi baru dalam budidaya padi dengan mempertimbangkan efek simultan dari peubah-peubah terukur dan variabel peubah-peubah laten yang mempengaruhi niat petani. Penelitian ini mengintegrasikan technology acceptance model (TAM) dan theory of planned behavior (TPB) untuk memprakirakan penerimaan teknologi petani melalui pengukuran niat dan kemampuan menjelaskan maksud mereka dalam hal sikap, persepsi kemudahan penggunaan, penggunaan, pengalaman masa lalu, persepsi pengaruh perilaku, dan peubah-peubah yang saling berhubungan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa peubah persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, dan pengalaman masa lalu petani secara positif mempengaruhi sikap petani terhadap adopsi teknologi baru. Selain itu, hasil analisi juga menunjukkan bahwa peubah sikap persepsi yang mengendalian perilaku, persepsi keguanaan, kondisi fasilitas pendukung dan persepsi risiko secara positif mempengaruhi niat petani dalam mengadopsi teknologi. EnglishThe introduction of many new technologies has come up with limited success, as indicated by the low of observed rates of adoption. Furthermore, the process of   introduction until paddy farmers have willingness to adopt this new technology is not always easy. The objective of this paper is to analyze factors that drive farmers’ intention to adopt a new technology in paddy cultivation, by taking into account simultaneous effects of measured and latent variables influencing the intention. This study uses integrated technology acceptance model (TAM) and theory of planned behavior (TPB) for predicting farmers’ technology acceptance by measuring their intentions, and the ability to explain their intentions in terms of their attitudes, perceived ease of use, perceived usefulness, past experience, perceived behavioral control, and interrelated variables.  Results of this paper reveal that attitude, perceived behavioral control, perceived usefulness, resource facilitating conditions and perceived risks positively engender the intention of agricultural technology adoption.
Analisis Daya Saing Manggis Indonesia di Pasar Dunia (Studi Kasus di Sumatera Barat) Reni Kustiari; Helena J. Purba; nFN Hermanto
Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v30n1.2012.81-107

Abstract

EnglishThe study aims to analyze Indonesian mangosteen export performance and its competiveness. Primary data were collected from the mangosteen production center in Bukit Barisan District, Limapuluh Kota Regency, West Sumatera Barat Province, on July 2011. The respondents consisted of farmers, traders, exporters and stakeholders. Secondary data were gathered from CBS and UN. A Constant Market Shares (CMS) analysis of period 2000-2009 was utilized to identify Indonesian export performance, while competitiveness was measured using Policy Analysis Matrix (PAM). The results show that the competitiveness of Indonesian mangosteen in the world market tends to decline indicated by the decrease of market share in several export markets. The competitiveness analysis shows that mangosteen farms in West Sumatra have both comparative and competitive advantages. To increase mangostene export performance, Indonesia should find the market with the growth rate higher than that of world demand and improve on-farm technology to produce better quality of mangosteen.   IndonesianPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja ekspor manggis Indonesia di tatanan pasar internasional dan daya saing komoditas manggis. Data primer untuk studi kasus dikumpulkan dari daerah sentra produksi manggis di Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, pada bulan Juli 2011. Responden penelitian terdiri dari petani, pedagang, eksportir, dan instansi terkait. Disamping itu, untuk analisis CMS digunakan data sekunder yang bersumber dari BPS dan UN. Untuk menganalisis kinerja manggis Indonesia di pasar dunia digunakan analisis Constant Market Share (CMS) untuk periode 2000-2009. Sementara untuk mengukur daya saing dilakukan dengan Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing manggis Indonesia di pasar internasional cenderung menurun. Hal ini diindikasikan oleh penurunan pangsa ekspor Indonesia di beberapa pasar tujuan ekspor. Hasil analisis PAM menunjukkan bahwa usahatani manggis di Sumatera Barat memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Untuk meningkatkan kinerja ekspor manggis Indonesia diperlukan upaya pencarian pasar dengan volume permintaan impor yang besar dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan permintaan dunia, serta memperbaiki pengelolaan usahatani manggis agar dapat dihasilkan buah manggis dengan kualitas yang lebih baik.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Agro Ekonomi: IN PRESS Vol 39, No 1 (2021): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 1 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 1 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 1 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 2 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 1 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 2 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 1 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 2 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 2 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 1 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 1 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 1 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 1 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 2 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 1 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 2 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 1 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 2 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 1 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 2 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 1 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 2 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 1 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 2 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 1 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 16, No 1-2 (1997): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 2 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 1 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 2 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 1 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 2 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 1 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 2 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 1 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 2 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 1 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 10, No 1-2 (1991): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 2 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 1 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 2 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 1 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 2 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 1 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 6, No 1-2 (1987): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 2 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 1 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 2 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 1 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 2 (1984): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 1 (1983): Jurnal Agro Ekonomi Vol 2, No 1 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 1 (1981): Jurnal Agro Ekonomi More Issue